webnovel

Have A Sticky Boyfriend. BL

Su Yu berengkarnasi menjadi Su Yu yang lain. selama 2 tahun ia habiskan tampa ada arti dalam hidup membuat ia bosan. tapi 2 tahun berlalu pada musim panas pesan cinta datang dari lokernya? Siapakah ini? Su Yu tidak pernah menerima surat cinta seperti ini? Dia tidak tahu untuk siapa surat ini dan siapa pengirimnya? Hanya ada puisi aneh di dalamnya. ( ̄へ ̄) Di atap sekolah : Gong : "Jadilah kekasih ku.." Su Yu : "Hah?" Gong : "Aku menyukaimu.. jadilah pacarku Su Yu" Su Yu : Aku ingin bertanya pada dunia. Aku siapa? dimana aku? apa yang harus ku lakukan? ??? Author : Milk_berry. Bukan copas/penerjemah. Hasil asli dari inspirasi penulis sendiri. Cover : Wang (ingat nama depan belakang lupa| kalau gak salah model, sembarang ngambil di pinterst) & Yang yang (aktor action film The King avatar sebagai protagonis dewa Qiu games Glory ah.. Ada juga animenya)

Milk_berry · LGBT+
Not enough ratings
9 Chs

4. Mitra ketua dan wakil.

Guru kelas : "Baiklah.. Ketua kelas adalah Su Yu dan wakil ketua kelas adalah Xi Yan, seketaris..."

Guru kelas : "Ketua kelas dan wakil kelas saya meminta anda untuk mengisi ini dan mengirimnya 3 hari kemudian"

Guru kelas menyerahkan setumpuk kertas putih di atas meja.

Guru kelas : "Ini pekerjaan pertama kalian sebagai mitra. Berkerja samalah dengan bagus dan cepat, saya harap kalian dapat menyelesaikannya"

Suyu dan Xi Yan mengangguk bersama, mereka berdiskusi memutuskan untuk mengisi formulir yang di beri guru kelas untuk mereka mengerjakannya di perpustakaan.

Mereka tidak perlu mengenalkan identitas karna nama mereka sudah di sebutkan di depan tadi (kelas) jadi mereka mengerjakannya di perpustakaan di siang hari.

...

Di perpustakaan tampak hanya ada dua anak muda duduk saling berhadapan mengerjakan sesuatu di selembar kertas.

Ya, itu Su Yu dan Xi Yan. Mereka tidak saling kenal tapi mereka berusaha untuk berkerja sama dengan baik.

Suyu tampak tidak berkerja keras sama sekali tapi karna dia sudah biasa dengan semua ini di masa lalunya jadi dia mengerjakannya dengan santai dan terkadang berdiskusi sedikit dengan orang yang ada di depannya.

Suyu tidak pernah melihatnya dengan jelas tetapi dia selalu berkerja dengannya. Begitu pula dengan Xi Yan karna Suyu tidak membuat suasana cangung, malah  menjadi santai membuat Xi Yan yang pertama kali berkerja sama dengan orang lain menjadi santai dan ini juga tidak di sadarinya.

Mereka berbicara seolah seperti ketua dan sekertris yang ramah.

Saking asiknya mereka tidak sadar hari sudah menjelang sore, karna ini baru masuk sekolah para siswa di beri kebebasan selama seminggu untuk berinteraksi di lingkunganya.

Xi Yan yang mendapatkan pesan dari sopirnya terkejut karna ini sudah menjelang malam.

Xi Yan melihat ke depan hanya mendapatkan pemandangan yang indah, seorang anak muda yang sedang fokus tetapi santai menulis di kertas putih.

Bulu mata terkulai lembut kebawah dan ke atas seperti ada waktu yang melambatkan pemandangan ini. Gerakan tangan ramping yang sedang menulis, bibir merah plum yang berbisik (membaca), serta pancaran aura di seklilingnya membuat orang lain terpesona.

Xi Yan pertama kalinya melihat seorang anak muda yang lebih tepatnya seorang pria dengan penampilan cantik ini membuat dia suka memandangnya, dia hanya sering melihat kecantikan dari seorang wanita meski enak di pandang tetapi itu tidak menarik.

Sekarang ketika melihat orang yang ada di depannya mau tak mau dia tetarik dengan kecantikan baru ini. Tetapi karna dia tetarik dengan aura kecantikan ini meski dia tahu bahwa pemuda itu tidak sengaja atau tidak tahu telah menyebarkan pesona di matanya membuat Xi Yan tidak menyukainya.

Pemandangan di depan sangan menarik tetapi tetap membuat Xi Yan tidak suka, dia tahu dia salah tetapi dia tidak suka tertarik dengan alasan kecantikan, dia membencinya.

Keesokan harinya, Suyu datang lebih awal di kelas karna dia lebih suka menyendiri dan tidak suka menunda waktu.

Xi Yan datang tepat waktu dan terkejut dengan kedatangan pemuda cantik itu, pemuda itu sangat serius sekarang di kursinya. Dia bertanya pada petugas perpustakaan dan ternyata sudah ada 3 jam lebih pemuda itu duduk di sana mengerjakan sesuatu.

Oke, Xi Yan kali ini tidak ikut mengerjakan karna dia sangat membenci kecantikan (mengingat masa lalu) jadi dia pergi dengan teman yang lain.

Suyu yang menyadari bahwa temannya tidak datang tepat waktu sudah membuatnya terbiasa, ini sering terjadi di masa lalu mau oramg itu terlambat atau tidak datang sama sekali dia sudah terbiasa. Jadi dari pada marah atau kesal dengan orang yang tidak berkompeten itu lebih baik Suyu menyelesaikan semuanya sendiri.

Itu lebih mudah meski dengan orang itu mudah tetapi sekarang melihat hal ini Suyu tidak mau berdebat dan malas berurusan dengan orang lain, jadi Suyu melanjutkan kerjaannya tampa mengeluh.

Waktu istirahat kedua. Su Yu merasa capek duduk terus selama 5 jam berturut-turut, jadi Suyu memutuskan untuk pindah ketempat lain karna di kursi perpustakaan begitu keras membuat punggungnya sakit.

Suyu pergi ke atap alasaannya adalah di atap tidak pernah sekali pun ada orang naik ke atap, itu karna punya cerita mistis jadi para siswa selalu menghindari tempat itu hanya ada Suyu yang tidak menghiraukannya.

Setelah duduk di lantai yang bersih dengan tumpukan kertas putih dan alat tulis. Suyu pergi ke kantin membeli makanan karna dia belum makan siang sama sekali, lupa bahwa dia belum makan atau lupa (malas).

Suyu hanya membeli roti dengan isian cokelat dan yogurt original fresh. Lalu dia kembali saat kembali, Suyu dapat melihat Xi Yan sedang berkumpul dengan yang lain di taman. Ini karna menuju atap harus melewati taman jadi dia tidak menduga dapat melihat Xi Yan bersama dengan temannya.

Suyu berhenti sebentar lalu dia terus maju berjalan dengan acuh tak acuh seakan hanya orang asing yang tidak dikenal (memang benar sih) dan memakan roti sambil berjalan, tidak ada rasa permusuhan atau pun dingin hanya ada rasa hampa di mata Suyu.

Ketika Suyu berjalan melewatinya, Xi Yan mendapati sosoknya dan sedikit terkejut melihat kecantikan itu. Xi Yan dapat menebak mungkin pemuda cantik itu merasa jengkel atau marah melihat dia bersenang-senang sedangkan dia mengerjakan tugas.

Entah kenapa Xi Yan merasa senang, tapi ketika Xi Yan melihat sulit Suyu yang melewatinya acuh tak acuh dan melihat dari sudut matanya ke mata Suyu dari samping. Xi Yan dapat melihat pemuda cantik itu tidak memiliki rasa benci, iri atau marah melainkan kekosongan dan sikap acuh tak acuh itu membuat hati Xi Yan gelisah.

Ini pertama kalinya Xi Yan merasa sedikit bersalah tapi dia tetap megabaikanya, siapa yang memilih dia menjadi wakil ketuanya? Dia tidak pernah mau memiliki jabatan seperti itu, itu merepotkan.

Jangan salahkan aku karna memilihku sangat merepotkan. Biarlah dia mengerjakannya selagi dia pintar dan tidak bersusah payah menghadapi ku.

Jadi selama itu, Xi Yan selalu lalai dalam tanggung jawabnya sebagai wakil kelas. Xi Yan mengabaikanya karna dia tidak pernah suka kecantikan dan Suyu tidak peduli yang penting tidak ada hambatan.

Pada hari terakhir istirahat pertama, Suyu mengantar berkas sendiri ke ruang guru dan kebetulan bertemu dengan Xi Yan sendiri di tangga, karna Suyu tidak mau repot berbicara dengannya apa pun itu jadi Suyu melewatinya dengan acuh tak acuh.

Xi Yan yang melihatnya dengan memegang berkas di bawah tangga terdiam sesat. Melihat pemuda cantik yang melewatinya dengan acuh tak acuh membuat dia merasa jengkel.

Xi Yan menarik lengan Suyu yang membuat Suyu terhuyung kebelakang beruntungnya belakang Suyu menabrak dinding (bersandar)  jadi dia tidak jatuh. Suyu terkejut dengan kejadian ini dan jantungnya sedikit berdebar beruntung tidak jatuh dari tangga karna orang ini menariknya.

Suyu menatapnya jengkel : "Kenapa kau menarik ku begitu? Itu berbahaya apa lagi di tangga menarik orang sembarangan"

Xi Yan tertegun dia juga tidak menyangka kenapa dia menarik pemuda ini. Dia juga gak suka dengan hal ini, menatap ekspresi jengkel dari pemuda cantik itu merasa muak.

Xi Yan : "Itu terserah aku.."

Suyu tidak percaya dia berkata seperti itu membuat dia mendengus kasar, orang ini ingin membuat dia berkelahi.

Suyu : "Jika terjadi kecelakan orang lain  yang akan rugi. Ada apa kau menarik ku?"

Xi Yan juga tidak tahu mau ngomong apa tapi melihat wajah cantiknya membuat dia semakin membencinya.

Xi Yan : "Apa sudah selesai?"

Suyu : "Sudah.."

Xi Yan : "..." tidak tahu mau ngomong apa.

Melihat Xi Yan terdiam dan tidak bertanya lagi Suyu melangkah pergi.

Suyu : "Kalau tidak ada yang di tanyakan maka aku pergi, jangan menarik ku lagi"

Xi Yan melihat sikap Suyu membuat dia marah, jadi Xi Yan menarik kerah belakang Suyu dengan keras sampai Suyu terhuyung kebelakang, kakinya tergelincir membuat dia jatuh di tangga, terluka di bagian belakang kepalanya dan kakinya tergelincir. Berkas di tangannya berhamburan di tanah.

Suyu terbaring di tangga dan pengelihatannya kabur. Beruntung Suyu tahan banting jadi dia tidak segera pingsan.

Xi Yan : "..Sangat lemah dan langsung terjatuh begitu saja tsk.."

Suyu yang sekilas mendengar apa yang di katakan anak itu membuat dia hampir meledak mengingat dia sedang di tanah. Suyu bangun, ketika hendak berdiri dia bisa merasakan rasa sakit di kaki kanannya jadi Suyu langsung menangkap pinggiran tangga.

Kepalanya pusing habis terbentur cukup keras, dia bertanya-tanya apakah anak ini punya dendam dengannya sampai membuat dia hampir cacat?!

Suyu dapat merasakan tatapan kebencian, ketidak sukaan yang tidak tahu kenapa menjadi seperti itu padahal baru dua hari yang lalu mengenal nama.

Suyu : "Apa yang mambuat mu begitu hah?! Kau membuat ku terluka!"

Xi Yan : "Aku bisa membayarnya-"

Suyu : "Tidak peduli apa kau bisa membayarnya atau apa, nyawa orang itu berharga! Apa yang kau lakukan jika aku mati, tak tahu kah apa konsekuensinya?"

Xi Yan berdiam di tempat tidak berbicara, melihat dia tidak berbicara Suyu megutuknya di hati, Suyu mengambil berkas berceceran.

Suyu bergumam : "Orang kaya tapi otak tak berguna!"

Xi Yan : "Kau-"

Suyu : "Minggir! Jangan halangi aku jalan, jika ingin berbicara berbicaralah jangan membuat orang terluka!"

Jadi Suyu pergi dengan kaki pincang serta pusing kepala tetapi dia tetap melangkah tidak menghiraukan rasa sakit yang hebat. Xi Yan malah marah tapi dia juga tidak tahu kenapa dia melakukan itu.

Dia benar-benar sangat membencinya tetapi dia tidak tahu mengapa sangat membencinya seperti itu, meski tahu dia benci kecantikan tapi tidak sampai seperti itu.