webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 6 : No Slytherin Please

Kami turun dari perahu kami menuju aula,peeves sempat menjahili kami namun prof. Mc Gonagall datang dan mengantar kami ke aula. Setelah semua siswa baru berkumpul saatnya pemilihan asrama Prof. Mc Gonagall memanggil satu – persatu siswa untuk memakai topi seleksi.

"Egizawa Erio" seru Prof. Mc Gonagall aku dan Key menoleh nyaris bersamaan

"Tidak mungkin" gumam Key

"Dia... " Clow Reed untuk apa dia ada disini?

"RAVENCLAW" teriak topi seleksi

"Menurutmu... Untuk apa dia berada disini?" tanyaku

"Mengawasi kita barangkali" aku menatap Key tajam

"Mengawasi?.... yang benar saja.... Apa kau pikir aku pembuat onar?" aku mulai menggerutu.

Cewek yang dianggap Ron sok pintar,Prof Mc Gonagall memanggil namanya "Granger Hermione" dan tapi seleksi menyebutkan Gryffindor untuknya.

"Holmes Sherly" aku pun berdiri begitu dipanggil dan berjalan menuju kursi dan topi seleksi lalu memakainya.

"Menarik....sempurna kau sangat cocok berada di Slytherin" ujar topi itu

"Hey... jangan bercanda. Aku tidak mau seasrama dengan penyihir – penyihir arogan yang benci pada Muggle" Gerutuku

"Mungkin sekarang kau tak menyadarinya tapi dirimu benar – benar memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan dan diharapkan oleh seorang Slytherin... Kau akan menjadi penyihir yang kuat dan hebat"

"Hah... yang benar saja aku tak pernah mengharapkan ataupun bangga menjadi bagian dari Slytherin... apanya yang kuat dan hebat kau pikir aku tertarik? cepat putuskan masukkan aku ke asrama lain dan kuperingatkan jangan pernah berpikir memasukkanku ke Slytherin".

"Kau ini benar – benar keras kepala. Kuharap kau tidak menyesal – GRYFFINDOR" topi itu memekikkan asrama Gryffindor membuatku merasa lega

Aku segera berdiri dan meletakkan topi seleksi ke kursi, seharusnya akusudah beranjak dari sana namun aku berbalik menghadap kursi dan topi itu lagi bersedekap dan menelengkan kepala

"Sepertinya kau sangat mengkhawatirkan ku... aku hargai itu, tapi..."

Aku mencondongkan tubuhku mendekatinya dan berbisik

"tepat dibelakangku masih banyak penyihir yang harus kau perdulikan dan kau tentukan nasibnya..... "

"Apa kau masih ingin bernego dengan topi itu?" tanya Prof Mc Gonagall

"Tidak, aku hanya mengucapkan terima kasih" Aku segera berbalik meninggalkan topi itu begitu melihat mata laser Prof Mc Gonagall. Aku yakin kalau tak segera beranjak dia pasti akan mengubah wujudku.

Aku bergabung di Meja Gryffindor, saudara kembar Ron mendekat

"Hey.... apa yang tadi kau bicarakan dengan topi seleksi? Kau sungguh – sungguh bernego dengannya?" tanya George

"Aku agak kesal padanya, yeah sedikit berdebat kurasa, dia pikir...." sepertinya aku tidak harus cerita apa – apa, terutama mengenai Slytherin "Aku tidak cocok berada di Gryffindor, meski begitu menurutku topi itu menuruti keinginan kita,"

"Benarkah?..... Ah..... Asrama kita bertambah satu orang lagi, bukankah dia satu kompartemen denganmu waktu itu,"gumam Fred. Aku mengikuti arah pandang mereka berdua tampak Key disana.

"lihat kurasa dia tak sabar bergabung dengan kita" George benar sepertinya Key benar – benar tak sabar, karena dia berlari kearah kami tapi terlihat cemas.

Key berhenti tepat didepan kami dengan napas tersengal sengal.

"tak perlu buru – buru, Bung! Jangan sampai pingsan karena kehabisan napas di hari pertamamu disini"

"Saran yang bagus" ujar Key, tiba - tiba dia menarikku dan berbisik di telingaku "Bagaimana topi itu bisa tau siapa aku?".

"Hahahahahah Yeah... Prof. Mc Gonagall memanggil nama siswa sebelum memakai topi itu bukan" itu benar – benar pertanyaan konyol pikirku.

"Hyaaa...." dia berteriak kesal padaku "maksudku bukan itu..... jati diriku.... aku yang sebenarnya.... kau tahu siapa kan" lanjutnya kali ini berbisik lagi

"Ah.....Kau Tahu Siapa - jadi maksudmu kau Voldemort?"

"Jangan bercanda denganku, aku serius.... topi itu tau aku anak Arathorn" Key mendengus kesal

"Darimana dia tahu? Dia juga mengatakan hal - hal aneh yang menyebalkan saat aku disana" aku mulai berpikir topi itu tau latar belakang pemakainya.

"Kau juga? Dia mengatakan apa padamu?" tanya Key penasaran.

"Dia bilang sempurna sekali kalau aku masuk Slytherin" bisikku pelan. Dia menatapku heran.

"dia bilang aku memiliki semua yang diinginkan dan dibanggakan Slytherin. Aku pasti akan jadi penyihir hebat dan kuat bila berada di Slytherin... menyebalkan sekali".

Mendengar perkataanku ini dia hanya menatapku, sepertinya sedang memikirkan sesuatu. "Dia pasti tau latar belakangku, tapi mengapa dia berkata seperti itu padamu?" Aku hanya mengangkat bahu.

"Hey, sampai kapan kalian akan berbisik terus seperti itu? Lihat siapa keluarga baru kita" Fred menunjuk kearah Harry Potter yang berjalan kearah kami.

"Dia Gryffindor" seru Key lalu menatapku seolah mengatakan 'Kau jadi lebih mudah mengawasinya kan'

"Yeah aku tau tugasku, kau jangan menatapku seperti itu" aku mulai berpikir kenapa tidak dia saja yang melakukannya dia kan Gryffindor juga 'dia pangeran apa kau pikir dia melakukan hal semacam itu' jelas itu tak mungkin.

"Sherena.... dia ada dimana? Kenapa aku tak melihatnya" Aku berjinjit berusaha mencari dia

"Dia masuk Slytherin" Kata Harry sambil menunjuk kearah Sherena, kulihat dia berdiri tepat disebelah, yeah Draco Malfoy.

"Kenapa dia ada disana?? Kupikir dia akan mengikutimu disini"

"Ah.... Kau senang melihat dia mengekoriku begitu?" gerutu Key

"Apa kau dan Sherena punya hubungan...." Harry mulai menebak - nebak

"Hey kau sadar berapa umur kita... Aku tak mau punya hubungan seperti apa pun yang ada dipikiranmu. Aku tak mau seperti dia" Key melemparkan pandangan ke arahku.

"Hey. Apa kau bilang? Aku dan Lucas, kami tak ada hubungan apa – apa"

"Akui saja kau suka padanya kan?" Menyebalkan kenapa dia mulai membicarakanku dan Lucas aku tak tahu harus menjawab apa aku hanya merasa marah, suasana benar – benar tegang sekarang baik aku, Key bahkan Harry tak ada yang memecahkan keheningan kita berdua saling bertatapan tajam sementara Harry melirik kita berdua bergantian.

Aku marah padanya, aku memang tidak mengerti dengan jelas mengapa Lucas terkesan menghindariku dia memutuskan berada di Drumstang, okey bukan berarti aku dan dia sampai putus kontak seperti ini, apa Key tau sesuatu? Ini membuatku makin kesal rasanya darahku seakan mendidih mataku benar – benar terasa seperti terbakar 'mengapa rasanya bisa begini?'.

Harry dan Key tiba – tiba tercengang melihatku, aku tak tau apa yang aneh Harry ingin mengatakan sesuatu tapi Key memberi isyarat seolah berkata 'jangan bicarakan itu dulu' Harry terlihat mengangguk paham.

"Hey, kenapa kalian jadi seperti ini? Kalian berdua merusak suasana." Tegur Harry mencoba memecah keheningan

"Dia yang merusak suasana, hya... Keynand Aldrich kenapa tiba – tiba membicarakanku seperti itu, hah?" sekarang dia terlihat bingung dan menggaruk – garuk lehernya.

"Aku... Yeah.... kurasa kali ini aku yang keterlaluan..... ehmm jujur aku tidak nyaman jika ada yang mempertanyakan hubunganku dan Sherena seperti apa, kau tau kan dia selalu mengikutiku padahal kami hanya teman biasa dan banyak orang yang menganggap yang bukan - bukan"

"Okey jadi ini salahku karena bertanya seperti itu" ujar Harry "lalu kenapa kau jadi menyinggung Sherly?" dia bertanya pada Key kurasa dia mencoba meluruskan masalah 'mengapa Key dan aku bersitegang'

"Itu..... kurasa kebiasaan.... aku terbiasa mengganggu dia" ucap Key hati – hati

"Apa!!!!" semburku karena kesal aku tendang kakinya, dia pun mengaduh kesakitan.

"Apa kau tak merasakan sesuatu yang aneh?" tanya Key sambil menggosok – gosok bekas tendangan Sherly

"Sesuatu seperti apa?" tanyaku bingung

"seperti... saat kau marah tadi"

Sebenarnya apa yang dia bicarakan? Apa ada yang aneh saat aku marah?

"Aku merinding melihatmu marah seperti itu... " Kata Harry sambil menggerakkan telunjuk membentuk gerakan melingkar tepat di depan matanya sendiri. Mungkin maksudnya tatapanku yang membuat dia merinding.

"Bisa jelaskan yang lebih... detil?"

"Matamu berubah benar – benar tak wajar" Sahut Key

"Aku juga melihatnya Matamu berubah merah" tambah Harry

"Seolah – olah menyala, kau yakin tak merasakan apa –apa?" Key mulai memelankan suaranya.

Aku benar – benar merasa bingung dengan perkataan mereka. Kulihat teman – teman disekelilingku ramai mengobrol urusan masing – masing. Ron baru bergabung dengan kami.

"Aku tidak yakin... karena saat itu aku hanya merasa marah dan kesal...."

"Sungguh hanya itu?" Harry bertanya

"Begini.... Aku marah.... kesal.... rasanya seperti darahku mendidih.... dan aku benar – benar mau meledak" Aku mulai menggambarkan perasaanku saat itu "berapa lama kalian melihatku seperti itu?"

"ehmmm... sebentar-hanya beberapa detik" Key menyahut lalu terlihat berpikir serius

"Kalian membicarakan apa?" tanya Ron yang tampak kebingungan dengan arah pembicaraan ini

"Akan kujelaskan padamu nanti" bisik Harry pada Ron

"Kumohon untuk saat ini hanya kita berempat saja yang tahu, sampai aku tau apa yang terjadi padaku" Tiba – tiba Ron mengangkat tangan

"Apa aku masuk hitungan.... ?aku tak tahu apa –apa"

"Harry yang akan menjelaskan padamu nanti, makanan kita sudah menunggu" Kurasa Key benar karena aku sudah merasa lapar.

Harry bisa leluasa bercerita pada Ron kurasa karena mereka sekamar, tidak begitu dengan Key dia berbagi kamar dengan Junho, Kevin, dan Nick. Sedangkan aku bersama dengan Hermione Granger, Nam Jihyun, dan Lavender Brown.