2 01

Yoon Sera Point Of View

Saat SMA aku hanya seorang gadis biasa yang hidupnya juga bisa dikatakan sangat sederhana. Aku tinggal bersama eommaku yang berjuang sendirian. Aku ingin membantunya dan membuatnya bangga disaat aku besar nanti.

Kehidupanku di sekolah biasa saja. Nilaiku, prestasiku, tidak ada yang benar-benar luar biasa. Aku mengakui hal itu.

Mungkin semua tentangku memang biasa saja, namun kisah cintaku luar biasa.

Zhong Chenle, kekasih sekaligus cinta pertamaku. Entah kebaikan apa yang pernah aku lakukan di masa lalu hingga laki-laki 'berada' dari China itu mencintaiku.

"Yoon Sera!" panggilnya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku langsung menoleh dan berlari ke arahnya lalu memeluknya.

"Sudah berapa lama kau menungguku di sini? Kan sudah kubilang, aku ada piket," tanyaku.

Chenle hanya tersenyum lalu merapikan rambutku dan mengecup pucuk kepalaku.

Ia mengantarku pulang dengan sepedanya dan aku duduk dibelakangnya sambil memandangi taman yang dilewati. Chenle mengayuh sepeda nya sambil melontarkan beberapa candaan dan membuatku tertawa. Perjalanan pulang yang sebenarnya panjang terasa sangat cepat berlalu.

"Nona Chenle, silahkan turun, sudah sampai.." ucap Chenle sambil menatap ke arahku dan memberikan tangannya seakan-akan ia adalah pangeran di negeri dongeng.

"Ya! Kerasukan apa kau, Chenle?" ucapku sambil tertawa.

"Aku kerasukan hantu cantik bernama Yoon Sera~" ledeknya sambil tertawa nyaring dengan suara lumba-lumbanya yang khas itu.

"Yaaa! Jadi aku hantu, begitu?!"

"Aigoo.. Seraa, maafkan lumba-lumbamu ini.." ucap Chenle sambil menyatukan tangannya. Aku dibuat gemas dengan sikapnya.

Terlalu asik berbincang-bincang dan bercanda. Tak terasa ternyata sudah mulai gelap, kami pun saling berpamitan. Aku pun memasuki rumahku dan Chenle kembali mengayuh sepedanya menuju ke rumahnya.

Sebenarnya dia memiliki supir pribadi, namun ia terus bersikeras untuk naik sepeda bersamaku. Supaya romantis, katanya.

Baru beberapa menit ia pergi, aku sudah merindukannya saja. Sepertinya aku memang benar-benar berlebihan dalam menyukainya. Eumm, mungkin kata gaulnya adalah 'bucin'.

Aku bahagia dan sangat senang saat bersamanya!

Namun..

Apakah kebahagiaan ini akan segera berakhir? Orangtua Chenle mengetahuinya, mengetahui hubunganku bersama Chenle.

Aku tahu mereka sangat tidak menyukaiku. Tentu saja karena aku dan Chenle berbeda.. Aku hanyalah orang biasa, sedangkan Chenle adalah anak dari pemilik perusahaan terbesar se Asia, Zhong Company.

Aku berniat untuk pergi dari kehidupan chenle, aku tidak mau chenle menderita karenaku. Tetapi semuanya gagal terus menerus. Chenle tidak mau melepasku, dan sebenarnya aku juga tidak dapat meninggalkan dirinya..

•.

Zhong Chenle POV

"Dasar tidak berguna! Ingatlah, kau itu pewaris Zhong Company! Tetapi kau malah memilih anak rendahan itu!?"

Jantungku berdetak kencang mendengar mama seperti ini. Mama bahkan mengatai Sera?! Kesabaranku hampir habis.

"Mama! Berhenti mengatakan dia anak rendahan!"

"Ohoho.. kau sudah berani melawanku, anak muda!? Aku adalah orangtuamu!"

"Orangtua?! Orangtua macam ap—"

"ZHONG CHENLE!" suara dari arah tangga membuatku terkejut. Rupanya teriakan dari papaku.

"Oh suamiku, kau datang juga.. disiplinkan anak ini, dia benar-benar membuatku pusing.." ucap mama saat papa datang.

Papa mengangguk dan meminta mama meninggalkan kami berdua.

"Zhong Chenle, kau benar-benar memalukan keluarga!!"

"Papa, apakah papa tidak pernah merasakan jatuh cinta!? Mengapa papa tega!?"

/BUGH!!

Papa menampar pipiku sangat keras dan membuat semua mata dari para pekerja rumah tangga tertuju padaku.

"Aku tidak peduli dengan perasaanmu!! Dulu saja aku juga dijodohkan dengan mamamu! Dan sekarang? Coba kau lihat! Hidupku! Bahagia kan!?"

"Papa!! Papa tidak menger—"

"Zhong Chenle! Jangan membantah!! Papa sudah merencanakan kau akan dijodohkan dengan Wang Yiren, kau tidak bisa apa-apa lagi sekarang."

Aku terkejut mendengarnya. Aku tidak mau perjodohan ini. Yiren adalah orang yang tidak kukenal sama sekali. Aku mencintai Sera, aku tidak mau berjodoh dengan wanita pilihan orangtuaku.

Seketika air mataku keluar begitu saja. Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi.

"Besok, kau harus bertemu dengannya," ucap papa sambil menepuk bahuku lalu pergi. Aku hanya diam ditempat sambil mengepalkan tangan.

•.

Yoon Sera POV

06:14 AM

Di pagi yang cerah ini, aku sedang membantu eomma membereskan rumah. Aku yang sedang bersih-bersih di dapur mendengar bell berbunyi, pertanda ada tamu datang. Eomma memanggilku.

"Sera-yaa! Ada orangtua Chenle ingin bertemu denganmu.."

"Ne, eomma..!" jawabku sambil buru-buru menuju cermin untuk memastikan bahwa aku tampak layak bertemu dengan mereka. Bahkan aku belajar untuk tersenyum di depan cermin lalu keluar.

Aku melihat mereka melipat tangan sambil memandangku tajam dan membuatku merinding.

"Sera eomma, apakah saya boleh meminjam anak anda sebentar? Ini adalah obrolan penting.."

"Oh iya, silahkan.." ucap eomma sambil tersenyum, lalu berjalan ke arahku dan membisikiku.

"Sera.. baik-baik, ne?" aku hanya mengangguk dan tersenyum kepada eomma.

"Ayo!" ucap mama Chenle ketus.

Aku hanya tersenyum tipis dan mengikuti orangtua Chenle.

Aku bisa melihat bahwa eomma merasa tidak senang dengan perlakuan mama Chenle terhadapku, namun aku memberikan isyarat kepada eomma untuk tetap diam dan aku baik-baik saja.

Orangtua Chenle masuk ke dalam mobilnya dan aku mengikuti.

"Eum.. Nyonya Zhong, kita akan kemana? Dimana Chenle?" tanyaku.

"Kita bicara disini saja dan apa hak mu anak muda untuk menanyakan Chenle?!" bentak mama Chenle. Aku terdiam. Jujur, aku takut sekarang.

"To the point, lupakan anak kami!" ucap mama Chenle lagi.

"M-maksudnya..?!" tanyaku hampir meneteskan air mata. Aku tidak percaya apa yang aku dengar barusan.

Mama Chenle langsung mengeluarkan dompet dari tasnya dan menyodorkan beberapa gepok uang kepadaku.

Aku langsung mengembalikan uang itu, "mmmh.. aku tidak mau.." ucapku sambil menangis. Aku benar-benar tidak tahan disini. Aku sangat takut.

"Kenapa menangis! Bukankah aku memberimu uang? Masih kurang?" tanyanya sarkas.

"A-aku tidak mau.." ucapku sambil sesenggukan.

"Maka lupakanlah Chenle! Aku tidak sudi kau berhubungan dengannya!" ucap mama Chenle.

"Mengapa aku harus m-melupakannya??!" tanyaku spontan.

"Aku bisa menghancurkan hidupmu dalam sekejap, Sera. Aku tahu sekolahmu, rumahmu, dan... Eommamu," ucapnya sambil tersenyum jahat kepadaku.

'Eomma!? Aku tidak mau eomma kena imbasnya juga!' batinku.

"Aku.. akan melupakan C-chenle.." kata-kata yang sangat kubenci rupanya terlontar juga. Aku melihat senyuman mama Chenle yang sangat puas melihatku seperti ini.

"Lalu, barang-barang, foto-foto, semuanya. Kau harus membakarnya, dan kirim foto kau membakar benda-benda itu ke nomor ini," ucap mama Chenle sambil memberikan kertas berisi nomor telepon.

Aku mengangguk dengan terpaksa lalu kembali ke rumah. Sebelum itu, aku menghapus air mataku supaya tidak ketahuan eomma.

Namun aku tidak dapat menahannya dan menangis. Aku merindukan dan mencintai Chenle. Namun aku terpaksa harus melupakannya. Semua terasa sakit.

Eomma yang mendengar aku menangis tiba-tiba, langsung keluar dan melemparkan batu ke mobil mama Chenle. Mama Chenle keluar dari mobilnya, dan dengan segera eomma mengguyurnya dengan seember air, lalu eomma langsung masuk ke rumah. Aku bisa mendengar pekikkan mama Chenle. Namun aku tak menghiraukannya lagi.

Chenle terus muncul dipikiranku. Kurasa aku tidak mampu untuk melupakannya. Disisi lain, aku kesal dengan Chenle yang pergi begitu saja dan tidak menepati ucapannya.

*Flashback

"Yoon Sera!" panggilnya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku langsung menoleh dan berlari ke arahnya lalu memeluknya.

"Sudah berapa lama kau menungguku di sini? Kan sudah kubilang, aku ada piket," tanyaku.

Chenle hanya tersenyum lalu merapikan rambutku dan mengecup pucuk kepalaku.

"Aku akan selalu menunggumu, Sera. Apapun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku janji, Sera!" ucapnya tiba-tiba, membuatku memukul bahunya pelan dan tertawa. Kami menyatukan jari kelingking dan mengunci janji.

*Flashback Off

Aku memandangi kontak Chenle dan tidak ada satupun chat dari dia jika akan pergi.

Kurasa ia telah melupakanku, secepat ini..? Aku benci perasaan ini. Aku akan berusaha untuk melupakannya.

Ternyata, aku terlalu banyak berharap. Cinta pertamaku rupanya perjalanannya tidak sempurna. Harusnya kutahu itu dan tidak berharap lagi.

Zhong Chenle..

Mari akhiri hubungan kita sampai sini saja.

avataravatar
Next chapter