webnovel

Lalu, Bagaimana Kau Tahu Ukuranku?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wajah Li Hanchuan tertegun mendengar perkataan Ye Youran, seakan kabut tebal membuat matanya menggelap dan meliputinya dengan emosi yang kejam. Ia menekan menipiskan bibirnya rapat-rapat dan setelah beberapa saat, barulah ia berkata pada Ye Youran, "Ini adalah urusan Ye Banxia, kau tak usah memperdulikannya."

Setelah Ye Youran membuat Li Hanchuan membuka mulutnya, mereka terdiam sesaat. Li Hanchuan memintaku untuk tidak memperdulikan Ye Banxia, tapi kenapa dia sendiri harus memperdulikannya? pikir Ye Youran sama sekali tidak percaya. Li Hanchuan bersikap seolah-olah acuh ia tak acuh, tapi tampaknya posisi Ye Baxia di dalam hati Li Hanchuan jauh lebih dalam dari perkiraan Ye Youran.

"Tapi, Ye Banxia adalah kakak perempuanku…" Ye Youran menurunkan matanya dan sedikit menarik bibirnya untuk menunjukkan kesedihannya.

Li Hanchuan mencubit kening di antara kedua alisnya. "Ye Banxia masih kesal sekarang dan pasti dia tidak ingin kau mengurusi masalahnya. Kau harus bersabar dulu," katanya. Lalu, ia menggandeng tangan Ye Banxia dan membawanya berjalan pulang. "Aku baru saja ingat ada satu urusan di perusahaan. Lain hari kita akan melihat-lihat lagi."

"Oke," Ye Youran mengangguk dan tersenyum anggun, tapi tatapannya begitu dingin. 

———

Setelah Li Hanchuan mengantar Ye Youran pulang, ia justru tidak pergi ke perusahaan, Ia hanya mengemudi berkeliling jalan raya dengan alis matanya yang terus saja bertaut. Setelah satu jam berputar-putar, Li Hanchuan menelepon sekretarisnya dan bertanya, "Mengapa kau tidak melaporkan kondisi Hanyan dalam dua hari ini kepadaku?"

Sekretaris itu tertawa kecil di dalam ruangan. Bukannya Bos dan Nona Ye sudah putus? Mengapa Bos masih harus mengurusi masalah Nona Ye? pikirnya. Lalu, ia menjawab, "Bos sebelumnya pernah berkata bahwa saya tidak perlu lagi melaporkan urusan yang berhubungan dengan Nona Ye."

"Itu Ye Banxia!" Li Hanchuan berteriak dengan suara berat, "Aku bilang kau tidak perlu melaporkan masalah yang berhubungan dengan Nona Ye, tapi kau harus melaporkan masalah Ye Hanyan!" Kemarahan Li Hanchuan sedikit tidak terkendali hingga suara dinginnya semakin terdengar di dalam mobil yang hening. Li Hanchuan sendiri tidak tahu mengapa ia bisa begitu marah. Tangannya sudah terlalu lama memegang setir kemudi. "Sekarang, beritahu aku kondisi Hanyan akhir-akhir ini."

Li Hanchuan langsung menginjak rem setelah selesai berbicara dan Lamborghini hitamnya segera terhenti di pinggir jalan. Sekretaris yang berada di ujung telepon terus melaporkan bahwa batas waktu operasi Ye Hanyan berubah dari satu bulan menjadi tiga hari dan kemarin Ye Hanyan sudah menjalani operasinya dengan lancar. Wajah Li Hanchuan berubah menjadi semakin suram dan tanpa menunggu jawaban dari ujung telepon, ia langsung mematikan teleponnya.

Li Hanchuan tidak cukup naif untuk mengira bahwa Ye Banxia sanggup menghasilkan uang satu juta dalam tiga hari. Jadi, apa yang sebenarnya Ye Banxia lakukan? Walaupun Li Hanchuan hanya dapat melihat punggung pria itu di toko furnitur tadi, pria itu tidak bisa menyembunyikan kekayaannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Apakah pria itu yang membiayai operasi Hanyan? Apa yang Ye Banxia tukarkan untuk mendapatkan itu semua? Apakah dia menukar dirinya sendiri? pikirnya.

Li Hanchuan kembali meremas kening di antara kedua alisnya dan sebuah umpatan terlontar dari mulutnya. Tangannya mengepal dan memukul klakson mobil hingga menimbulkan suara yang begitu keras. Kemudian, ia langsung menginjak gasnya dalam-dalam dan mobilnya kembali meluncur dengan cepat.

———

Ye Banxia langsung pulang ke rumah. Suasana hatinya yang tadinya begitu baik mendadak menjadi tidak karuan dan hilang begitu saja ketika ia melihat mereka berdua tadi. Li Shen langsung berlari keluar dari dapur saat mendengar bel pintu dan begitu membuka pintu, ia melihat bahwa ternyata Ye Banxia yang datang. Li Shen seketika terdiam sebelum bertanya, "Kenapa Nyonya pulang seorang diri?"

Ye Banxia sedikit mengangguk, "Ya, tiba-tiba Mo Chenyan ada urusan di kantornya, jadi aku pulang duluan sendiri."

Li Shen melihat wajah Ye Banxia yang tampaknya sedang tidak senang. Li Shen berpikir sejenak dan dengan cepat menghibur Ye Banxia, "Nyonya jangan sedih. Tuan memang biasanya selalu sibuk dan jika pulang ke rumah pun Tuan juga selalu nekerja. Sekarang, kalian sudah menikah. Nyonya pasti bisa lebih mengerti."

Ye Banxia nyaris tidak bisa tersenyum pada Li Shen, "Aku tahu, Li Shen."

Ye Banxia naik ke lantai atas dan awalnya ingin langsung kembali ke kamar tidur, namun langkahnya terhenti. Ia berbalik dan membuka pintu ruang kerja untuk berjalan masuk. Ia mengambil satu buku secara acak, lalu duduk bersandar di sofa yang lembut dan nyaman. Ia membolak-balik halaman buku, tapi matanya masih muram. Setelah sepuluh menit berlalu, ia hanya membalik beberapa halaman buku di tangannya.

"Nyonya… Nyonya…" Suara Li Shen terdengar dari lorong rumah. Ia mengetuk pintu kamar, tapi tidak menemukan Ye Banxia.

"Li Shen, aku di ruang kerja," sahut Ye Banxia. Ia meletakkan buku itu di sampingnya, lalu berjalan ke pintu dan membuka pintu, "Apakah ada sesuatu?"

Li Shen tersenyum meskipun ia tampak tergesa-gesa. "Nyonya, seseorang mengantarkan sesuatu di bawah. Mungkin itu atas perintah Tuan. Karena kebetulan Nyonya ada di rumah, saya segera memberitahu. Apa Nyonya mau turun ke bawah untuk melihatnya langsung?"

Li Shen bisa dan sudah terbiasa melakukan hal semacam ini sebelumnya. Ia sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun di rumah ini dan Mo Chenyan pasti juga telah mempercayainya. Namun, karena Ye Banxia sudah menjadi nyonya pemilik rumah ini dan kebetulan Ye Banxia juga berada di rumah, Li Shen merasa bahwa lebih baik ia memberitahu Ye Banxia. Ia masih memiliki rasa kesopanan.

"Baiklah."

Ye Banxia mengikuti Li Shen untuk turun ke lantai bawah. Kemudian, ia melihat dua wanita berpakaian hitam dengan senyum profesional sedang menunggu di ruang tamu. Ia melirik tas belanja berlogo Chanel di atas sofa dan matanya yang indah tak berhenti berkedip.

"Halo, Nyonya Mo," sapa pekerja wanita itu sambil tersenyum. Ia menghampiri Ye Banxia dan membungkuk. Mungkin Li Shen telah memberitahu mereka bahwa ia adalah nyonya di rumah ini sehingga mereka tidak salah memanggil.

"Halo," balas Ye Banxia sambil sedikit tersenyum.

Mereka kemudian menjelaskan, "Ini adalah barang baru toko kami di musim ini. Tuan Mo menelepon kami untuk mengirimkan setiap barang baru kami, masing-masing satu set. Apakah Nyonya perlu mencobanya sekarang?

Satu set untuk setiap model. Bahkan, ketika dulu keluarga Ye masih kaya raya dan kakek Ye Banxia mencintainya tanpa batas, kakeknya tidak menghabiskan banyak uang untuknya seperti ini. Bukankah Mo Chenyan telah memberiku sebuah kartu dan memintaku untuk membeli sendiri? pikir Ye Banxia sambil terdiam. Lalu, ia berjalan mendekat dan berkata, "Aku melihatnya saja sudah cukup."

Ye Banxia biasanya mengenakan pakaian bermerek Chanel dengan ukuran yang sama. Ia membuka kantong belanjaan secara acak untuk mengecek beberapa potong pakaian dan ternyata semua ukurannya benar. Ia pun sedikit tersenyum dan merasa bahwa pakaian-pakaian yang lain seharusnya tidak akan bermasalah. "Terima kasih. Saya harus tanda tangan di bagian mana?"

Mereka memberikan nota kepada Ye Banxia sambil tersenyum dan berkata, "Nyonya Mo, Tuan Mo sangat baik pada Anda. Anda sangat beruntung."

Ye Banxia mengangguk ke arah mereka sambil tersenyum. Setelah ia mengantar mereka keluar, ia menatap tas belanja di sofa untuk sementara waktu dan entah apa yang sedang ia pikirkan. Setelah sekitar satu menit, Ye Banxia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Mo Chenyan.

Mo Chenyan dengan cepat mengangkat teleponnya, "Halo."

Mendengar suara dalam Mo Chenyan dari ujung telepon membuat Ye Banxia merasa tenang. "Mo Chenyan…" Ye Banxia duduk di sofa dan jari-jarinya yang putih menyentuh salah satu tas belanja, "Pakaian ini, kau yang membelikannya untukku?"

"Ya," jawab Mo Chenyan. Ia meletakkan pena di tangannya, lalu mengangkat kepalanya dari dokumen dan bertanya, "Memangnya kenapa?"

Jika Ye Banxia ingin menanyakan dengan lebih jelas lagi, Mo Chenyan merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Namun, wajah Ye Banxia memerah dan ia bertanya, "Lalu, bagaimana kau tahu ukuranku?"

Mo Chenyan mengangkat alisnya dan bibir tipisnya sedikit terangkat hingga menyunggingkan senyum yang nyaris tak terlihat. Lalu, ia perlahan menjawab, "Aku mengukur dengan hanya melihatnya."

Ye Banxia tertegun, lalu sudut bibirnya sedikit tertarik. Hanya melihatnya saja bisa sangat akurat. Sudah berapa banyak wanita yang diukur mata pria itu? Terlalu banyak?