webnovel

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs

Ch. 12 : Dikeroyok Fans Bar-Bar

Sherly POV

Sepanjang perjalanan banyak murid yang membicarakan Key yang masuk rumah sakit karena melindungiku terlalu banyak yang berlebihan mengenai cerita yang tersebar. Mereka pikir Key tertarik padaku hingga rela menyelamatkan nyawanya demi aku, terdengar romantis tapi apa benar begitu? Kurasa tidak, meski terkadang menyebalkan Key adalah orang yang baik dia hanya memang peduli pada orang disekitarnya, tak ada hubungannya dengan rumor itu.

Aku menunggu di tepi lapangan "Apa kau lama menunggu?" tanya Cedric.

"Kau tidak latihan Quidditch?" tanyaku

"Oliver Wood yang memakai lapangan, dia melatih seeker baru" Jawab Cedric

"Aku tak mengganggumu kan? Ada hal yang ingin kuceritakan padamu"

"Biar kutebak… ini pasti tentang... Pria yang mengorbankan nyawanya demi menyelamatkanmu dari serangan Troll" Aku mendesis kesal.

"Kukira kau sibuk latihan ternyata kau masih sempat juga mendengar gosip"

"Seluruh penjuru Hogwarts juga mengetahuinya... dia baik – baik saja Kan, lalu apa yang mengusikmu?"

"Karena dia menyelamatkanku semua orang berpikir kalau dia tertarik padaku, bagaimana kalau sampai dia keluar dari rumah sakit dan mendengar hal ini? Sebenarnya saat itu kenapa dia menolongku? Apa dia tidak sadar seberapa berharga hidupnya. Kau tau sekarang orang – orang yang tergila – gila padanya menatapku seolah aku adalah musuh yang harus segera dienyahkan". Aku memang tak sabar membicarakan hal ini pada Cedric jadi kuutarakan secepatnya.

Dia malah menertawakanku "Apa kau salah makan?" kutendang kaki kanannya "Argh.... Kau – Apa kau tak tau betapa berharganya kakiku menjelang pertandingan?" Aku hanya mendengus kesal.

"Daripada kau bingung lebih baik kau tanyakan sendiri pada Key"

"Kau gila, mana mungkin aku bertanya padanya alasan dia menyelamatkanku – aku hanya ingin tau pendapatmu"

"Kau pikir aku peramal? Dokter cinta? Konsultan" gerutu Cedric

"Hah... Dokter cinta? Jadi kau pikir aku menyukainya?"

"Bukannya tadi kau bertanya pendapatku? Menurutku dia menyukaimu dan kau... terlihat jelas kalau kau sangat peduli padanya" Aku tertawa

"Mana mungkin dia suka padaku, tapi kurasa kau ada benarnya... aku sangat mengkhawatirkannya, apa itu akan terjadi pada setiap orang yang menyelamatkanku?"

"Kenapa kau menanyakan hal yang seharusnya kau jawab sendiri?" keluhnya

Aku terdiam sejenak "Baiklah, tapi bagaimana dengan penggemar Key? Mereka selalu menatapku dengan sinis mereka sungguh membenciku."

"Bukankah kau masih punya teman? Lalu untuk apa kau pedulikan orang lain yang membencimu? Sudahlah jangan hiraukan mereka – bukankah yang terpenting sekarang adalah kalian semua selamat dari Troll"

Tepat di belakang Cedric terdapat beberapa murid bergunjing dan terdengar oleh kami "Lihat dia... padahal Key baru saja mempertaruhkan hidupnya. Sekarang dia bahkan mendekati pria yang sudah punya kekasih".

"Kau dengar kan..." ujarku, Cedric menangkupkan kedua telapak tangannya menutup kedua telingaku.

"Kau tak perlu mendengar mereka" Aku memandang Cedric yang berusaha membuatku merasa lebih baik, kulihat beberapa orang memperhatikan kami, termasuk Oliver Wood, si kembar Weasley, Ron dan Harry. Segera kuturunkan kedua tangan Cedric.

"Terima kasih, Oppa, lain kali kau harus mengenalkan kekasihmu itu padaku

"Baik, namanya Cho Chang" bisiknya kemudian dia pergi.

Seseorang menepuk bahuku dari belakang "Hey, berkencan?" tanya Fred

"Shut up" seruku "latihannya sudah selesai?" tanyaku

"Dengar kalau kau bersama Cedric jangan ditempat seperti ini, dia sudah punya kekasih" bisik George

"Sudah kubilang aku tak berkencan dan Cedric... aku sudah mengenalnya sejak aku lahir kami tumbuh bersama, dia sepupuku jadi berhenti berpikir macam – macam"

"Ayo, kembali ke asrama aku sangat lelah" Harry tertunduk letih sambil mendorongku menjauh dari Fred dan George.

Kami tidak pergi ke asrama tapi menjenguk Key terlebih dahulu disana juga ada Hermione,

"Kau benar - benar sepupu Cedric?" tanya Ron

"Kalian sepupu?" Key heran mendengarnya

"Ya, ayahku dan Amos Diggory dibesarkan bersama mereka sudah seperti keluarga sebenarnya ayahku tidak punya keluarga kandung, kalau aku sedang banyak pikiran, aku terbiasa menceritakannya pada Cedric"

"Kau tak menceritakan rahasia kita padanya kan" sergah Ron

"Kau pikir Cedric akan tertarik?" gerutuku

Key terlihat cemas mungkin dia takut aku menceritakan rahasia besarnya pada Cedric.

"Aku hanya bercerita tentangku semua masalah yang mengganggu pikiranku"

"Kemarin malam aku melihat Snape, kakinya terluka" bisik Harry

"Sejak kapan kau mulai menghiraukan keadaan Snape?" Aku menahan tawa

"Aku serius, malam saat kita diserang Troll dia menuju lantai tiga... aku yakin dia digigit anjing berkepala tiga itu."

"Kenapa kau seyakin itu?" tanya Ron

"Aku juga tak sengaja mendengar percakapan dia dan Professor Quirrell, dia mencoba melewati anjing berkepala tiga pada malam Halloween, mengambil apapun yang dijaga anjing itu �� mungkin juga dia yang membiarkan Troll masuk ke kastil"

Mata Hermione terbelalak mendengarnya "Tidak, aku tau dia tidak ramah tapi dia pengajar Hogwarts mana mungkin dia mengincar sesuatu yang dilindungi Prof. Dumbledore"

"Aku setuju pada Harry" kata Ron "Apa sebenarnya benda tersebut?" gumamku

"kita akan menyelidikinya – Kapan aku bisa keluar dari rumah sakit ini? Apa Madam Pomfrey tak mengatakan sesuatu?" tanya Key

"Besok, jadi kau bisa menonton pertandingan Quidditch Gryffindor Vs Slytherin" kata Hermione.

"Aku ingin keluar hari ini juga, beritahu Madam Pomfrey"

"Bukankah dia bilang besok untuk apa bicara padanya lagi?" tanyaku

"Jebal... disini sangat membosankan kau tahu berapa lama aku menunggu kalian menjengukku? Belum lagi kalau orang lain yang menjengukku mereka berisik sekali"

"Kau boleh keluar hari ini, aku tak mau dengar keributan karena penjengukmu lagi, gadis – gadis itu berisik sekali" keluh Madam Pomfrey aku benar – benar terkejut melihat kemunculannya yang mendadak.

"Mereka itu fansnya" kata Ron, Madam Pomfrey memutar bola matanya

"Apapun itu tetap saja berisik dan ini rumah sakit – kalau lukamu sudah kering barulah perban boleh dilepas, mengerti?".

"Okidoki!" seru Key yang terlihat lebih bersemangat.

Kami tiba di ruang santai Gryffindor dan semua terkejut melihat kehadiran Key "Hey... kau sudah kembali" seru Fred dan memberikan pelukan padanya.

"Kita harus merayakan kembalinya Key dan Seeker baru kita yang akan bertanding besok jadi malam ini harus kita rayakan" Usul George

"Yeah... kita akan berpesta...!!!" seru Junho disusul seruan dari penghuni asrama Gryffindor yang lain.

Meja penuh dengan makanan dan minuman ada yang bermain main dengan benda – benda aneh hasil utak –atik Fred dan George. Junho, Kevin dan Key memainkan musik aku tak tau entah mereka bisa mendapatkan benda – benda itu darimana atau sejak kapan mereka menyembunyikannya.

"Hei bagaimana kalau kalian memberi pertunjukan" bisik Junho padaku.

"MAINKAN MUSIKNYA" teriak Ji Hyun

Aku, Ji Hyun, Stella dan Riri mempersembahkan sebuah lagu yang biasa kami pentaskan dengan berdansa dan menyanyi.

Beberapa dari mereka pun mengikuti gerakan kami dengan mudahbanyak yang bersorak pada kami.

"Hebat!!!!" seru Seamus

"Kalian benar – benar keren" teriak Lavender Brown. Kulihat Key berdiri terpejam bertumpu pada tepi meja seperti menahan sakit, aku menghampirinya.

"Kau baik – baik saja?" tanyaku khawatir

"Agak sedikit pusing, mungkin..."

"Kau harus istirahat... pergilah ke kamarmu"

"Tapi..."

"Aku akan menjelaskan pada mereka"

"Gomawo" dia pun berlalu menuju ke kamar.

Aku menjelaskan pada mereka bahwa Key masih butuh istirahat tak lama kemudian kami bubar, tentu saja sebelum Prefek tiba disini bayangkan saja berapa poin Gryffindor yang akan hangus."

Hari ini adalah hari pertandingan Quidditch Gryffindor Vs Slytherin kami duduk di tribun menunggu pertandingan dimulai aku merasa cemas karena ini pertandingan pertamanya dan dia pemula seeker termuda.

"Kenapa lama sekali... kapan mereka mulai?" keluhku

"Kau tak sabaran sekali" ujar Key

"Kalau begitu aku mau kembali ke kamar dulu, kameraku tertinggal aku harus mengabadikan moment ini"

"Apa kau perlu kutemani" tanya Key dan Hermione nyaris bersamaan aku nyaris tertawa melihat mereka berdua

"Tak usah aku tak mau kalian melewatkan sedetik saja pertandingan ini"

Aku terus berjalan menuju asrama Gryffindor aku merasa ada yang mengikuti dibelakangku aku berusaha tak peduli selain firasatku yang aneh bahwa mungkin saja orang ini tak mengikutiku tapi hanya ingin ke asrama juga untuk memastikan aku mengubah arahku memasuki toilet perempuan dan aku masih saja dibuntuti.

Aku mencuci wajahku dan melihat bayangan seseorang dicermin selain diriku, Jessica Walkerfield. Orang itu berada di belakangku.

"Kau ada perlu denganku? Tak usah membuntutiku seperti itu" ujarku sambil mengeringkan tanganku yang basah

"Aku ingin bicara hanya padamu, tapi kau selalu bersama teman – temanmu" dia menggerutu kesal.

"Kalau begitu cepat katakan, pertandingan akan dimulai aku tak punya cukup banyak waktu"

"Jauhi Key!"Aku tertawa mendengarnya

"Kau mengikutiku sampai kesini hanya untuk mengatakan itu? Kau pikir kau siapa melarangku seperti itu? Hemm Bagaimana ya.... aku punya banyak urusan yang melibatkan dia jadi sayang sekali…"

"Kau sadar Key terluka karena siapa?" Teriaknya dia melotot padaku. "jadi menjauhlah darinya, kalau memang kau mau cari mati dengan menantang Troll lakukan sendiri jangan melibatkannya."

"Untuk apa aku menggali kuburku sendiri? Kami berada disana untuk menolong teman, Aku juga tak menyuruhnya menyelamatkanku, Lagipula apa gunanya kujelaskan padamu"

"BERANINYA KAU"

Jessica terlihat murka tangannya hendak menampar pipiku namun aku mencengkram tangannya lalu memutarnya hingga tangannya terkunci di belakang punggungnya dan tak mampu berkutik.

"Hey Kau mau berlagak menindasku? Sebaiknya kau lakukan dengan benar, aku kasihan pada Key kenapa dia bisa disukai cewek sepertimu"

"Apa katamu?" dia menggeram kesal "Vic... Jane…" teriaknya.

Kurasa dia memanggil temannya yang berada diluar pintu, karena seseorang menarik tubuhku agar melepaskan Jessica tapi aku menendangnya hingga tersudut di tembok kaki kiriku tepat berada di lehernya, aku hanya bertumpu pada kaki kananku saja, lalu seseorang memukul punggungku keseimbanganku goyah dan aku hampir terjatuh kalau aku tidak berpegangan pada wastafel.

Aku berusaha bangkit lalu meninju cewek berambut merah yang memukul punggungku tadi hingga sudut bibirnya berdarah.

"Jadi kalian berniat mengeroyokku" aku mengeluarkan tongkat sihirku

"Expeliarmus!" seru Jessica kini tongkat sihirku terlempar menjauh, sebelum dia mengunakan tongkat sihirnya lagi aku menendang tangannya hingga tongkatnya terjatuh. Cewek berambut caramel meraih alat pengepel lantai lalu menyerangku berkali – kali untung aku berhasil menghindarinya.

"Aku akan berhenti jika kau menjauhi Key" ujar Jessica

"Kau pikir aku takut? Kau kira kau bisa menggertakku?" aku menarik rambutnya dia berteriak kesakitan

"Singkirkan dia dariku" jeritnya ia meraih leherku hingga aku merasakan kulitku perih karena tergores kukunya, tangannya semakin mantap mencekikku semakin lama hingga nyaris aku tak sanggup bernapas rasanya benar – benar menyesakkan.

"Jess... lepaskan dia bagaimana kalau dia kehabisan napas" sepertinya jessica tak menghiraukannya.

"Biar saja.....! aku akan melepasnya jika dia mau menyingkir dari Key"

Jane menyemprotkan shower kearah kami berdua, Jessica melepaskan cengkraman tangannya dileherku saking terkejutnya. Tubuh kami basah kuyup aku terhuyung mencoba menggapai apapun untuk bangkit namun aku merasakan pukulan benda keras di belakang leherku aku tersungkur di lantai kurasakan nyeri dan tak sanggup bergerak maupun membuka mataku hingga semua berubah jadi gelap.