webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 7 : Master Ramuan

Key POV

Aku tidak tahu seberapa lama Harry dan Ron bercerita semalam tentang Sherly, sepanjang malam barangkali atau mereka ada obrolan lain tapi yang jelas mereka terlambat masuk kelas pertama Prof. Mc Gonagall Transfigurasi sihir mereka berdua tampak tersengal – sengal.

Harry dan Ron sempat merasa lega mereka kira tak ada Prof Mc Gonagall, memang hanya ada kucing di sana. Sampai kucing tersebut berubah menjadi guru tranfigurasi kami, Well ternyata mereka tersesat karena ulah para hantu – hantu jail meskipun begitu mereka bukan hanya mendapat teguran tapi juga Poin dari Asrama kami berkurang.

Harry dan Ron duduk di barisan depanku, Ron menoleh padaku sambil berbisik "Mengapa kau tak beritahu kita berdua?". Aku menghela napas kesal

"Munurutmu aku bisa apa? Dia sudah lama berada di depan kelas," protesku

"Hebat kalian sudah membuat skor asrama kita" seru Sherly

"itu juga takkan terjadi kalau kami tak disesatkan Hantu-hantu itu" gerutu Ron

Prof. Mc Gonagall berdehem, kami berempat terkesiap dugaanku dia memperingatkan kami untuk diam dan berhasil kami diam tak berkutik sampai pelajarannya usai. Aku bertanya – tanya apa ketika dia berdehem itu memiliki pengaruh sihir??

Kami berjalan menyusuri koridor usai pelajaran transfigurasi.

"Setelah ini, pelajaran apa yang akan kita dapatkan?" tanya Harry

"Dua jam pelajaran ramuan bersama Slytherin" kata Ron "Snape adalah kepala asrama Slytherin, kudengar dia menganak-emaskan mereka- Kita bisa liat nanti apa itu benar" lanjutnya

"Kuharap Mc Gonagall memperlakukan kita seperti itu" gumam Harry

"Jangan bercanda, Kalau dia seperti itu mana mungkin dia mengurangi skor asramanya sendiri" protes Sherly, tiba – tiba seekor burung hantu menghampiri kami dan menjatuhkan sepucuk surat ke lantai lalu aku memungutnya.

"Harry kurasa ini untukmu" ujarku

"sungguh?" dia terlihat terkejut, aku menyodorkan surat tersebut dan Harry pun membacanya.

Prof. Severus Snape, dia pengajar pelajaran Ramuan dan juga kepala asrama Slytherin. Wajahnya tak begitu ramah berambut licin, berkulit pucat dan berhidung bengkok. Entah kenapa saat pelajaran ramuan berlangsung ada aura mencekam disini aku yakin karena faktor tatapan dingin Snape,Ia mengabsen siswa lalu berhenti saat menyebutkan nama Harry.

"Ah... ya" katanya lembut "selebriti baru kita" lalu Draco dan teman – temannya Crrabe dan Goyle tertawa

"Kalian disini akan mempelajari kecerdikan ilmu dan seni yang tepat dari pembuatan ramuan" dia berbicara tak lebih keras dari bisikan namun sangat berpengaruh seperti halnya ketika Prof. Mc Gonagall yang berbicara seisi kelas pun sunyi tanpa suara berisik siswa lain.

"Akan sedikit terlihat bodoh -melambaikan tongkat di sini, banyak dari kalian akan sulit percaya ini adalah sihir. Aku tidak berharap kalian akan benar-benar memahami keindahan kawah lembut mendidih dengan asap berkilauan, kekuatan halus cairan yang merayap melalui vena manusia, menyihir pikiran, menjerat indra.... Aku bisa mengajari kalian bagaimana membuat sebotol ramuan ketenaran, minuman kemuliaan, bahkan menghentikan kematian - jika kalian bukan sekelompok anak bodoh seperti yang biasanya kuajari. "

Seisi kelas hening selama Prof. Snape mengutarakan pidato singkatnya Harry dan Ron saling tatap dengan alis terangkat. Hermione Granger berada di tepi kursi dan tampak putus asa untuk mulai membuktikan bahwa dia bukan termasuk orang yang bodoh.

"Potter!" kata Snape tiba-tiba. "Apa yang akan didapatkan jika kutambahkan bubuk akar asphodel ditambahkan dengan wormwood? " Harry melirik Ron, yang tampak seolah bingung, Hermione telah mengangkat tangan ke udara. Sherly terlihat memerhatikan Prof. Snape dan Harry dengan seksama

"Aku tidak tahu, Prof" Kata Harry

"Tut. tut ketenaran jelas bukanlah segalanya" Dia tak memperdulikan tangan Hermione sama sekali.

"Mari kita coba sekali lagi, Potter. Dimana kau akan mencari jika aku menyuruhmu untuk menemukan bezoar?"

"Aku tidak tahu, Prof" Snape memberi tatapan tajam "Apa kau tidak membuka bukumu sebelum hadir di kelasku Mr. Potter?" Prof. Snape masih tak menghiraukan Hermione, sementara tubuh Sherly sudah bergetar menahan amarah.... matanya berubah merah, tak ada lagi yang memerhatikan dia selain aku karena perhatian semua orang tertuju pada Snape dan Harry.

"Potter, Apa perbedaan Monkshood dan wolfsbane" Hermione berdiri dan mengangkat tangan

"Aku tidak tahu" jawaban Harry masih tetap sama, kulihat sherly memejamkan mata sejenak dan menarik napas dalam – dalam.

"Kurasa Hermione tahu jawabannya, jadi mengapa tidak kau coba bertanya padanya" Kata Sherly, kini matanya berubah seperti sediakala tapi terdengar jelas dia menahan emosi dari setiap kata yang diutarakannya.

Snape melirik kearah Sherly lalu mengarahkan tatapan dinginnya pada Hermione "Duduk".

"sebagai informasi untukmu Potter, asphodel dan wormwood membuat ramuan tidur menjadi sangat kuat yang lebih dikenal dengan Tegukan hidup bagai mati. Bezoar adalah batu yang diambil dari perut kambing yang akan menyelamatkanmu dari banyak ramuan. Monkshood dan Wolfsbane adalah tanaman yang sama, yang juga dikenal dengan nama aconite. Well? Mengapa tidak kau salin semua di bukumu?"

"Dan skor akan diambil dari Gryffindor asramamu Mr. Potter" Snape beralih menuju meja Sherly sekarang "Ms. Holmes.... jangan khawatir aku juga punya pertanyaan khusus untukmu, bulu Jobberknoll adalah bahan yang akan kita perlukan untuk membuat apa?" Prof. Snape menatap mata Sherly cukup tajam

"Apa aku harus menjawabnya... tentu saja untuk membuat ramuan" Jawaban Sherly ini mengundang tawa yang lain termasuk aku. Sherly hanya tersenyum tengil.

"Baik, maksudku adalah apa ramuan yang akan kita dapatkan?" Prof. Snape menggeram kesal

"Bulu Jobberknoll akan sangat diperlukan untuk ramuan yang akan kita pelajari bukan....?"

"itu bukan jawaban Ms. Holmes" tegur Snape dan menatap galak pada Sherly

Aku berusaha memberi isyarat jawaban padanya, setelah aku menangkap perhatian Sherly. Aku memberi isyarat dengan mengetuk sebelah kiri kepalaku.

"coba aku ingat – ingat itu untuk ramuan....." dia memandangku lagi seolah masih bertanya – tanya. Sekarang kucoba mengejanya tanpa bersuara Me – Mo –Ry sambil menggerakkan isyaratku tadi.

"Ah.... Me...mory... Ramuan Ingatan.... Aigoo hampir saja aku melupakannya. Apa jawabanku benar? Ah... Matta"

"Kau penuh muslihat Ms. Holmes, lain kali kau harus lebih berhati – hati"

"Ya... ramuan itu berfungsi untuk meningkatkan daya ingat peminum jadi kurasa Mr. Potter memerlukan ramuan itu agar mengingat pelajaranku" dari raut wajah Snape jelas kalau moodnya sekarang makin buruk. Kurasa dia sebal pada sikap Sherly.

Kini kami pun mempraktikkan membuat ramuan. Aku sengaja berada disebelah Sherly.

"Hey, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Apa kau baik – baik saja?" bisikku

"Memangnya ada yang salah dengan diriku?" tanya Sherly sambil mencampurkan bahan-bahan ramuan kedalam kuali

"Matamu – berubah lagi seperti saat di aula"

"Sungguh???" pekiknya, tiba – tiba Snape muncul dan buku tebal snape pun beradu dengan bahu Sherly

"Ackk.....micheosseo...." teriak Sherly, barulah ia berhenti ketika menyadari Snape lah yang memukulnya bukan diriku.

"Apa katamu??" Sherly belum sempat menjawab pertanyaan Snape tersebut Snape sudah menambahkan.

"Perhatikan dengan baik ramuanmu Ms. Holmes salah sedikit saja tangan bahkan wajahmu bisa hangus, atau kau ingin poin Gryffindor berkurang lagi" kata snape dingin.

Kemudian Snape pergi menjauh dari kami, tak lama kemudian seluruh kelas berdiri di bangku mereka, sementara Neville, sudah basah kuyup oleh ramuan saat kuali pecah, dia mengerang kesakitan saat cairan yang mendidih tertumpah bisul bermunculan di seluruh lengan dan kakinya.

"Anak Idiot!" bentak Snape, membersihkan ramuan tumpah dengan satu ayunan tongkatnya. "kukira kau menambahkan duri landak sebelum menurunkan kuali dari api"

Neville merintih sementara bisul mulai muncul di seluruh hidungnya. "Bawa dia ke rumah sakit," Snape berkata pada Seamus. Lalu dia bebalik pada Harry dan Ron, yang telah bekerja di sebelah Neville. Dan berkata

"Kau - Potter - kenapa tidak kau katakan padanya untuk tak menambahkan duri? Kau pikir itu akan membuatmu terlihat baik jika ia punya salah, kan? Itu poin lain yang telah kau hilangkan dari Gryffindor."

Ini sangat tidak adil, Harry hendak membuka mulut untuk berdebat, tapi Ron menendang dia dari balik kuali mereka. Sherly pun sudah melangkah menghampiri Snape namun dengan sigap kutarik lengannya dan membekap mulutnya, Sherly memberontak tapi aku tak melepaskannya aku menunggu Snape menjauh.

"Apa yang kalian lakukan!" tegur Sherena. Karena terkejut aku pun melepaskan Sherly.

"Bukan apa – apa" jawabku

"Jumat siang ada jam kosong aku ingin berkeliling bersamamu Key" kata Sherena

"Um... aku tidak bisa" Aku tak tahu harus memberi alasan apa karena aku memang tak mau membuang waktuku dengan berkeliling bersama Sherena.

"Kenapa? Karena kita tak seasrama? karena aku Slytherin?"

"Bukan, kau tahu aku bukan orang seperti itu. Aku ada acara lain....emmm minum teh bersama Hagrid, tapi kalau kau mau ikut....."

"Andwae..... aku tak mau ketempat raksasa itu kudengar pondokknya jelek." Aku baru menyadari kalau Sherly sudah tak berada disana.

"Kemana dia?" tanyaku

"Apa yang kau maksud sherly??"

"Tentu saja"

"Memangnya kenapa kalau dia pergi, aku kan sedang bicara denganmu"

"Apa ada hal yang lain yang ingin kau bicarakan? Kalau tidak aku harus segera menyusul Harry dan Ron"

"Apa kau berusaha menghindariku?"

"Kenapa kau berpikir begitu... sudahlah – itu mereka" aku menemukan Harry dan Ron namun tak ada Sherly disana "Kita bicara lagi lain kali" ujarku lalu pergi.

Aku melambaikan tangan pada Harry dan Ron lalu menghampiri mereka

"Dimana Sherly?"

"Bukankah tadi dia bersamamu?" tanya Ron.

"Tadinya begitu tapi tiba – tiba dia pergi begitu saja ada yang perlu aku bicarakan padanya... sewaktu pelajaran ramuan matanya memerah lagi, kira – kira mengapa dia seperti itu"

"Dia terlalu serius merebus ramuan snape" ujar Ron sambil tertawa

"Kalian ingat saat di Aula saat dia marah padaku, seperti saat itu"

"Apa saat di kelas ramuan dia juga marah?" tanya Harry

"Tentu saja, saat melihat kau diperlakukan Snape seperti itu.... tapi kalau aku tak menghalanginya aku tak tahu apa yang akan terjadi"

"Yeah hebat sekali dalam sehari Prof Mc Gonagall dan Prof. Snape mengurangi poin Gryffindor dan itu semua karena aku" gerutu Harry

"Well, paling tidak kau beruntung tidak mendapatkan detensi"Aku berusaha menghiburnya.

Aku tersentak saat Sherly tiba – tiba muncul dan merangkul bahuku dari samping dia tertawa ceria "Gomawo Key..... " bernapas, aku mengingatkan diriku berulang kali berada di sekitar Sherly tak selalu semudah kelihatannya, yeah aku perlu bernapas dan mengontrol detak jantungku yang tiba-tiba tak mau menuruti perintahku.

"Jangan mengagetkanku seperti itu!" semburku. Dia mengerucutkan bibirnya kali ini dia benar – benar cute.

"Aish..... Aku kan hanya berterima kasih karena bantuan mu menyelamatkanku dari Snape" dia mulai menggurutu dan mendorong tubuhku jauh – jauh lalu berjalan mendahuluiku semakin menjauh .

"Hey... apa sekarang kau marah padaku?" Tanyaku sambil menyusulnya

"Lalu, menurutmu?"

"Well, Kau sudah berterimakasih padaku dan sekarang aku yang minta ma'af padamu bagaimana?"

"Seharusnya tak jadi rumit kalau kau tak meneriaki ku seperti itu"

"Hey.... kenapa kau tiba – tiba pergi meninggalkanku di kelas Snape, hah?"

"Mana mungkin aku mengganggumu mengatur waktu kencan" Sherly menertawakanku.

"Kencan? dengan siapa?" tanya Harry

"Aku tidak berkencan... dia hanya mengajak berkeliling" bantahku

"ya... hanya kalian berdua, jangan pura-pura idiot" sahut Sherly kini lebih seperti bersenandung

"Siapa yang mengajaknya" bisik Ron, Sherly hendak menyebutkan nama Sherena tapi aku segera membekap mulutnya, dia memukul tanganku berkali – kali.

"Ron. Dia bukan siapa – siapa... jadi kalian berhentilah membicarakan ini - ayolah.... atau kita melewatkan makan siang kita" Aku pun melepaskan Sherly.

Kami memasuki aula besar dan duduk di meja Gryffindor ratusan burung hantu memasuki aula dan melemparkan surat, koran, majalah, dan benda – benda kiriman lain

"Kau membaca Daily Prophet? Aku tidak pernah tahu itu..." Sherly memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya pada koran itu .

"Kenapa aku harus memberi tahumu tentang hal itu?.... ehmm Ayahku sidang hari ini aku hanya ingin tahu hasilnya"

"Dia selalu sukses di persidangan lalu apa lagi yang kau cari?"

"Tentu saja detilnya apakah sidangnya berjalan lancar atau ada sesuatu yang seru disana.... tunggu dulu" suaranya terhenti dan dia terlihat mengerutkan dahi.

"Wae.....??? Apa ayahmu kalah di persidangan?" mendengar pertanyaanku dia malah melotot ke arahku.

"Apa kau bilang.... Kau pikir kau siapa mengatakan ayahku kalah" teriak Sherly

"mulai deh" gumam Ron

"Kenapa kau tiba – tiba marah padaku, aku kan hanya bertanya, lagi pula dari semua orang yang ada disini kau lah yang paling tahu dengan baik siapa aku jadi jaga bicaramu, araseo"

"Haishh.... ini tidak adil, kau selalu.... " Aku tau pasti apa yang mau dia katakan 'kau selalu mengatakan kau adalah pangeran, Hey prince syndrome mu benar – benar sudah kambuh' aku juga tau dia tak bisa mengatakan hal itu karena itu adalah rahasia kecilku, jadi dia hanya mencengkeram kedua tangannya dengan gemas dan menggeram kesal.

"Argh.... Michigetda...." Teriaknya, Harry menepuk – nepuk bahu Sherly

"sudah... kenapa kalian terus saja bertengkar" tegur Hermione

"Biar kuluruskan sebenarnya aku tadi mau menanyakan kenapa kau tiba – tiba berhenti... dan kau berkata tunggu dulu??, Apa yang sebenarnya tadi kau baca, karena kau terkejut makanya aku kira...." setelah kupikir – pikir mungkin lebih baik tak membahasnya lagi karena suasana hati Sherly memang susah diterka.

"Ya sudah lupakan" putusku

Sherly meletakkan Daily Prophet di tengah – tengah kami dan menunjukkan Headline utama disana, aku tak mengerti mengapa dia tertarik dan memusingkan Gringgots kebobolan brangkas yang sebenarnya sudah dikosongkan.

"Apa itu kasus ayahmu?" tanya Hermione. Ia hanya menggelengkan kepala

"Harry apa kau ingat..... Hagrid mengambil sesuatu disana?"

"Maksudmu Hagrid pelakunya?" tanya Ron "Ough....." Ron mengaduh kurasa Sherly menendang kakinya.

"Kurasa ada yang berniat mengambil benda itu, tapi Hagrid mengamankanya lebih dulu" gumam Hermione

"Tepat sekali" seru Sherly

"Kenapa kau seyakin itu?" tanyaku sinissambil meneguk jus labu.

"Masuk akal karena Prof. Dumbledore lah yang menyuruh Hagrid, kurasa itu bukan benda biasa dan benar – benar harus diamankan" tambah Harry

"Jadi pertanyaannya sekarang adalah siapa yang mengincar benda itu dan benda apa yang dia cari" Sherly terlihat serius berpikir

"Hey, ayolah apa kau saat ini benar – benar terobsesi jadi detektif?"

Sherly mengambil ancang – ancang melempar sendok kearahku tapi Harry menahan laju tangannya, Hebat.... aku hanya tercengang dan nyaris berhenti bernapas melihat reaksi reflek Sherly.

"Bukankah kau lebih mengenal Sherly daripada kami, tapi kenapa justru kau yang....membuatnya meledak" Harry terlihat kesal menghadapi kami.

"Hah.... kau tidak tahu?? itu sudah menjadi bakatnya" sahut Sherly

"Baik, kali ini aku diam, apa kau senang sekarang?"

"cukup menghibur". Sherly menjawabku singkat

"Terima kasih,". Jawabku sambil menatapnya dengan galak

"Tidak perlu sungkan"cibirnya

"Apa mereka tidak pernah akur?" bisik Ron pada Harry, aku mendengar perkataan mereka tapi aku coba tak menanggapinya.

"entahlah...." jawab Harry singkat.

"Sherly.... kau dapat surat" Hermione menyodorkan sebuah surat terdapat nama sherly dan juga initial L di amplopnya.

Sherly cukup terkejut hingga berhenti menyendokkan makanan ke mulutnya, dia menyambar surat itu dan kau bisa tebak suasana hatinya yang semula buruk karena Aku, kini berubah riang hanya karena mendapat sepucuk surat. Ayolah yang benar saja dia bahkan belum membaca isinya apa.

"Hey.... kau mau kemana?" aku meraih tangannya mencegah dia beranjak dari tempat duduknya, dia melotot padaku dan memukul – mukul tanganku agar melepaskannya.

"Lepas....ih..... Lepas... Key, kau mau mati?"

"Makananmu saja belum habis... "

"Apa urusannya denganmu? Mengapa tiba – tiba kau mengurusi porsi makanku?"

"Aku tau kau ingin membaca surat itu, apa tidak bisa disini saja"

"Jadi kau penasaran apa isi surat ini?"

"Bu... bukan itu maksudku...." gawat.... aku harus membuat alasan apa? "itu tak penting tak ada urusannya denganku... tapi kita saja belum selesai membahas pembobolan brankas itu" aku mengalihkan

"Hei.... bukannya kau yang mengacaukan semua pembahasan kita?, kupikir kau memang tak berminat dengan hal itu, tapi..... yasudahlah aku tak mau berdebat lagi denganmu..... aku kembali ke kamar duluan bye"

"Kalian lihat dia begitu..... menyebalkan" Aku benar – benar merasa kesal saat ini, tak ada yang menyahut gerutuanku barusan.

Aku berpaling pada teman – temanku barulah aku menyadari kalau mereka menatapku tajam seolah menuntut penjelasan dariku.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?"

"Dia terlihat senang kenapa sikapnya begitu setelah mendapat surat itu?" tanya Ron.

"Bukan hanya Sherly, tapi kau juga mengapa tiba – tiba bersikap aneh?" tambah Harry.

"Siapa L?" Sahut Hermione

"Apa saat ini kalian bermaksud meng-interogasiku? Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan padaku"

"kau tinggal jawab saja" Ujar Ron

"tentu saja dia senang, L kan cowok yang dia taksir"

"L?" gumam mereka hampir bersamaan

"namanya Lucas Hamilton, L hanya panggilan saja"

"mereka pacaran?" tanya Ron memotong ucapanku begitu saja

"Belum sih.... tapi...."

"Lalu mengapa kau bersikap seperti itu?�� kupikir Harry tadi sudah melupakan pertanyaan itu.

"Bersikap bagaimana maksudmu? Tak ada hal yang aneh." Bantahku

"Ah..... kukira aku tau mengapa kau bersikap begitu, biar kutebak" Hermione mulai tersenyum jahil padaku

Harry dan Ron mengedikkan kepala mengisyaratkan kalau mereka menuntut penjelasan Hermione, sementara aku hanya melirik mereka dengan tatapan heran.

"Key... kau cemburu kan" tuduhnya

"Hah??!!" Aku yakin mataku pasti sudah terbelalak, Harry dan Ron saling pandang dan tersenyum seolah menyetujui perkataan Hermione.

"Kenapa kalian sejak tadi berisik sekali" Lavender Brown menggerutu

"Kalian..... pasti terlalu sering melihat film, hey lupakan imajinasi konyol itu, Aku, Lucas, dan Sherly kami bersahabat"

"Semuanya juga pasti berkata seperti itu pada awalnya" sahut Hermione

"Terserah" Aku bangkit dan meninggalkan meja.