27 27. Rasuk Raga Sukma

"Udah kamu ikut apa kataku aja ya, nanti misalkan kalau masih pusing tidak kuat jalan kamu bilang aja nanti kita berhenti beristirahat." ucapkan kepada Risma.

"Iya siap terima kasih banyak." jawab Risma kepadaku.

Akupun berjalan menuju ke arah Shella menggandeng Risma.

Setelah sampai, aku pun menanyakan kondisi Shella kepada Mas Ryan dan Mas Simon

"Bagaimana kondisi Shella? apakah bahunya masih sakit." ucapku pada Mas Ryan.

"Ini Shella aku tidurkan terlentang, biar bahunya tidak ada gangguan yang mengakibatkan semakin parah cedera bahunya." ucap Mas Simon padaku

Risma dengan sigap tiba-tiba duduk disebelah Shella sambil meneteskan air mata, aku tidak tega dengannya lantas aku menanyakan kenapa dia menangis.

"Kenapa kamu menangis Risma, Apa yang sedang kamu rasakan?" ucapku kepadanya.

Aku tidak tega melihat Risma nangis di samping Shella.

"Aku sedih karena melihat Shella begini akibat dari ulah para penunggu di gunung ini, tadi dibawahku Putri kedepannya bisa saja aku yang ikut menjadi korban dari penunggu gunung ini." ucap Risma sambil menangis.

"Sudah kamu tidak usah khawatir, kan disini ada aku sebisa mungkin aku akan melindungimu." Ucapku.

Tiba-tiba saja saat Risma menangis disamping Shella, dia membuka matanya dengan melotot menghadap ke atas, bukan lagi rintihan rasa sakit yang dia rasakan, akan tetapi dia langsung tertawa melengking yang membuat kami semua kaget yang berada di sekeliling.

Matanya pun berubah hanya tertinggal warna putih saja di bola matanya, tubuhnya mengejang, kakinya menendang-nendang dan tidak lupa tangan nya mencakar-cakar tanah yang ada di sampingnya.

Aku pun lantas berpikir apa yang sedang terjadi kepada Shella ini, mengapa dia seperti ini.

Apakah Shella sekarang telah dikuasai oleh salah satu penunggu di gunung ini lagi.

Tiba-tiba saja Risma semakin menangis melihat kondisi Shella yang semakin kejang ini karena bola matanya pun banyak tertutup warna putih saja.

"Shella apa yang sedang terjadi pada kamu? Sadarlahhhhhh." Ucap Risma kepada Shella melihat kondisinya seperti ini.

Tiba-tiba saja tangan Shella dengan tanpa sadar secepat kilat menyambar Risma yang berada di sebelahnya.

"Plaaakkkkkkkk..."

Risma pun terlempar akibat tamparan yang cukup keras dari Shella, mungkin saja karena tenaganya yang berlipat ganda akibat pengaruh dari makhluk halus yang merasuki tubuhnya.

Risma menangis kesakitan karena tamparan dari Shella cukup keras.

Dia memegangi pipinya terus menerus tiba-tiba, saja Shella dengan cepat berdiri menghampiri Risma yang sedang tertunduk akibat tamparan nya.

Diapun mencekik Risma mengangkatnya lalu mencakar-cakar badannya dan juga pipinya. Risma semakin menangis menjadi-jadi, sedangkan Shella yang sedang dalam keadaan dirasuki makhluk halus tersebut seakan dia bahagia melihat apa yang dia lakukan kepada temannya tanpa merasa bersalah.

"Toooo… Tooo…. tolong aku apa yang terjadi padamu Shella?" ucap Risma menahan rasa sakit akibat dicekik dan juga dicatar oleh Shella.

Aku berusaha menolongnya, cepat berlari sebisaku dengan keadaan kaki yang patah menuju ke arah Shella ingin menolong Risma agar tidak kehabisan nafas.

Belum sampai aku bisa meraih mereka berdua, Shella secara tiba-tiba menengok kebelakang menghadap kearahku dan secara spontan menendang perutku.

Aku terlempar akibat tendangan dari Shella yang cukup telak mengenai perutku ini, aku terjatuh meringis memegangi perutku yang sangat sakit.

Aku hanya terbaring memegangi perutku berteriak kesakitan.

"Aduhhh…. Aduh….. sakit kali." rintihku akibat tendangan dari Shella.

Mas Simon dan Mas Ryan yang berada disekitar kami langsung saja dengan sigap berlari ke arah Shella, coba memegangi kedua tangan Shella.

Saat mereka berdua hampir tiba di dekat Shella, tiba-tiba saja Shella menurunkan Risma dari cekiknya

Mereka pun berhenti menatap Shella yang sekarang berada di hadapan mereka.

Mereka berdua seakan berpikir bagaimana caranya mereka agar bisa menangkap Shella dalam keadaan seperti ini, agar mereka berdua juga tidak merasakan bahaya karena ulah Shella tersebut.

Mereka berdua pun akhirnya berpikiran cara untuk menangkap Shella agar tidak membahayakan, adalah dengan cara menangkapnya dengan dua arah yang berlawanan secara bersama-sama, yang mengakibatkan Shella bingung akan menyerang ke arah mana yang lebih dahulu.

Akhirnya mereka pun berlari ke arah samping Shella dan yang benar saja akhirnya Shella bingung hanya menengok ke arah samping kanan dan kiri, di mana ada Mas Ryan dan juga Mas Simon di sampingnya dan siap menangkapnya dengan cara persamaan.

Dengan hitungan yang di komandani Mas Ryan, mereka pun berlari bersama-sama menangkap Risma.

" Satuuu… Dua…. Tiga…. Tangkap." teriak Mas Ryan.

Akhirnya mereka berdua berlari bersama-sama menangkap Shella

Mas Ryan berlari dengan sedikit membungkuk, bersiap untuk menangkap kedua kaki Shella, sedangkan Mas Simon bersiap untuk menangkap kedua tangannya.

Dan akhirnya mereka berdua bisa menangkap Shella, meskipun mereka harus mengeluarkan tenaga yang kuat untuk menahan tubuh Shella yang mulai memberontak ingin melepaskan diri dari ikatan mereka berdua.

Aku yang berada di sana dengan refleks, mencari paling tali tambang yang kami bawa untuk persediaan mendirikan tenda tambahan, aku melemparkan kepada Mas Ryan dua buah tali untuk mengikat kaki dan juga tangan Shella.

Mas Ryan pun menangkap salah satu tali itu, lalu membukanya dan mulai mengikatkan pada kaki Shella dan akhirnya bisa mengikat kedua kaki Shella dengan cukup kuat.

Dengan posisi tersebut Mas Simon tetap memegangi kedua tangan Shella, sedangkan kedua kakinya yang telah diikat dan mereka berdua mendudukkan memposisikan Shella duduk kaki lurus ke depan.

Mereka berdua mengangkat tubuh Sheilla mendekat ke arah pohon yang cukup kecil untuk mengikatnya berada di sana.

Meskipun tidak mudah untuk memindahkan tubuh Shella yang dalam keadaan seperti itu, Shella tetap memberontak mencoba mencakar Mas Simon yang memegang kedua tangannya.

Akhirnya mereka berdua sampai ke suatu pohon kecil yang berada di dekat mereka, Mas Simon mulai meletakkan tubuh Shella terus tangannya di ikat pada pohon tersebut.

Mas Ryan secara sigap melepaskan kaki Shella yang sudah terikat, lalu berlari mengambil tali lain yang ada di dekat mereka berdua.

Melempar tali tersebut kepada Mas Simon dan secara cepat Mas Simon mulai menarik kedua tangan Shella, Shella hanya tertawa terbahak-bahak seakan tidak merasakan rasa sakit dan juga bersalah atas apa yang telah dia lakukan sebelumnya.

Mungkin karena kondisi Shella dalam keadaan dirasuki halus yang ada di gunung ini, dia kehilangan rasa sakitnya.

Aku tak bisa menyimpulkan makhluk apa yang merasuki tubuh Shela ini karena aku belum bisa berinteraksi dengannya.

Aku hanya menatap Shella yang sudah diikat Mas Simon hanya bisa tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba aku mengalihkan pandanganku kepada Risma yang masih memegangi pipinya.

Aku mulai mendekatinya menanyakan bagaimana kondisi pipinya.

Dia hanya menangis tersedu-sedu menunduk ke bawah.

Aku meraih tangannya untuk beralih dari pipinya untuk melihat kondisinya.

Ternyata di pipi Risma ada bekas luka memar akibat tamparan dari tangan Shella cukup besar, pantas saja Risma menangis tersedu-sedu merasakan sakitnya.

avataravatar
Next chapter