1 Prolog

Hujan

Titik-titik air yang berjatuhan dari langit. Jatuh menerpa tanah, dedaunan, atap, atau pun para makhluk bumi yang tidak berlindung.

Rintik hujan yang turun membasahi bumi dapat membawa begitu banyak cerita dengan penuh kenangan.

Kenangan baik atau buruk, itu tergantung pada ingatan seseorang. Ingatan pada setiap momen yang pernah terjadi dalam hidupnya, yang disaksikan dan ditemani oleh derai hujan.

Hujan bisa menjadi sebagai sebuah berkah, sebuah rahmat, ataupun sebuah kebahagiaan. Tapi hujan juga bisa menjadi sebuah ketakutan dan bencana.

Sebagian orang begitu mengagumi hujan. Pluviophile, itulah sebutan bagi mereka. Rasa damai dan bahagia begitu dirasakan oleh mereka ketika hujan. Setiap tetes hujan yang membasahi tubuhnya akan terasa begitu menyenangkan. Suara gemericik hujan bagaikan musik yang mengalun merdu. Aroma tanah yang basah setelah hujan pun menjadi favorit mereka.

Tapi sebaliknya, ada juga orang-orang yang begitu takut pada hujan. Mereka disebut Ombrophobia. Bukannya merasa damai dan bahagia, mereka malah mengalami kecemasan yang berlebih ketika hujan turun. Detak jantung yang begitu cepat dan bahkan tubuh yang gemetaran sering dialami oleh penderita ombrophobia.

Ketakutan pada hujan itu ternyata dapat berubah menjadi suatu kebencian. Kebencian yang begitu besar dan mendalam. Kekesalan merayapi dirinya setiap hujan turun. Setiap melihat rintik hujan yang turun dari langit, suasana hatinya menjadi begitu buruk. Suara derai hujan pun terdengar sangat menyebalkan baginya. Seakan-akan hujan tengah menertawakan hidupnya yang buruk dan menyedihkan.

Apa kau membenci hujan, ataukah kau menyukainya?

Setiap orang berbeda.

~ ~ ~

🌧HATERS AND LOVERS OF RAIN🌧

avataravatar
Next chapter