*POV Author*
•••••••••••
"Mas aku hamil." ujar Ena kepada sang kekasih, kini mereka tengah menikmati sore harii yang indah di bangku taman.
"Kamu gak sedang bercanda kan Sayang?" kaget bingung itulah ekspresi nya saat ini.
"Enggak Mas untuk apa aku bercanda untuk hal seserius ini?" Namun sang kekasih diam cukup lama dan membuat Ena sedikit khawatir karna takut di tinggalkan.
Ena pun duduk mendekat dan memeluk Sang Kekasih begitu erat.
"Mas?" panggil nya lagi, namun masih sama seperti tadi tetap tak ada respon, lalu di cubitnya pinggang sang kekasih barulah ia sadar dari lamunan nya.
"Eh anu iya Sayang kenapa? kamu tadi bilang apa?"
"Ihhhh Mas tu pikirin apa kok gak dengerin aku dari tadi panggil?, Aku bilang aku hamil mas, hamil anak kamu, kamu akan nikahin aku kan Mas dan kita akan hidup bahagia bersama anak anak kita yang imut imut nanti nya."
Begitulah Aina ia amat sangat sayang dan cinta kepada sang kekasih hingga ia tak dapat berfikir panjang lagi karna telah di butakan cinta.
Dengan nada bicara yang gugup sang kekasih pun akhirnya buka suara,
"I-iya iya Sayang pasti, pasti mas akan tanggung jawab dan nikahin kamu, kamu tunggu Mas ya Mas akan datang untuk nemui keluarga mu."
"Yeay mas gak bohong kan? mas pasti datang kan? mas jangan suka pergi pergi lagi yaa aku takut mas bakal tinggalin aku, Mas adalah cinta pertama dan terakhir aku, Mas juga lelaki pertama yang,-"
Belum selesai Ena bicara tiba tiba langsung di potong ucapannya oleh Sang kekasih.
"I-iya iya iya Sayang Mas janji akan tanggung jawab." Lalu dicium nya kening si Ena untuk lebih meyakinkan nya.
"Terus kapan Mas akan kerumah, nggak mungkin kan lima atau enam bulan lagi seperti yang mas bilang kemarin? keburu gede atuh mas si dedek nya." Ucap Ena dengan nada bicara yang manja.
Lagi untuk yang kesekian kalinya sang kekasih melamun tak menyimak ucapan Ena, Ena pun kesal dan melepaskan pelukan erat nya dengan kasar,
"Mas tu kenapa si? ada apa? ada yang Mas sembunyiin ya dari aku? ada masalah apa Mas kenapa dari tadi gak fokus padahal aku hamil, apa jangan jangan Mas gak suka aku hamil? Mas gak mau tanggung jawab? Ayoo jujur sama aku kamu itu kenapa?" Ena pun menangis sesegukan, Sang Kekasih langsung memeluk dan mengusap usap rambut panjang Ena agar ia tenang dan tidak mikir hal yang macam macam.
"Sayang kamu gak percaya ya sama Mas? iya jujur Mas syok denger kabar ini tapi bukan berarti Mas gak bahagia, Mas bahagia bahkan amat sangat bahagia Sayang, tapi mas lagi bingung gimana caranya dapet uang buat ngelamar kamu, sedangkan gaji mas kamu tau sendiri gak seberapa, syukur syukur cukup untuk bayar kossan dan makan sehari hari, itu pun belum lagi kirimin untuk ibuk ku yang di desa, gak mungkin kan Mas melamarmu dengan tangan kosong. Pokoknya kamu yang sabar, banyak banyak berdoa, pokoknya percaya sama Mas, Mas nggak bakal kabur sueerrr deh, cuma kamu wanita yang paling mas sayang, cuma kamu wanita yang paling bisa bikin Mas merasa nyaman."
Uweeek gombalannya.. Ena pun langsung berhenti menangis dan tersenyum menatap sang kekasih dengan penuh cinta.
"Sayang maafin aku, aku udah buruk sangka sama kamu, iya aku janji aku akan sabar nunggu kamu, aku juga percaya sama kamu.. Kamu jangan khawatir aku punya simpanan kok yaa walaupun enggak seberapa tapi lumayan cukup untuk beli cincin kawin kita jadi kamu tinggal cari modal untuk seserahannya aja, gak usah pesta mewah mewah cukup sederhana aja aku udah bahagia kok mas."
Begitulah Ena gadis 19 tahun yang tak pernah kenal lelaki dan pacaran ehh sekali pacaran malah langsung di hamili, Ena juga tipe orang yang royalnya minta ampun, maka dari itu menurut Sang Kekasih Ena adalah malaikat yang di kirim Tuhan untuk nya.
Keroyalannya, keluguannya, sifat manjanya, cantiknya, pokoknya paket lengkap tidak akan di biarkan Ena pergi dari hidup nya, walaupun suatu saat nanti Ena tahu siapa dirinya sebenarnya. Sang Kekasih berjanji pada diri nya sendiri bahwa ia tidak akan pernah melepaskan Ena.
"Sayang?"
"Iya mas kenapa?"
"Mas mau tanya boleh?"
"Ihh mas mah kayak sama siapa aja pake izin izin dulu, sok atuh mas mau tanya apa?" Ucap Ena sambil tersenyum manja.
"Apakah Kamu sudah sangat yakin dengan pilihanmu? Apakah kelak kamu tidak akan menyesal telah memilih hidup bersama ku Ena?"
"Kenapa Mas bilangnya kok gitu?"
"Mas hanya takut kehilangan mu Ena, Mas harap setelah kita menikah nanti apapun yang tejadi tetaplah disisi Mas jangan pernah berubah apalagi pergi dari kehidupan Mas."
"Sungguh?" Ena mendekat dan kembali dalam pelukan sang kekasih.
"Iya Ena sungguh, sangat sangat sungguh Mas takut kehilangan mu"
"hahahahaahaha" Tawa Ena begitu menggelitik.
Sang Kekasih pun bingung kenapa Ena menertawakannya apakah ada yang salah dari ucapan nya atau jangan jangan seliting celana nya turun makanya Ena malah tertawa.
"Kok malah ketawa sih? Mas serius tau." Ucap nya sambil mencubit gemas hidung Ena yang setengah mancung itu tapi tidak terlalu pesek standar lah seperti SNI :D.
"Hahaha iya tumben tumben aja Mas bilang gitu biasanya juga aku yang takut kehilangan kamu, atau jangan jangan Mas kesambet hantu penunggu taman ini ya?" Ucap Ena sambil menahan tawa nya.
"Ngawur kamu, udah ah udah mau magrib ini, kita pulang aja yok nanti takut kemaleman kamu di marah bapak lagi."
" ayok." Ucap Ena tanpa banyak bicara lagi.
Mereka berjalan ber iringan sambil bergandengan tangan menuju parkiran motor. Sang kekasih pun memakaikan Ena helm, yang membuat Ena semakin bucin karena perlakuan Sang kekasih.
Sang Kekasih mulai menyalakan Motor RX-King tua kesayangan nya, lalu perlahan meninggal kan keramaian taman.
Dua puluh menit kemudian,
"Mampir dulu mas." Ucap Ena sambil membuka helm.
Kini mereka telah sampai di kediaman Orang Tua Ena.
"Iya sayang nanti kapan kapan Mas mampir, kalo untuk sekarang Mas gak bisa karena barusan Juki kirim pesan, dia gak bisa masuk kerja karena anak nya rewel jadi dia minta tolong Mas yang gantiin tugas dia malam ini. Kan lumayan Sayang upah nya buat tambah tambahan acara kita nanti hehehee.. Salam aja ya buat bapak dan ibuk bilangin maaf Calon Mantu belum bisa mampir soalnya lagi sibuk cari tambahan buat mahar" Ucap Sang Kekasih.
"Hahahah bisa aja kamu mas, yaudah aku masuk dulu ya, bye Sayang."
"Bye Cinta muachhh.."
Hati Ena pun semakin berbunga bunga di buat nya, ia berjalan sambil senyum senyum sendiri tanpa memperhatikan jalan dan alhasil,
"Aduhhhhh"
Ternyata dari tadi Ibu berdiri di depan teras dan Ena tidak menyadari itu jadilah Ena menabrak Ibu.
"Kamu ini ya jalan gak lihat lihat. Siapa tadi yang anter kenapa nggak mampir dulu?" ucap Ibu sambil mata nya sedikit melotot.
"Ibuuu sini deh Ena bisikkin."
Ena pun mendekat pada Ibu lalu di bisikkan nya lah sesuatu yang membuat Ibu jadi manggut manggut.
Bla.. bla.. bla.. bla.. bla..
"Ohhhhhh jadi itu Pujaan Hati yang udah bikin anak gadis Ibu jatuh cinta sampe senyum senyum sendiri jalan pun tidak lihat lihat lagi?"
"Ahh ibu mah stttt jangan gede gede suaranya nanti Mbak denger bisa bisa di ledekin lagi aku" Ucap Ena sambil memonyongkan bibir nya sepuluh senti.
"Iya iya.. Ini udah magrib mandi sana, sholat magrib udah itu bantu ibu siapin untuk makan malam kita bentar lagi Ayah pulang."
"Okeee Ibuu ku Sayang pokok nya beres.." ucap nya sambil tangan nya membentuk hormat untuk Ibu.
Setelah itu, ia mencium pipi sebelah kiri Ibu nya lalu berlari menuju kamar nya.
Ibu hanya tersenyum melihat tingkah Putri bungsu nya itu lalu berkata,
"Anak ku tidak terasa ternyata kamu sudah gadis saja." Ucap Ibu.
Lalu ibu pun menutup pintu dan berlalu ke kamar untuk siap siap menunaikan sholat magrib
....
Di ruang Makan,
"Mbak Gita gimana pekerjaan mu hari ini nak?" Tanya Ayah pada anak Sulung nya.
"Alhamdulillah Ayah semua lancar dan itu berkat bantuan doa tulus dari Ayah dan Ibu." Ucap Mbak Gita sambil memakan kerupuk.
"Syukurlah nak, Ayah dan Ibu hanya bisa mendukung dan berdoa untuk kesuksesan kalian ketiga Putri Kebanggaan Ayah." Ucap Ayah sambil tersenyum.
Lalu ayah gantian menatap ke arah mbak Nita, putri kedua nya.
"Kamu Nita gimana kuliah nya ada kendala tidak?" Tanya Ayah sambil memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulut nya.
"Tidak Ayah semua aman terkendali hehehe." Ucap Mbak Nita sambil menyengir kuda menampakkan jejeran gigi putih nya.
"Alhamdulillah.. Belajar yang rajin ya nak Ayah yakin kamu pasti bisa membuat bangga Ayah dan Ibu."
"Insyaallah yah doa kan saja pokok nya." Ucap Mbak Nita sambil mengambil sambel jengkol yang ada di depan nya.
Lalu ayah pun bertanya pada Putri Ketiga nya,
"Ena kamu yakin tidak mau meneruskan pendidikan mu? jangan khawatir kan soal biaya selama Ayah sehat yang penting kamu kuliah nak." Ucap Ayah sambil menatap serius ke arah Ena Putri bungsu nya.
Untuk beberapa saat Ena terdiam mencerna pertanyaan dari ayah.
Sebenarnya Ena mau bahkan sangat ingin meneruskan pendidikan nya namun Ena tak mau menyusahkan Ayah nya, jadi ia lebih memilih untuk hidup mandiri dan bekerja di sebuah pabrik triplek, yang pada akhirnya mempertemukan ia dengan Sang Kekasih. Mengingat sang kekasih Ena pun semangat menjawab pertanyaan dari Ayah.
"Iya Ayah maaf bukan nya Ena tidak mau meneruskan pendidikan tapi masalahnya otak Ena udah di penuhi dengan duit duit duit jadi yaa Ena lebih nyaman bekerja Ayah dari pada belajar, hehehe." Ucap Ena sambil nyengir.
Ibu dan kedua Kakak Perempuannya hanya tersenyum menanggapi ucapan Ena, tapi tidak dengan Ayah.
"Kamu ini bisa aja, udah abisin makan nya nanti kita lanjut lagi ngobrol nya."
"Okee yah.. Emmmm masak kan Ibu emang paling top deh apalagi sambel jengkol nya Ena mau nambah terus di buat nya." Ucap Ena sambil mengunyah makanan dalam mulut nya.
"Ehhh jangan di abisin dong Mbak juga mau!" Ucap Mbak Nita,
"Mbak tu nggak boleh makan jengkol banyak banyak nanti mulut nya bau, kasian kan Kak Fahmi kalo deket deket Mbak."
Hahaha .. hhahahaha..
Semua yang ada di meja makan tertawa mendengar celotehan nya Ena.Begitulah suasana selalu ramai kalo Ena ada di rumah.
Beberapa saat kemudian, setelah semua telah selesai menghabis kan porsi makan nya masing masing, Ayah telah duduk di ruang keluarga untuk bersantai,dan kedua kakak Perempuann Ena sekarang sedang mengerjakan tugas seperti biasa.
Lalu,
"Bu sini biar Ena yang beresin Ibu istirahat aja di depan temenin Ayah kasihan kan Ayah sendirian, nanti di gigit nyamuk pula." Ucap Ena sambil mengambil alih piring yang ibu pegang.
"Kamu ini Ena bisa aja, yaudah Ibu ke depan dulu ya."
"Oke buu.."
Kedua Kakak Perempuan nya sedang mencuci piring sedangkan Ena ia membersih kan meja sisa makan tadi.
Saat sedang fokus nya mengelap meja lagi pikiran nya melayang jauh mengingat Sang Kekasih akan datang dan melamarnya, Ena tersenyum dan di usap nya perut yang masih rata itu dengan lembut lalu berkata,
"Sehat sehat ya nak di perut bunda, Ayah lagi usaha di luar sana untuk memperjuangkan kita" ucap Ena begitu pelan,
namun Ena tidak menyadari jika Ibu telah berdiri di belakang nya sedang mengambil air minum untuk Ayah dan tidak sengaja mendengar ucapan nya barusan.
Seperti mimpi buruk, gelas pun terjatuh dari tangan Ibu, juga Ibu ikut terjatuh tak sadarkan diri..
Bersambung ..