1 MIMPI YANG SAMA

Mengapa aku di sini. Berdiri seorang diri. Di tepi jalan ini, Aku memandang jauh ke depan. Samar-samar ku melihat sebuah masjid yang besar. Masjid yang memiliki keindahan akan ukiran kaligrafinya. Dengan gapuranya yang berdiri kokoh, Masjid ini nampak tak asing di mataku. Ya masjid yang selalu ku lalui saat pulang sekolah. Meskipun aku tak pernah memasukinya, namun aku tau namanya. Masjid Mujahidin. Masjid yang letaknya jauh dari tempat tinggalku. Namun mengapa aku berdiri di sini? tanyaku dalam hati.

Tiba-tiba semua orang keluar dari masjid. Dalam sekejap tempat ini menjadi lautan manusia. Sungguh banyak orang yang berlalu lalang di depan dan sekitarku. Mereka semua mengenakan pakaian yang sama meskipun berlainan corak dan warnanya. Mereka menggunakan baju Koko dan sarung yang melekat pada pinggangnya. Aku pun memperhatikan mereka satu per satu. Tak satu pun yang aku kenal.

Ternyata mereka baru selesai menjalankan ibadah shalat Jum'at berjamaah di masjid tersebut. Diteriknya sinar matahari tak menyurutkan niat mereka untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Namun tetap ku berdiri tempat ini tanpa mengerti maksud dan tujuan aku berada di sini.

Samar-samar ku melihat di tengah keramaian manusia, seseorang berdiri diam. Meskipun jauh, masih dapat ku melihatnya dengan jelas. Seorang anak laki-laki yang memiliki umur sama denganku. Perlahan-lahan tempat itu mulai terurai keramaiannya. Satu per satu mereka telah pergi ke tempatnya masing-masing. Namun anak tersebut masih berdiri di sana. Aku pun dibuatnya penasaran. Lalu aku maju beberapa langkah dan berhenti di tepi jalan raya. Kakiku tak dapat bergerak lagi. Meskipun jarak kami berdiri terpisahkan oleh jalan raya, tak menyurutkan pandanganku ke arahnya dan sebaliknya pandangan dia ke arahku.

Hatiku pun berdebar-debar dibuatnya. Siapakah dia, mengapa wajahnya sangat bersinar. Sinarnya sungguh menyilaukan mata. Seperti seorang malaikat yang diturunkan oleh Allah. Ditengah kemilau cahayanya diapun tersenyum. Senyum yang sungguh indah. Senyum yang menenangkan hati seperti senyuman bidadari yang turun dari langit. Sungguh aku terpesona. Mulutku tak dapat bersuara dan kakiku terasa tertancap ke bumi karena melihat keindahan ciptaan Allah Yang Maha Esa. Dalam keterpesonaan tersebut, aku baru menyadari siapakah pemilik raut wajah ini, ternyata dia. Dia yang merubah hatiku. Dengan senyum tulusnya dia juga menyadarkan aku akan sesuatu. Ya Allah, mengapa dia? mengapa ya Allah?

Tiba-tiba aku terbangun dengan wajah berkeringat dan penuh tanda tanya. Mengapa aku memimpikan ini lagi. Mimpi yang sama. Mimpi 5 tahun lalu, saat aku baru menjadi siswi SMP. Mimpi ini juga mengingatkan aku tentang kesalahan yang besar. Kesalahan yang pernah ku buat sehingga memisahkan kami berdua.

Dengan langkah gontai, ku bawa diriku ke dalam kamar mandi. Mungkin dengan guyuran air dingin bisa lebih mendinginkan hatiku yang mati. Namun kesedihan ini tak mau beranjak dari hatiku yang mati. Apalagi yang ku harapkan dari mimpi ini.

avataravatar
Next chapter