webnovel

Dewaku (Part 5)

-----CHARLA OHARA-----

Ssreettk!

Pedangnya ia ayunkan.

Darah muncrat kemana-mana mengotori jubahnya dan tanah.

Bau tajam darah yang bagaikan besi menusuk hidungnya.

Tapi Charla sudah terbiasa dengan ini..

Pedangnya ia ayunkan lagi dari atas ke bawah, jatuh kekepala seorang petani membuat kepalanya terbelah tidak halus menjadikan kepalanya buruk bagaikan orang cacat.

Charla kemudian tarik pedangnya dengan sekuat mungkin dari kepala petani tersebut.

Ia merasakan sesuatu dipunggungnya, saat ia sadar itu tombak musuh yang mencoba menembus armour rantainya yang tebal.

Charla berbalik dan menusuk petani tersebut dengan pedang dipipinya.

Itu tak membunuhnya..tapi cukup untuk membuatnya jatuh.

Charla kemudian berbalik lagi dan mengayunkan pedangnya kemana-mana..

Untuk menjaga mereka cukup jauh darinya..

*Pedang panjang selalu senjata buruk ketika dipertarungan jarak dekat seperti ini* ,pikir Charla sambil menunjukkan giginya mempertujukkan kalau ia juga tak mau mati sama seperti mereka semua.

Beberapa petani juga menunjukkan giginya, beberapa memasang wajah ketakutan ada yang terlihat berani.

Mereka harus ketakutan..kalau tidak mereka bodoh..

Petani-petani menjauh seiring Charla mengayunkan pedangnya kemana-mana..

Seorang petani kemudian mencoba mendekatinya dengan pemukul kayu ditangannya.

Dengan cepat Charla mengayunkan pedangnya dan memotong tenggorokannya.

Tak membuat kepalanya langsung terlepas tentunya...karena ia tak punya pedang setajam itu sekarang..

Tapi Charla melawan petani..

Mereka sangat mudah dilawan tak setangguh dan segila orang Tyronia.

Tak memakai armour seperti ksatria atau prajurit, membuat mereka sangat mudah dipotong..

Seorang petani maju sekali lagi dan berakhir dengan tenggorokannya dibuka dengan pedang besi Charla.

*Bagus...tetap jaga mereka menjauh seperti ini..satu persatu aku eksekusi…dan yang paling berani mati dahulu..* ,pikir Charla dengan tatapan tajamnya.

Disekitar Charla sendiri...ia tak bisa melihatnya dengan jelas…

Cahaya api membuat mata setengah merah setengah ungu Charla sedikit sakit dan kabur.

Ttruk

Suara kayu terjatuh karena api terdengar dimana-mana.

Charla hanya bisa melihat musuh dimana-mana..

Kebanyakan ksatria dan prajurit sendiri sudah mati atau pingsan kelelahan karena jumlah petani yang mereka hadapi.

Beberapa petani sendiri antara lari atau mati, beberapa memilih bertarung..

Tapi Charla bisa melihat satu ksatria..

Berdiri diantara mayat petani...mandi darah dirinya..seluruh tubuhnya bagaikan dicat merah.

Petani disekitar ksatria itu sendiri sudah mulai sedikit.

Charla bisa berlari kedirinya untuk pertolongan dan memotong semua petani dijalannya.

Tapi itu terlalu beresiko.

Seorang petani maju lagi dan kali ini Charla mengayunkan pedangnya kesamping, dan menebas kepalanya membuatnya menjadikan kepala miring buruk kesamping.

Tiga…

Charla menghitung disekitarnya...berapa sisa musuh lima? Enam? Tujuh? Mungkin sepuluh…

Charla sudah hilang hitung..

Ssreettk!

Darah bisa terlihat muncrat dan teriakan erangan terdengar.

Terlihat ksatria itu berjalan kearah Charla dengan memotong petani disekitarnya..

*Dia mau menolongku nampaknya...atau bahkan mungkin mengenalku..* ,pikir Charla.

Terlihat panah,serpihan kayu,dan tombak yang patah menyangkut diarmour ksatria tersebut.

Semakin dekat dirinya dengan Charla…

*Bagus..* ,pikir Charla sambil menelan ludahnya.

Seorang petani maju lagi kearah Charla dan dengan cepat Charla membuat lehernya memuncratkan darah.

Empat…empat sudah ia eksekusi..

Ksatria itu semakin dekat…

Wrusssssshhhh!

Seseorang prajurit berarmour dengan jubahnya terbakar muncul dengan melompat dari kumpulan api yang membakar bangunan..

Terlihat kapak merah panas ditangan kanannya…

Dan dengan cepat ia mengayunkan kapak tersebut dari atas kebawah kekepala ksatria tersebut..

Menghancurkan kepala ksatria tersebut.

Prajurit itu terlihat tersenyum…

Kemudian dirinya melepaskan kapaknya membiarkannya tenggelam dikepala ksatria tersebut.

Prajurit itu kemudian mengeluarkan pedangnya diantara jubahnya yang terbakar api..

Saat prajurit itu mulai mengayunkan pedangnya diantara api…

Charla hampir berpikir kalau dia adalah iblis..

*Dipihak mana dia? Apakah dia terjebak dikonflik ini sama seperti diriku?* ,pikir Charla.

Saat Charla berpikir, ia merasakan sesuatu..

Terlihat seorang petani mengangguk kepada seorang petani lainnya.

"AAAHHH!!!" ,teriak dua petani maju bersamaan kearahnya.

Charla dengan cepat mengayunkan pedangnya dengan kuat.

Dan menebas kedua petani tersebut bersamaan.

Terlihat satu dari mereka mati sedangkan yang satu lagi hanya terbuka perutnya.

Membuat dirinya mati secara perlahan.

*Memang bagus tak ada dari mereka yang membawa tombak..* ,pikir Charla sambil menunjukkan giginya.

Charla sudah mencoba membunuh semua pembawa tombak sebelumnya...agak susah tapi diakhir itu semua dibayar..

Tombak selalu berbahaya jika dipertarungan kalah jumlah.

Tapi jumlah mereka yang banyak bisa mengikis tenaga Carla sekarang..

Terlihat prajurit yang tadi sedang menebas semua petani disekitarnya dengan pedangnya diantara api.

Suara teriakan penderitaan petani disekitarnya memang sesuatu yang mengerikan bagi Charla.

Tapi Charla sudah membiasakan semua ini sejak ratusan tahun…

Sejak ia menarik usus anak muda diTyronia itu..

Sejak ia mencungkil mata prajurit yang mencoba memerkosanya..

Itulah perang..

Seorang petani maju lagi dan Charla dengan merobek pipinya hingga melebarkan mulutnya dengan pedang.

"Ahhhh...angggghhhh!!!" ,ucapnya sambil berguling ditanah.

"Hahh..hahh...hahh.." ,tarik dan keluar nafas Charla merasakan dia mulai kelelahan.

Charla sadar karena jumlah musuh, pertarungan ini tak ada habisnya.

Kakinya mulai sakit dan penjagaannya mulai longgar.

Charla coba menaikkan pedangny-

Tuk….tuk….tuk….

Suara langkah kaki yang kelam dan kuat terdengar dari jauh hingga membuat Charla bisa memperhatikannya...meskipun diantara api yang membuat matanya kabur..

Diantara api sebuah mahluk hitam muncul..

Dibelakang mahluk hitam tersebut terlihat ratusan tentakel bayangan yang besar yang menempel ditubuhnya..

Mahluk hitam tersebut membuka mulut lebar monsternya...yang bagaikan harimau dengan giginya diganti dengan cairan hitam yang lengket…

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!

Suara teriakan monster itu terasa aneh sekaligus yang menakutkan membuat telinga Charla bergetar..

Suaranya penuh penderitaan hingga Charla bisa rasakan ditulang Charla sendiri...

Suaranya penuh keanehan bagaikan melempar dunia ini ketangan sebuah hal yang tak diketahui.

Charla yang mendengarkan suara ini merasakan dunia ini bagaikan hampa...hanya hitam..

Hanya hitam...hanya gelap..

Lutut Charla hancur.

Tubuhnya hancur hingga ia merasakan bahwa tubuhnya tidak menyatu lagi.

Untuk sebentar Charla merasakan buta.

Untuk sebentar Charla merasakan kalau ia menjadi tuli.

Untuk sebentar Charla menjadi lumpuh.

Untuk sebentar Charla merasakan apa itu menjadi lemah.

Kemudian ia lihat prajurit itu...sedang membuka helmnya…

*Kakak?* ,pikir Charla.

Terlihat rambut pirangnya...wajahnya yang bagaikan orang gila kesenangan.

Matanya membelalak sedangkan ia membuka mulutnya.

Kemudian gelap..

Hanya gelap..

-----JEAN BERRAU----

Disana ia berdiri...dewa...dewa yang melangkah didunia ini…

Kulitnya gelap dan menakutkan hingga Jean yakin kalau semua mahluk didunia ini tak mau mendekatinya..

"HAHHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHHAHA!!!!" ,tertawa Jean hingga ia jatuh ketanah.

Cekikikan terasa ditenggorokannya..

Dewa yang sesungguhnya telah datang.

Dunia ia pegang ditangan misteriusnya..

Aura gelapnya yang memegang dunia ini bisa terlihat disekelilingnya.

Teriakan agungnya menyadarkan betapa lemahnya kita semua adalah suara kenikmatan bagi Jean.

Kenikmatan apa yang ia rasakan lebih nikmat daripada digabungkan ratusan anggur paling manis diseluruh Strantos..

Jean merasakan buta...merasakan tuli...merasakan kalau dia lumpuh dan lemah…

Ia merasakan kalau ia lemah..

Ia merasakan kenikmatan..

"HAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHHHAHAHHAHAHA" ,tertawa Jean hingga ia menangis.

Jean berlutut dihadapan keagungannya…

Dewa Hitam itu berdiri dihadapannya ia berharap kalau dewa itu mendekatinya memberinya kenikmatan lebih dari ini…

Dewa Hitam itu tak tersenyum atau tak bahagia…itulah dewa yang sesungguhnya…

Dewa yang sesungguhnya harusnya tak pernah bahagia,puas,menderita,marah…

Dia dewalah yang paling agung…yang tak bisa merasakan apa-apa kepada mahluk lainnya..

Keagungannya berjalan kearah Jean..

Perasaan tegang mencekik Jean disegala arah…

*Ini nikmat…* ,pikir Jean sambil berlutut.

Jean merasakan tulang dan jantungnya dipegang kuat hingga mematahkan semuanya diseluruh bagian.

Dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Jean merasakan nikmat yang ia sudah tunggu bertahun-tahun…

Air lendir keluar dari mulutnya…

*Lebih kuat dewaku…* ,pikir Jean sambil merentangkan kedua tangannya.

Dewa hitam berjalan makin dekat kepada dirinya..

Ratusan tangan keagungannya memegang semuanya...

Ia memegang lautan..ia memegang daratan..ia memegang hutan...ia memegang padang rumput...ia memegang langit...ia memegang tanah yang tak pernah Jean kunjungi..

Ia memegang dunia ini.

Keagungannya membuka mulutnya yang menjijikan..

Bau aneh yang ratusan kali lebih kuat dari bau apapun didunia ini keluar dari mulutnya..

Jean kemudian memuntahkan segalanya dari mulutnya dihadapan keagungannya..

Tubuh Jean bersujud dihadapan yang paling agung sambil mengeluarkan muntahnya..

Kemudian suatu kekuatan memukul perut Jean ratusan lebih sakit gada besi…

Tulangnya hancur diseluruh tubuhnya..

Paru-parunya terasa hancur...begitu juga dengan jantungnya..

Jean kemudian pada akhirnya bersujud sambil memuntahkan darah..

Jean tersenyum..

Jean kemudian pada akhirnya membangunkan lehernya dari bersujud kemudian memandang yang agung…

Tapi keagungannya membuat Jean merinding dari ujung kaki hingga ketangan…

Diakhir Dewa Hitam mendekatinya dan memegang kepalanya.

Menyentuh pipi dan dagu Jean dengan tangan hitam mengerikannya.

Wajah Dewa Hitam sangat mengerikan bagi Jean hingga ia tak bisa menjelaskannya.

Yang Agung berlutut dihadapannya membuat Jean ketakutan hingga ia yakin jantungnya yang sudah hancur akan lebih hancur lagi.

"Dewaku.." ,ucap Jean dengan darah mengalir keluar dari mulutnya.

Tersenyum lebar Jean dan mata Jean membelalak senang.

Mulutnya Sang Agung buka dengan bau anehnya membuat Jean ingin muntah..

Gigi lendir mengerikannya terlihat..

Suaranya membuat telinga Jean kesakitan berdarah..

Sedangkan pegangannya diwajah Jean lebih lembut daripada yang Jean kira..

Lidahnya sendiri tak ada...tapi dia bisa mengeluarkan suara dari mulutnya..

"...Jean sang wanita gila.."

Itu yang ia ucapkan.

Kemudian yang ada hanyalah kegelapan.