webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 2 : Tetanggaku Harry Potter

Mungkin karena mimpi itu aku sedikit merasa tak nyaman bila terlalu lama berada di Kerajaan Sihir, jadi aku putuskan pulang kerumah lebih awal.

Misi menjaga Harry mengharuskanku pindah rumah ke kawasan Muggle Private Drive tempat dimana Harry Potter tinggal bersama paman dan bibinya, rumahku tepat berada di depan rumah Harry.

Aragorn lah yang mengurus segalanya mengenai kepindahan kami sekeluarga yang kami tau hanya pindah saja karena instruksi dari Kementrian, aku juga bersikeras pada Aragorn untuk menebus rumah baru itu ayah juga sependapat denganku karena jujur saja rumah untuk kami itu agak berlebihan.

Lantai bawah hampir seluruhnya merupakan halaman dan teras jadi rumah kami seolah menggantung meski begitu gerbang dan teras depan berada di lantai empat, memang jika dilihat dari depan rumah hari tampak hanya dua tingkat layaknya rumah di komplek ini. tetapi jika dilihat dari tikungan sudut jalan maka terlihat garasi dan kolam renang berada di bawahnya tak ada dinding yang menghalangi garasi itu karena garasi kami dikelilingi oleh kaca, kolam renang pun terbuka dibatasi oleh kaca tak dikelilingi dinding maupun atap jadi jelas terlihat kemegahan dengan gaya modern rumah ini.

Aku sudah merasa takjub saat melihatnya dari tikungan dan tak menyangka kalau aku akan menempati rumah ini. Selera Aragorn memang patut diacungi jempol. Rumah kami sebelumnya juga sudah mewah tapi tidak seunik ini.

Aku sengaja pulang berjalan melewati rumah keluarga Dursley, di halaman rumah keluarga Dursley tampak seorang lelaki kurus, tingginya hanya beberapa centi lebih tinggi dariku, di dahinya terdapat bekas luka menyerupai sambaran kilat. Aku tersenyum padanya ketika dia memandang ke arahku lalu dia balas tersenyum padaku.

Ketika memasuki rumah Sherly melihat Sherena, kakakku yang sudah dua tahun memutuskan untuk tidak tinggal bersama aku dan kedua orang tuaku datang membawa koper besar dan menenteng tas ditangan berjalan ke arah kamar sementara Christy asisten pribadinya mengikuti dibelakang.

"Ren... banyak sekali barang bawaanmu?" tanyaku basa – basi, aku penasaran apa dia menginap lama disini atau bahkan ingin kembali tinggal bersama kami.

Dia berhenti berjalan dan sedikit menurunkan kacamata hitamnya "Adikku sayang... mulai saat ini aku tinggal disini" ucapnya dengan nada senang yang dibuat-buat

"Mwo???.... hah... bukankah kau pernah bilang tidak mau seatap denganku?.... atau kau sudah bosan tinggal di rumah keluarga Diggory....? bukankah kau tak suka tinggal bersamaku?"

Dia berdecak kesal mendengar ucapanku "Aku tinggal dimanapun itu terserah padaku... lagipula aku suka tempat tinggal baru kita err... meski berada di lingkungan mugle tapi yeah... rumah ini sungguh keren meski Aku juga suka berada di rumah paman, memangnya kenapa kalau aku kembali tinggal bersamamu apa kau keberatan?" Jawabnya

Aku segera menggelengkan kepala "Tentu saja bukan begitu, hanya saja terasa aneh saja karena dulu kau sangat risih bila berada bersamaku" kulihat Sherena tersenyum sinis padaku

"Apa kau pikir aku sudah nyaman berada disampingmu? Itu tidak akan pernah terjadi, kau dengar itu.... oh ya aku juga memutuskan belajar sihir di Hogwarts jadi kuharap tidak akan ada yang tau kalau kita berdua saudara kembar okey"

"Araseo.... mana mungkin ada yang mengira kita berdua kembar sekarang wajah kita sudah berbeda jadi kau tak perlu mengkhawatirkannya"

"hey....kenapa kau aneh sekali hari ini? Mana ocehanmu?" "Aku sangat lelah hari ini aku tak punya cukup tenaga untuk berdebat denganmu" jawabku

Aku beranjak masuk ke dalam kamarku, yang didominasi warna putih dengan lighting biru di beberapa sisinya. Ayah memang tau benar seleraku kero menyambutku dengan ocehannya

"Kenapa dari kemarin kau tak pulang dan tak memberi kabar? Kau tau...."

"Kau mencemaskanku kan??" Aku pun tersenyum senang

"Kenapa kau tersenyum..."

"Aku tidak pulang kenapa kau yang cemas? Orang tuaku bahkan tak menanyakan kabarku ketika aku tiba di rumah"

"Apa salahnya, aku kan takut terjadi apa – apa padamu"

"Jangan berlebihan" sambil mencubit pipi teddy bear mungil itu

"Aw.... sakiiit, aku serius belakangan ini aku merasakan sesuatu yang buruk"

Aku hanya terpaku, melihatku seperti itu Kero merasa heran lalu bertanya padaku

"Apa terjadi sesuatu?" tanya kero

"ehm.... Tidak ada apa – apa!" aku mengelak

"jangan berpura – pura seolah tidak ada apa – apa di depanku..... tak ada gunanya" Kero memang yang lebih memahamiku daripada siapa pun

"aku hanya bermimpi buruk kenapa semuanya bersikap berlebihan" Aku mulai kesal

"Mimpi apa??"

"Sauron.... Mordor.... entahlah"

"Apa itu aku tak paham... Tapi tak terjadi apa – apa kan"

"Entahlah kenapa mimpi itu terasa.... nyata, tapi tak ada yang terjadi padaku, Oh ya apa kau sudah lihat tempat yang sudah aku siapkan untukmu??? Mulai sekarang kau sudah punya kamar sendiri" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tanpa menuggu reaksinya aku ajak dia menuju lemari buku.

"Kita atur dulu passwordnya... apa??"

"Lasagna" seru kero

"Mwo??? Apa isi otakmu cuma makanan??" protesku

"Archangle?" ralat kero "tidak buruk" komentarku

Aku setting password ruang tersebut dan lemari itu pun berputar 180° dan ruangan itu pun terbuka lalu terdapat tangga turun kemudian tampak sebuah ranjang di depannya terdapat kaca besar yang membatasi kamar ini dengan pemandangan bawah laut dan juga terdapat sebuah ranjang mungil di atas meja. Beberapa kursi untuk bersantai, dan perabot lain.

"Otteo??"

"Woaaaaah!!" tanya kero takjub

"Hey katakan padaku kapan kau mempersiapkannya" Kero kelihatan menyukainya

"Begitu mereka bilang aku tinggal di lingkungan muggle aku meminta ruang khusus pada Aragorn..."

"Dia tidak bertanya untuk apa?"

"Yang jelas dia tidak banyak bertanya sepertimu."

"Kau....." Kurasa Kero berniat protes namun aku menyela perkataanya

"Aku mau mandi dulu... aku harus mengunjungi tetangga kita dulu bukan?" ujarku sambil mengerlingkan mata pada kero.

"Lalu kalau kau punya kamar di ruang ini mengapa diluar juga terdapat tempat tidurmu?"

"aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Sherena begitu melihat ruangan ini, lagipula kalau disini aku bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan, tapi kalau kau masih banyak mengoceh aku pindahkan kau di depan" ancamku

===oOo===

Sherly menuruni tangga hendak mengunjungi rumah keluarga Dursley sementara orang tuanya dan Sherena sedang makan siang.

"Mau kemana, tidak makan dulu?" tanya Appa

"Nanti saja aku tidak sabar menyapa tetangga baru kita, lanjutkan saja makannya"

"Tetangga? Tapi.... mereka kan muggle" seru Sherena meremehkan

"Kurigo wae? Aku tak ada masalah dengan itu..... Aku pergi dulu, bye" pamitku

Harry tampak sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya, aku mendekatinya

"Hi..." Sapaku

"Oh...Kau yang baru pindah tadi pagi kan?" sahut Harry, aku mengangguk

"Kenalkan Aku Sherly Holmes. keluargaku baru pindah dari Seoul" Harry tampak mengerutkan dahi sementara aku mengulurkan tangan dan berjabat dengannya

"Aku Harry Potter....Kau..... Namamu mengingatkanku pada Sherlock Holmes"

"Tentu saja dia kan Ayahku...."

"Aku kira itu hanya cerita fiksi saja"

"Kau tidak mengira ayahku detektif itu kan, tentu saja bukan Harry, Kurasa Kakekku terobsesi pada tokoh itu, hanya saja ayahku seorang Jaksa",

Tiba – tiba paman Vernon datang bersama anaknya yang gendut dan istrinya mendekati kami

"Siapa Kau?" Tanya Mr. Dursley dengan mata melotot

"Bukankah kau..... Sherly... ya kan Sherly Holmes" Seru Dudley takjub

"Ya... Aku baru pindah tepat di depan rumah kalian"

"Wow.....sungguh??? rumahmu sangat menakjubkan. Aku Dudley dan ini orang tuaku"

"Aku Petunia dan ini Vernon Bagaimana kalau kau ikut makan siang bersama kami"

"Tentu" Aku cukup terkejut melihat perubahan sikap mereka yang begitu cepat.

Semua yang mereka ceritakan benar – benar membosankan, sementara Harry lebih banyak mematung, dia hanya bicara seperlunya saja, Apa Harry sudah tau kalau dia penyihir? Itu yang terus terlintas dipikiranku, Kurasa tidak.

"Aku mau permisi ke toilet sebentar" Aku menyingkir dari mereka lalu menelpon Key

"Hello...???"

"Key..... ada yang aneh, apa Harry belum tau apa – apa tentang jati dirinya?"

"Memangnya kenapa?"

"Kau tau kan kapan sekolah di mulai sementara dia.....Kau mau dia terlihat seperti penyihir tolol di Hogwarts"

"Hya..... pelankan suaramu!! Itu tugas Hagrid, kau jangan khawatir, untuk sementara ini kau hanya perlu mengawasinya saja."

"Otteo?" Tanya Key

"mwo???....Harry?.... Dia... baik tapi..... aku belum benar – benar tau tentang dia, aku tutup dulu telponnya – pyeong"

Aku segera berpamitan dan mereka mengajakku pergi ke Kebun Binatang besok, sebenarnya aku tidak tertarik dengan kebun binatang tapi aku harus pergi karena ada Harry.

===oOo===

Sherly POV

Aku mudah sekali jenuh dan bosan biasanya tiap aku merasa begitu aku menyalurkannya pada musik entah itu hanya mendengarkan musik, menggubah lagu atau hanya memainkan instrument. Aku merindukannya, alasan aku mau mengenal dan menyukai musik adalah dia, mungkin kau berpikir aku naksir orang tersebut. Sudah enam bulan ini dia di Amerika dia belajar musik disana dan entahlah dia memutuskan bersekolah di Hogwarts atau Drumstang, meskipun aku ingin dia di Hogwarts juga sama sepertiku namun tak heran dan aku akan menghargai keputusannya jika dia masuk ke Drumstang karena ayahnya termasuk Dewan Komite di sekolah itu.

Aku melamun sambil memainkan snowball pemberian darinya saat ulang tahunku lalu memutar musik.

"Lucas -ah..... bagaimana ini.... Aku kangen banget" Aku sebenarnya merasa kesal juga padanya padahal hampir tiga bulan dia tak memberi kabar. Lalu ku putuskan untuk meninggalkan pesan untuknya.

'Hya.... sampai kapan kau berdiam dan tak memberiku kabar, apa kau mau membuatku mati karena rindu? Apa kau begini karena kau memutuskan untuk sekolah Drumstang makanya kau tak memberi kabar, tidak berada di sekolah yang sama bukan hal yang terlalu buruk. Segera hubungi aku atau kau akan mati arasseo... Pyeong!!!'

Terdengar suara berisik di lantai bawah kurasa dari ruang tamu. Aku pun tertarik untuk melihat. Ku lihat banyak teman – teman disana aku merasa heran.

"Sebenarnya ada apa ini? Kalian...."

"Bukankah kita akan rapat mengenai materi single kita eoh...?!!" ujar Jihyun

"Kenapa mendadak begini... kalian tidak memberitahuku dulu..." sahut Sherly

"Aku sudah menelpon kerumah mu saat itu Sherena yang mengangkat telponnya apa dia tidak memberi tahumu? Kudengar dia menginap di rumahmu" Key menjelaskan lalu tak lama kemudian Sherena turun dari kamarnya dan bergabung dengan kami.

"Kenapa kau tak memberitahuku?" tanyaku

"Waktu itu kau tak ada, kau begitu lama di rumah tetangga sampai aku lupa memberitahumu" Jelas Sherena, kuharap dia tidak sengaja melakukannya.

"kita tinggal seatap bukankah kau bisa memberitahuku sewaktu – waktu" aku mulai kesal dengan sikapnya

"sudah, bukannya ada banyak hal lebih penting yang harus kita bahas" Riri melerai

"sebenarnya aku bersikap begini juga karena ada janji, tapi yah aku ada waktu satu jam saja".

"Aku mengerti jadi kita jangan buang – buang waktu lagi," potong Key

"hei.... memangnya kau akan kemana?" bisik Key padaku

"Aku akan menghabiskan waktuku bersama keluarga Dursley dan Harry" jawabku

Aku merasa Sherena memandangku dengan kesal sejak tadi. Bukan hanya itu dia pun bersikap aneh untuk menarik perhatian Key kurasa.

"Kita harus mengerjakannya segera sebelum memasuki tahun ajaran besok, karena kurasa kita tak akan bisa melakukan hal lain di Hogwarts. Sher bagaimana dengan L?" kata Junho

"Ah... dia... belum memberi kabar tapi kurasa dia tidak masuk ke Hogwarts... seperti kita jadi bagaimana?"

"Bagaimana kalau kita tetap mengerjakan project ini sambil terus menunggu kabar yang jelas?" usul Kevin

"Kabar yang jelas bagaimana? Aku sudah menghubunginya dia bilang, dia akan masuk Drumstang jadi.... dia harap untuk sementara ini kita melakukannya tanpa dia." Jelas Key

Apa – apaan ini dia tak memberiku kabar tapi, dia dan Key... aku tahu Key sangat dekat Lucas tapi aku.... bukankah dia berjanji akan memberi kabar padaku? Atau tak ada hal yang ingin dia katakan padaku. Ini benar – benar memalukan aku merasa kecewa dan terabaikan. Mereka memang tak berkata apa – apa tapi aku yakin mereka pasti mengira Lucas sengaja menghindariku, yeah mereka semua tau dengan baik kalau aku punya perasaan pada Lucas

== oOo ==