webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 3 : Pergi Ke Kebun Binatang Bersama Dursley

Aku meninggalkan rapat sebelum rapat benar – benar bubar karena aku ada janji dengan Keluarga Dursley. Tampak dari luar Keluarga Dursley sedang bersiap – siap.

"Hallo, Om dan tante udah mau berangkat?"

"Oh ya ayo kita masuk ke mobil" ajak Dudley, Mr. Dursley dan istrinya duduk di depan sementara aku, Harry dan Dudley berada di belakang.

Selama perjalanan Dudley nampak tertidur sedangkan Mr. Dursley, istrinya dan aku mengobrol lalu aku sengaja bertanya pada mereka mengenai Harry.

"Harry keponakan Om dan Tante, Kan? Lalu bagaimana dengan kedua orang tuanya" Harry pun menatapku.

"Oh... itu mereka meninggal karena.... kecelakaan mobil" jawab Mr. Dursley dengan gugup. Haah.... kecelakaan?? Voldemort mereka bilang kecelakaan.

"Om dan Tante baik banget ya.... memperlakukan Harry seperti anak kandung sendiri. Sampai – sampai pergi ke Kebun Binatang aja Harry diajak, sherly benar – benar salut" Harry kembali memperhatikanku.

"Beda banget sama perlakuan yang diterima temenku, aku kasihan.... kalian tau kenapa... yah om dan tantenya memperlakukan dia dengan tidak baik. Dia bahkan memakai baju bekas dan tidur di lemari bawah tangga" seketika itu juga raut wajah mereka berubah

"Kenapa? Apa kalian terharu?.... makanya mereka dilaporkan ke Polisi dan mereka di tahan" Tiba – tiba mobil hampir menabrak pengendara motor gede. Aku mencoba menahan tawa melihat reaksi mereka, Harry masih saja memperhatikan ku ya.... kurasa dia bertanya – tanya siapa aku dan dia mencurigaiku.

"...Ngebut seperti orang gila, preman – preman kurang kerjaan." Komentar Mr. Dursley saat dia nyaris menabraknya.

"Aku pernah bermimpi tentang motor," kata Harry mengingat – ingat sesuatu. "motornya terbang" Hagrid dia mengingatnyapikirku.

Mr. Dursley nyaris menabrak kendaraan lain lagi di depannya dan berteriak "MOTOR TIDAK TERBANG!" Dudley dan temannya cekikikan.

"Aku tau motor tidak terbang itu kan hanya mimpi" kata Harry.

Setelah membeli Ice cream dan makan kami menuju rumah reptil. Didalam nya sejuk dan gelap, dengan jendela-jendela berlampu disepanjang dindingya. Dibalik kaca berjenis- jenis kadal dan ular merayap dan melata diatas potongan-potongan kayu dan batu. Dudley dan temannya ingin melihat Kobra dan sanca raksasa yangbisa meremuk tubuh manusia kami menemukan ular yang cukup besar untuk melakukan hal itu namun ular itu terlihat malas – malah tampak sedang tidur nyenyak.

Mereka pun mendekati kandang ular. Dudley berdiri dengan hidung menempel di kaca "Suruh dia bergerak" rengeknya pada Mr. Dursley tapi dia hanya mengetuk kaca si ular hanya diam saja.

"Ketuk lagi" suruh Dudley. Ayahnya pun mengetuk semakin keras.

"Sungguh membosankan" keluh Dudley. Dia pergi, Harry ganti bergerak mendekati kaca dan memandang ular itu lekat-lekat. Kejadian ganjil yang sering kualami terjadi berbagai kilas adegan yang akan terjadi melintas dengan amat cepat dipikiranku. Terlihat Kaca kandang ular Boa tiba – tiba lenyap – Harry berbicara dengan Ular itu – ular tersebut kabur. Saat gambaran itu berhenti aku membuka mata dan menatap Harry dengan rasa ngeri dan gelisah.

"Parslemouth" ujarku pelan dan masih Shock bagaimana mungkin dia... sama sepertiku.

"Harry...!!" Spontan kupanggil dia

"Ada apa?" tanya Harry

"Ular itu terbangun" aku menunjuk kearah ular yang kini mengangkat kepalanya dan matanya berkedip. Harry memandang sekeliling dan balas mengedip juga.

Si Ular mengedikkan kepala ke arah Mr. Dursley dan Dudley. Aku memahami perkataan ular tersebut. "sepanjang waktu memang seperti itu"

"Aku tahu" gumam Harry lewat kaca, "pastilah sangat menyebalkan." aku tak tahu apa Harry menyadari bahwa dirinya sungguh-sungguh sedang berbicara dengan ular. Si Ular mengangguk penuh semangat

"Kau berasal dari mana sih?" tanya Harry

Ular itu menggerakkan ekornya ke arah papan kecil, aku membacanya. Papan itu bertuliskan Boa Pembelit, Brazil.

"Enakkah disana?" Ular itu menggerakkan ekornya ke arah papan itu lagi bertuliskan Ular yang ada disini dikembangkan di kebun binatang.

"Oh begitu jadi kau belum pernah ke Brazil" gumam Harry

Saat si ular menggeleng – gelengkan kepala teman Dudley yang melihat hal tersebut berteriak membuatku terlonjak kaget.

"DUDLEY! MR. DURSLEY SINI LIHAT, ULARNYA MENGGELENG-GELENG KALIAN TAK AKAN PERCAYA" Lalu Dudley berlari mendekati kandang ular dan mendorong Harry hingga terjatuh. Keributan pun terjadi saat Dudley mendekat.

"Minggir kau" ujarnya meninju dada Harry, tanganku mengepal menahan kesal melihat perilaku Dudley tapi aku tak bisa berbuat banyak, dia Muggle.

Harry duduk ternganga tiba – tiba kaca bagian depan itu lenyapdan ular tersebut menggulung tubuhnya dan meluncur di lantai. Para pengunjung menjerit-jerit panik berlarian ke pintu keluar aku juga merasa panik dan tanpa pikir panjang aku mengusir ular tersebut.

"Pergilah sekarang juga... cepat!" desisku kuharap Harry tak mendengarku

"Brazil, aku datang segera ..... Trimsss, Amigo" Harry mungkin mendengarnya karena dia terlihat terkejut.

"S...!" seseorang berteriak memanggil namaku membuatku tubuhku seolah membeku, suara itu...

"Key ah.... apa yang kau lakukan disini?" tanyaku berusaha untuk tidak gugup.

"Aku... jalan–jalan bersama Hyung dan Legolas, Sherly ah....apa yang kulihat tadi tidak salah?... Kau..." aku tertegun jadi apa Key melihatnya, dia melihatku berbicara dengan ular itu Ah... eottohke?.

"Tentu saja benar... Dia itu Harry Potter" jawabku buru – buru

"Bukan itu tapi tadi kulihat kau berkomunikasi dengan ular itu" sanggahnya

"kau yang menyuruhnya pergi apa mungkin begitu?"

"Bukan... Aku tadi bicara dengan anak itu" aku menunjuk Dudley sementara Key memandangku heran.

"tapi tadi dia tidak berada disana" bantahnya

"Memang aku bicara padanya – di masa lampau" aku mencari alasan sebisaku tapi aku sendiri tak yakin dengan jawabanku yang terdengar sama tak logisnya.

"Aku baru tahu ada hal semacam itu" kelihatannya Key masih belum percaya.

Plan B berpura – pura marah dan tersinggung, semoga kali ini berhasil. Aku memasang wajah kesal.

"Jadi sekarang kau tak percaya padaku?" hening tak ada jawaban darinya, aku pun berbalik lalu pergi meninggalkan Key namun aku terhenti saat merasakan dia meraih tanganku menahan kepergianku. Saat itu aku merasa ada perasaan asing yang muncul jantungku... apa karena aku takut ketahuan? tiba – tiba aku tak bisa mengontrolnya.

"Kau tidak sedang membohongiku kan?" Tanya Key, Ku coba menarik napas dalam – dalam

"Apa kamu pikir Aku penyihir hitam?" Bentakku

"Er... Bukan seperti itu...."

"Tenang aja mungkin bagimu aku memang gadis aneh... tapi aku hanya penyihir biasa koq. Wow bicara dengan ular apa aku sehebat itu bahkan sebelum aku belajar di Hogwarts?" Key hanya terdiam dan aku menhentakkan tanganku hingga terlepas dari genggaman Key.

"Well, aku harus pergi sepertinya keluarga Dursley menungguku"

Key POV

Sungguh aku mendengarnya Sherly mendesis lalu ular itu merespon seolah memahami maksud satu sama lain aku tercengang untuk sesaat apa mungkin dia bisa Parsletounge? Mana mungkin, selama ini hanya penyihir hitam yang menguasainya satu – satunya kesalahanku saat itu adalah menanyakan hal tersebut padanya, kurasa dia tersinggung dengan pertanyaanku.

Sebenarnya bukan seperti itu aku.... aku hanya benar – benar peduli dan mengkhawatirkannya saja beberapa hari yang lalu dia bermimpi sesuatu yg amat ganjil mimpi tentang sauron aku yakin itu bukan hal yang baik, lalu sekarang dia bisa mengobrol dengan ular. Firasatku benar – benar buruk

Sherly POV

Karena aku merasa Harry curiga padaku jadi aku memutuskan tidak muncul di hadapannya sampai Dia dan Hagrid pergi ke Diagon Alley, Kuserahkan sepenuhnya pada Hagrid karena aku sendiri bahkan akan bingung menghadapi keluarga Dursley yang terus-terus saja menghindarkan Harry dari dunia sihir menyingkirkan surat panggilan Hogwarts bahkan menjauh dari burung Hantu pembawa surat, padahal hari masuk Hogwarts semakin dekat

Aku memanfaatkan waktuku dengan menggubah lagu, dan mempersiapkan materi lagu. Ponselku berdering aku terkejut begitu melihat caller ID di layar.

"Hallo?" sapa ku

"Sher.... mianhae.... kau mengkhawatirkanku tapi aku.... "

"Gwencanhayo.... Lucas ah.... aku mengerti... tapi lain kali setidaknya kau menelponku, bagaimana bisa kau menghubungi Key dan bercerita semua hal padanya tapi tidak padaku-Aku juga sahabatmu kan, kau sudah janji"

"Apa kau kesal?"

"eoh..." aku mengiyakan

"Dengar hanya setahun... lalu aku akan berusaha menyusulmu ke Hogwarts er... maksudku kalian. aku perlu waktu ayah susah diajak berunding akhir – akhir ini"

"Sungguh....?" pekikku senang

"Janji.... jadi jaga dirimu baik – baik"

"okey..."

"Bye...!" Lucas menutup telponnya

== oOo ==