webnovel

Chapter 3 The Meaning of Life and Death

"Hmm,..."

Yan pun terbangun dan melihat ke sekitar rumahnya, karena Yan tidak melihat adanya makanan yang sudah di siapkan maka dia pun memanaskan makanan sisa semalam dan menyiapkannya untuk sarapannya dengan ibunya di pagi hari, serta memasak air untuk di minum dengan mengambil air di sumur belakang rumahnya.

Setelah meniapkan makanan serta minuman Yan pun langsung membereskan rumahnya sambil menunggu ibunya yang semenjak Yan terbangun tidak nampak sama sekali, karena Yan masih mengigat percakapan Ibunya semalam maka Yan berfikir bahwa Ibunya sedang berjualan dan mencari uang untuk perjalanan jauhnya nanti setelah pergi dari desa.

...

Namun setelah menunggu sekian lama, Ibunya sama sekali kunjung datang serta makanannya pun sudah mulai mendingin.

Yan pun dengan inisiatif pun mulai mencari Ibunya.

Ketika Yan keluar dari rumah mayat yang tergeletak dari kemarin masih berterbaran di depan rumahnya, awalnya Yan ketakutan tapi itu untuk dirinya yang kemarin namun untuk dirinya yang sekarang pemandangan seperti menjadi hal yang harus di biasakan untuk Yan demi menjadi Jendral nantinya, pemandangan seperti ini akan menjadi hal yang biasa di masa depan nantinya.

...

Sampai siang hari Yan mengelilingi desa untuk mencari Ibunya, Yan berfikir mustahil bahwa Ibunya akan meninggalkan dirinya dan masih berfikir bahwa ibunya ada di desa ini dan mencari harta di setiap rumah terbengkalai.

Sampai Yan melihat segerombolan Sorban Kuning yang sedang berkumpul dan mengobrol, Yan ketika saat itu marah ketika melihat anggota Sorban Kuning pada saat itu namun dia pun merasakan rasa takut yang sama, dimana dia masih mengingat Ibunya yang sedang menunggu nya hidup.

Meski begitu Yan pun berusaha melawan rasa takutnya yang membuat tubuhnya mematung sesaat dan berusaha sekuat tenaga untuk bergerak meskipun dirinya marah dan ingin membunuh semua anggota sorban kuning namun bayang bayang akan kematian lebih membuatnya tertunduk akan rasa takutnya, tubuh kecilnya masih kurang mampu untuk menghadapi anggota sorban kuning.

Yan pun berusaha untuk menyelinap antar rumah untuk tetap mencari ibunya, dan membuat Yan yakin bahwa kondisi seperti inilah yang membuat Ibunya kesulitan untuk pulang kembali ke rumah, Yan pun dengan berkeringat sekujur tubuh terus menyelinap ke setiap rumah demi mencari Ibunya.

Akhirnya Yan mulai dapat mendekat ke anggota sorban kuning dan memeriksa setiap rumah di sekitar anggota Sorban Kuning.

"!!!!!!!!!"

Yan di kagetkan oleh sebuah mayat ketika Yan baru memasuki ke sebuah ruangan dan melihat adanya mayat di sana, namun beruntungnya Yan tidak berteriak yang membuat anggota Sorban Kuning mengetahui keberadaannya Yan pun mencabut pedang yang tertancap di mayat tersebut.

...

Setelah sekian lama mengendap ngendap di setiap rumah tanpa menemukan Ibunya, terdapat satu rumah lagi yang belum di periksa oleh Yan, namun posisi rumah tersebut terdapat anggota Sorban Kuning yang berkumpul di sana.

Namun beruntungnya bagi Yan, anggota Sorban Kuning tersebut mulai meninggalkan desanya tersebut, Yan pun menunggu anggota Sorban Kuning tersebut pergi jauh terlebih dahulu sebelum Yan pergi ke rumah tersebut.

Setelah melihat Sorban Kuning menjauh, Yan pun segera pergi menuju rumah tersebut.

"??,..!!!!!,.!!!!!!!!!!!!!!"

Yan pun sangat terkejut.

"IBU!!!!!!!!!!!!!!!"

Yan melihat kondisi Ibunya yang sudah meninggal di depan matanya, dalam kondisi lehernya tergorok, serta punggungnya yang berlubang.

Yan pun segera memeluk ibunya, Ibunya yang dalam keadaan meringkuk seperti menutupi sesuatu dengan tubuhnya, terlihat koin koin yang berceceran berasal dari pelukannya hingga terlepas di pelukannya tersebut, menandakan bahwa dugaan Yan tepat akan Ibunya yang sedang mencari uang.

"Ibu!, Ibu!, bukannya ibu janji kalo hari ini kita bakalan pergi dari desa dan bakalan hidup bahagia!!,.hinks*.,Ibu maafin Yan karena Yan terlalu lemah untuk nyelamatin Ibu,..hinks*..Ibu,. hinks*.

Yan pun memeluk dengan erat dan, tidak merasakan sama sekali adanya nafas serta badan ibunya sudah sangat dingin.

"IBUUUUU!!!!!!!!!!!!!!"

...

Di sisi lain anggota Sorban Kuning yang tadi pergi meninggalkan desa sedang berjalan meninggalkan desa dan hampir keluar dari gerbang desa, seketika.

"Slash*!!"

"HAHH!"

Salah satu Anggota Sorban Kuning dari belakang tertebas sangat dalam dibagian belakang punggung sampai sampai anggota tersebut tewas seketika.

Anggota Sorban Kuning pun langsung siap bersedia untuk mengahadapi penyerang tersebut dan alangkah terkejutnya mereka yang mereka lawan adalah anak kecil yang memegang sebuah pedang yang berlumuran darah, dan dia adalah Yan yang penuh amarah serta balas dendam yang tidak dapat di bendung lagi dengan nekat melawan Sorban Kuning sendirian.

"Hahahahaha!!"

Tentu saja anggota Sorban Kuning tersebut menertawakan kecerobohan anak kecil yang berani beraninya menghantarkan nyawanya secara bodoh ke hadapan mereka yang para prajurit pemberontak serta jumlahnya lebih dari satu orang.

"Semuanya!!, serahkan saja yang satu ini untuk ku, biarkan saya membalaskan teman kita yang telah pergi kesurga!!"

"JANGAN BERLAGAK SUCI, KAU PEMBUNUH!!!"

Yan dengan penuh amarah langsung berlari ke arah salah satu anggota Sorban Kuning yang menantangnya tadi sambil membawa pedang dengan kedua tangannya.

Dan ketika posisi yang menurut Yan tepat dia pun langsung menebaskan pedangnya dari bawah ke atas kiri memfokuskan serangannya menuju leher anggota Sorban Kuning tersebut, dan

"Clank*...!!!"

Pedang Yan langsung di pentalkan oleh anggota Sorban Kuning tersebut, dan kemudian dengan ujung Tombak yang tumpul langsung di hantamkan ke wajah Yan dengan sangat keras, saking kerasnya membuat Yan terpental beberapa meter hingga menghantam kesebuah tembok rumah.

"Jed*,...Bumb!!!!!!!!*.."

Tentu saja hantaman tersebut membuat Yan mengalami pendarahan hebat di hidungnya, kepalanya terasa sangat amat pusing, tubuhnya melemas meski sudah dipaksakan bergerak hanya rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan olehnya, serta pendangannya seketika buram dan hanya bisa melihat sebuah bayangan mendekatinya.

"Dug!!!* ,... Dug!!!,*...Dug!!!*"

Sebuah tendangan yang sangat keras dari anggota Sorban Kuning menghantam ke wajah Yan dengan sangat keras terus menerus hingga membuat Yan sudah tidak bisa apa apa lagi tubuhnya sudah semakin lemah.

Yan pun berfikir didalam hatinya

" Apakah ada prajurit yang abadi dan terus menangung kebangaan sebagai prajurit, lalu adakah Kematian yang layak bagi prajurit, jika ada maka kematian seperti apa yang layak bagi mereka, dan kebanggaan seperti apa bagi seorang prajurit yang kalah dan mati di pertempuran bukan kah prajurit tersebut hanya akan seperti sampah yang gagal menjalani tugas."

"Baiklah, sudah saatnya kamu mati!!"

"Ayah, Ibu, saya akan menanyakan semua itu nanti setelah aku menyusul Ayah dan Ibu."

"Slash*,...!"

Yan merasakan sebuah cairan membasahi wajahnya.

...

Yan pun mulai membuka matanya dan dia pun secara perlahan lahan mulai fokus dan melihat sebuah sosok tinggi dengan pakaian yang dipenuhi oleh banyak darah, dia melihat orang tersebut memakai kupluk, dan Yan pun memfokuskan kembali dan hanya melihat di balik kupluk tersebut sebuah kegelapan serta hanya terdapat dua cahaya merah di dalam kegelapan tersebut.

"h..e..i, h.e.i, hei, Hei, HEI!!"

Yan pun terbangun ketika mendengar panggilan dari sosok berkupluk tersebut.

"Oh hidup ternyata, Wah, wah, wah parah sekali kau dihajarnya Nak!!, baiklah kau tinggal istirahat saja saatnya saya mencoba menghajar mereka."

Yan pun tidak tau apa yang terjadi namun dia melihat anggota Sorban Kuning yang menghajarnya sudah terpenggal, meskipun Yan dapat melihat namun pada beberapa saat pandangannya sering kehilanagan fokus, dia melihat seseorang yang berkupluk tersebut mulai memutar lengannya seakan akan pemanasan, dan kemudian mengambil tombaknya.

"Baiklah, mau siapa duluan yang mati"

Sosok tersebut mulai menantang mereka dengan nada meremehkan, sosok yang percaya diri serta dengan lantangnya menantang anggota Sorban Kuning layaknya menantang dunia.

Satu anggota Sorban Kuning pun mulai menyerang ke arah sosok tersebut namun, dengan sangat mudahnya sosok tersebut menusukan tombaknya tepat ke arah leher anggota Sorban Kuning tersebut, dan dengan cepat melempar mayatnya kesamping, sembari mengatakan.

"Hellooo semuanya, APAKAH YANG MEMEGANG SENJATA HANYA DUA ORANG SAJA, Oh, atau kalian hanya berani melawan bocah ini :D"

Sebuah ledekan keluar dari sosok tersebut seakan akan anggota sorban kuning bukan lah apa apa, dan di pandang layaknya sampah, dan ketika sosok tersebut mendukung Yan sebagai seorang prajurit Yan pun merasakan sesuatu di dalam hatinya.

Sebuah KEBANGGAAN, wujud Yan yang hanya seorang anak kecil di pandang lebih tinggi oleh sosok yang lebih kuat di hadapannya.

"Jadi, meskipun diriku kalah tapi keberanianku lah yang di pandang oleh langit dan bumi."

Yan pun untuk saat itu entah harus berekspresi seperti apa namun dia merasakan kebahagian.

"Apakah ini yang Ayah rasakan?"

Yan pun kembali menatap sosok tersebut dan melihat bahwa anggota Sorban Kuning mulai mengelilinginya, namun tidak dapat menjakau Yan karena di batasi oleh kuda kuda sosok tersebut.

Dan seketika sosok tersebut mulai di serang secara bergantian dari segala arah.

Sosok tersebut pun sembari menghindari serangan tombak dari arah kanan dan kemudian ..(Yan kehilangan fokus).. satu orang terbunuh dengan tertebas di bagian leher serta ada yang terluka di pergelangan kakinya.

Kemudian dari belakang sosok tersebut ada yang.. (Yan kembali kehilangan fokus).. kembali satu orang terbunuh dan kemudian

Sosok tersebut tertusuk dari arah belakang, lalu datang dua orang dari kedua sisi .. (Yan kembali kehilangan fokus).. sosok tersebut tertembus tiga tombak kemudian.. (Yan kembali kehilangan fokus).. sosok tersebut sudah tersungkur di tumpukan jerami dan dalam keadaan tengkurap, kemudian dari belakang sosok tersebut di tusuk mengunakan tombak hingga menembus tubuhnya.

"Tidak, ini pasti tidak mungkin,"

Yan sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sosok yang hebat serta yang di kagumi oleh Yan, terbunuh dengan semudah itu?, Yan pun berusaha untuk bergerak demi dapat menyelamatkan sosok tersbut.

"Haah, tadi hampir saja namun orang mengerikan itu begitu mudah di kalahkan, maka dari itu jangan terlalu sombong di hadapan surga!!, Hahahah!!"

"Tidak, tidak, dia adalah sosok hebat yang baik, dia rela mengorbankan diri meskipun tidak kuat namun berani membela yang lemah."

Yan bergumam di dalam hati sembari terus menolak semua kalimat kalimat yang merendahkan sosok yang dia kagumi, sembari terus berusaha bergerak dengan semua rasa sakit di tubuhnya.

"Hei nak lihat mau apapun itu, atau sehebat apapun itu tidak ada apa apanya dihadapan surga!!"

"Hentikan, hentikan kalian hanya pembunuh!!"

Yan terus menyeret badanya demi mengambil pedangnya yang berada hampir dekat dengan sosok tersebut.

"Lihatlah anak itu ingin mengambil pedangnya, hahaha!!, kamu bisa apa memangnya dengan badan sekecil itu untuk menguncang surga?, hahahaha!!"

"Meski begitu aku harus terus berjuang!!, huh!!"

"Ahk!!"

Secara tiba tiba salah satu anggota Sorban Kuning mati, dengan kondisi sebuah besi tajam menancap di kepala belakangnya.

"BRUGH!!!*"

"Apa apa!!, siapa yang membunuhnya."

"Hei kau belum mencabut tombaknya!! cepat cabut! Kita akan menghajar pemberontak surga tersebut!!"

Salah satu anggota Sorban Kuning pun ingin mencabut tombak tersebut, namun

"Slash!!*,.."

Orang tersebut seketika terbunuh ketika ingin menarik tombak dari sosok tersebut.

"Ap-"

"Brisik!!, Surga!!, surga!!, surga!!,..."

Sosok tersebut mulai bangun kembali sembari bergumam menyebut "surga" dengan nada jijik, hingga sosok tersebut berdiri.

Sosok tersebut berdiri dengan gaya yang menyeramkan, dengan tiga tombak yang masih tertanam di tubuhnya orang itu berdiri layaknya mayat hidup, dengan keadaan kaki dalam posisi berdiri dan secara perlahan di ikuti dengan badannya yang nengikutinya.

"Jika surga ditempati oleh sialan sialan seperti kalian, dan berkata bahwa saya tidak menguncangnya maka, SAYA AKAN MENGUNCANG BUMI DAN LANGIT HINGGA KESURGA DAN MEMBUANG SAMPAH SEPERTI KALIAN DARI SURGA HAHAHAHAHA !!!!!!!!"

Bukan hanya para Sorban Kuning saja yang terkejut dengan sosok yang menyelamatkan Yan tersebut, bahkan dirinya lebih tidak mempercayai keadaan di depannya.

Sebuah sosok yang tidak terikat oleh kehidupan dan kematian, sosok prajurit yang tidak gentar bahkan di hadapkan oleh kematian, apakah diakah sang sosok sempurna dari prajurit sejati , tidak lebih tepatnya Jendral sejati yang sesungguhnya.

"SOSOK YANG AKAN MENGHADAPI SURGA ADALAH SOSOK YANG DIHORMATI DI ANTARA LANGIT DAN BUMI!!!!!"

Yan melihat sebuah keyakinan dari mata berwarna merah yang bercahaya sangat terang tersebut, inikah sosok yang akan membawa perubahan besar di antara bumi dan langit.

Berlanjut ke Chapter.4 >>>