16 Makin Sayang

Setelah sampai rumah Radit segera masuk dan menuju kamarnya dan Nadia. Dia melihat istrinya tengah terlelap. Radit pun duduk di tepi ranjang dan membuang anak rambut Nadia, dia merasa beruntung karena telah bertemu dengan istrinya itu. Dan akhirnya dia mencium kening istrinya itu. Nadia yang merasakan sesuatu di keningnya akhirnya menggeliat dan terbangun.

"Mas, kamu sudah pulang?" tanya Nadia yang melihat suaminya itu tiba tiba di depan matanya.

Tanpa menjawab pertanyaan Nadia, Radit memeluk istrinya itu dengan cukup erat. Tanpa terasa air matanya menetes tanpa diminta oleh sang pemilik. Nadia yang bingung akan sikap suaminya berusaha melepaskan pelukan suaminya itu.

"Kamu kenapa Mas? Kok kayaknya nangis gitu?"

"Ah, enggak kok Sayang!" jawab Radit sembari mengusap air matanya.

"Kalo nggak kenapa napa kenapa nangis gitu?"

"Aku cuma terharu aja Sayang. Rasanya masih nggak percaya kalau aku udah punya kamu dan bakalan punya malaikat kecil sayang."

"Jangan jangan kamu kesambet ya tadi?" tanya Nadia dengan polos. Radit yang mendengar pertanyaan istrinya terkekeh geli sambil mencubit hidung istrinya itu.

"Ihh..Mas,sakit taukkk!" tiba tiba saja Nadia merasakan mual.

"Kamu mandi dulu gih sana. Mau muntah ini anak kita.."

"Iya iya sayang."

Radit bergegas pergi ke kamar mandi karena takut istrinya akan mual mual seperti tadi. setelah hampir 20 menit di kamar mandi akhirnya Radit keluar dan melihat istrinya terlelap kembali dalam tidurnya.

"Kayaknya makin gampang banget tidurnya ini orang." Radit mendekati istrinya dan mencium keningnya.

Aku makin sayang sama kamu Nad. Makasih udah hadir di hidup aku, bersedia menerimaku walau awalnya aku jahat Ama kamu. makasih juga kamu udah kasih hadiah terbaik buat aku, yaitu malaikat kecil kita. Makasih Sayang.

Radit pun segera naik ke ranjang dan memeluk istrinya itu hingga terlelap

****

Pagi pagi Nadia bangun dan menuju kamar mandi. Dia mengalami morning sickness yang membuatnya muntah muntah. Radit yang bingung segera menyusul istrinya itu ke kamar mandi dan membantu Nadia dengan memijat tengkuknya.

"Kamu nggak papa Sayang?"

Hoeeekkk... hoekkkk....

Nadia tak menjawab pertanyaan Radit. Perutnya masih terasa seperti diaduk aduk. setelah hampir setengah jam akhirnya Nadia merasa baikan dan segera kembali ke ranjang sementara Radit hanya mengikutinya dari belakang.

"Kamu udah enakan Sayang?"

"Ehmmm...lumayan kok Mas...!" jawab Nadia dengan lemas. kamu istirahat dulu ya sayang biar aku tanya Mama gimana caranya biar kamu nggak mual kayak gini."

"Mas...!"

"Iya Sayang? kenapa? ada perlu lagi"

"Aku pengen makan nasi pecel mas Ama telur asin."

"Itu aja?"

"Iya mas."

"Ya udah kamu tunggu dulu disini yah Sayang. Aku pergi dulu sebentar."

"Iya Mas."

Radit bergegas keluar agar bisa mendapatkan keinginan istrinya itu. setelah hampir satu jam berputar putar mencari penjual nasi pecel dan telor asin akhirnya Radit bisa menemukan penjual itu. Dan setelah mendapatkan keinginannya Radit segera pulang karena khawatir Nadia akan muntah lagi seperti tadi.

"Sayang, aku pulang."

Tak ada jawaban dari Nadia. yang terdengar hanya Isak tangis Nadia yang membuat Radit segera bergegas menuju kamar. di kamar Radit yang melihat istrinya terisak langsung memeluk istrinya.

"Kamu kenapa Sayang?" Tanya Radit. Nadia tak menjawab hanya menangis sesenggukan.

"Sayang, jangan bikin aku takut dong. kenapa?"

"Hiks...hiks...udah meninggal mas."

"Siapa yang meninggal sayang?" Radit bertambah bingung mendengar jawaban istrinya itu karena setahunya keluarganya dalam keadaan baik baik saja semuanya. tak ada yang sedang sakit.

"Itu mas!"

"Siapa sayang? jangan bikin aku tambah takut dong."

"Shah Rukh Khan mas, dia meninggal karena sakit mas dan nyariin suami buat orang yang dicintainya sebelum dia meninggal."

"Hah?" Radit menoleh pada layar televisi dan terlihat sebuah adegan film india favorit istrinya itu.

"Ya Ampun Sayang, aku kira kamu kenapa Napa lagi. Ngagetin aja tiba tiba nangis."

"Filmnya sedih banget sih mas, gimana nggak nangis akunya? Eh iya udah dapet belum nasi pecel Ama telur asinnya?" tanya Nadia yang tiba tiba ingat akan keinginannya tadi.

"Iya udah bentar aku siapin dulu. Tadinya mau aku siapin tapi denger kamu nangis ya aku buru buru kesini takut kamu kenapa Napa. nggak tahunya cuma gara gara liat film!"

"Maaf ya Mas, Mas kan tahu aku suka film india."

"Iya sayang, bentar ya aku siapin dulu."

"oke."

Radit bergegas turun untuk menyiapkan pesanan istrinya. setelah siap dia segera menuju kamarnya.

"ini Sayang. kamu abisin ya makannya biar kamu dan anak kita sehat."

"Iya mas. eh iya, Mas aku nanti ke kantor boleh kan?"

"Emangnya kamu kuat? nanti muntah muntah lagi kayak tadi. kan Kasihan kamunya Sayang. jangan capek capek juga, jaga kesehatan kamu."

"Iya iya mas, aku tahu kog. tenang aja aku bakalan jaga diri. anak kita ini pinter log, tahu kalo mamanya pekerja keras."

"Iya, tapi kena film India dikit aja langsung nangis."

"Ih...mas apaan sih..." Nadia mencubit perut suaminya itu karena merasa gemas.

"ampun...ampun sayang..."

"Gitu ya ledekin aja aku terus. Gemes banget aku pengen nyubit kamu."

"Iya maaf sayang. kamu tambah cantik kalo cemberut."

"nggak usah gombal deh pagi pagi."

Radit yang melihat ekspresi ngambek istrinya tak kuasa menahan diri dan mencium bibir mungil istrinya sekilas dan pergi ke kamar mandi.

"aku mandi dulu Sayang."

"Mas Radiitttt...awas kamu ya."

avataravatar
Next chapter