1 1 - Prolog

7 Tahun yang lalu

Aera berlari menuju kursi taman tanpa menyembunyikan air matanya yang bercucuran. Ia tak peduli dengan tatapan penasaran siswa lainnya, yang ia butuhkan hanya pergi ke taman itu karena sepi untuk menenangkan diri.

Pria jahat. Bagaimana bisa ada manusia seperti itu hidup di dunia ini! Bagaimana bisa dia melakukan ini padaku!

Dia terlihat baik kepada semua orang, ia selalu tersenyum kepada siapapun bahkan ia tidak pernah untuk tidak tersenyum kepada Aera. Meskipun hanya bertatapan satu detik, ia pasti sempat untuk tersenyum. Bagaimana pria yang ramah itu bisa menjadi iblis dalam sekejap? Aera menghapus air matanya dengan dasi yang telah berubah fungsi menjadi tissu. Ia sangat percaya bahwa Sungjin adalah satu dari sekian banyaknya orang paling baik di dunia ini. Namun pria yang dikaguminya itu ternyata hanya seorang iblis yang berkedok malaikat.

"Dasar iblis!!!"

Aera berteriak sambil melepaskan kekesalannya. Teriakannya pun didengar oleh orang yang ada disekitar taman itu. Aera tidak peduli dengan hal itu hingga ia berteriak berkali-kali. Mengingat betapa kasarnya ucapan Sungjin padanya tadi membuat air mata Aera kembali menetes.

"Memang apa bagusnya menjadi lelaki tampan bak malaikat tapi memiliki kelakuan seperti iblis?"

++++++++++

Beberapa saat sebelumnya.....

Aera baru saja akan pulang ke rumah, namun tiba-tiba ia teringat pertunjukan bulanan yang biasa diadakan osis. Acara ini memiliki konsep seperti busking, pertunjukan jalanan atau tampil di tempat-tempat umum secara gratis. Siapapun bisa menikmati pertunjukan itu. Untuk bulan ini Tim Osis menyiapkan penampilan Band pilihan sekolah dimana salah satu band yang akan tampil adalah D-Day. Sungjin menjadi vokalis sekaligus gitaris di band itu.

Pihak sekolah juga menyetujui ide ini dan membantu dalam penyiapan lokasi. Mereka menyulap lapangan kecil yang ada disamping sekolah menjadi area busking. Panitia acara hanya perlu membawa peralatan menuju lokasi. Bukan hanya keuntungan untuk band yang tampil, siswa yang memiliki jiwa bisnis juga bisa menyalurkan bakat dan ide mereka dengan berjualan dilokasi itu.

Tentu saja Aera tidak ingin ketinggalan acara itu, ia bergegas merapikan bukunya dan berlari menuju area busking. Tampak D-Day sedang bersiap untuk tampil. Ada 5 member termasuk Sungjin sedang memainkan secara acak alat musik mereka. Meskipun hanya permainan acak, musik mereka tetap terdengar merdu.

Jae memainkan melodi gitarnya lalu Sungjin mulai menyanyikan bait pertama dengan suara serak yang terdengar sangat seksi. Seperti itulah kebanyakan penilaian dari perempuan yang mendengar Sungjin bernyanyi. Suara yang seksi.

Baby, it's okay

From now on

I'll always be here for you (for you)

Sungjin menyanyikan lagu itu sambil tersenyum. Lagi, pria itu menatap Aera bahkan tersenyum padanya. Bagaimana bisa Aera tidak salah paham dengannya. Senyuman manis dengan kuncian kontak mata, siapa yang bisa menghindar dari serangan seperti itu. Jantungnya berdebar sangat kencang saat Sungjin bernyanyi sambil menatapnya (lagi). Dari semua arah, Sungjin menatap Aera yang bahkan berdiri disamping kiri, tempat yang tidak biasanya diperhatikan oleh penyanyi.

Setelah D-Day tampil dengan 3 lagu berturut-turut akhirnya mereka bergantian dengan band lain. Aera yang melihat Sungjin telah turun dari panggung segera berlari mencoba menyusul Sungjin sambil merogoh isi tasnya dan mengeluarkan sekotak coklat yang ia beli di mini market sebelum menuju ke area busking.

"Sungjin" Aera berteriak memanggil Sungjin. Karena mereka seangkatan dan memang saling mengenal hingga pernah berada dalam kelas yang sama beberapa kali, Aera menganggap Sungjin mungkin telah mengenali dirinya.

Sungjin yang mendengar seseorang memanggil namanya otomatis menoleh sambil memutar badannya mencari tau sumber suara. Ia melihat gadis berkaca mata sedang berlari menghampirinya.

"Aku membeli ini untukmu" Sambil mengatur nafasnya, Aera menyerahkan sekotak coklat yang ia beli tadi.

Percobaan pertama memang tidak akan selalu berjalan sesuai dengan harapan. Sungjin hanya menatap kotak coklat itu dan menaikkan satu alisnya. Ia menatap kotak coklat bergantian dengan menatap Aera yang berdiri didepannya. Aera tidak menyerah begitu saja.

"Kkau.. kau tidak menyukai coklat?" ucap Aera masih dalam posisi menyodorkan cokelat. Ia bingung karena Sungjin hanya melihat tanpa berusaha mencoba untuk menerima coklatnya. Padahal coklat itu harganya juga tidak murah.

"Aku tidak menyukai makanan manis karena akan berpengaruh pada suaraku" Nada bicara Sungjin terdengar sangat dingin. Harusnya Sungjin yang ia kagumi adalah orang yang ramah dan memiliki nada suara yang hangat.

Aera tidak menyerah, ia tetap menyodorkan cokelat itu. "Kalau begitu kau bisa membaginya dengan member yang lain"

"Kau tidak mendengar apa yang aku katakan barusan?" Sungjin mulai meninggikan nada suaranya. Ia mulai kesal dan meninggalkan Aera yang masih berdiri dengan pose yang sama sejak tadi. Pose sedang menyodorkan sekotak coklat.

Tidak ingin peluangnya memberikan cokelat menghilang, Aera kembali mengejar Sungjin dan berhenti didepannya.

"Aku melihatmu bernyanyi sambil tersenyum padaku. Terimakasih untuk hal itu dan ini salah satu bentuk dari ucapan terimakasihku. Terimalah, kau bisa membaginya dengan yang lain" Aera sungguh-sungguh dengan ucapannya karena semenjak ia pindah ke sekolah ini, belum ada satu orang pun yang benar-benar tersenyum tulus padanya seperti Sungjin.

Aera hampir tidak memiliki teman disekolah karena ia terlalu pemalu untuk bergabung dengan yang lainnya. Jadinya, Aera hanya menghabiskan waktunya di perpustakaan dan menikmati waktu sendirian di atap sekolah. Kehidupan sekolahnya menjadi sedikit berwarna semenjak Sungjin sering tersenyum padanya saat mereka berpapasan.

"Kau tuli atau tidak mengerti Bahasa Korea?" Sungjin bertanya dengan wajah kesal. Ia sudah tidak tahan lagi dengan omong kosong gadis didepannya ini. "Aku sudah mengatakan berkali-kali kalau aku tidak menyukai makanan manis!" Sungjin mengambil cokelat yang dipegang Aera lalu melemparkan ke tempat sampah. Bayangkan saja pose pemain basket yang sedang mencoba mencetak tiga angka dari tengah lapangan. Lumayan jauh dan perlu membidik dengan tepat.

"Masuk!!!" Teriak Jae yang berdiri tidak jauh dari tempat sampah. Jae juga gitaris di band yang sama dengan Sungjin. Mendengar Teriakan Jae, Sungjin merespon dengan tawa yang terdengar seperti dibuat-buat. Palsu

"Jangan pernah lagi memberikan makanan manis padaku." Ucap Sungjin kesal "Dan satu lagi, aku tersenyum bukan hanya padamu jadi kau tidak perlu salah paham denganku karena sebagai orang yang terkenal, tentu saja aku harus selalu menebarkan senyuman kapanpun dan dimanapun itu"

Aera tidak pernah membayangkan sama sekali kalau Sungjin akan melemparkan cokelatnya dan ia lebih terkejut lagi mendengar apa yang diucapkan Sungjin padanya. Ternyata ia tidak ada bedanya dengan orang-orang sombong yang menikmati popularitas hanya karena terkenal menjadi anak band membuat ia besar kepala seperti itu. Aera melepaskan tas nya lalu berlari lagi ke arah Sungjin dan memukul kepala Sungjin dengan tasnya.

Bukkk!! Bunyi buku yang membentur kepala seseorang terdengar sangat jelas. Sungjin berteriak hingga semua orang yang ada di area busking melihat ke arah mereka.

"Ya!!!!! Apa kau sudah gila?" Sungjin berteriak sambil mengusap kepalanya "Kau baru saja memukulku dengan batu? Dasar perempuan kurang ajar!!!"

"Kau pikir menjadi terkenal adalah segalanya? Sia-sia sekali hidupku mengagumi orang sepertimu!"

Aera tidak peduli lagi dengan orang-orang, ia bahkan tidak peduli dengan Sungjin yang menatapnya terkejut sambil mengusap kepalanya. Ia sangat ingin membalas perlakuan Aera padanya tapi ia urungkan. Tidak mungkin ia akan membuat dirinya sendiri menjadi lebih rendah karena memukul perempuan.

avataravatar
Next chapter