2 Cerita yang Membosankan

Mari mulai dengarkan, ini adalah kisah paling membosankan yang pernah terjadi di dalam hidupku, kalian mungkin tidak akan pernah percaya dengan omong kosong ini, tapi ini terjadi sebelum dunia ini diciptakan.

Dunia itu dulu hanya berisi segumpal kebohongan yang mengelilingiku, termasuk juga diriku. Kehidupanku yang hampa penuh dengan kekosongan selalu melubangi diriku, tapi secara perlahan seseorang mulai mengisinya. Jujur pada saat itu, bahkan pada saat kami diciptakan aku sangat iri dengannya, seakan-akan dunia itu hanya ada untuknya.

Aku selalu memperhatikannya, aku selalu melihatnya dan aku selalu mendengarnya, setiap tindakan yang dia lakukan selalu terlihat hidup, bahkan jika bisa, aku ingin berada disana. Tapi dunia itu menolak keberadaanku.

...

"Bagaimana bisa katamu?"

Ya... itu terjadi karena aku adalah kekosongan itu sendiri, maksudku aku adalah simbol dari kehampaan, kalian tau?, itu bagai bayangan yang tidak bisa melawan cahaya. Oh iya..., aku lupa mengatakannya, namaku saat itu adalah Hampa dan orang yang selalu membuatku iri adalah Ada.

Asal kalian tau, dunia itu telah memberikan nama, simbol, dan fungsi ini sejak kami diciptakan. Tentu saja fungsi kami saat itu adalah keseimbangan dunia, tetapi ada hal yang tidak pernah diberikan, yaitu tujuan kami. Aku tau kami tidak memerlukan tujuan, karena memang tidak ada hal yang spesial dari dunia itu, mungkin ada satu hal yang spesial menurutku, yaitu dia. Aku selalu mencoba menirunya, tapi entah mengapa dunia itu selalu mencoba untuk menghapus hal-hal yang kulakukan bagai tak terjadi apa-apa.

...

"Membosankan ya?"

Ini memang terdengar membosankan, tapi menurutku ada hal yang menarik setelah kami bertemu, sebenarnya aku tidak ingin menceritakan ini, tapi karena kalian terlihat tertarik, aku akan bercerita, mari kita mulai sedikit mundur ke masa lalu.

Pada saat itu, ditempat kami bertemu pertama kali, kala itu..., tidak, itu bukan siang ataupun malam, hal seperti itu tidak ada, dunia itu hanya diciptakan untuk kami. Jadi disaat itu aku mengenakan pakaian dengan set putih, bahkan semua memakai pakaian itu dan disitu juga adalah hari dimana perasaanku mulai tumbuh.

Perasaan yang muncul pertama pada saat itu adalah kesal, aku kesal dengan caranya melihatku, bahkan menyebutku aneh, setelah itu aku tersenyum kepadanya dan kembali ke meditasiku. Aku melakukan meditasi karena hal yang membuatku tenang pada saat itu hanyalah melakukan meditasi, tapi perempuan itu, semakin lama, semakin memperhatikanku, haaah..., aku merasa kesal pada saat itu. Tapi, entah mengapa, perasaan yang kuterima semakin hangat, dan membuatku sedikit senang.

Suatu saat, dia datang kepadaku, dan dengan jelas mengatakan,

"Kamu sangat aneh.., siapa namamu?"

Aku terdiam dan kaget saat itu, ini pertama kalinya seseorang bertanya padaku secara langsung, walau pertanyaan itu terdengar menyebalkan tapi entah mengapa aku merasa senang, akupun memastikan itu dan bertanya kembali padanya,

"Namaku?"

"Iya, namamu. Namamu siapa?, kamu terlihat aneh tapi sangat menarik jika ku perhatikan, dan kamu sangat berbeda dari yang lainnya."

Aku benar-benar bingung dengan perempuan ini, benar-benar sangat mengganggu, tapi..., akupun langsung menyela perkataannya,

"Sebelumnya bisa jangan panggil aku aneh"

Seketika dia menjawab,

"Kenapa..??"

"Haaah..., sebelumnya namaku itu Hampa dan aku tidaklah aneh. Ingat aku itu tidak aneh dan tolong jangan panggil aku aneh, namaku itu H-A-M-P-A. Hampa."

"Iya, iya, Hampa kan. Namaku A-D-A. Ada, besok aku akan menemuimu lagi disini, jadi jangan tidak datang, pokoknya jangan. (Kenapa dia marah, sangat aneh...)"

Dia pun pergi seketika itu, aku bahkan tau apa yang dia pikirkan, tapi entah mengapa dia pergi sambil marah dan terlihat sedikit kesal, aku sangat tidak mengerti perasaannya.

...

"Tidak peka katamu?"

Justru aku yang seharusnya marah disana. Menurut kalian dia itu bagaimana?, menurutku sih dia itu tipe orang yang egois, datang dan pergi secara tiba-tiba. Apalagi dia juga tiba-tiba menyuruhku untuk datang ketempat itu lagi, dan anehnya.., aku datang kesana. Mungkin benar juga ya, kalau aku itu aneh. Tapi tidak, aku tidaklah aneh.

Karena aku tidak bisa memperkirakan waktu disana, jadi aku menunggunya sambil meditasi, dan tiba - tiba dia datang dan mengagetkanku dari belakang, dia pun tertawa lepas, wajahnya terlihat sangat menyebalkan, dalam hati ku berkata,

"(Aku menyesal menunggunya, entah apa yang ada dipikirannya)".

Kuberitau ya, dia itu lebih aneh dariku, bahkan aku susah menebak apa yang dia pikirkan, aura cahaya yang menyelimuti dirinya itu sungguh luar biasa. Dan yang paling menyebalkan, setelah dia selesai menertawaiku, ternyata dia datang hanya untuk balas dendam, dan pergi begitu saja. Ingin rasanya aku memukul isi kepalanya. Tentu saja aku tidak mengalah begitu saja, kalian pikir aku ini siapa, Ha Ha Ha.

Aku pun kemudian datang ketempatnya untuk balas dendam. Tapi ada sesuatu yang aneh dari tempat itu, melihatnya saja sudah membuatku merasa muak, seluruh tempat itu dipenuhi dengan kebohongan, bahkan itu lebih buruk dari tempatku. Tempat itu sungguh sangat menyebalkan.

Ku berjalan mencarinya, terus mencarinya, tapi dia tak ada dimanapun, tempat itu seakan akan ingin menghapusku secepatnya. Di kerumunan orang, akupun akhirnya menemukannya, dan setelah ku melihatnya, ku urungkan niat balas dendamku. Wajah itu, ku tidak tahan melihat wajah itu, seakan tawa saat bersamaku berubah menjadi senyuman yang palsu. Akupun kembali ketempatku, dan tanpa sengaja dia melihatku dengan senyuman itu, dan itu sangat menyayat perasaanku. Bahkan mataku tak sanggup membendung air mata disaat itu.

Setelah berselang cukup lama, dia menghampiriku, dan tepat didedapanku dia berkata,

"Mengapa kamu lari saat itu?, padahal aku ingin menyambutmu.."

"Itu karena kamu melihatku tau.."

"Kenapa? ada yang aneh dengan wajahku saat itu?"

"Tidak, bukan itu..."

"Lalu apa?"

Karena ku tidak ingin dia mengetahui kebenarannya, jadi ku sedikit berbohong tentang hal yang kurasakan disana, akupun menjawabnya,

"Pada saat itu..."

"Iya, saat itu"

"Pada saat itu, sebenarnya aku ingin mengerjaimu, karena kamu mendorongku saat itu."

"Kalau begitu, kenapa kamu lari?"

"Itu karena, kamu melihatku, makanya aku kabur"

"Hmmm....". Dengan wajah Ada yang sedikit terlihat mencurigaiku,

"Hmm apa?, ada apa dengan wajah itu Ada". Aku sama sekali tidak bisa membaca apa yang ada dalam pikirannya pada saat itu,

"Tidak, bukan apa - apa, tidak usah dipikirkan, tapi aku sedikit senang"

"Senang...?"

"Iya ini pertama kalinya kamu memanggil namaku Hampa, bukan sedikit lagi, aku sangat senang". Ada pun menangis terharu bahagia. Aku dengan panik bertanya,

"Eh...., kenapa kamu menangis...??"

"Aku sangat senang, ini pertama kalinya ada seseorang yang kukenal memanggil namaku, aku tidak tau, air mata ini tidak bisa berhenti, tapi aku sangat senang, sungguh..."

Seketika seseorang datang dan memanggilnya putri, akupun sedikit kaget dan terdiam mendengarnya, lalu orang itupun berkata dengan nada tegas,

"Putri, waktumu sudah habis, kau harus kembali ketempatmu sekarang, kau tidak boleh berlama lama ditempat itu"

Lalu Ada pun menurutinya, tapi sebelum itu dia berbisik kepadaku dan mengatakan,

"Hampa, aku akan datang ketempatmu untuk menemuimu, jadi tolong tunggulah aku"

Ada pun lari menuju orang itu dan melihat ke arahku dengan senyuman itu lagi, akupun melambaikan tangan sambil menganggukkan kepala. Setelah itu akupun selalu menunggu kedatanggannya, setiap dia datang, entah mengapa perasaanku mulai terasa hangat, bahkan duniaku terasa lebih hidup, tapi setiap dia pergi, aku selalu merasa sedikit sedih. Aku waktu itu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, bahkan aku tidak tau apa yang sebenarnya dunia ini rencanakan.

Tapi ada hal yang selalu kupikirkan, mengapa orang itu selalu menjemputnya, dan waktu apa yang dia maksud, akupun mulai bermeditasi, hingga ku sampai di sebuah kesimpulan yang sangat buruk tentang orang itu bahkan tentang dunia itu. Akupun menyelinap dan mencari orang itu, tapi tempat ini selalu membuatku tidak betah, 'Apakah Ada juga merasakan hal yang sama?'. Sambil memikirkan itu, ku terus mencari orang itu.

Sampai disuatu tempat, aku melihatnya, aku selalu tidak bisa berpikir positif tentang orang itu, dan yang orang itu lakukan hanya melihat dan mengawasi Ada, jelas itu sangat berbeda dengan orang-orang disekitar Ada. Seketika Ada menemukanku dan melambaikan tangannya dari kejauhan, akupun dengan kaget, dan mencari tempat untuk bersembunyi. Dan kalian tau apa yang selanjutnya terjadi?...

Tiba tiba orang itu sudah ada dibelakangku, akupun terdiam sambil menatap wajahnya, diapun berkata,

"Tolong, pergilah dari sini, ini bukanlah tempat untuk orang sepertimu"

Lalu aku pun bertanya kepadanya tentang hal buruk yang kusimpulkan pada saat itu,

"Kau tau tempat ini?, Apa kau tau apa yang dunia ini rencanakan terhadap kami"

Diapun menjawabku dengan tegas,

"Sebaiknya kau segera pergi dari tempat ini, dunia ini telah meberikanmu tempat, jadi pergilah ketempatmu, jangan pernah mencoba untuk melawan aturan dunia"

Akupun ingin sekali menyela perkataannya, tapi Ada saat itu menghampiri kami, lalu bertanya dengan bingung,

"Kalian sedang apa disini, apa kalian sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"

Kami lalu saling bertatap muka dan menoleh ke arah Ada dan serempak mengatakan,

"Tidak bukan apa-apa".

Ada lalu menjawab dengan wajah yang seakan belum yakin dengan jawaban kami,

"Hmmm...., baiklah kalau begitu, Hampa apa kamu mau bermain bersama kami?, aku tau kamu selalu sendirian , pasti kamu sangat kesepian kan??"

Orang itu pun menoleh kearahku dengan muka yang sedikit marah, lalu aku menjawab Ada dengan sedikit canggung,

"Aku baik baik saja, mungkin lain kali Ada, kurasa ini sudah waktu ku untuk bermeditasi"

"Hmmm.... Okelah kalau begitu, sampai jumpa Hampa"

Akupun bergegas kembali, tapi sebelum itu Ada berbisik kepadaku dan mengatakan,

"Jangan berbohong kepadaku, aku akan menemuimu lagi, pokoknya kamu harus cerita yang sejujurnya"

Akupun terdiam dan mengangguk menjawabnya, lalu aku kembali dan melanjutkan meditasiku. Orang itu sangatlah aneh, apa yang sebenarnya dia rencanakan, aku selalu memikirkan itu hingga disaat Ada datang untuk menemuiku. Disaat itulah sebenarnya ada hal yang seharusnya ku tidak katakan padanya.

...

Teng..... Teng.... Teng....,

Terdengar suara lonceng yang menggema sangat keras, kurasa itu suara yang menandakan jam malam, akupun terpaksa mengakhiri cerita ini, walau mereka terlihat agak kecewa, tapi waktu tidak bisa dihentikan, bahkan aku tidak bisa mengendalikan waktu ini. Jika itu bisa, pasti aku akan datang kembali kepadanya pada saat itu.

***

Setelah Hampa selesai bercerita di sebuah bar yang dia kunjungi saat dia pergi mengembara, dia pun bergegas menghabisi makanan yang telah ia pesan, setelah itu dia pergi untuk mencari sebuah penginapan, sebelumnya pemilik bar telah memberitaunya penginapan di dekat sini, jadi Hampa pergi mencarinya dan menemukan tempat itu.

Hampa lalu masuk kepenginapan dan memesan sebuah kamar untuk bermalam, lalu diapun beranjak keruangannya, setelah itu dia melamun memikirkan kejadian yang terjadi selanjutnya, dengan wajah yang sangat sedih dan penuh kekecewaan. Hampa pun berusaha untuk tidur. Setelah dia tertidur lelap, ada hal yang tidak pernah dia inginkan telah menunggunya, dan ini akan menjadi malam yang sangat panjang.

avataravatar
Next chapter