webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 13 : Peringatan Untuk Jessica

Key POV

Sudah hampir setengah jam Sherly pergi namun sampai sekarang dia belum kembali, aku bahkan tak bisa menikmati pertandingan ini karena mencemaskannya.

"Kenapa dia belum kembali juga?"

"Apa mungkin dia tak bisa menemukan kembali tempat kita?" tanya Ron

"Dia tak seperti Neville" bantahku "aku akan menyusulnya"

"Dan pertandingannya? Kau akan melewatkannya?" tanya Hermione

"Aku bahkan tak bisa menyaksikan dengan tenang – Aku pergi dulu"

Aku berlari menuju asrama Gryffindor namun tak ada siapa pun disana sekarang aku tak tahu harus mencarinya dimana. Aku menyusuri koridor mencarinya tanpa tujuan yang pasti, tak ada siapa pun yang bisa kutanyai... tak ada Flich dia bahkan melewatkan lantai ini untuk dibersihkan karena ada genangan air yang berasal dari toilet atau memang ada kerusakan disana, aku merasa penasaran karena genangan air tersebut bertambah luas.

Aku membuka pintu toilet berniat menghentikan kebocoran atau apapun yang salah disana. Ada seorang gadis tersungkur disana basah oleh genangan air dari Shower yang masih menyala. Kumatikan shower itu lalu menolong gadis itu.

"Sherly??" aku terkejut dan mulai panik "apa yang sebenarnya terjadi"

"Buka matamu" aku melepaskan syal dan jubahku lalu memakaikan pada Sherly karena bibirnya nyaris membiru karena kedinginan. Aku sadar madam Pomfrey pasti stand by di lapangan mengurusi pemain yang cidera jadi aku segera menggendong Sherly ke asrama Gryffindor.

Aku membaringkannya di sofa ruang santai Gryffindor dan menyalakan perapian melepas sepatu dan kaos kakinya lalu aku pergi ke kamarku untuk mengambil selimut karena dia terlihat menggigil kedinginan.

"Sherly... bangun" kusentuh dahinya dia agak demam. Siapa yang memperlakukannya seperti ini? Mengapa dia berada di toilet padahal seharusnya mengambil kameranya di kamar, aku menyesal tak menemaninya banyak sekali pertanyaan di kepalaku, aku hanya mondar - mandir cemas rasanya ingin meminta pertolongan namun aku tak mau meninggalkannya sendirian.

Terdengar suara berisik Hermione, Harry dan Ron dari luar sepertinya pertandingan sudah usai "Kalian berdua masih disini?" tanya Ron.

"Apa yang terjadi pada Sherly?" tanya Harry

"Aku tidak tau, saat aku mencarinya kulihat air menggenang di koridor sekitar toilet saat kuperiksa aku menemukannya pingsan di lantai, basah kuyup dan sampai sekarang dia masih belum sadar, Hermione kurasa kau harus mengganti bajunya di kamar dia terlihat kedinginan." Hermione mengangguk

"Bantu aku membawanya ke kamar" Ketika aku dan Ron mengangkat tubuhnya terdengar suaranya merintih kesakitan tangannya mencengkram lenganku "Apa dia sadar?" tanya Harry

"Aw... appo" keluhnya Aku melihat luka bekas goresan kuku di lehernya.

"Kami akan membawamu ke kamar kau harus ganti pakaian, lalu kita akan mengobati lukamu" dia tak mengatakan apa – apa aku mengantarnya ke kamar dan menunggunya.

"Siapa yang melakukannya?" gumam Harry

Hal itu yang mengganggu pikiranku, siapa pelakunya dan mengapa melakukan hal ini pada Sherly. Aku coba mengingat – ingat apa ada orang yang terlihat membencinya tapi tak ada satupun yang terlintas dipikiranku.

"Kira – kira adakah orang yang terlihat tak menyukai Sherly?"

"Kukira tak ada, bahkan Malfoy yang membenci kita pun bersikap baik padanya" Aku mengangguk setuju dengan ucapan Ron.

Sherly datang memakai jaket tebal dan celana jeans rambut pendeknya pun masih belum kering sepenuhnya, Hermione masih memapahnya dan duduk di sofa. Aku menyodorkan teh hangat padanya.

"gomawo, Hermione bilang kau yang menolongku aku terlalu banyak berhutang padamu"

"Menolong? Aku hanya menemukanmu kalau aku menolongmu kau tak akan luka seperti ini, Siapa yang melakukan ini padamu?" tanyaku

"Aku bahkan tak melihat siapa orang yang menyerangku" jawabnya dengan terus menatap lantai, aku merasa curiga kalau dia berbohong

"Kau harus ke rumah sakit" sahut Ron

"Aku ingin disini, minta saja ramuan pada Madam Pomfrey, aku tak suka bermalam disana" protesnya

Harry dan Ron pergi menemui madam pomfrey sedangkan Hermione sedang membaca buku tebalnya dia bersamaku menemani Sherly.

"Sementara kau pakai obat ini, luka cakar dan lebam itu harus diobati" ujarku

Aku mengoleskan obat di lehernya, dia mengaduh sesekali juga mendorongku menjauh begitu posisi kami terlalu dekat.

"Jangan banyak bergerak - ceritakan padaku kau tak pandai berbohong, kau pasti melihatnya aku melihatmu mengenggam beberapa helai rambut kau pasti melawan – tentu kau tau orang itu... lagi pula menurutku bukan hanya satu orang yang menyerangmu kau tak mungkin bisa terluka seperti ini jika hanya diserang satu orang, siapa mereka?"

"Aku tak mengenalnya" jawabnya

"Tak masalah, kau bisa tunjukkan padaku"

"Untuk apa? Membalasnya? Kau akan melakukannya? – itu bukan contoh yang baik pangeran"

"Sudah kubilang jangan sebut aku... katakan saja siapa mereka"

"Tidak perlu, aku sudah cukup menghajar mereka"

"Hah... tapi kau sendiri yang pingsan disana, jadi kondisimu tidak lebih baik dari mereka"

"Mereka bertiga dan aku sendirian apa yang kau harapkan?" dia terlihat emosi

"Siapa mereka bertiga?" desakku

Dia terlihat ragu – ragu "Kau takut aku mencelakai mereka ya?" tanyaku

"Aku percaya kau tak akan melukai orang sembarangan...." dia berhenti dan menatapku hati – hati.

"Terutama jika mereka fansmu, sebenarnya aku tak mau mengatakannya padamu tapi kau terus saja mendesakku – menyebalkan sekali". Sherly celaka seperti ini karena aku... apa mereka tak suka karena Dia dekat denganku.

"Mereka tak suka kau melindungiku apalagi sampai mencelakai dirimu sendiri – jadi jangan lakukan hal berbahaya lagi bukan hanya itu nyawamu sangat berharga… kau seorang pangeran, lagipula apa bedanya kau menyelamatkanku tapi kau membuatku dalam masalah seperti ini juga" gerutunya

"Jadi kau mengalami ini karena aku?" ujarku kecewa pada diriku sendiri.

"Kau kenapa?" tanya sherly, Aku menyingkirkan rambutnya dan menatap luka di lehernya.

"Jadi karena itu kau tak mau mengatakan padaku siapa saja mereka?"

"Sudahlah setidaknya luka ini bisa disembuhkan kan"

"Bukankah itu sakit?"

"Tch... tidak separah lukamu saat dipukul Troll"

Terdengar Hermione menutup bukunya "Ya kalian berdua memang parah, melewatkan pertandingan pertama Harry"

"Gryffindor menang kan?" tanya Sherly, Hermione mengangguk

"Tapi Harry nyaris celaka seseorang memanterainya hingga Harry kehilangan kendali atas sapu terbangnya, dan kami mencurigai Snape."

"Apa? Kau yakin itu ulah Snape" tanya Key terkejut

"Tentu, dia terluka kena gigitan anjing itu dan juga mengancam Prof. Quirrell, tapi berita hebatnya kami berhasil mengorek informasi dari Hagrid - anjing berkepala tiga itu peliharaan Hagrid, Flufy. dia juga menyebut tentang Nicholas Flamel kurasa orang itu ada hubungannya dengan benda yang dijaga Flufy." Mungkin Hermione terlalu tak sabar menjelaskan pada kami karena dia berkata dengan sangat cepat.

"Kita harus mencari tau siapa Nicholas Flamel dengan begitu mungkin kita bisa tau benda apa yang dijaga super ketat dengan pengamanan VVIP Hogwarts" Sherly bahkan terlihat mulai bersemangat.

"Kau harus beristirahat dan sembuh secepatnya, jangan pikirkan Nicholas Flamel dulu... pertunjukan semakin dekat" aku mengingatkannya

"Hal ini jelas lebih penting dari pertunjukan" bantahnya.

"Setelah pertunjukan kau baru boleh memikirkan hal lain, mengenai Nicholas Flamel serahkan saja pada Hermione, Araseo"

Shcemberut dan menggerutu tidak jelas Hermione berusaha menahan tawa "Masih ada Ron dan juga Harry kan, kalian berdua buat saja pertunjukan yang keren rasanya aku juga ingin menonton kalian".

"Penayangan juga di dunia Muggle kau harus melihatnya bukankah kau juga menghabisan natal bersama keluargamu" ujarku.

=== oOo ===

Tinggal beberapa hari sebelum kami libur natal, aku, Hermione, Ron, Harry, dan Sherly berubah menjadi kutu buku dadakan. Kami mencari hampir ratusan buku mungkin hanya untuk mencari Nicholas Flamel.

"Kalian menemukan sesuatu?" tanyaku putus asa

"Kau lelah? Istirahat saja, satu jam lagi ada pelajaran Prof. Snape" Ujar Hermione. Tiba-tiba seseorang duduk dan bergabung dengan kami, Jessica

"Kalian terlihat serius sekali, kuperhatikan beberapa hari ini kalian sering ke perpustakaan?"

"Kalian memata-matai kami?" tanya Hermione terkejut.

"Bukan memata-matai aku hanya memerhatikan dan penasaran apa yang begitu menarik perhatian Key saat ini, mengapa tiba-tiba saja... perpustakaan kalian tau maksudku kan" Kulihat Sherly tetap membaca buku namun mengetuk jari-jarinya di meja seolah bosan dan ingin memutar waktu secepatnya, aneh tadi dia tidak begitu sebelum kehadiran Jess.

"Dengar... kami sedang mencari sesuatu yang penting. Kami tak ada waktu menjawab rasa penasaranmu, jadi kalau kau tak keberatan..." jawabku

Mata Jessica kini tertuju pada Sherly bukan tatapan biasa namun Sherly tak mengalihkan perhatian dari bukunya.

"Well, malam Natal kau ada waktu...? atau masih banyak buku yang harus kau baca?" tanyanya tanpa basa-basi

"Aku jelas tak ada waktu, aku, Sherly dan yang lain akan Perform di sebuah acara Natal jadi.... "

"Okey... mungkin lain waktu" dia terlihat kesal "Sher... Kudengar kau diserang, apa lukamu sudah sembuh?" Sherly memberinya tatapan sinis jemarinya meremas buku yang dia pegang.

"Seperti yang kau lihat, aku baik – baik saja." Jawab Sherly singkat, Jessica hanya tersenyum lalu beranjak pergi

Sikap mereka berdua sungguh aneh, sesuatu mulai terpikir olehku, apa mungkin Jessica yang menyerang Sherly. Aku menatap mengikuti kepergian Jessica yang berjalan menuju pintu, teman-temannya menunggu disana. Kondisi teman-temannya membuatku makin curiga karena ada luka memar di wajah dan beberapa lebam di tangan. Aku yakin tak salah lagi.

"Aku harus pergi.... "

"Hei... apa kami harus menunggumu begitu pelajaran Sanpe dimulai?" tanya Ron "Aku akan menyusul kalian di kelas ramuan" ujarku sambil berlari mengejar Jessica dan teman-temannya menuju Kelas Prof. Flitwick.

"JESSICA...." teriakku.

Wajahnya terlihat begitu girang mendengarku tanpa buang waktu dia menghampiriku, banyak yang memerhatikan kami lalu berbisik-bisik.

"Key.... Apa kau berubah pikiran?" Aku mencengkram lengannya dan mendorongnya hingga tubuhnya membentur dinding cukup keras.

"Key... ada apa denganmu? Kita berada di Kelas, banyak yang melihat"

"KUPERNGATKAN KAU JANGAN PERNAH MENYENTUH SHERLY" teriakku

"apa yang kau bicarakan? Dia pasti bicara yang bukan-bukan padamu"

"Dia tak mengatakan apa-apa padaku, cukup dengan melihat gerak gerik kalian aku mulai memahaminya aku tahu kalian yang melakukannya"

"Kau, jangan menuduh kami yang bukan-bukan" ujar temannya

"Apa kau bisa jelaskan bagaimana kau bisa babak belur seperti itu? Atau saat pertandingan berlangsung kalian berada dimana? Apa ada yang melihat kalian Hah? apa aku harus meminta ramuan pada Prof. Snape agar kalian jujur?"" aku melampiaskan semua emosiku menggebrak lemari tepat di sebelah Jessica.

"Ini bukan seperti yang kau pikirkan...dia memprovokasiku, teman-temanku hanya menolongku dan membela diri" Dia terlihat ketakutan entah itu pura-pura atau sungguhan.

"Tch... membela diri?? Dia hanya seorang diri dan kalian mengeroyoknya. Kau menyuruhku percaya padamu yang beberapa minggu lalu kukenal?? Sedangkan Aku sangat mengenal Sherly-jika kalian bertiga melukai Sherly lagi, kalian akan tau akibatnya, aku tak peduli kalian pria atau wanita ingat itu." Teriakku

Aku melepaskan lengannya lalu pergi dari kelas tersebut sebelum Prof Flitwick datang, di belakangku terdengar ramai suara bisikan, aku yakin mereka terkejut melihatku seperti itu, aku tak peduli aku tak bisa diam saja melihat orang yang sudah melukai Sherly.

Ketika masuk ke Kelas Prof Snape Harry bertanya padaku "Kemana saja kau? Beruntung Snape belum datang"

"Ada sesuatu yang harus kubereskan"

"Seperti menyusul Jess" tebak Ron

"Sudahlah aku tak mau kalian menyebut nama dia lagi, bagaimana dengan Nicholas Flamel?" Sherly menggeleng lesu.

"Nama itu sepertinya tak asing tapi entahlah aku belum menemukan apa-apa" gumam Sherly.

"Bagaimana kalau kita mengorek informasi dari Hagrid?? Dia yang membocorkan tentang Fluffy dan Nicholas Flamel jadi mungkin saja, jika kita mencoba lebih keras" usul Ron

"Mana ada orang yang berulang kali mengulangi kesalahan yang sama" komentar Hermione.

"Tentu.... Miss Perfect tak akan pernah salah"Ledek Sherly

Sherena tiba-tiba muncul "Key... bisa kita bicara sebentar". Aku mengangguk lalu menjauh dari Harry, Sherly, Ron dan Hermione.

"Aku tadi melihatmu memarahi Jess...."

"Kau membuntutiku?" Aku terkejut gadis ini sungguh mengekoriku kemanapun ku pergi.

"Ya, aku tahu mengikuti cewek seperti Jess bukan gayamu jadi aku agak penasaran-tapi bukan itu yang mau kubicarakan"

"Lalu?"

"Kau yakin Jessica dan teman-temannya yang menyerang Sherly?"

"Tentu saja, sikap mereka berdua terlihat jelas... Sherly benar-benar tak nyaman dan muak ketika Jessica datang begitu juga sebaliknya, lalu kedua temannya juga terluka, Sherly bilang dia sempat menghajar mereka."

"Mereka bertiga benar-benar harus diberi pelajaran" geram Sherena

"Kenapa kau.... sejak kapan kau membela Sherly?" Dia gelagapan mendengar pertanyaanku.

"Eng... itu karena Aku... tak suka aja ada yang membuat masalah dengan anggota kita – yah.... besok malam adalah pertunjukan kita dan mereka nyaris mengacaukan segalanya."

Aneh... biasanya Sherly dan Sherena jarang sekali akur apalagi Sherena yang membelanya.

"Kenapa? Ada yang aneh?"

"tidak hanya tak biasanya kau membela Sherly seperti ini"

"Hey.... Nyawa Sherly dalam bahaya karena mereka-Ah... kuharap kondisinya membaik" sergahnya dia terlihat agak simpati

"Sikapmu ini berbeda dari biasanya" kulihat Sherena memejamkan mata dan mengumpat tanpa suara kurasa dia mengutuk perkataan yang sudah ia ucapkan.

"Aku juga heran kenapa aku jadi begini.... apa mungkin karena aku terlalu lama tinggal bersamanya-Oh My God, Kau harus berjanji padaku jangan sampai Sherly tau pembicaraan kita ini – Kalau sampai dia tau dia bisa besar kepala." Apa dia punya kepribadian ganda? Pikirku dalam hati.

"Apa kau bipolar?" tanyaku

"Mwoo. Bi..polar aku tidak.... aku baik-baik saja" protesnya

Terserah kau sajalah, aku sudah memberi mereka peringatan aku tak pernah main-main dengan ucapanku"

"Ah... ada apa dengan Snape tidak biasanya dia terlambat mengajar, buang-buang waktu saja" gerutu Sherena

Aku hanya tersenyum menanggapi gerutuan Sherena lalu kembali bergabung dengan yang lain, Snape muncul dengan wajah flatnya yang kaku itu. Kemudian menyuruh kami merebus ramuan. Didalam ruang bawah tanah ini napas pun tampak berkabut di depan mata aku berusaha sedekat mungkin dengan kuali mencari hawa panas agar tetap hangat.

"Aku sungguh kasian pada semua anak yang terpaksa tinggal di Hogwarts selama liburan natal karena tak diinginkan dirumahnya" kata Draco Malfoy sambil memandang kearah Harry, Crabbe dan Goyle tertawa kecil.

Harry memang tidak pulang kr Private Drive malam Natal ini, namun dia cukup lega Ron juga bisa menemaninya selama di Hogwarts karena orang tua Ron akan menengok Charlie di Rumania.

Pelajaran Snape usai ketika kami meninggalkan ruang bawah tanah, kami melihat pohon cemara memblokir jalan tiba-tiba Hagrid muncul dengan napas tersengal-sengal.

"Hai Hagrid perlu bantuan" tanya Ron seraya menjulurkan kepala diantara dahan-dahan.

"Aku tidak apa-apa terima kasih Ron"

"Minggir" terdengar geraman dingin Malfoy dari belakang mereka

"Apa kau mencoba cari uang tambahan, weasley? Kepingin jadi pengawas binatang liar juga setelah meninggalkan Hogwarts, rupanya-gubuk Hagrid pastilah seperti istana dibandingkan dengan rumah keluargamu,"

Telingaku terasa seperti terbakar mendengar ucapan Malfoy meskipun ucapannya bukan ditujukan untukku, aku menerjang Malfoy dan mencengkeram kerah jubahnya.

"KEY!!!" teriak Snape, aku pun melepaskan jubah Malfoy dari genggamanku.

"Dia diprovokasi, Prof Snape" kata Hagrid "Malfoy menghina keluarga Ron"

"Reaksimu berlebihan lagipula aku tak menghina keluargamu, Ron bahkan diam saja" Malfoy berusaha membela diri di hadapan kami.

"Hah... Coba saja hina keluargaku, begitu kau menyadarinya kau akan menyesal seumur hidup" Sherly menarik lenganku untuk mencegahku bicara terlalu banyak dan membocorkan rahasiaku sendiri,

"Cukup... kau..." Ujar Sherly kesal hingga tak mampu melanjutkan ucapannya, kuakui aku memang kurang bisa mengontrol diriku saat emosi.

"Kalaupun begitu berkelahi dilarang di Hogwarts."tukas Snape, "lima angka dipotong dari Gryffindor, Key dan berterima kasihlah tidak lebih dari itu."

Malfoy, Crabbe dan Goyle menerobos kasar melewati pohon sambil menyeringai, membuat daun-daun cemara rontok berhamburan.

"Akan kuberi dia pelajaran suatu hari nanti" Kata Ron sambil menggeretak di balik punggung Malfoy.

"Kau... Apa kau sadar kalau kau nyaris saja....." Sherly membentakku

"Aku tak bermaksud begitu-itu reflek"

"Memangnya siapa keluargamu?" tanya Hermione, yah... keterlaluan aku bahkan lupa masih ada Harry, Ron dan Hermione disini jadi sekarang apa yang harus aku jelaskan pada mereka.

"Kau bicara seolah-olah keluargamu sangat berpengaruh" tebak Harry.

"Ya... Kau tak pernah sekalipun bercerita tentang keluargamu" desak Ron

"Dan kau pasti mengetahui sesuatu" kata Hermione seraya menatap Sherly.

Aku dan Sherly saling berpandangan "Aku... Kurasa belum saatnya aku menceritakan hal itu aku belum cukup keyakinan... "

"Jadi kau tak percaya pada kami?" tanya Hermione

"Mengetahui jati diri Key kalian akan terlibat dalam sesuatu yang tak akan pernah kalian bayangkan" kata Sherly

"Bukan sesuatu yang berbahaya kan?" tanya Ron

"Tergantung bagaimana kalian bersikap setelah mengetahuinya dan menjaganya dari orang lain" ujarku

"Hey... Kau bisa mengandalkan kami Key" Harry meyakinkanku

"Well, Aku akan memikirkannya baik-baik, akan kujelaskan pada kalian sepulang dari liburan Natal, ingat tugas kalian berdua mencari Nicholas Flamel"

Keesokan harinya aku. Hermione dan Sherly berkemas dan berpamitan pada Ron dan Harry, kami naik Hogwarts express selama Sherly di kereta dia menggerutu dan bertanya berkali-kali padaku apa dia sudah bisa menggunakan ponsel. Hermione bercerita tentang orang tuanya yang ternyata seorang dokter gigi "Aku mendengar rumor" kata hermione tiba-tiba.

"Tentang apa?" tanya Sherly.

"Key... apa benar kau menggertak Jessica?" tanya Hermione

"Kau menggertak gadis?" pekik Sherly

"Itu bukan rumor, Aku hanya memberi dia peringatan... Meski kau tak mengatakannya padaku aku tau kalau Jess dan teman-temanya yang menyerangmu di toilet"

"Wah... Bagaimana kau bisa tau?" Hermione terlihat kagum "Kau sudah seperti detektif saja?"

"Ah... itu - kau bisa menyebutnya sebagai instinc.... dan intuisi seorang teman" Sherly hanya memutar bola matanya sementara Hermione mencibirku.

Sherly menggerutu karena dia tak bisa menghubungi Lucas "Bagaimana ini... aku harus memberinya semangat bukankah dia ada pertandingan Quidditch Aish... "

���Bukankah ada burung hantu?" usul Hermione

"Aku mau skype aku ingin melihat dia dan memberi support langsung padanya, bagaimana menurutmu?"

"Kau pikir disini menyediakan Wifi?" jawabku ketus sementara Sherly merengut kesal."Apa kau pulang kerumah dulu?" tanyaku

"entahlah... kurasa juga tak akan ada orang dirumah ayahku kemarin mengirim surat kalau dia dan ibuku ada urusan pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan di kementrian jadi... "

"Mereka sangat sibuk sepertinya" komentar Hermione sedangkan sherly hanya mengangguk lesu.

"Kalau begitu nanti kita berdua hunting baju untuk pertunjukan, bagaimana?".

"Itu jadi tugas wardrobe kenapa kamu yang mengurusinya hah??"

"Tak ada salahnya memilih sendiri kan? Kita bisa memberi mereka saran"

Aku ingin mengajak Sherly mengurangi rasa kesepiannya karena orang tuanya yang tak bisa meluangkan waktu untuknya.

"Tapi bagaimana kalau ..." Sherly mencoba protes

"Sssst. Aku tak menerima segala macam protes apapun okey"

"Sudah ikuti saja ajakan Key lagipula bukankah itu lebih baik daripada sendirian dirumah" Hermione membantuku membujuk Sherly.

"Ish... kalian berdua ini..." Sherly menggerutu kesal.

"Jadi kau tak pulang ke rumah?" tiba-tiba suara Sherena mengejutkanku.

"Apa urusannya denganmu?" sahutku "Aku mengajaknya, daripada dia sendirian di rumah"

"Bukankah ada aku juga di rumah, jadi aku sendirian" protesnya, Sherena bukankah seharusnya juga berkumpul dengan keluarganya sendiri.

"Kau seharusnya bersama keluargamu disaat seperti ini?" gumamku

Sherly terlihat bingung dan agak gelisah "Aku tak akan pergi" ujarnya

"Mana bisa begitu, aku mengajakmu...." aku bersikeras "tapi aku menolaknya" tegas Sherly.

"Hya... kau tahu ini perintah" aku mulai meninggikan suaraku.

"Hal itu tak berlaku disini" gerutunya

"Hebat, nikmati pertengkaran bodoh ini" kata Sherena dengan nada kesal dan beranjak pergi namun Sherly mencegahnya.

"Kalau begitu kita pergi bertiga..." usul Sherly, dia menatapku dan Sherena bergantian menunggu jawaban kami.

Aku menggelengkan kepala tak setuju "Wae...? kalau Sherena ikut aku akan ikut bersamamu juga. kalau tidak, aku akan pulang bersama Sherena, eotteo??" ujarnya sambil tersenyum sinis. Aku menghembuskan napas dengan enggan.

"Oke.... baiklah kita pergi bertiga kau puas??" Aku menyerah menghadapi perdebatan konyol ini tak heran Hermione hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kami, aku merasa agak aneh ada apa dengan mereka berdua?.

"Dan kau" ujarku pada Hermione "barangkali mau ikut juga?"

"Tidak, terima kasih jangan bawa-bawa aku dalam urusan kalian lagi pula aku ada acara bersama keluargaku"

"ya acara bersama keluarga, andaikan aku juga bisa melakukannya"