20 Bertemu Ibu

Seorang wanita dengan perut agak buncit sedang duduk di sebuah kursi di taman bunga yang sangat indah. banyak bunga bermekaran di setiap sudut yang membuat siapa saja akan merasa damai melihatnya. tiba tiba seorang wanita setengah baya memanggilnya. sontak wanita itu menoleh ke arah pemanggilnya.

"Nadia, sayang!" panggil wanita setengah baya ke wanita hamil tersebut

"Ibu....!"

"Iya sayang, ini ibu. kenapa kamu bersedih sayang?"

"Nadia sedih udah nggak ada ibu di sisi Nadia lagi!"

"sayang, kenapa kamu bilang begitu?"

"Nadia sendirian Bu."

wanita itu memeluk anaknya erat...

"kamu jangan bilang begitu sayang!"

"Nadia udah nggak punya siapa siapa Bu sekarang. ibu udah ninggalin Nadia sekarang."

"Sayang...kamu jangan bilang begitu." jawab wanita itu sambil menguraikan pelukannya..

"Kenapa sih ibu mesti pergi sekarang?"

"Sayang, emang udah saatnya ibu pergi. dan satu lagi kamu nggak sendirian. ada Radit, suami kamu. ada anak anak kamu yang sekarang sedang berkembang di rahim kamu!"

"Anak anak?"

"iya sayang, kamu bakalan punya anak kembar."

"Beneran Bu?"

"Iya sayang, kamu yang baik baik disana. ibu sudah bahagia bisa ketemu ayah. jangan bersedih lagi sayang, semua makhluk pasti akan kembali ke Sang Pencipta, dan sekarang ibu yang waktunya kembali!"

Nadia mengeratkan pelukannya ke ibunya. dia tak mau berpisah dengan ibunya.

"sudah sayang, ibu pergi dulu!" ibu Aliya melepaskan pelukan anaknya dan berlalu pergi menuju cahaya putih terang yang ada di ujung taman itu. Nadia yang melihatnya hanya bisa melihatnya dengan tatapan sendu.

"Nadia sayang Ibu!"

-------------

Nadia mengerjabkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya. saat membuka mata dia segera tahu kalau dia sedang di rumah sakit.

"Nad, loe udah sadar?" tanya Dira begitu mengetahui sahabatnya itu siuman.

"Ra, dimana mas Radit?"

"Dia gue suruh pulang dulu Nad. gak tega gue lihat dia kayak zombie gara gara nungguin Loe dari kemarin."

"Bayi gue....Bayi gue nggak papa kan Ra?"

"Nggak papa kok, bayi loe kuat kog."

"Alhamdulillah."

"Nad, gue tahu loe kehilangan ibu. tapi jangan berlarut larutlah Nad. loe nggak kasian Ama mas Radit? seharian dia nggak makan nemenin loe. banyak yang masih sayang Ama loe Nad, termasuk gue."

"Maafin gue ya kalau udah ngrepotin!"

"Sama sekali nggak kog! loe mau makan dulu?"

"Nggak, nanti aja!"

"Oke."

tak lama kemudian terdengar pintu kamar rawat Nadia terbuka. menampilkan sosok Radit yang kembali sembari membawa banyak bungkusan.

"Mas Radit." sapa Nadia saat Radit masuk

"Sayang, kamu udah enakan?"

"Udah mas."

Radit menghampiri istrinya dan mencium puncak kepala istrinya setelah meletakkan barang bawaannya di meja yang telah disediakan. Dira yang tak berniat mengganggu suami istri itupun memilih duduk di sofa di sudut ruangan.

"Mas, maafin aku ya. gara gara aku mas jadi repot."

"Nggak apa apa sayang. yang penting kamu sekarang baik baik aja."

"oh iya, mas bawa apaan kok banyak banget?"

"Baju ganti aku sama sedikit makanan. barang kali aja kamu bosan makanan rumah sakit dan pengen makanan yang lain."

"memang mas bawa makanan apa?"

"aku bawain kamu capcay seafood. kamu mau makan sekarang sayang?"

"Iya mas, kayaknya enak!"

Radit menyiapkan makanan untuk istrinya. Nadia pun berusaha bangun dengan bantal sebagai penyangga punggungnya.

"aaak...sayang!"

"Mas, aku bisa makan sendiri ah. malu dilihatin Dira."

"Ehem, gue pulang aja deh daripada jadi obat nyamuk disini." sindir Dira pada sahabatnya. dia mengambil tasnya dan segera pamit kepada Radit dan Nadia.

"I love you Mas.!"

"i love you more sayang, makanannya dihabisin ya biar bisa cepet pulang."

"iya Mas!"

avataravatar