webnovel

Gong Eun Ra : Contested Woman

Versi Indonesia : Two Sides A Life Vol. 1 : Mencintai Seseorang Yang Tidak Membalas Mencintai. Chapter 1 s/d 155 : Mencintai tidak selalu tentang mengusap puncak kepalanya dan mencium keningnya setiap bertemu. Ini adalah cinta seorang pria dewasa yang sangat dingin, keras kepala, dan sangat egois untuk umurannya. Kim Tae Jung nama pria itu. Selain hidupnya selalu buruk, masa depannya juga kacau. Kim Tae Jung mencintai Gong Eun Ra, dan Kim Tae Jung tahu jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya. Selain harus bersaing dengan Kim Tae Hyun, adik laki-lakinya. Kim Tae Jung juga harus bersaing dengan Park Ji Kang, sepupu laki-lakinya. Yang jelas-jelas tidak mencintai Gong Eun Ra, namun wanita itu tergila-gila pada Park Ji Kang. Si pria dingin dan rumit. Vol. 2 : Perubahan Tidak Merubah Perasaan. Belum memiliki Eun Ra, tidak membuat Kim Tae Jung diam. Sekalipun Kim Tae Jung tahu pernikahan Kim Eun Ra dan Kim Yoon Gi resmi adanya, Kim Tae Jung tetap tidak menyerah. Pria yang sudah tergila-gila pada Gong Eun Ra sejak benar-benar berusaha dengan keras menjadi dirinya sendiri dan mengembalikkan ingatan Eun Ra yang hilang begitu saja. Merasa percaya diri akan menang, pada akhirnya Kim Tae Jung menyadari. Masa lalu tidak bisa menjadi Masa depan. Baca selengkapnya di sini. Update setiap hari, 2 chapter sampai tanggal 31 Agustus 2022. Vol. 1 : Chapter 128 (31 Mei 202) Vol. 2 : Chapter 22 (30 Juni 2022) Vol. 2 : Chapter 84 (31 Juli 2022) Vol. 2 : Chapter 144 (31 Agustus 2022) ...........s/d

sakasaf_story · Urban
Not enough ratings
282 Chs

53. Rencananya Banyak, Tujuannya Satu.

"Astaga!" terkejut Eun Ra saat dia akan kembali ke ruang bekerjanya sudah ada Ji Kang di ruangan itu sendirian.

Menggunakan pakaian biasa, tanpa melakukan sterilisasi untuk dirinya akan melakukan pekerjaan. Eun Ra terkejut bukan karena tempatnya yang terlihat gerap, ruangan mereka sangat terang dan dingin.

Tidak masalah sama sekali untuk jantung Eun Ra, hanya saja jarak Eun Ra dengan Ji Kang terlalu dekat. Bahkan mereka hampir saja menabrak, oke ralat. Bukan mereka, melainkan Eun Ra yang akan menabrak tubuh tunggi Ji Kang jika saja pria itu tidak memundurkan tubuhnya untuk mengalihkan fokusnya.

"Aku ingin berbicara dengamu, Eun Ra," ucap Ji Kang meminta wanita bodoh di depannya dengan sopan, Eun Ra menyatukan alisnya pelan. "Bukankah menjauhiku semenjak aku bekerja di sini membantu tuan Kang Hyun? Setelah itu kau menjauhiku sampai sekarang, kenapa sekarang kau ingin berbicara denganku?"

"Apa kau menyadari kesalahanmu karena mengatakan aku merepotkan dan---" Mata tajam Ji Kang menghentikan omong kosong Eun Ra yang tidak penting sama sekali. "Lupakan soal itu," minta Ji Kang.

"Kedatanganku ke sini bukan untuk itu," sambungnya lagi, Eun Ra menganggukkan kepalanya pelan. Apa perasaannya pada Ji Kang dianggap begitu bodoh seperti ini? Haruskah Eun Ra melupakan perasaannya saja atau justru lebih semangat mendapatkan pria sebaik Ji Kang?

"Lalu?"

"Untuk---" Belum selesai Ji Kang menjawab Kang Hyun dengat tiba-tiba masuk ke ruangan yang sama membuat Ji Kang menatap tajam pengganggu tersebut.

"Ah, maaf tuan." Merasa canggung dan bersalah, Kang Hyun mulai berjalan menjauh meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan menjauh memberi banyak ruang untuk tuannya dan Eun Ra berbicara.

Dia akan menjadi penjaga yang berani tutup mulut menjadi penjaga pintu sekarang.

"Baiklah aku akan mengulanginya," ucap Ji Kang mengalihkan fokusnya pada dirinya saja karena dia akan berbicara beberapa hal penting pada Eun Ra. "Ya?"

"Siapa tuanmu kali ini?" tanya Ji Kang tiba-tiba mengatakan hak kepemilikan Eun Ra pada dirinya ataupun sepupunya. "Aku harus menjawab apa? Aku tidak tahu sama sekali mengenai hal ini. Kau atau Tae Jung bukankah sama saja?" tanya balik Eun Ra dengan sangat berani mengembalikan fakta yang ada, dia lupa siapa dirinya sendiri dan mempertegas siapa yang bisa memilih wewenang.

"Jawab saja, pilih salah satu. Aku atau Tae Jung, karena aku tidak akan mau memasukan list orang kepercayaanku jika kau orang kepercayaan Tae Jung," desak Ji Kang membuat Eun Ra menggigit bibir bagian bawahnya. "Apa salahku?"

"Aku hanya meminta jawabanmu, bodoh!" maki Ji Kang membuat Eun Ra mengerucutkan bibirnya kesal, dia terbebani.

"Baiklah," respon Eun Ra ingin menjawabnya sekarang, namun dia kembali terdiam dalam sati hal. "Ada apa? Apa jawabanmu," minta Ji Kang yang tidak melihat Eun Ra menjawabnya melainkan terus diam dan berpikir keras.

"Memangnya kau atau Tae Jung akan berbeda cara mengurusku? Aku bekerja pada siapapun, dan ku pikir kalian berdua sama saja. Tidak akan merubahku--"

"Aku memiliki banyak infomasi mengenai pamanmu." Eun Ra menelan ludahnya sukar bgitu mendengar seseorang mengatakan hal konyol padanya setelah sekian lamanya.

"Apa maksudmu?" tanya balik Eun Ra membuat Ji Kang memutar bola matanya malas. "Gong Tae Gwang, bukankah nama pamanmu Gong Tae Gwang? Pria yang mengurusmu sejak kecil? Bahkan sejak kau lahir di dunia. Aku sudah bertemu dengannya," jelas Ji Kang mengatakan fakta yang dia tahu pada orang yang tepat untuk menutupi sesuatu.

"Mari jawab pertanyaanku, kau bekerja pada Tae Jung atau padaku." Ji Kang menanyakan hal yang sama membuat Eun Ra sedikit bingung untuk memikirkannya, memilihnya saja Eun Ra merasa sangat tidak bisa.

"Haruskah--"

"Pulanglah, aku akan membebaskanmu jika kau mau bekerja padaku. Kau ingin keluar dari pekerjaan kotor ini kan? Aku bisa membawamu ke pamanmu jika kau mau."

"Pikirkan baik-baik Eun Ra." Melihat Eun Ra tertegun dalam satu waktu Ji Kang berjalan keluar dari ruangan yang sama dan pergi menjauh meninggalkan wanita perepotkan itu.

Ini masalah keluarga, dan orang asing tidak perlu dilibatkan. Maksud Ji Kang baik, dia menyelamatkan Eun Ra untuk mencegah kebencian yang lain diantara keluarga sepupunya. Kim Yoon Gi.

○○○

Setelah bebeicara dengan Eun Ra Ji Kang memilih berjalan menuju mobilnya untuk pulang. Pukul dua pagi saat ini, Eun Ra memang sudah tinggal di markas tempat bekerjanya hampir dua hari yang lalu.

Pertemuan pertama dengan bibinya (Min Su Ri) Ji Kang meminta Eun Ra untuk tinggal di mansion tepat dimana dia bekerja. Untuk berjaga-jaga jika Eun Ra bukan korban selanjutnya setelah wanita malang bernama Seo Soo Bin.

Bagi Ji Kang dia bisa melakukan apapun, membantu siapapun, dan menolong siapapun untuk mendapatkan hidup baru yang lebih baik.

Tapi melihat tujuannya hanya sebagai menolong ini sedikit miris memangnya, bagi Ji Kang itu bukan masalah, tapi setidaknya dia bisa mengusahakannya walaupun gagal.

"Ayah, aku sudah mengatakannya." Ji Kang melaporkan apa yang sudah dia lakukan baru saja, Woo Sik yang sedang duduk di kursi samping ranjang, melihat seberapa megahnya kamarnya saat itu terlihat menikmatinya.

"Apa jawaban wanita itu?" tanya Woo Sik penasaran dengan jawaban wanita yang sudah masuk dalam perangkap mansion ini namun sedang mereka usahakan untuk keluar. "Aku sengaja tidak mengatakannya, aku sengaja memberinya waktu karena aku tahu dia bukan orang yang akan menjawab dengan cepat. Dia orang yang banyak berpikir, ayah." Woo Sik menganggukkan kepalanya pelan.

Alis Ji Kang menyatu bingung, kenapa ayahnya tidak bersemangat sekali? Dia terlihat begitu lesu dan tidak bersemangat seperti sebelumnya.

Ada apa tadi pagi?

"Ayah ada masalah?" tanya Ji Kang pada ayahnya membuat Woo Sik menjawab dengan gelengan kepala pelan. "Ada masalah sedikit, jadi ayah sedikit memikirkannnya terlalu serius." Woo Sik berjalan menghampiri anaknya dan mengelus puncak kepala anaknya.

"Ayo duduk dan bicarakan rencana yang lebih rapi lagi Ji Kang," ajak Woo sik membuat Ji Kang menyatukan alisnya bingung. "Bukankah ini sudah rapi? Ah, maksudku. Bukankah rencana ini tidak akan ada orang lain yang bisa menebaknya. Aku rasa semua ini sudah---"

"Ayah bilang bicarakan lagi, dan ayah bilang buat lebih rapi. Apa kamu mendengar ayah?" Ji Kqng menghela nafasnya berat, Ji Kang menyerah. Dia berjalan menuruti apa yang ayahnya kayakan, Ji Kang duduk di sofa diikuti ayahnya.

"Coba pikirkan bagaimana jika wanita itu menolak ajakanmu," ucap Woo Sik memberi sedikit pengecualian dari rencananya jika tiba-tiba Eun Ra tidak berpihak pada Ji Kang atau pada rencana mereka dan memilih pada Tae Jung dan membuat Ji Kang merasa tirak dihargai.

"Seharusnya dia menyetujuinya, dia tidak bisa menolak permintaanku, dan ku pikir tidak ada alasan yang kuat kenapa dia harus menolakku," jawab Ji Kang dengan jawaban percaya diri yang tinggi membuat Woo Sik terkekeh menertawakannya.

"Apa maksudmu, Ji Kang? Dia wanita, sulit bisa menebak jalan pikiran wanita. Terlebih dia wanita yang kau bilang sangat aneh dan berbeda. Jika dia bodoh, dia sangat tidak bisa ditebak keputusannya."

"Jadi menurut ayah, tidak salah membuat rencana cadangan untuk berjaga-jaga." Jika dipikir-pikir apa yang dikatakan ayahnya memang benar, beberapa rencana cadangan memang harus dibuat, tapi tidak salah kan jika Ji Kang percaya diri saja untuk sekarang ini?

"Apa ayah ingin tahu kenapa aku tidak ingin membuat rencana cadangan sama sekali?" tanya anaknya dengan menaikan satu alisnya menggoda saran ayahnya, bahkan sudut bibir Ji Kang tertarik sedikit. "Apa?"

"Wanita itu menyukaiku, ayah. Jadi tidak mungkin dia menolakku."

Hahaha, saya akan kembali setiap satu minggu sekali, atau mungkin dua kali dalam satu minggu. Itu tergantung pada anda yang membaca novel aaya.

sakasaf_storycreators' thoughts