webnovel

Heliene : Mother Of Harem

Dulu, Rosa selalu membanggakan sahabatnya. Dulu, Rosa selalu membela sahabatnya, Rosa selalu percaya pada sahabatnya, Rosa selalu mendukung semua keputusan sahabatnya. Tetapi, itu semua dulu. Semenjak Rosa tau bahwa sahabatnya berselingkuh dengan suaminya, Rosa mulai membenci sahabatnya. --- Valeria tau bahwa hidupnya tak pernah berjalan mulus. Mulai dari masalah keluarga, sekolah, sahabat hingga cinta. Valeria tak pernah bertanya siapa ayah kandungnya, Valeria tak pernah ingin tau mengapa teman-teman sekolahnya membencinya. Valeria tak ingin mengecewakan sahabatnya. Valeria juga tak ingin menghancurkan cintanya. Tetapi, semenjak ia mengetahui kebenaran dalam hidupnya, Valeria mulai membenci semuanya.

Samira_Delove · Teen
Not enough ratings
5 Chs

Kejutan

Bandar Udara Internasional Seokarno-Hatta

Seorang perempuan yang mengenakan stylist ternama dengan kacamata hitam yang ia kenakan menambah kesan elegant pada dirinya. Perempuan itu menyeret kopernya dan keluar dari Bandara. Ia melepas kacamatanya dan menggantungkan kacamatanya ke bajunya. Ia menengadahkan kepalanya. Sinar matahari yang menyilaukan menerpa kulit putihnya.

Renata, gadis itu menatap ke arah langit kota Jakarta yang telah lama ia tinggalkan. Renata menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Ia mencari-cari orang yang seharusnya menjemputnya dan mengantarnya ke Hotel.

Seorang pria yang berpakaian rapi mendekati Renata.

"Nona Renata" panggil pria itu.

Renata menatap seorang pria yang jauh lebih muda darinya yang sedang berdiri di samping kanannya.

"Ya benar" kata Renata.

"Perkenalkan nona, saya Bastian. Saya yang akan mengantar nona ke Hotel. Mari saya bantu membawa koper anda."

"Ah baiklah, terimakasih"

Pria itu lalu mengambil alih koper Renata untuk ia bawa. Pria itu berjalan terlebih dahulu dan menyuruh Renata untuk mengikutinya dari belakang. Renata mengikuti pria itu ke tempat dimana mobil yang akan membawanya ke Hotel di parkir.

Dalam perjalanan ke Hotel, Renata menatap pada jalanan yang sudah sangat lama tak ia lalui. Tak ada yang berubah dari kota kelahirannya. Semuanya masih sama seperti lima tahun lalu.

Saat sampai di Hotel, Renata lansung mengurusi Check in dan lansung menuju ke kamarnya. Renata menjatuhkan tubuhnya ke Kasur empuk yang ada di kamarnya. Renata menatap kearah jendela besar yang berada di sisi kanannya. Ia bisa melihat gedung-gedung tinggi yang berjejer di samping gedung Hotelnya.

"Selamat datang di kota kelahiranmu, Renata."

Setelahnya Renata memejamkan matanya, membiarkan dirinya mengistirahatkan diri dan jatuh tertidur.

***

Langit malam menghiasi kota Jakarta. Renata keluar dari bathroom dengan mengenakan kimono putih yang memang sudah disediakan oleh pihak hotel. Renata melihat jam di ponselnya. Sudah jam 8 malam. Renata berniat pergi ke Mall untuk membeli dress baru yang akan ia kenakan di hari pernikahan Rossa.

Ngomong-ngomong tentang Rossa, ia belum mengabari temannya itu bahwa ia sudah berada di Jakarta sekarang. Ia sengaja tak memberitahukan Rossa akan kepulangannya. Ia ingin memberikan kejutan pada temannya itu. Pernikahan Rossa akan diadakan 2 hari lagi di salah satu hotel bintang 5.

Renata telah siap dengan penampilannya. Ia hanya membawa dompet dan ponsel yang ia taruh di tas kecil yang ia pakai. Renata keluar dari Hotel dan lansung memesan taxi untuk pergi ke Mall. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, Renata sampai disalah satu Mall besar di Jakarta.

Renata turun dari taxi dan ia memasuki Mall tersebut. Ia melihat ke sekeliling Mall tersebut. Mall yang sangat besar dan juga tidak buruk untuk dijadikan tempat hangout. Renata menuju ke lantai 4 dimana ia akan membeli dress untuk menghadiri pernikahan Rossa.

Renata memasuki salah satu toko ternama dan mulai memilih-milih dress yang cocok untuknya. Saat ia tengah memilih beberapa dress yang ada, seorang wanita menghampiri Renata.

"Renata?" panggil wanita itu

Mendengar namanya disebut, Renata berbalik dan mendapati seorang wanita yang tak ia kenal berdiri dihadapannya.

"Iya?" Tanya Renata

"Benar kau Renata. Aku Putri, kau masih ingat padaku? Aku teman Ares."

Renata mengernyitkan dahinya, mengingat-ngingat wanita yang ada dihadapannya. Lalu dirinya teringat oleh seorang perempuan yang dulu selalu menjadi orang ketiga antara dirinya dan Ares, mantan pacarnya. Ah, ia tak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat ingin ia lupakan.

"Aahh, ya aku ingat" kata Renata

"Kudengar kau tinggal di Jepang setelah lulus. Bagaimana kabarmu? Ah, lalu sedang apa kau disini?" Tanya Putri

"Ah iya, aku tinggal di Jepang dan melanjutkan karirku disana. Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Aku kembali hanya sebentar, untuk menghadiri pernikahan Rossa."

"Ah, teman sejatimu itu? Kudengar juga dia akan menikah. Jadi kau pulang untuk mengahdiri pernikahan temanmu ya."

"Ya begitulah.,"

"Aku tak menyangka Rossa akan menikah dengannya. Kupikir dia masih bersamamu." Rossa mengernyit bingung.

"Maksudmu?" Putri menatap Renata lekat. Ia mengangkat alisnya sebelah lalu setelahnya ia tersenyum kecil.

"Jadi kau tak tau?" Tanya Putri

"Apa yang tidak ku ketahui?" Tanya balik Renata.

"Kurasa aku tidak mempunyai hak untuk mengatakan ini padamu. Jadi, datang saja ke pernikahan Rossa, dank au akan mengerti maksud dari perkataanku." Putri tersenyum ke arah Renata.

"Kalau begitu, sampai jumpa di hari pernikahan Rossa. Senang bisa bertemu denganmu kembali."

Setelahnya, Putri meninggalkan Renata yang masih kebingungan dengan perkataan Putri. Tetapi, Renata memilih untuk mengabaikan perkataan Putri. Ia tak ingin memikirkan maksud dari Putri, karena ia juga merasa hal itu tidak penting untuk ia pikirkan.

Renata kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi. Setelah beberapa menit ia menghabiskan untuk memilih-milih baju yang cocok untuknya, Renata akhirnya membeli salah satu dress sederhana berwarna peach yang menurutnya sangat lucu jika ia memakainya. Setelah membayar belanjaannya, Reanta lansung keluar dari Mall dan lansung kembali ke Hotel. Ia akan makan malam di Hotel saja untuk hari ini. Karena ia juga masih lelah dengan perjalanan kemarin malam.

***

Hari ini adalah hari pernikahan Rossa. Renata sudah siap-siap dari pagi hari. Acaranya akan dimulai jam 10. Sekarang masih jam setengah 9, Renata masih memiliki waktu untuk sarapan sebentar, hanya untuk mengganjal perutnya.

Sedangkan Rossa, saat ini dia tengah berada di kamar hotel yang di sewa untuk dijadikan tempat riasnya. Di ruangan itu ada beberapa perias yang tengah sibuk melakukan pekerjaan mereka. Rossa duduk di depan meja rias. Ia memejamkan matanya dan membiarkan perias-perias itu mendandani dirinya.

Setelah dirasa telah selesai, Rossa membuka matanya dan melihat pantulan dirinya sendiri di kaca. Ia tersenyum melihat hasil riasannya yang bagus. Dia juga berterima kasih kepada para penata rias yang telah merias dirinya.

Setelah berdandan, Rossa berganti baju. Ia akan mengenakan kebaya putih yang sangat indah. Di bagian belakang kebaya itu menampilkan punggung mulus Rossa. Terlihat sederhana, tetapi juga elegant. Ia memang tidak salah memilih kebaya sama persis seperti milik ibunya dulu. Setelah berganti baju, Rossa lalu turn kebawah menuju tempat pernikahannya.

***

Renata turun dari taxi yang ia kendarai. Ia menatap gedung hotel yang mewah di hadapannya. Ia memasuki hotel itu dan menuju ke Ballroom Hotel itu. Di pintu masuk, terdapat beberapa penjaga yang memeriksa barang-barang yang di bawa oleh para tamu. Acara akan dimulai sejam lagi, tetapi Ballroom sudah ramai penuh dengan para tamu-tamu undangan.

Renata memberikan tas kecilnya untuk diperiksa. Setelah melewati pemeriksaan, Renata memasuki Ballroom itu. Saat berada di dalam Ballroom, Renata tak sengaja menangkap sosok laki-laki paruh baya yang dikenalnya.

Renata mendekati laki-laki yang tengah sibuk berbicara dengan para tamu. Setelah berada di dekat laki-laki itu, Renata menyapanya.

"Ayah." Panggil Renata

Laki-laki itu menoleh dan mendapati Renata yang tengah tersenyum manis ke arahnya. Seketika laki-laki itu terkejut bercampur senang.

"Renata, anakku." Laki-laki itu yang diketahui dalah ayah Rossa, lansung memeluk Renata. Teman kecil Rossa yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

Renata membalas pelukan orang yang ia panggil ayah itu. Betapa rindunya Renata pada sosok ini. Ia juga tak kalah eratnya memeluk sang ayah. Setelahnya, mereka melepaskan pelukan mereka.

"Anak nakal. Bagaimana bisa kau tak menghubungi ayahmu ini selama 5 tahun kebelakang. Kau sudah tak menyayangiku lagi ya?" cerca ayahnya.

"Maafkan aku ayah, aku begitu sibuk dengan pekerjaanku hingga lupa untuk mengabarimu. Aku sungguh tidak bermaksud untuk melupakan ayah. Aku bersumpah bahwa aku masih menyayangi ayah, sampai kapanpun itu." Jawab Renata.

"Ayah tau itu." Sang ayah menciumi wajah Renata, memebrikan afeksi kasih sayang yang tak pernah ia hilangkan untuk Renata.

Renata merasa sangat bahagia bertemu dengan ayah temannya yang juga ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Rasanya ia ingin menangis. Di dunia ini, ia hanya memiliki Rossa dan ayahnya sebagai keluarganya. Orangtua kandungnya sudah meninggal dunia 5 tahun lalu.

"Jangan menangis, riasanmu bisa luntur nanti. Aku tak ingin melihat anak kesayanganku jelek di hari bahagia saudaranya." Kata sang ayah

Renata tersenyum merespon perkataan ayahnya. "Ini tidak akan luntur, karena ini waterproof ayah."

"Ya ya baiklah. Kau sudah bertemu dengan Rossa? Dia baru saja turun, sekarang dia ada di ruangan sebelah. Kau temuilah dia. Dari kemarin ia selalu uring-uringan karena kau tak memberinya kabar sama sekali."

"Baiklah ayah. Kalau begitu aku akan menemui Rossa dulu."

Renata pergi dari hadapan ayahnya. Ia berjalan menuju ke ruangan dimana temannya berada. Saat ia ingin memasuki ruangan tersebut, dirinya menghentikan langkahnya. Matanya terpaku pada sebuah foto yang mana memperlihatkan Rossa bersama seorang laki-laki yang sangat ia kenal. Seketika dirinya merasa kosong setelah melihat foto itu. Foto 2 orang yang begitu ia kenal. Rossa dan Ares.

Ya, Rossa dan mantan pacarnya, Ares. Ia tak menyangka bahwa Rossa akan menikah dengan Ares. Laki-laki yang dulu ia cintai. Laki-laki yang dulu pernah menjadi bagian dari kebahagiaannya.Laki-laki yang dulu ia tinggalkan. Laki-laki yang sampai saat ini, masih mengejar dirinya.

"Renata"

Suara itu. Suara yang sangat ia ingat sampai sekarang. Renata menoleh dan mendapati Ares dengan jas hitamnya, serta setangkai mawar putih yang berada di saku jasnya. Ia menatap laki-laki yang telah ia tinggalkan selama 5 tahun ini. Ia tak tau harus bereaksi bagaimana. Ia tentu sja terkejut dengan ini semua. Seketika ia mengingat perkataan Putri dua hari lalu. Apakah ini yang dia maksudkan?

"My Ruby,"

Benar. Ia mengerti sekarang. Ornag yang Putri maksudkan adalah Ares.