1 Prolog "Seanku"

Hari itu sangat cerah,angin terus meniup dedaunan..bau nya sangat khas,aroma ini membuat nyaman setiap kali dia duduk disina,dibawah rimbunnya daun pohon apel.

Yah..Kyra Ravelia,gadis berusia 14 tahun yang sedang menginjak semester terakhir di sebuah Sekolah Menengah Pertama.

"Udah jam segini" sekilas Kyra melihat jam di tangannya.

"Yumii?" panggil seorang perempuan paruh baya di balik pintu

"Bunda.."

Senyum Kyra pada perempuan paruh baya yang bernama Anna.

Sejak kecil Kyra sudah terbiasa dengan panggilan sayang Bunda padanya.

Yumii,sebut saja itu dia.

Meskipun bukan ibu kandung nya,tetapi dia memperlakukan Kyra seperti anaknya sendiri.

Karena suami Bunda adalah sahabat Papa Kyra.

"Hey,maaf lama"

Sapa seorang laki-laki yang nampaknya terengah-engah setengah berlari.

"Kamu darimana saja??Yumii nungguin daritadi." Tanya Bunda

"Itu Bun abis anterin Farhan motornya mogok." Jawab Sean

Sean Nawala adalah anak satu-satu nya Bunda.

Lebih tepatnya anak kedua setelah Kyra,karena saat itu Bunda Sean lebih perhatian pada Kyra daripada Sean sendiri.

Dia lahir di keluarga yang cukup kaya,karena Ayah nya memiliki perusahaan GO Estate di Jakarta.

Ayah nya sering berpergian keluar kota,karena status pekerjaannya sebagai direktur perusahaan.

"Ya udah sana samperin Yumii,capek dia nungguin kamu" sahut bunda

Yumii hanya tersenyum melihat Sean.

"Kamu telat" ucap Yumii.

"Aku.." sebelum Sean selesai menjawab.

"Sssttt..gak ada alesan.Aku lelah Sean,aku nungguin kamu udah dari pagi" jawabnya kesal

Seperti biasa,Sean selalu datang terlambat.

Bukan tidak menepati janji,tapi Sean itu tipe laki-laki yang selalu tidak tepat waktu.

"Maaf" desir Sean

"Aku punya sesuatu" lanjutnya.

"Hmm.." Yumii hanya melirik sekilas tanpa bertanya.

"Ayolah sini,kamu pasti suka."

Rayu Sean pada Kyra dengan muka melas

"Apa?"

Belum selesai Kyrs bertanya,dilihat nya sekilas hewan lucu saat Sean membuka kedua tangannya.

"Ini?? Lucuu..dapet darimana kamu?"

"Tadi pas anter Farhan aku sekalian mampir." jawab Sean sambil tersenyum.

"Ini lucu." lanjut Kyra

"Untukmu satu." sesaat Sean memberikan keong itu pada Kyra.

Warna nya unik kuning keemasan dan merah di atas tanduknya.

Kedua nya tampak mirip.

"Lalu satu nya?" tanya Kyra

"Untukku.." Sean menarik tangannya menjauh dari tangan Kyra.

"Kenapa?bukankah ini pasangan?" tanya Kyra cemberut

"Iya." sahut Sean sambil memegang tanduk keong di tangannya.

"Lalu?kenapa tidak semua nya untukku?." ketus Kyra

"Aku juga mau satu".

Sean tetap memperhatikan keong di tangannya yang sembunyi-sembunyi saat dia pegang tanduknya.

"Bukankah itu kejam." Kyra mendesir

"Ahaa..tidak juga.Mereka bisa bertemu jika mereka rindu."

"Cara nya?" sesaat Kyra mengernyitkan dahi

"Hahahah..biar aku yang bawa kerumah mu nanti."

Jawab Sean dengan senyuman jahilnya yang tidak Kyra mengerti.

Sean selalu mengatakan sesuatu dengan respon cepat,yah tanpa di fikir.Terkadang yang membuat nya terlihat spontan dan acuh.Kebanyakann kata-kata nya saat itu sulit Kyra pahami.

Dan seperti hal nya Kyra,dia terlalu polos untuk memahami sikap Sean.

"Bukannya itu kejam,Sean?." Tanya Kyra

Sean hanya tertawa sambil menarik tangan Yumii yang nampak kesal dengan ucapan Sean.

"Biar kalo kita ketemu..mereka bisa ketemu." ucapnya jahil

"Iya."

Aku hanya tersenyum sembari Sean menarik tangan Kyra,lalu pergi.

"Ayo,Papa & Mama mu ada didalam."

Kyra dan Sean langsung bergegas masuk kerumah.Ketika mereka dapati masing-masing dari orangtua mereka sedang bersenda gurau di ruang tamu.

Kedua orangtua merkea selalu akrab seperti Kyrs dan Sean.

Sejak mereka lahir,mereka selalu bersama..kecuali untuk mandi dan ketoilet.

Kedua orangtua nya bersahabat,hubungan yang berjalan baik.

Mama dan Papa juga sangat menyayangi Sean seperti putra nya sendiri.

Yah..Kyra dan Sean sama-sama anak tunggal.

Tapi tidak seperti Bunda nya Sean,mama Kyra sedikit lemah lembut..sedangkan Bunda nampak lebih tegas.

"Yumii,sini duduk sama Bunda."

Panggil sayang Bunda saat Kyra masuk kerumah.

"Iya Bunda." jawabnya tersenyum

"Sean,ayo sini gabung sama Mama Papa."

Ucap kedua orangtua Kyra pada Sean,seolah mereka bertukar kedua anak mereka.Seoalah tak ingin kalah dari Bunda.

"Iya,Ma."

"Yumii gimana sekolahnya?bentar lagi ujian kan?" Bunda bertanya sembari mengusap rambut Kyra

"Iya,Bunda..baik kok

Lusa Yumii udah mulai ujian."

"Gimana,Sean?gimana sekolahnya?" lanjut Bunda

"Uhmm..Sean rajin kok Bunda,tapi.." Kyra melirik Sean,dengan iseng untuk melihat reaksi nya.

"Tapi apa sayang?" Bunda mengeryitkan dahi menatapnya

"Ehem.."

Sean batuk-batuk memberikan tanda untuk Kyra diam.Membuat Kyra enggan melanjutkan.

"Yumii..ayo,kok diem?" tanya Bunda penasaran.

"Gak papa Bunda." jawab Kyra tersenyum.

Sebenarnya Kyra hanya iseng,tapi Sean terlalu takut melihat nya

Tidak tau apa yang Sean fikirkan,Kyra hanya bisa menahan tawa melihat Sean saat itu.

"Oh ya,nanti kalo udah tamat sekolah,mau lanjutin SMA mana?" Tanya bunda

"SMA Bakti 2,Bunda" jawab Kyra singkat

SMA Bakti 2 sebenarnya sekolah yang biasa.

Tidak berstatus sosial tinggi dan juga cukup baik.

Dia dengar banyak lulusan berprestasi yang lulus dengan nilai terbaik disana.

"Kalo gitu bisa bareng Sean yah,biar sekolah nya bareng" lirik Bunda pada Sean.

"Emang Sean mau lanjut kesana juga,Bun?" Kyra menanyakan pada Bunda,tapi mata Kyra melihat Sean.Seoalah Seanlah yang dia tanyakan.

"Nanti Sean jagain Yumii yah disekolah" ucap Papa Kyra

Sean hanya mengangguk

Entah apa yang dia fikirkan,dia selalu mengiyakan permintaan kedua orangtau mereka.

"Harus lah Sean jagain Yumii

Yumii kan putri Bunda satu-satu nya." Bunda tersenyum dan memeluk Kyra

Kedua orangtua mereka saling melirik satu sama lain.

Senyum mereka menunjukkan bahagia nya persahabatan merekea.

Hanya saja hari ini Ayah gak ada.

Ayah Sean,ayah Kyra juga..Ayah Darwin.

Meskipun begitu Kyrs dan Sean tetap bisa merasakan kehangatan disini.

Kedua orangtua Kyra hanya tersenyum melihat cara Bunda memperlakukannya.

Bunda selalu menyayanginya.

Dia menganggap Kyra seperti anak perempuan satu-satu nya,bahkan dia sering membelikannya dress lucu.

Benar saja..

Dulu Bunda sangat menginginkan anak perempuan.

Saat itu Bunda mengalami pendarahan hebat saat melahirkan Sean.

Dokter hanya memungkinkan salah satu dari kedua nya selamat.

Dan Bunda tidak bisa memberikan keturunan lagi.

Karena ada kelainan pada rahimnya.

Tidak ada yang tidak akan mungkin tidak bisa terjadi.

Bunda melewati masa kritis nya dan Sean lahir dalam keadaan selamat.

avataravatar
Next chapter