7 Aku sayang kamu

Nadia akhirnya siuman. Dia memegangi kepalanya yang masih pusing dan agak bingung karena berada di ruangan serba putih. Dia terkejut saat tahu Radit sedang tidur dengan duduk di samping ranjangnya..

"Aargh...." Nadia mendesah karena merasakan kepalanya yang masih pusing. Radit yang mendengarnya bergegas terbangun dari tidurnya dan menanyakan keadaan Nadia.

"Kamu nggak pa pa Nad?"

"Nggak Mas, apa kita lagi di rumah sakit?" tanya Nadia yang masih kebingungan

"Iya Nad, kamu kemarin pingsan Nad. Q khawatir jadi aku panggil dokter ke rumah...dokter bilang kamu suruh rawat inap soalnya kamu kena typus. Kamu kenapa Nad sampe nggak teratur makan?Apa lagi banyak pikiran."

"Nggak kok Mas, emang lagi ada event penting aja tiga hari ini makanya aku sampe lupa makan."

"Apa gara gara aku juga kamu begini?"

"Ah...nggak kok mas...kenapa mas berpikiran seperti itu?"

"Aku tahu Nad. Kamu nggak bahagia atas pernikahan kita. Aku juga tahu kamu ngelakuin ini semua cuma demi ibu kamu. Kita udah nikah 3bulan dan nggak pernah terjadi apa2 antara kita. maafin aku yang selama ini kasar sama kamu!"

"Mas..." Nadia berkata dengan lirih. "Kalau boleh aku jujur, sebenarnya aku sayang kamu Mas."

"Beneran Nad?"

"Iya Mas...Aargghh." Nadia mendesah karena kepalanya kembali merasakan pusing.

"Ka...kamu nggak papa kan Nad."

Radit berdiri dari kursinya dan mendekat ke Nadia. dia duduk di ranjang rawat Nadia.

"Aku akan berusaha buat balas rasa sayang kamu Nad."

Nadia yang merasa senang mendengar hal itu berusaha segera bangun dan memeluk tubuh Radit secara spontan. Beberapa saat kemudian Nadia yang sadar akan perbuatannya melepaskan pelukannya dari Radit. Radit yang melihat tingkah istrinya tersenyum simpul dan menggoda Nadia.

"Kamu lagi sakit kok semangat banget."

"Maaf mas, refleks soalnya." Nadia menjawabnya dengan malu malu.

"Kalau kamu udah sembuh minta yang lebih lagi juga boleh."

"Ihh...mas apaan sih.. orang lagi sakit juga malah digodain."

"Kan aku tadi udah bilang kalau udah sembuh Nad. Oh ya, kamu mau makan apa?"

"Nggak mas. Lidahku masih terasa pahit."

"kalau kamu nggak makan kapan sembuhnya sayang?"

"Mas barusan tadi manggil aku apa?" Nadia kembali bertanya pada Radit karena dia takut salah mendengar perkataan Radit.

"Sayang, emang kenapa? Nggak boleh?"

"Boleh kok Mas, malahan senang banget aku kamu panggil kayak gitu mas..."

Radit bahagia melihat senyuman di wajah istrinya itu. Dia berharap agar rumah tangganya bisa berjalan bahagia selamanya.

"Aku beliin bubur ayam aja ya Sayang. gimana?"

"Nggak usah Mas, masih nggak enak lidah aku buat makan."

"Lha kamu minta sembuh apa nggak sih...Makan dikit ajalah yang penting perutnya terisi biar cepet pulih."

"Ya udah deh terserah mas aja." Nadia akhirnya menyerah dengan bujukan suaminya..

"Oke sayang, tunggu ya aku beliin dulu bentar aja nggak pa pa kan?"

"iya Mas."

Radit segera berlalu meninggalkan Nadia. Baru hari ini Nadia merasakan kebahagian setelah tiga bulan rumah tangganya. rumah tangganya yang dulu nyaris tanpa suara hanya kebisuan yang mengisi. Tanpa canda tawa, hanya sekedar basa basi. selebihnya nyaris tak ada komunikasi. Nadia senyum senyum sendiri mengingat ucapan Radit padanya...

"Aku makin sayang sama kamu Mas."

******

Tiga hari telah berlalu semenjak Nadia dirawat di rumah sakit. dokter sudah memperbolehkan pulang karena melihat kondisi Nadia yang mulai stabil. Radit menjemput istrinya dengan membawakan bunga mawar merah.

Nadia bahagia menerima pemberian Radit.

"Kamu bisa romantis juga mas ternyata."

"Emang aku romantis, kamunya aja yang nggak tahu!"

"Mas hari ini nggak kerja?"

"Nggak, aku mau nemenin istriku yang cantik ini di rumah."

Nadia yang mendengar pujian dari Radit wajahnya memerah karena malu. Radit yang melihat ekspresi istrinya tersenyum simpul. tak berapa lama kemudian mereka telah sampai di rumah. Nadia segera membuka pintu mobil dan berniat masuk tapi Radit mencegahnya.

"Kenapa mas?"

"Tunggu disitu sayang."

Nadia yang tak mengerti maksud suaminya menuruti saja perintah suaminya itu. Setelah selesai memasukan mobil ke garasi Radit menghampiri Nadia dan menggendong Nadia masuk ke dalam rumah. Nadia hanya bisa melongo melihat ulah suaminya itu.

"Kamu ngapain mas?Aku bisa jalan sendiri kok. Aku udah sehat."

Radit seolah tak mendengar ucapan Nadia. dia terus melangkah menuju kamar mereka.

"Mas turunin, malu ah diliat sama bibi."

"Udah ah, kamu nurut aja. kamu kan baru sembuh. aku nggak mau kamu kesakitan. oke!"

Nadia tak berkutik. dia hanya bisa menuruti perintah suaminya itu. walaupun dalam hatinya dia merasa senang atas perlakuan Radit akhir akhir ini. Radit segera merebahkan badan Nadia ke ranjang.

"Kamu berat juga ya ternyata." goda Radit pada Nadia.

"Ihh...mas apaan sih... tadi aku mau jalan sendiri nggak boleh sekarang malah dikatain." Nadia mendengus kesal mendengar ucapan Radit. Radit yang menyadari perubahan ekspresi wajah Nadia hanya bisa tertawa.

"Aku becanda sayang. Maafin yah..jangan marah donk sayang." Radit mendekatkan wajahnya ke Nadia. Nadia yang melihat itu merasa deg2an.

"Mas...mau ngapain?"

Tanpa jawaban Radit segera mendekat dan mendaratkan ciuman mesra di bibir istrinya. Nadia yang tampak terkejut tak bisa menghindar dari ciuman itu.

"Aku sayang kamu Nad."

"Aku juga sayang kamu mas."

Radit mendekap tubuh istrinya itu. sekarang baginya kebahagiaan Nadia adalah yang utama dalam pikirannya.

avataravatar
Next chapter