3 Mengajari Tohka

POV Kamu

Namaku N/K, seorang siswa SMA biasa. Aku menampung seorang roh di rumahku yang menurut hasil penelitian dapat menghancurkan kota ini dalam sekejap mata. Rating yang dia dapatkan adalah AAA. Seperti batu baterai yang sering kalian gunakan untuk menggunakan remote control.

Tohka sendiri merupakan gadis polos yang emosinya sering naik turun tanpa alasan. Meskipun dia tidak pernah menunjukkannya di depanku atau Hiroto. Dia lebih sering meluapkan rasa kesalnya pada bantal tidurnya sendiri. Padahal itu bantal premium. Ya sudah biarlah.

Saat ini aku dan Hiroto sedang mengajari Tohka Dying Will Flame. Tepatnya api matahari dan badai. Kenapa?

<Flashback>

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku membuat cincin matahari dan juga cincin badai. Bukan apa-apa, aku hanya ingin berjaga-jaga mana bila terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi. Aku juga baru selesai membuat box weapon.

Box weapon merupakan sebuah kotak yang menyimpan sebuah senjata khusus tergantung api apa yang dimiliki oleh si pemilik. Tentu saja apinya harus sesuai dengan jenis api yang diperlukan oleh kotak ini.

Aku sendiri memiliki lima box weapon. Dua kotak api langit dan masing-masing satu kotak api kabut, api malam dan api tanah. Hiroto juga punya. Dia memiliki dua kotak api petir dan satu api awan. Kenapa ada dua kotak dengan elemen yang sama?

Yang satu digunakan untuk memanggil hewan untuk membantu kita dalam bertarung. Yang satu lagi adalah senjata pribadi yang sesuai dengan jenis api yang dimiliki. Aku, Hiroto dan Tohka hanya bisa bermalas-malasan saat ini.

Tapi tiba-tiba saat kami berbaring, Tohka mengeluarkan sesuatu dari telapak tangannya. Dia mengeluarkan Dying Will Flame. Bukan satu tapi dua!

Tohka : "Aah! Api apa ini?"

Hiroto : "Itu kan!"

N/K : "Dying Will Flame. Api matahari dan api badai."

Tohka : "N/K! Hiroto! Kenapa api ini tidak mau padam?"

Tohka pun berusaha untuk memadamkannya dengan air dari keran. Dengan cepat, aku dan Hiroto segera mencegah Tohka untuk melakukannya.

Tohka : "Kenapa kalian berdua menghalangi? Aku harus membasuh api ini!"

N/K : "Tunggu dulu Tohka! Kamu tidak perlu panik."

Hiroto : "Itu benar! Lihat ini."

Kami berdua pun menunjukkan api yang kami miliki. Tohka pun merasa sedikit lega. Perlahan, api di kedua telapak tangannya meredup dan hilang. Kami berdua pun menghela nafas karena lega.

N/K : "Biar aku jelaskan padamu tentang api yang keluar dari tanganmu tadi."

Tohka : "Baiklah. Kamu tidak marah kan?"

N/K : "Tidak, aku tidak marah." Mengelus rambut Tohka

Hiroto : "Wajar jika kau panik. Aku juga pernah mengalami hal serupa."

N/K : "Duduklah. Bagaimana jika minum yoghurt?"

Tohka : "Umu! Aku mau yoghurt!" pergi ke ruang tamu

Hiroto : "Kau terlalu memanjanya. Memangnya dia anakmu?"

N/K : "Biarkan saja. Dia tidak berasal dari dunia ini. Jadi kita harus mengajari dia apa pun tentang dunia ini. Termasuk Dying Will Flame."

Hiroto : "Yah.. Aku hanya bisa mengikutimu."

Aku pun mengambil beberapa yoghurt untuk diminum. Aku dan Hiroto mulai menjelaskan tentang Dying Will Flame dan macam-macamnya. Tohka memiliki dua api. Yang pertama adalah api matahari dan kedua adalah api badai.

Api matahari berfungsi sebagai penambah kekuatan. Mau itu mahkluk hidup ataupun suatu benda, api matahari bisa melakukannya. Api matahari juga bisa menyembuhkan luka yang dimiliki seseorang. Tak peduli itu luka luar atau pun dalam, api matahari bisa melakukannya.

Api badai berfungsi sebagai perusak. Api ini dapat merusak apa pun yang disentuhnya. Maksudnya adalah sasaran dari serangan api ini. Kita bisa membalut sesuatu seperti pedang kertas dan membuat pedang itu jadi berbahaya. Ada dua hal yang akan terjadi jika targetnya manusia.

Pertama, si target akan kehilangan fungsi sel tubuhnya yang terkena serangan api ini. Kedua, target akan membatu secara total jika si penyerang menghendakinya. Tohka sejauh ini mengerti dengan penjelasan yang baru saja kuberikan.

Api matahari Tohka lebih dominan dari api badai miliknya. Awalnya aku ingin memberikan Tohka cincin matahari saja, tapi setelah kupikir kembali aku memutuskan untuk memberi Tohka cincin badai juga. Untuk box weapon sudah ada jadi tidak perlu khawatir untuk ke depannya.

Hiroto : "Oh iya! Di mana kita akan melatih api milik Tohka."

Tohka : "Apa aku perlu melatihnya?"

N/K : "Tentu saja Tohka. Kau tidak ingin hal barusan terjadi lagi bukan?"

Tohka : "Lalu di mana kita berlatih."

Hiroto : "Aku punya sebuah usul!"

Hiroto berbisik kepadaku dan aku menjentikkan jariku. Aku pun menggunakan api malamku dan segera pergi ke lokasi yang disarankan Hiroto. Tentunya kami semua.

<Di lokasi yang disarankan Hiroto>

Kami sampai di tempat paling aman untuk berlatih. Tempat ini tidak lain adalah Vindice! Tempat super rahasia di mana pemerintah rahasia saja tidak tahu tempat ini. Kami bertiga pun berjalan dan bertemu dengan seseorang yang kami kenal.

Orang ini adalah anggota terkuat di Vindice. Namanya Jaeger. Bukan Eren nama depannya. Hanya Jaeger. Dia memiliki api malam sepertiku dan juga satu orang lagi yang merupakan pemilik tempat ini. Bermuda von Veckenschtein.

Jaeger : "Kau lagi.. Siapa anak perempuan di belakangmu?"

N/K : "Seseorang yang butuh bantuan kalian."

Jaeger : "Haah.. aku benci hidupku."

Hiroto : "Tenang saja aku tidak membencimu."

Jaeger : "Kenapa aku tidak bisa pensiun? Ikuti aku."

Kami masuk ke dalam Vindice dan melihat dua sosok yang kami kenal. Pertama ada pemilik tempat ini, Bermuda. Dan yang satu lagi adalah seorang gadis yang sedang rehabilitasi di tempat ini karena kekuatan rohnya, Hoshimiya Mukuro.

Berbicara tentang Mukuro, dia ini sangat akrab dengan Hiroto. Sampai-sampai Hiroto mendapatkan panggilan Nushi-sama darinya.

Bermuda : "Apa yang kau minta dariku sekarang hah? Aku tidak bisa bermain denganmu bocah."

N/K : "Tenanglah Bermuda-san. Aku hanya ingin meminjam ruang latihan di tempat ini. Hanya itu saja."

Bermuda : "Kau ingin meminjam ruang latihanku? (melihat Tohka) Princess?"

N/K : "Benar sekali! Sekarang namanya Tohka."

Tohka : "Senang bertemu denganmu! Namaku Yatogami Tohka."

Bermuda : "Pantas saja Deus Ex Machina pontang panting mencari informasi tentangnya. Rupanya dia ada padamu."

N/K : "Benarkah? Aku tidak sadar. Maaf ya~ Teehee!😜"

Bermuda : "Ya sudah. Pakai saja ruang itu sesukamu. Meskipun aku tidak yakin apakah hal ini bisa membayar hutangku padamu atau tidak."

N/K : "Terima kasih Bermuda-san! (memeluk Bermuda) Ayo Tohka!"

Tohka : "Ok!"

Kami pun mulai berlatih. Awalnya Tohka kesulitan tapi akhirnya dia bisa mengeluarkan apinya dengan cepat dan akurat.

<Present>

POV Ketiga

Itulah hal yang terjadi. Kamu, Hiroto, Tohka dan Mukuro sedang beradu tinju satu sama lain. Tohka mulai terbiasa menggunakan kedua apinya. Sedangkan Hiroto dan Mukuro hanya bermain kejar-kejaran sekarang.

Mukuro : "Nushi-sama, dikau tidak bisa lari dari Muku."

Hiroto : "Tunggu dulu Muku! Jangan jadikan aku sebagai samsakmu!"

Mukuro : "Maaf saja Nushi-sama. Tapi Muku akan selalu mengejar dikau sampai waktu latihan selesai."

N/K : "Dan dia masih sedih melihat orang memiliki kekasih sungguhan padahal dia sendiri sudah memiliki Mukuro."

Tohka : "N/K, aku capek..."

N/K : "Kita sudahi latihan kali ini. Sekarang kita saksikan saja aksi kejar-kejaran mereka berdua."

Hiroto : "Muku! Jangan tembak aku dengan itu!"

Mukuro : "[Mikael : Rataibu]"

Hiroto : "AAAAAHH!! Aku tertangkap..."

Yang sekarang terjadi bukan seperti yang orang-orang pikirkan. Mukuro sama sekali tidak punya niatan untuk melukai Hiroto sedikit pun. Dia hanya ingin memeluk Hiroto karena dia merasa nyaman saat melakukannya.

Yang menjadi masalah adalah sekali Mukuro sudah memeluk Hiroto, dia tidak akan pernah melepas pelukannya. Kamu dan Tohka hanya bisa menikmati roti Kinako sambil menikmati penderitaan indah Hiroto.

<Time Skip oleh Chibi Hiroto yang ingin buang air tapi ditahan oleh Chibi Mukuro>

Hari ini kamu dan Hiroto kembali bersekolah seperti biasa. Namun ada hal yang aneh belakangan ini. Shido mulai memainkan game simulasi kencan tapi versinya berbeda. Dia mulai menggoda guru dan juga mengajak Origami untuk kencan.

Kalian hampir kehabisan akal untuk mengetahui alasan mengapa Shido melakukan semua ini. Semakin hal ini dibiarkan, Shido seperti menjadi lebih liar dan haus akan ambisi untuk menaklukkan wanita. Kamu dan Hiroto memutuskan untuk berbicara dengan Shido.

N/K : "Yo Shido."

Shido : "Oh N/K, Tonomachi. Ada apa?"

Hiroto : "Tidak. Kami hanya ingin tahu ada apa dengan dirimu belakangan ini."

Shido : "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

N/K : "Maksud Hiroto adalah tingkahmu yang aneh. Kau tiba-tiba mengatakan ingin menikah dengan Tamae-sensei, selanjutnya kau mengajak Origami untuk berkencan. Bung, kau ini sebenarnya kenapa?"

Shido : "Eh? Apa kalian melihatku saat aku-"

Hiroto : "Semuanya."

Shido : "'Aduh bagaimana ini? Aku tidak bisa memberi tahu mereka kalau aku sedang berlatih untuk bisa menyegel roh. Bagaimana caraku mengatakannya?' Itu sebenarnya.."

Shido tiba-tiba mendapat interkom dari adiknya, Kotori.

Kotori : {Shido. Katakan saja pada mereka apakah mereka iri denganmu.}

Shido : {Kotori? Tapi aku tidak-}

Kotori : {Sudah lakukan saja apa yang baru saja kubilang padamu!}

Shido : "Haah.. 'Kalau mereka membenciku, itu salahmu Kotori.' Memangnya kenapa kalian bertanya seperti itu? Apa kalian iri kalau aku bisa mendekati perempuan dengan mudah sedangkan kalian berdua tidak bisa?"

N/K dan Hiroto : 🗿

Kamu pun mendekati ketua kelas dan dia mengangguk. Kamu pun berbisik pada Hiroto dan dia mengerti.

N/K : "Sepertinya ada impostor di antara kita."

Hiroto : "Sus. Vote dia."

Shido : "Tunggu! Apa yang kalian bicarakan?"

Kamu memegang lengan Shido dan Hiroto membuka jendela kelas.

N/K dan Hiroto : "Satu.. Dua.."

Shido : "Tunggu dulu! Apa yang ingin kalian lakukan?"

N/K dan Hiroto : "YEEEEEET!!!" dalam bahasa Inggris

Shido : "AAAAAHHHH!!!!"

<Itsuka Shido telah dilemparkan ke luar jendela. 0 impostor tersisa>

Kamu dan Hiroto pun melakukan tos. Tak lama Tamae-sensei masuk kelas untuk mengajar. Origami agak terlambat waktu itu. Jadi dia tidak melihat kejadian tadi.

Origami : "Psst. Di mana Shido?"

N/K : "Dia rupanya impostor."

Origami : "Hah?"

N/K : "Sudah fokus saja dalam pelajaran ini. Ada tes dadakan."

Origami : "Baiklah."

<Time Skip oleh Chibi Shido yang masih pingsan di pohon>

POV Tohka

Aku ingin sekolah.. Tapi N/K bilang nilai sosialku masih kurang bagus. Jadi untuk meningkatkan nilaiku, dia mau mengajak aku kencan akhir pekan ini. Kencan itu apa sih? Apa Mukuro tahu ya tentang kencan? Tapi dia selalu membaca buku, mana mungkin dia tahu soal kencan.

Aku ingin N/K cepat pulang. Aku ingin kepalaku diusap lagi seperti kemarin. Hari ini aku belum mendapatkannya. Aku juga ingin makan roti Kinako. Perutku sudah lapar. Tapi kalau aku makan sekarang nanti N/K akan kelaparan.

N/K : "Aku pulang~!"

Tohka : "N/K! Selamat datang!"

Aku memeluknya dengan erat. Dia mengusap kepalaku lagi. Aah~ rasanya sangat nyaman ketika dia melakukannya.

N/K : "Kau tidak nakal kan?"

Aku menggelengkan kepalaku. Dia pun tersenyum padaku.

N/K : "Aku akan ganti pakaian dulu. Kamu bersiap-siap saja di dapur."

Tohka : "Umu! Aku akan menunggumu di dapur."

Aku pun memakai apron dan menunggu N/K yang sedang ganti baju. Tak perlu waktu lama, N/K datang ke dapur dan memakai apron yang sama denganku.

Tohka : "Malam ini kita mau masak apa?"

N/K : "Aku sudah membeli daging ayam fillet. Kita akan membuat ayam katsu dengan saus keju pedas. Tidak apa-apa kan?"

Tohka : "Kalau kau makan, aku juga mau makan."

N/K : "Hahaha.. Baiklah. Ayo kita mulai!"

Tohka : "YA!"

Kami pun mulai memasak. N/K mengajari aku cara menggunakan pisau. Rasanya seperti menggunakan pedangku. Omong-omong, ke mana perginya senjataku itu ya? Apa senjataku memiliki nyawa hingga bisa berjalan ke sana kemari?

Mungkin aku bisa bertanya pada N/K. Yang penting sekarang aku memasak bersama dengan dia. Hanya kami berdua!

<Time Skip oleh Chibi Tohka yang tidak sengaja menumpahkan adonan saus keju ke lantai>

Kami berdua baru saja selesai makan. Aku sudah berniat untuk menanyakan tentang senjataku pada N/K.

Tohka : "Umm.. N/K."

N/K : "Ya?"

Tohka : "Aku ingin tahu apa kau melihat pedangku?"

N/K : "Pedang? Seperti apa bentuknya?"

Tohka : "Pedangku menancap di sebuah singgasana. Sebelum bertemu denganmu, aku masih bisa memanggilnya. Tapi sekarang.."

N/K : "Kau tidak perlu bersedih."

N/K memelukku dan memberikan aku sebuah kotak kecil.

N/K : "Benda ini namanya box weapon. Aku merancang kotak ini khusus untukmu. Mungkin senjata yang ada di dalam kotak ini tidak seberapa. Tapi kuharap kau menyukainya."

Tohka : "N/K.. Terima kasih!"

Saking senangnya, aku langsung menggunakan cincin matahari dan memasukkan api matahari ke lubang khusus untuk membuka kotak ini. Saat dibuka aku sangat terkejut. Rupanya ini senjataku yang selama ini kucari. N/K pasti sudah mempersiapkan ini dari jauh-jauh hari.

Tohka : "Lihat N/K! Ini senjata yang kucari selama ini. Namanya <Sandalphon>. Kamu sudah tahu atau-.. N/K?"

Aku melihat wajah N/K yang menunjukkan tatapan kosong. Aku melihat ke sekelilingku. Rupanya aku tidak sengaja menghancurkan ruang tamu.

Tohka : "Uh... Aku bisa jelaskan."

N/K : "(menarik nafas dalam-dalam) ToooooohhKAAAAAA!!!!"

Tohka : "MAAFKAN AKU!!"

Aku pun diceramahi sampai waktu tidur tiba. Tapi aku tetap senang karena senjataku kembali lagi.

avataravatar
Next chapter