1 Vara Anindya

Namaku Vara,umurku 25tahun.Aku lahir di kota Manado dan kini tinggal di Jakarta bersama keluargaku. Sudah sejak lama Ayah dan Ibuku memintaku untuk segera menikah,namun aku menolak dengan alasan belum siap.

Adik perempuanku yang hanya terpaut dua tahun denganku,sudah menikah dari tahun lalu. Itulah yang membuat Ibu dan Ayah cemas padaku,takut aku dikira tidak laku.

Lanjut cerita,aku sudah bekerja disebuah pabrik konfeksi besar. Kebetulan,bisa jahit baju dan dapat gaji lumayan besar disana.

Aku itu punya hobi ngehalu,terutama kalau lagi nonton sinetron kesukaanku. Wajahku gak jelek-jelek amatlah,masih bisa jadi artis papa tulis terkenal. Haha..Maaf bukan artis papan tulis,tapi artis papan atas.

Aku ngefans banget sama seorang artis cowok,kita panggil saja dia Aditya Alvero. Artis tampan dengan wajah mirip artis Korea,bikin aku kelepek-kelepek kalau nonton sinetron tentang dia. Aku punya banyak poster dia dikamarku,dari yang dia ketawa,nangis sampe yang lagi tanpa ekspresi. Tanpa ekspresi kak bukan tanpa busana ya..

Saking ngefansnya sama dia,aku berkali-kali nyari cowok cakepnya yang mirip kaya dia. Bener-bener fans kalap deh kayanya. Tapi itulah aku,aku benar-benar mau kalau suatu saat punya pasangan yang tampannya kaya dia. Ga mau tahu.!!Pokoknya yang gantengnya kaya dia.

Beberapa hari yang lalu Nina teman kerjaku, mengajakku main kerumahnya,maksa banget malah. Emang punya apa sih?Sampai tarik-tarik tangan gitu?Ini tanganku nanti lepas kalau nariknya kasar gitu.

"Udah,pokonya ikut aja!" kata Nina sambil masuk naik ketaxi online yang dipesannya.

"Ada apaan?Aku mau pulang ah,jangan main culik-culik gini. Aku beneran takut loh!" kataku. Bukannya berpikir dengan ucapanku,dia malah nyengir.

"Udah ikut aja,ntar kamu pasti kaget kalau udah tahu." senyum Nina.

Ada hal yang janggal yang aku pikirkan saat itu,aku mau dijual kali ya!Haha..Mata Nina masih menatap penuh misteri. Apa sih yang lagi dia rencanakan?Itu yang terus-menerus membayangi otakku.

Sampai didepan rumah besar itu,Nina turun. Aku bener-bener gak nyangka rumah Nina besar dan sebagus ini.

"Ayo masuk.." tawar Nina,aku hanya mengikuti Nina dari belakang.

Terlihat dua laki-laki sedang asyik ngobrol diruang tamu. Yang satu aku mengenalnya, namanya Fais kakak laki-laki Nina. Tapi yang satu lagi menghadap kearah Fais,jadi wajahnya gak keliatan.

"Kak.." suara Nina membuat dua laki-laki itu menoleh kearah kami.

Ah..Kaya dapet undian 200 juta,saat lihat laki-laki yang ada disamping Bang Fais. Itu loh Raditya Alvero,artis tampan yang bikin aku tergila-gila padanya. Aku gak bisa mengendalikan diri,langsung masuk tanpa izin kerumah Nina. Mendatangi artis tampan itu sambil mengucak-ngucak mata. Ini beneran apa aku lagi ngehalu? Masih coba menepuk-nepuk pipiku yang kerasa sakit. Pria tampan itu tertawa menatap diriku dan tingkahku yang diluar nalar manusia.

"Hei,sudah..Jangan dipukul-pukul terus pipinya,memangnya gak sakit?" aku benar-benar hafal suaranya,itu memang suara Raditya Alvero .

"Kamu? Artis ya? Raditya Alvero?" masih gelagapan gak tahu tuh,kenapa bibirku jadi ikut tegang lihat dia. Dia tersenyum, menatapku sambil mengusap rambutnya dengan gaya keren. Seketika jantungku berdebar kencang gak karuan,aduh..gak tahu bakal begini. Tahu mau ketemu dia,aku kan bisa latihan ngomong dulu.

"Panggil saja aku Ditya." suara manis itupun keluar lagi dari bibirnya.

"Kak Ditya ini teman Kak Fais. Mereka suka ngobrol kalau lagi break syuting,kebetulan Kakakku yang jadi Editor disana." kata Nina menjelaskan.

Ya ampun..Kenapa kok gak ingat,padahal Nina sering cerita hal itu padaku. Kalau Kak Fais kerja di dunia perfilman. Emang dasar aku orang yang gak pokus,apalagi kalau lagi diajak curhat. Haha..

"Sini duduk,memangnya gak pegel berdiri terus?" suara handsome itu benar-benar membuatku gak bisa mikir.

"Iya.." cuma kata-kata itu yang terucap dibibirku.

Sebenernya pengen banget aku peluk dia,terus teriak ditelinga dia. Kenapa sih kamu jadi manusia kok ganteng-ganteng amat. Gak kasian sama yang tampangnya pas-pasan, bagi dikit napa buat mereka!!Haha..

"Kak Fais inget gak temanku ini?Dia ngefans banget sama Kak Ditya,makanya aku ajak dia kesini." tawa Nina.

Nina itu wajahnya cantik kulitnya putih rambut nya ikal,punya lesung pipi diwajahnya. Berkali-kali Nina menatap ekspresi norakku didepan Ditya.

"Kamu mengidolakan aku?Jadi Geer nih diidolakan sama cewek cantik kaya kamu." senyum Ditya yang manis banget,ampe aku meleleh menatap senyumnya. Apalagi dengar dia bilang gitu,aku kaya mau pingsan tahu.

"Iya..Aku ngefans banget sama kak Ditya,

kak Ditya gak keberatan kan?" suaraku agak pelan,malu sama yang disebelah udah cengengesan ngetawain aku.

"Lah,kok nanyanya gitu?Artis tanpa fans,gak akan jadi artis. Semakin banyak fans semakin tinggi nilai popularitasnya." suara Kak Fais ikut nimbrung.

Aduh,pengen rasanya ku tarik Kak Ditya,biar bisa ngobrol berdua dengannya. Tanpa ada orang ketiga dan keempat kaya sekarang ini.

"Iya bener Fais,tanpa fans ya aku gak bisa jadi artis kan!" tawanya yang benar-benar garing kaya kerupuk baru digoreng.

"Kak,aku boleh minta foto berdua gak?" kataku sambil senyum malu-malu mau.

Entah dapet energi dan kekuatan dari mana sampe berani ngomong gitu. Tapi aku pikir,ini hal yang gak akan terjadi dua kali seumur hidup. Iya gak sih!Lagian urat maluku sudah putus dari awal ketemu artis ganteng ini.

"Boleh.." kata Ditya sambil memegang kamera ponselku. Mengambil beberapa pose bersamaku dengan senyum manis khas Ditya.

Aih, lihat tuh..Kak Fais ngetawain aku abis-abisan, emang kalau kaya gini aku norak banget ya?Kak Fais sih gak punya artis idola jadi gak tahu rasanya jadi aku.

"Sudah Ra?" kata Kak Fais.

"Memang kamu gak mau peluk atau cium idola kamu,mumpung dia ada disini." tawa menggoda Kak Fais lagi.

Aku mana berani kaya gitu Kak,nanti saja kalau Tuhan menghendaki aku jadi jodoh dia. Amin..Amin..Amin..

"Ah,Kak Fais aku malu!Sudah cukup,aku punya foto bareng sama idolaku." kataku menatap Kak Fais yang masih senyum-senyum.

"Ngapain harus malu!Aku juga suka lihat orang-orang begitu kalau ketemu artis idolanya." sambung Nina.

Aih, kenapa nih Ade sama Kakak bener-bener ngedukung banget. Apa dia gak tahu tanganku udah basah kuyup karena nahan malu. Sudah cukup ah,nanti aku kena serangan jantung kalau benaran dipeluk Ditya.

Udah lumayan lama aku ngobrol-ngobrol sama mereka sampai aku memutuskan untuk pulang. Padahal pengen nginep tapi Nina gak nawarin sih!!

Aku pamit pulang,naik taksi online yang sudah kupesan sebelumnya. Hatiku berbunga-bunga kaya dapet undian besar. Aku naik kedalam taksi,lalu kembali membuka foto-foto berdua dengan Ditya. Ini kaya mimpi, rasanya benar-benar gak percaya bisa ketemu artis idola. Semoga bisa ketemu lagi sama Ditya,malah berharap banget Ditya jadi jodohku. Haha..Gak apalah ngehayal dikit!

avataravatar