webnovel

Gong Eun Ra : Contested Woman

Versi Indonesia : Two Sides A Life Vol. 1 : Mencintai Seseorang Yang Tidak Membalas Mencintai. Chapter 1 s/d 155 : Mencintai tidak selalu tentang mengusap puncak kepalanya dan mencium keningnya setiap bertemu. Ini adalah cinta seorang pria dewasa yang sangat dingin, keras kepala, dan sangat egois untuk umurannya. Kim Tae Jung nama pria itu. Selain hidupnya selalu buruk, masa depannya juga kacau. Kim Tae Jung mencintai Gong Eun Ra, dan Kim Tae Jung tahu jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya. Selain harus bersaing dengan Kim Tae Hyun, adik laki-lakinya. Kim Tae Jung juga harus bersaing dengan Park Ji Kang, sepupu laki-lakinya. Yang jelas-jelas tidak mencintai Gong Eun Ra, namun wanita itu tergila-gila pada Park Ji Kang. Si pria dingin dan rumit. Vol. 2 : Perubahan Tidak Merubah Perasaan. Belum memiliki Eun Ra, tidak membuat Kim Tae Jung diam. Sekalipun Kim Tae Jung tahu pernikahan Kim Eun Ra dan Kim Yoon Gi resmi adanya, Kim Tae Jung tetap tidak menyerah. Pria yang sudah tergila-gila pada Gong Eun Ra sejak benar-benar berusaha dengan keras menjadi dirinya sendiri dan mengembalikkan ingatan Eun Ra yang hilang begitu saja. Merasa percaya diri akan menang, pada akhirnya Kim Tae Jung menyadari. Masa lalu tidak bisa menjadi Masa depan. Baca selengkapnya di sini. Update setiap hari, 2 chapter sampai tanggal 31 Agustus 2022. Vol. 1 : Chapter 128 (31 Mei 202) Vol. 2 : Chapter 22 (30 Juni 2022) Vol. 2 : Chapter 84 (31 Juli 2022) Vol. 2 : Chapter 144 (31 Agustus 2022) ...........s/d

sakasaf_story · Urban
Not enough ratings
282 Chs

64. Tolong Berhenti, Kak Ji Kang.

Baru saja Ji Kang sampai di mansion kakeknya, namun dia sudah disuguhi perdebatan adik kakak yang terlihat negitu saling membenci dan marah.

Sebagai pria yang paling dewasa di keluarga Min, Ji Kang sama sekali tidak bisa melakukan apapun, dia memilih diam, melihat dengan tatapan serius dan mencerna apa yang berusaha Tae Hyun katakan pada kakak laki-lakinya lalu Tae Jung yang berusaha menasihati adik laki-lakinya.

Bodoh jika Ji Kang akan ikut campur terus menurus hanya untuk memperbaiki keluarga dan rumah tangga mereka satu sama lain untuk kebaikan mereka bersama.

Mereka yang diperjuangkan saja tidak perduli dan memilih terus egois sendiri, bagaimana Ji Kang bisa membantu menyatukannya lagi? Semua sia-sia kan? Sampai detik ini pun terlihat tidak ada hasil.

Ji Kang melihat sebagai saksi mata, dia melihat bagaimana Tae Hyun membanting pintu kamarnya sendiri dan menguncinya rapat-rapat, Ji Kang juga bisa melihat dengan jelas bagaimana Tae Jung berjalan seakan-akan menunjukkan jika dia sangat tidak tahu harus melakukan apa-apa sebab dia juga tidak bisa kembali akur dengan adik laki-lakinya.

Mereka pria, laki-laki sejati. Egois yang besar dan sama-sama keras kepala. Ji Kang tidak bisa menutup kemungkinan mengenai fakta itu.

Tapi untuk kali ini, Ji Kag berhak menyalahkan Tae Jung. Sebab dia sebagai kakak laki-laki untuk Tae Hyun benar-benar sangat bodoh, dia egois, keras kepala dan tidak ingin berpikir dewasa atau bahkan mengalah untuk adiknya.

Lupakan soal wanita.

Lupakan soal Seo Soo Bin.

Lupakan dulu soal Jeon Eun Ra juga.

Maksud Ji Kang, seharusnya Tae Jung sedikit mengalahkan egonya untuk mengembalikan hubungan keluarga Kim (mereka sendiri) dan berusaha keras untuk membuat mereka terlihat baik-baik saja terlebih dahulu.

Jangan menambahnya, jangan memperpanjangnya lebih dulu, jangan mempercepatnya lebih dulu dan jangan memperbanyak dulu.

Hidupnya semakin buruk jika tetap egois untuk dirinya sendiri.

"Tunggu sebentar Tae Hyun, Tae Jung. Jangan membuatnya semakin tidak terkendali dan semakin menyerangmu, kau menyakiti dirimu sendiri saat kau sendiri yang membuatnya. Berhenti membuat bumerang," tegur Ji Kang meminta Tae Jung untuk sedikit lebih lembut pada adiknya, namun Tae Jung tidak menjawab apapun, dia berjalan menjauh meninggalkan Ji Kang dengan tatapan benci.

Kim Tae Jung kembali, jiwa mengerikan itu kembali, perdebatan mereka kembali, dan dia akan merasa jauh lebih tertekan dari sebelumnya.

"Berhenti mengatas namakan perasaan, kau tidak tahu apapun karena kau tidak merasakannya. Tolong diam, Kak Ji Kang." Tae Jung pergi meninggalkan mansion itu membuat Ji Kang menghela nafasnya berat, dia melirik Tae Jung sampai menghilang di pintu utama mansion dan kali ini mata Ji Kang melihat pintu kamar Tae Hyun juga.

"Turun," ucap Ji Kang saat meminta Tae Hyun untuk turun cepat dan berhenti menjadi kekanak-kanakan. "Ya," jawab Tae Hyun membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju kakak laki-lakinya.

Tae Hyun tahu persis Ji Kang tahu segalanya, dia melihat Ji Kang sekilas saat sedang berbicara dengan Tae Jung, namun dia memilih masuk ke kamar agar kemarahan Tae Jung sedikit terkendali karena memilah orang lain.

"Aku lelah membantumu bahagia Tae Hyun, aku lelah memaksakan diriku untuk ikut merapikan hubunganmu dengan kakak laki-lakimu. Kalian semua egois," ucap Ji Kang berjalan meminta Tae Hyun untuk mengikutinya ke mobil pribadinya seban mereka akan pergi berdua.

"Siapa yang perduli, Kak? Kak Tae Jung egois, aku bisa melakukan hal yang sama. Dia benar-benar tidak ingin menilai dirinya sendiri. Bodoh!" umpat marah Tae Hyun membuat Ji Kang tertawa menertawakan masalah hidupnya sendiri.

"Kau sangat tertekan? Duapuluh lima tahun waktu yang lama untuk hidup bersama dengan kedua orang tuamu yang selalu bertengkar, apa kau masih bisa bertahan di sana?" tanya Ji Kang saat dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang (ukuran mobilnya) membuat Tae Hyun menertawakan pertanyaan kakak sepupu laki-lakinya.

"Ingin mati, tapi aku bukan Kak Tae Jung. Mentalku harus baik-baik saja, dan aku harus tetap hidup. Hidupku yang suram harus berganti menjadi pelangi bagaimanapun yang terjadi," jaqab Tae Hyun pada Ji Kang menjelaskan jika dia butuh apa yang dia inginkan.

"Katakan padaku saat kau tidak kuat, biarku bantu. Apartemen, rumah, paspor, kewarganegaraan, tempat tinggal dan masih banyak lagi. Kau butuh apa katakan padaku saja Tae Hyun, ibuku akan membantumu." Tae Hyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

Bagaimana bisa, sepupunya, kakak sepupu laki-lakinya menawarkan padanya untuk hidup lebih bahagia saat Tae Hyun sendiri saja ingin bahagia dengan keluarganya?

Tae Hyun tidak berani berandai-andai, dia tidak sanggup dan tidak pernah bisa.

"Belikan mobil seperti yang kemarin saja, jangan berlebihan Kak Ji Kang. Aku tidak ingin merepotkanmu begitu banyak."

○○○

"Aku melihatnya, tidak perlu mengoreksi apa yang kau lakukan pada adik laki-lakimu saat kau saja tidak perduli dengannya, tuan." Eun Ra memotong maksud perkataan Tae Jung padanya yang saat ini sedang berushaaja menjelaskan pada Eun Ra jika hubungan dan keadaan dengan Tae Hyun sedang tidak baik-baik saja.

"Kau marah aku memarahi dan memperlakukan buruk pada adikku sendiri?" tanya balik Tae Jung saat dia sadar dan mengakui kesalahannya sendiri atas pelrakuan buruk pada adiknya.

Eun Ra menaikan kedua bahunya malas tidak menjawab, sekarang keduanya sedang berdiri di ruangan bekerja Tae Jung saat di mansion tempat Eun Ra bekerja.

Mereka sengaja berangkat bersama tadi pagi karena Eun Ra bangun kesiangan dan Kang Hyun meninggalkannya karena dia ada urusan penting pribadinya.

"Bukan karena itu," jawab Eun Ra mengkoreksi bagaimana akhir-akhir ini Eun Ra sedikit kurang nyaman dengan apa yang Tae Jung lakukan padanya, adiknya sendiri, pria yang bekerja padanya dan juga semua keluarga yang satu darah dengannya.

Selain Ji Kang, dan Tae Hyun, Eun Ra sudah sempat melihat perdebatan Tae Jung dengan Park Woo Sik (ayah Ji Kang) sekilas, sedikit dan sebentar. Tae Jung sangat mengerikan, ada apa dengannya. "Lalu?"

"Aku hanya ingin kau tahu jika perasaanku tulus padamu," jawab Eun Ra menjelaskan jika maksudnya adalah baik, perasaan dan niatnya adalah baik. 'Ingin merubah Tae Jung lebih berperikemanusiaan lagi.' Keinginan Eun Ra hanya itu, walaupun sejujurnya Tae Jung tidak bisa, Eun Ra ingin Tae Jung lebih santai.

Ada yang membuat Eun Ra merasa harus banyak berhati-hati dengan Tae Jung, ada hampir limabelas pekerja yang bekerja dengannya (yang satu hari yang lalu berbicara bersama dengan Eun Ra) sudah meninggal dan organ tubuhnya dibakar bahkan saat proses pengulitannya sangat bringas dan sedikit yang bisa diamankan.

"Perasaanku tulus padamu, Eun Ra." Tae Jung mengoreksinya, maksud Eun Ra adalah bagaimana pola pikir Tae Jung, namun bagi Tae Jung sendiri adalah dia tulus mengenai perasaan dan keadaan dan hatinya.

Dia benar-benar tulus, kenapa Tae Jung tidak ingin berubah dan mengubah diri sebab Tae Jung tidak memiliki alasan untuk melakukannya.

Tae Jung tidak bisa.

"Lupakan soal itu," munta Eun Ra membuat Tae Jung menghela nafasnya berat, dia menundukkan kepalanya pelan, dia menarik pergelangan tangan Eun Ra dengan cepat agar berdiri ke arahnya lebih dekat, Tae Jung memilih duduk dan memeluk erat tubuh berdiri Eun Ra sangat kencang.

"Kau tahu ini tidak adil Eun Ra, kau tahu ini membuatku hilang kendali, kau tahu semuanya dengan matamu. Kenapa perasaan dan hatimu tidak ingin mengerti?" tanya Tae Jung meminta jawaban pada Eun Ra megenaj semua perasaan dan apa yang Tae Jung inginkam melalui Eun Ra.

Saat Eun Ra egois menasihati dan menginginkan Tae Jung hidup lebih sehat, ada Eun Ra yang hidup dengan santai dan egois juga hanya untuk hidup orang lain bahagia tanpa ingin tahu apa yang dirasakan orang yang dia ingin hidupnya bahagia.

"Apa kau lelah?" tanya Eun Ra dengan suara melirih dan meminta jawbaan pada Tae Jung yang menghela nafasnya berat berulang kali tanpa mengatakan apapun.

Deru suara memberat, dan berat tumpuan badannya menumpu pada satu tubuh kecil yang berdiri menerima pelukan dari tuannya.

"Apa kau melihatku tidur nyenyak?" Eun Ra terdiam, apa dia salah bertanya? Apa sekaran Eun Ra merasa Tae Jung adalah pria yang paling tersakiti di sini?

Semua orang membenci pria di dalam pelukannya sekarang, Ji Kang yang perduli menghilang membela Tae Hyun, ibunya yang baik ternyata meminta Tae Jung untuk memberikan dirinya pada Tae Hyun saat Tae Jung diminta mengalah saat dia saja tahu jika dia bisa saja kalah dari Ji Kang.

Ada begitu banyak salah paham di sini, dan Tae Jung sama sekali tidak bisa meluruskan kesalah pahaman ini hanya dengan bantuan satu orang.

Tae Jung tidak bisa berusaha sendiri, dia tidak bisa sendirian.

"Berpihaklah padaku Eun Ra, aku tahu apa yang sedang kau rencanakan dengan Kak Ji Kang."

"Berpihaklah padaku, aku mohon."

Terkadang manusia memang serumit Eun Ra.

sakasaf_storycreators' thoughts