1 Siswa Baru

   Bumi kini sudah semakin maju, bahkan planet merah(mars) sudah memiliki koloni manusia, meski jumlahnya tidak mencapai 5 juta, tapi mereka yang tinggal di mars akan berusaha melestarikan mars sepeti bumi agar layak di huni, berbagai tanaman juga tumbuhan mereka berhasil menanam nya di tanah subur milik mars, disana bahkan sudah memiliki sebuah kota yang ditutup sebuah kubah kaca raksasa, teknologi di kota tersebut sangatlah maju, hampir menyaingi teknologi di bumi.

  Dan kota Amsbrough akan menjadi ibu kota dari  salah satu negara yang juga akan berdiri di sana, Kota seluas 661,5km² itu menjadi kota pertama yang berdiri di mars, rencananya akan dibuat banyak kota kota besar yang akan berdiri menyusul Amsbrough, di luar kubah kaca itu sudah berdiri banyak pepohonan yang membuat mars sedikit memiliki corak hijau dalam hidupnya.

   Dengan tinggi gedung pertama 783 meter, gedung kedua 692 meter, dan gedung ketiga 734 meter, jalan layang menghubungkan mereka dan membuat mereka menjadi pusat dari Amsbrough, gedung tiga bersaudara itu dinamai gedung Avielle, sesuai dengan nama arsiteknya, yaitu John Avielle.

   Di dalam kubah kaca itu manusia dapat menghirup oksigen yang diproduksi oleh sebuah mesin yang dapat mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. apel, jeruk, anggur, dan buah buahan lainnya dapat dinikmati di sana, dan juga beberapa tanaman sayuran seperti tomat, lobak, cabai, dan kacang panjang.

   Hidup di kota Amsbrough serasa menjadi generasi pertama yang menghuni mars.

   Ratusan tahun berlalu, Kota kota besar telah berdiri, Amsbrough menjadi kota tertua dari mereka, di sana sudah berdiri 31 kota yang hampir mengisi seluruh permukaan mars, kubah kaca raksasa yang dulu mereka pasang di setiap kota kini sudah tiada, mars hampir sepenuhnya mirip seperti bumi, kawah terbesar di tata Surya kini telah menjadi lautan, bahkan warna merah mars kini didampingi hijaunya pepohonan, bagi penduduk bumi hidup di planet mars adalah hal yang menarik, namun juga sebaliknya, penduduk mars menganggap tinggal di planet pertama yang manusia huni jauh lebih menarik.

   Beberapa kota membuat organisasi yang berguna untuk saling berbagi, bekerja sama dalam berbagai bidang seperti kebutuhan sumber daya, dan lainnya, upaya itu dibangun persis seperti di bumi, namun sekarang bumi jauh lebih maju dari mars, bahkan di bumi sudah ditemukan unsur kimia baru yang dapat diubah menjadi air.

   Kehidupan manusia sekarang ini menjawab banyaknya pertanyaan dari berbagai ilmuan pendahulu, dan di masa ini para ilmuan sangat sangat bangga dengan apa yang mereka capai, namun bukan berarti itu akan membuat manusia merasa cukup dengan hidup seperti ini, karena masih banyak hal hal yang ingin mereka penuhi di masa depan.

  Sebuah evolusi dari skateboard menjadi minat banyak mahasiswa untuk bepergian, juga sebuah evolusi baru sepatu yang dibuat lebih berat agar mempermudah aktivitas manusia di mars dengan gravitasi yang lebih lemah dari bumi.

   Fordein city

25 Oktober 2937

   Dengan membawa tas ranselnya, Dave yang berumur 16 tahun tengah asik mendengar musik di telinganya menggunakan headset sembari menaiki skatebot yang bergerak menggunakan tolakan magnet dari jalanan, saking lalainya Dave keluar dari jalur skatebot yang membuat skate bot miliknya turun ke tanah dan membuatnya jatuh, karena gravitasi di mars yang lemah, jadi hal seperti itu tidaklah menyakitkan bagi penduduk mars, memang tidak menyakitkan, tapi wajah Dave kini memerah karena dia tak sadar kalau dia terjatuh menabrak seorang perempuan yang sedikit lebih muda darinya.

   "Maaf, maafkan aku, aku yang salah" ucap Dave yang berusaha meminta maaf agar perempuan itu tidak marah

   Namun perempuan itu hanya tersenyum dan tidak berkata apapun, Dave segera membantunya mengumpulkan isi tas nya yang jatuh, Dave juga tidak sengaja melihat kartu pengenal high school yang sama dengan miliknya.

   "Oh, apa kamu juga dari sekolah ini?" Tanya Dave sembari membaca sebuah nama di tanda pengenal itu

   "Namamu Mely?, Nama yang bagus, perkenalkan, aku Dave" Dave mengulurkan tangannya

   Namun kali ini perempuan itu benar benar tidak bicara sepatah kata pun, dia lagi lagi hanya tersenyum.

   Dave merasa bingung, namun ia dikejutkan hologram monitor jam tangan miliknya yang tiba tiba muncul tepat di depan wajahnya, hologram yang berwarna biru itu menunjukan sebuah jam dan sebuah suara komputer muncul "tuan, kau hampir terlambat ke sekolah", lalu seketika setelah suara itu muncul, layar hologram kembali masuk ke dalam jam tangan Dave.

   "Oh, baiklah aku sudah terlambat, sekali lagi maafkan aku tentang kejadian tadi, dah..... Aku harus buru buru" ucap Dave sembari pergi meninggalkan perempuan itu, dan hanya direspon dengan lambaian tangan dan juga tak lupa senyum manis perempuan itu.

   Dave meneruskan tujuannya ke sekolah, dengan tergesa gesa Dave mempercepat kecepatan skatebot nya, saat hampir sampai, Dave hampir saja menabrak sebuah pembatas, Dave segera pergi masuk ke dalam gedung sekolah, dia pergi ke lokernya untuk menaruh skatebot miliknya, dan langsung pergi ke lantai 2 untuk langsung masuk ke dalam kelas, untung saja Dave datang sebelum seorang guru masuk ke kelas, di dalam kelas sudah banyak para siswa yang sedang menunggu guru, Dave menghampiri sebuah tempat duduk miliknya yang berada di tengah.

   Tak lama kemuadian seorang guru perempuan masuk dengan seorang perempuan yang bertemu Dave tadi di jalan.

   "Selamat pagi semuanya, hari ini kelas kita kedatangan murid baru" ucap guru perempuan itu

   "Hai semuanya, namaku Melynda Mulgmide, aku berasal dari bumi"

   Seketika hampir seisi kelas kaget

   "Ya, Melynda datang dari bumi, dia pindah ke planet kita karena keluarga nya memutuskan akan menetap disini untuk waktu yang lama, jadi ibu harap kalian dapat berteman baik dengan Melynda, baiklah... Mely, kamu boleh duduk di bangku yang kosong"

   Mely menghpiri sebuah bangku yang kosong di depan

   "Silahkan buka buku kalian, hari ini ibu akan memberi materi sejarah"

   Terlihat Mely yang kebingungan karena tidak membawa satu buku pun, dia hanya membawa sebuah tab yang ia keluarkan dari tas miliknya.

   "Hey..... Kenapa kau tidak membawa buku?" Bisik teman semeja Mely

  "Di bumi kami sekolah menggunakan tab"

   "Kalau begitu, disini kau harus terbiasa menulis dengan pensil di buku, karena sekolah kami menginginkan muridnya tidak melupakan cara menulis, ini, gunakan buku miliku, oh iya, namaku Hera"

   "Terimakasih Hera, tapi aku tidak terbiasa menulis, aku sepertinya tidak bisa..."

   "Kenapa?.... Ada masalah?" Tanya ibu guru pada Mely dan Hera yang belum juga menulis

   "Ini bu..... Mely belum tau cara menulis"

   "Mely?, Apa benar yang dikatakan Hera?"

   "I-iya.... Aku tidak terbiasa menulis, di sekolahku dulu, aku disuruh belajar menggunakan tab"

   "Tidak apa apa, kalau begitu kamu bisa mengetik dan menyimpan materi yang akan ibu berikan, dan... Hera, apa kamu bisa mengajarkan Mely menulis ?"

   "Maaf Mel, tapi aku selalu sibuk dengan kegiatanku"

   "Kalau begitu..... Apa ada yang ingin mengajarkan Mely menulis?"

   Dave tanpa segan mengangkat tangannya,

   "Dave?, Kamu ingin mengajarkan Mely menulis?"

   "Eee, ya, kami juga pernah bertemu sebelumnya"

   "Bagus kalau begitu, karna ibu harap Minggu depan ujian tertulis akan tetap menjadi ujian tertulis"

   Mely melirik ke belakang, dia melihat Dave yang juga dari tadi sedang memperhatikannya, Mely kemudia tersenyum, itu membuat Dave sedikit malu dan memalingkan tatapannya ke papan tulis.

  

avataravatar