webnovel

Pemburu dan Iblis - 5

<< ??? >>>

"Tolong! Iblis!"

Jeritan seorang wanita menggemparkan seisi desa lantaran saudaranya telah berubah menjadi iblis setelah berburu.

Seorang pria dengan tatapan liar dengan taring tajam siap memangsa. Cakarnya hendak mencengkeram leher wanita yang berlari di depannya.

"Akh!" Wanita itu tumbang.

Iblis telah mengisap darahnya. Geligi itu perlahan menggerogoti seluruh bahu wanita malang itu.

Mangsanya menjerit dengan sia-sia. Perlahan, suaranya semakin serak hingga akhirnya hening. Wanita itu tewas dengan mata terbalak merasakan dirinya dimangsa hidup-hidup.

Syaaat! Iblis telah tumbang.

Sebuah tombak menancap di kepalanya.

Sosok wanita berdiri memandangi tragedi di depannya. Dia terlambat.

Wanita itu menatap korban dengan tatapan prihatin. Namun, segera setelahnya, dia tancapkan pedang ke kening sang mayat hingga remuk kepalanya demi mencegah perubahan.

"Pemburu?" Seorang warga yang ketakutan mencoba memastikan bahwa wanita di depannya itu memang berasal dari rasnya sendiri. "Terima kasih!"

Para warga yang ketakutan mulai berduyun-duyun keluar rumah untuk mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun, wanita itu hanya membalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkan mereka.

Wanita ini sudah cukup lama menjadi pemburu semenjak kematian keluarganya akibat serangan iblis.

Dia bertekad akan melindungi manusia agar tidak merasakan apa yang dia derita.

Terbiasa baginya jika setiap langkah hidup akan dihantu makhluk pemangsa manusia itu.

Karena dia pemburu.

Ada iblis, ada pemburu.

Di setiap langkah pemburu, akan ada iblis menyertai.

***

Yumi dibesarkan di sebuah desa seperti kebanyakan anak pada zaman itu, dengan ibu yang menyayangi serta teman-temannya.

Terlahir dari keluarga pemburu membuatnya tumbuh besar dengan keahlian memanah dan bela diri, termasuk memanfaatkan peralatan dapur seperti pisau bahkan sendok.

Ayah Yumi tewas dimangsa iblis ketika dia masih di dalam rahim ibunya. Maka dia tidak pernah tahu rasanya memiliki seorang ayah.

Tinggal bersama dengan ibunya yang merupakan salah satu pemburu membuatnya harus sering ditinggalkan. Tapi, bukan berarti ibunya jarang menjenguk. Beliau selalu memastikan jika dia punya waktu di rumah dan menghabiskan hari bersama sang buah hati.

Hari ini, ibunya datang lebih awal. Segera setelah menaklukan iblis, dia pulang. Sepanjang jalan digerogoti rasa bersalah akibat tidak sempat menyelamatkan korban. Maka dia bergegas pulang untuk menenangkan hati.

"Yumi, Ibu pulang!"

Yumi yang waktu itu berusia tujuh tahun bergegas menghampiri sang ibu dan memeluknya.

Di tengah pelukan manis bersama sang ibu, Yumi melihat seorang anak berdiri di belakang.

"Siapa itu?" bisik Yumi pada ibunya.

Sang Ibu tersenyum, dia menyuruh anak itu masuk.

"Yumi, perkenalkan, ini Hysa." Ibunya menepuk bahu anak itu.

Sama dengan Yumi, anak itu memiliki rambut hitam sebahu dengan kulit putih serta mata biru, sementara Yumi punya netra cokelat seperti sang ibu.

"Halo, Hysa!" sapa Yumi.

Hysa membalas dengan senyuman.

"Hysa sekarang keluargamu," ujar ibunya. "Yumi tidak akan sendirian lagi."

***

Yumi dengan cepat bergaul dan berteman baik Hysa yang kini menjadi keluarganya. Mereka hampir tidak bisa dipisahkan dan saling menyayangi.

Yumi menyadari jika Hysa berbeda dari kebanyakan anak. Dia berpenampilan pucat dan begitu pendiam. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya mereka bersama, tidak juga muncul sifat lain seperti yang dia kira.

"Hysa," panggil Yumi ketika mereka mencapai usia dua belas tahun. Keduanya memang sebaya. "Kenapa kamu begitu pucat?"

Hysa hanya tersenyum. "Setiap makhluk diciptakan berbeda."

Yumi hanya ber-"oh" panjang tanpa bertanya banyak.

"Yumi, Hysa!" Ibu mereka memanggil.

Kedua anak itu langsung mencari ibu mereka yang sedang duduk di serambi. Beliau sudah memakai pakaian tebal demi melindungi diri dari gigitan dan beberapa senjata.

"Ibu akan berburu," ujar ibu mereka. "Kalian jaga diri!"

Hanya dengan itu, ibu mereka tersenyum dan melangkah pergi untuk terakhir kalinya.

***

Tahun demi tahun berlalu, Yumi dan Hysa tumbuh menjadi lebih dewasa tanpa kehadiran ibu mereka. Yumi akhirnya mengikuti jejak sang ibu dan mulai berkelana mencari tempat yang nyaman untuk ditinggali. Sementara Hysa pada akhirnya keluar rumah untuk mendampinginya.

Yumi mengamati sekitar, sudah lama dia melihat hal yang sama di daerah berbeda, tapi kali ini dia yakin dengan apa yang dilihatnya.

Syut!

Hanya dengan sekali lemparan, iblis tumbang dari semak belukar. Nyaris saja memangsanya.

Yumi memungut kembali pisaunya yang menancap di kening iblis itu. Dia pun menghancurkan kepala sang iblis, memastikan makhluk terkutuk itu tidak bangkit kembali.

Sambil menarik napas, Yumi pun membersihkan pisau di genangan air terdekat lalu menyimpannya ke kantong sebelum melanjutkan perjalanan.

Ada pemburu, ada iblis.

Selama dia melangkah, ada iblis menyertai.

***

"Yumi, apa kabar?"

Untuk pertama kali dari sekian lamanya, Yumi mendengar suara itu lagi. Dia sedang beristirahat di salah satu rumah warga dan tidak menyangka akan dikunjungi.

"Baik." Yumi menyahuti suara tadi. "Bagaimana denganmu?"

"Aman, aku sudah menumbangkan iblis yang nyaris memangsamu. Beberapa bergerak menuju ke arah sini. Sebaiknya kita bersiap." Hysa yang telah lama berpisah dengannya kembali membawa beberapa uang dan kabar. Seperti biasa, mereka akan saling menjaga dari kejauhan. Dia tidak boleh terlihat.

Yumi tahu, bagaimanapun, Hysa akan memihaknya meski dia tahu kenyataannya.

Sudah sejak lama ibunya menyembunyikan kebenaran itu, bahkan setelah kepergiannya. Yumi tahu dan Hysa berjanji akan melindunginya.

Yumi akan berburu, Hysa akan menjaga.

"Barusan kudengar kabar bahwa Kakak tewas," lanjut Hysa. "Aku nelihat jasadnya di jurang, seperti telah ditusuk alih-alih digigit. Pelakunya barangkali bukan iblis."

Mata Yumi terbalak. Salah satu kenalannya telah gugur, sementara dia belum begitu dekat dengannya, membuat hati merasa bergetar atas rasa bersalah.

"Siapa pelakunya?" gumam Yumi, tidak mengharap jawaban.

"Peternakan Iblis semakin meresahkan," ujar Hysa. "Meski aku bagian dari mereka, aku lebih ingin hidup seperti kalian, menjadi manusia."

Yumi menatap Hysa dengan iba. Begitu simpati menyadari bahwa mereka berasal dari dua ras yang semestinya tidak bersatu. Namun, dia yakin suatu saat mereka bisa menjalaninya bersama.

"Aku akan menyelidiki pembunuhan Kakak," ujar Yumi.

"Kita akan menyelidiki," koreksi Hysa yang dibalas dengan senyuman.

Yumi tahu, Hysa akan menjaganya dan dia pula akan melindungi Hysa. Mereka akan memastikan dunia yang mereka tempati ini aman agar generasi berikutnya tidak merasakan derita mereka.

Tapi, pertama-tama mereka harus menumbangkan setidaknya satu sumber malapetaka.

Yang senantiasa mendatangkan iblis ke negeri mereka. Membuat hidup dipenuhi ketakutan dan darah. Jika tidak lekas dihentikan, maka habis sudah ras mereka.

Yumi tahu, ibunya telah tewas senasib dengan ayahnya. Dan dia tidak akan membiarkan orang lain menderita juga.

Bersama Hysa, dia akan menyusun rencana. Bagaimanapun, misi ini akan sedikit berisiko dibandingkan sebelumnya.

Tujuan berikutnya, Peternakan Iblis.

END SPIN OFF

BERSAMBUNG KE

"GUARDIANS OF SHAN SEASON 3 : NIVEOUS"