webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 19 : Apologize

Sherly POV

Mengapa sikap Key jadi begini? Dia tak boleh seperti ini melakukan apapun semaunya sendiri. Bukan hanya sekali dia membahayakan dirinya meski itu untuk menyelamatkanku.

"Dia sangat keras kepala" gumamku kesal

"Dia sangat mencemaskanmu, mengapa kau tak memahaminya? Kalau saja kau tahu seperti apa wajahnya saat mencarimu di hampir keseluruh penjuru Hogwarts." Hermione mengomel padaku begitu aku merebahkan diri di kamar.

"Aku tak bisa Hermione, melihat dia terluka karena melindungiku – di depan mataku sendiri, dia menyuruhku diam saja tapi aku tak bisa, Aku... mungkin tak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu yang buruk padanya" Aku menggelengkan kepala dan membenamkan wajahku di bawah selimutku.

"Jangan menyalahkan diri sendiri"

"Ini bukan karena aku merasa bersalah hanya saja.... Aku hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya."

"Kita semua juga tak ingin itu terjadi, tapi kau tak harus bersikap seperti itu padanya dia sudah berjuang menyelamatkanmu, seharusnya kau bisa bersikap lebih baik padanya, besok, lupakan pertengkaran kalian ini, kita masih punya banyak hal yang harus diselesaikan"

Aku tak peduli apakah aku atau Key yang patut disalahkan atas pertengkaran ini, aku tak mau Key terus menerus membahayakan dirinya sendiri hanya karena diriku.

"Aku tak yakin kau bisa melakukan hal itu jika berada di posisiku.... Kalau sudah begini apa yang harus kulakukan?" Hermione tak menyahutku, kuturunkan selimut dan menengok kebelakang.

Hermione diam tak bergerak dan matanya sudah terpejam sepenuhnya "Hya... kau sudah tertidur, menyebalkan sekali" aku menggerutu sendirian lalu memutuskan menyusul tidur

Rasa bersalah pada Key masih menghantuiku, sampai – sampai aku ragu untuk mengikuti pelajaran hari ini. Harry dan Ron tampak menunggu di tangga, aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku namun Key tak menampakkan diri.

"Kau, mencari Key?"tanya Harry

"Tidak… untuk apa aku mencarinya?" jawabku pura – pura tak peduli.

"Dia berangkat duluan, katanya ada yang harus dia urus" gumam Ron

"sudah kubilang aku tidak mencarinya" ujarku dengan nada kesal.

"Kenapa kau jadi marah? Aku hanya sekedar memberitahu, bukan hanya untukmu tapi juga Hermione".

Ron benar, sebenarnya aku juga merasa aneh dengan sikapku sendiri, aku berjalan mendahului mereka, meski mereka tidak berkomentar apa – apa hingga suasana berubah hening dan itu makin menggangguku. Kami tiba di kelas Prof. Binns namun aku juga tak melihat Key disini.

"Sebenarnya dia di mana sih" gerutuku. Hermione tersenyum simpul

"Kalau kau mencarinya bilang saja" Hermione tersenyum geli melihatku

"Mencari siapa maksudmu?" Aku mengerutkan dahi

"Yaaaaah, Key"

"Aku tidak mencarinya – aku.... mencari Jihyun ada hal yang harus kita bicarakan" Entah mengapa aku perlu repot – repot berbohong, Harry hanya tersenyum dan menunjuk kedepan

"Jihyun sedari tadi ada di sana apa kau tak melihatnya?" Aku tercengang

"Ba.. bagaimana dia bisa ada disana?" yang lain menahan tawa, aku pasti terlihat sangat konyol saat ini.

Untuk menyelamatkan diriku dari rasa malu terutama dihadapan Harry, Ron, dan Hermione lainnya aku berjalan dengan enggan ke arah Jihyun, tapi apa yang selanjutnya kulakukan? – aku tak tahu.

"Nam Jihyun..." seruku ragu, dia menoleh kearahku.

"Ada apa?" Dia memandangku dengan tatapan heran mungkin karena melihat wajahku yang tegang.

"Apa.... ehmm materi yang kau buat sudah siap?" Dia terdiam lalu menelengkan kepala seperti mengecek apa ada yang salah padaku.

"Kau tak apa – apa kan?"

"Tentu saja, aku sangat baik – baik saja, kenapa kau memandangku seperti itu" sesekali aku melihat ke arah teman – temanku.

"Aku yang seharusnya bertanya kau kenapa? Menanyakan hal ini saja kau terlihat gugup sekali" seru Jihyun sambil tertawa.

"Kau tau kenapa.... itu... aku hanya terlalu antusias karena kau yang mempersiapkan semuanya" Jihyun tersenyum dan merentangkan tangan lalu memelukku – Jihyun terlalu sensitif dan mudah terharu mungkin sebentar lagi malah dia akan menangis, tebakku

Jihyun menarik diri dan benar dugaanku dia menghapus sisa air mata di pipinya

"Gomawo, ini pertama kalinya bagiku mendapat kepercayaan ini aku akan melakukannya sebaik mungkin, jadi jangan khawatir"

"Jangan menangis begini ah.... bagaimana jika yang lain berburuk sangka padaku, hah??" Professor Binns baru saja datang dan memasuki kelas sementara Key masih belum muncul juga, aku kembali ke tempat dudukku di samping Hermione.

Bukan hanya aku, Hermione, Ron, dan Harry pun mencari sosok Key.

"Buka halaman 126, aku akan menjelaskan tentang beberapa peristiwa bersejarah di dunia sihir beberapa abad yang lalu..." prof. Binns terhenti saat pintu kelas tiba tiba terbuka.

Aku lega melihat Key, dia agak terengah sambil memeluk buku cukup tebal dan nampak tua "Maaf, Professor aku terlambat – aku ke perpustakaan meminjam buku untuk referensi pelajaran anda"

"Bagus, Nak! Kembali ke tempat dudukmu tapi jangan terlambat lagi saat kelasku berlangsung" Dia mengangguk, matanya tertuju kearahku lalu berjalan menuju bangkunya.

"Kau rajin sekali, sejak kapan kau tertular Hermione?" Ron berkomentar

"tutup mulutmu Weasley" Dia sama sekali tak menghiraukan pelajaran hari ini, karena perhatiannya tertuju sepenuhnya pada buku yang dia baca. Aku jadi penasaran buku apa itu?

Key memergokiku yang sedang memerhatikannya, dia tak nampak marah atau kesal padaku. Key hanya diam memandangku seolah menerawang jauh kentara sekali jika pikirannya tak berada disini.

"Ehem..." Prof. Binns berdehem "ada apa dengan kalian berdua?" Dia memendang kami bergantian.

"Aku hanya penasaran dengan buku yang dia bawa itu saja,,," Aku berkelit

"simpan rasa penasaranmu – kalau kau mau pinjam saja di perpustakaan, sekarang saatnya memerhatikan pelajaranku" Prof Binns menatap galak kepadaku.

Pelajaran sejarah sihir sudah cukup buruk bagiku karena itulah aku tak bisa fokus, biasanya mendadak aku terserang rasa kantuk yang hebat. Namun kini meskipun tak mengantuk tapi aku bosan dan Jenuh sekali hingga pelajaran ini berakhir.

"Hei sebenarnya apa yang kau baca?" tanya Hermione.

Key menatapku "Menyelidiki semua yang mengganggu pikiranku"

"Kenapa kau menatapku?" ayolah... apa maksudnya akulah yang mengganggu pikirannya?

"Hey... kau juga salah satu dari yang mengganggu pikiranku. apa kau masih belum mengerti juga? Aku berusaha mencari tahu apa masalahmu dan bagaimana mengatasinya".aku takjub mengapa dia seolah bisa membaca pikiranku

Kalau dipikir – pikir Key selalu melakukan banyak hal untukku – sementara aku selalu menekannya dan memaksakan kehendakku sendiri.

"Kau sudah lama mengenalku kan? Kau pasti tau aku sering melakukan hal – hal yang menyebalkan" Aku tersenyum

"Sebenarnya apa yang mau kau katakan?" Key menatapku keheranan

"karena itu... Maaf – Aku hanya bisa menyalahkanmu padahal kau berniat baik padaku" Aku menunduk ragu dan tak punya cukup keberanian menatapnya.

"Aku... sungguh tak punya niat untuk bertengkar – Aku hanya... tak mau kejadian waktu itu terulang lagi" Aku berusaha agar tak terdengar sedih namun mataku terasa pedih

"Kejadian yang mana yang kau maksud?" Key bertanya dan terlihat bingung

"Ehm... troll" Aku mencoba menatap Key yang pada akhirnya kusesali karena itu membuat air mataku mulai mengalir "Kau tahu.... hal itu sangat menggangguku... saat kau pingsan waktu itu sungguh menakutkan dan membuatku panik – Aku takut hal itu terjadi padamu lagi atau bahkan mungkin lebih parah dari itu"

"Kau... apa kau mencemaskanku?" tanya Key tampak terkejut

Aku mengangguk, tiba – tiba Hermione memelukku "Kita akan saling melindungi – Kau, Key, Harry, Ron ataupun aku yang berada dalam bahaya, jadi semua akan baik – baik saja" Kata Hermione menenangkanku.

Key tersenyum ini sungguh melegakan... aku menarik diri dari pelukan Hermione lalu berhadapan kembali dengan Key "Kita berdamai?" aku tersenyum dan mengulurkan tangan pada Key sebagai tanda damai.

"Tch... berdamai? Apa – apaan ini? Kita mungkin sedikit bertengkar tapi tidak bermusuhan untuk apa melakukan hal ini? Kekanak – kanakan sekali" protesnya

"Kau tidak mau....?" tanyaku

"Apa aku mengatakan itu?" bantah Key

"Ya sudah kalau tak mau" Aku hendak memasukkan kedua tanganku yang terulur ke jubahku namun dengan sigap Key menyambarnya dan menarikku – Dia memelukku, deg.

Aku terkejut kedua mataku pasti terbelalak saat ini, sempat terpikir untuk mendorongnya menjauh tapi mengapa aku tak bergerak?, aneh.

"Sudahlah – apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu" dia menepuk punggungku lalu menjauhkanku.

"Kenapa kau melotot padaku?" tanya Key heran. Dia memasang wajah seperti itu sementara Harry Ron dan Hermione pura – pura melihat ke arah lain seolah-olah tak melihat kami mungkin?.

Aku menendang kaki Key cukup keras "Arggh!" pekiknya, dia terlonjak kesakitan "Hyaaa, apa yang kau lakukan?"

"Berhenti melakukan hal yang mengagetkanku" Aku mendengus kesal lalu pergi meninggalkan kelas.

"Hey kau mau kemana?"teriak Harry

Aku berbalik "Tentu saja ke lapangan sebentar lagi pertandingan akan dimulai" tukasku

"Lapangan Quidditch disebelah sana" Ron menunjuk kearah yang berlawanan.

Hebat, Aku berbuat hal konyol lagi, Hermione, Ron dan Key menahan tawa – ini sungguh memalukan.

"Wah... sepertinya kita tak boleh membiarkanmu berjalan sendirian, Hogwarts sungguh luas bisa-bisa kau tersesat" Key meledekku

"Hyaaa Keynand Aldrich, tutup mulutmu" seruku kesal sambil memukul – mukul punggungnya.

Kami mengantar Harry sampai di ruang ganti pemain dan memberinya semangat. Oliver Wood menghampiri Harry dan memberi beberapa saran, sementara Hermione mengajari sebuah mantra pada Ron.

"Jangan lupa mantranya Locomotor Mortis". Kutukan Kaki Terkunci hanya untuk berjaga-jaga jika Snape berniat mencelakai Harry.

"Jangan cerewet!" balas Ron.

"Kalian mencari tempat duduk duluan saja, aku harus menemui seseorang" kupikir aku juga harus memberi dukungan pada Cedric juga.

"Uh... kau akan menemui Cedric" tebak Key

"Hebat... rupanya kau punya kemampuan membaca pikiran orang lain"

"Baik, kalau begitu kita pergi duluan – kau bisa mencari kami di tribun sebelah sana" Hermione menunjuk ke satu arah terdapat panji-panji berlambang asrama Gryffindor.

Aku mengangguk mengerti. "Aku ikut bersamamu" kata Key lalu menyambar dan menggandeng tanganku.

"Apa?" Aku terkejut.

"Aku sudah bilang aku akan melindungimu jadi aku harus ikut" Key bersikeras

"Kau tahu aku akan menemui siapa? Cedric - dia sepupuku" bantahku

"Kau bisa saja bertemu bahaya di jalan, kau ingat saat kau sendirian hendak mengambil kamera apa yang terjadi? – kau bisa saja tersesat, ya... dan tadi kau memang nyaris tersesat bukan?"

"Aku tidak setolol itu" protesku

"Aku tak pernah bilang begitu – hanya saja kau punya kecenderungan terlibat dalam bahaya". Aku kesal mendengarnya seolah membatasi gerak gerikku.

Ketika aku hendak memprotes ucapan Key "Stop!!! kalian berdua juga punya kecenderungan ribut satu sama lain SETIAP SAAT. jadi lebih baik kalian berdua pergi bersama ke tempat Cerdric – Aku tak tahan mendengar kalian berdua, sungguh" Kata Ron lalu mengajak Hermione pergi ke arah tribun.