1 permainan panas si pengkhianat

Seseorang berdiri tegak di balik punggung-punggung mulus. Wanita-wanita cantik berpenampilan kurang bahan itu terlihat anggun dan seksi. Mereka memasang tatapan tajam pada sosok perempuan di pojokan sana. Mereka mulai berbisik halus dengan lisan yang tajam.

"Hei Lihat! Dihari perayaan ulang tahun pacarnya mengapa wanita itu memakai pakaian seperti malaikat maut. Apa ini hari pemakaman kekasihnya? Mengapa dia selalu tertutup dan bertingkah menyebalkan."

"Aku merasa kasian pada Jerry. Mengapa harus pacaran dengan wanita itu? Lihat apa yang dia bawa dihari ulang tahunnya?"

"Sepertinya dia bawa kado gelang  imitasi, atau jam tangan murahan!"

Dua wanita cantik itu terkekeh, tak perduli ucapan mereka sudah melukai perasaan orang lain. Sedangkan Sora Soranca-wanita yang berpenampilan mirip malaikat maut itu hanya diam mematung tanpa membalas, walaupun ucapan itu ditunjukan padanya.

Sora Soranca sudah biasa disisihkan, dihina, direndahkan dan sebagainya. Hanya karena tidak memiliki penampilan tidak menarik. Dia heran mengapa mereka selalu mencari ribut, memangnya dosa apa yang sudah dia buat.

Bukannya tidak ingin merubah penampilan seperti keinginan Jerry, dan wanita-wanita gatel itu. Sora selalu tidak percaya diri, malu, dan sebagainya harus memperlihatkan bagian tubuhnya. Mereka tidak tahu selama sisa hidupnya, Sora harus mati-matian menutupi seluruh tubuhnya itu. Rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain. Sora akan menjaga tubuhnya dari mata yang ingin mencelakainya.

Seperti malam ini dihari kelahiran Jerry. Sora tidak merubah sedikitpun busananya. kemeja putih dipadukan jas hitam, dan celana panjang sesuai warna jas. ia biarkan rambutnya di gerai semua itu dilakukan demi sang kekasih, Namun, sepertinya wanita-wanita cantik itu tetap saja membicarakannya.

"Jangan dengarkan ucapan mereka! Tenang saja kamu masih punya aku. Percayalah apapun bentuknya dan penampilan kamu, tidak masalah asal hatimu tidak berduri. Tidak busuk seperti wanita-wanita tidak bermoral itu!" Lantangnya Zaskia membalas ucapan mereka terhadap sahabat dekatnya yaitu_Sora Soranca.

"Aku juga tidak perduli cemoohan mereka, yang penting Jerry nerima aku apa adanya," balas Sora melirik dengan senyum dipaksakan.

Belum sempat mereka berbincang lebih lama lagi di depan sana seseorang melangkah dengan gaya anggunnya menghampiri Jerry. Yolanda direktur MG grup tempat Sora dan Jerry bekerja memberikan ucapan selamat dan kado mahal di tangannya.

"Selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan bahagia. Sukses selalu di masa depan. Ini hadiah spesial yang isinya mungkin tidak seberapa bila dibandingkan dengan pemberian kekasihmu itu." Yolanda diam-diam menyeringai melirik kado kecil yang masih ada ditangan Sora.

Zaskia mengepal kuat berusaha menahan emosi demi sahabatnya. Sedangkan Sora hanya diam menatap datar. Melihat hadiah mewah yang diberikan Yolanda pada Jerry, membuat Sora minder.

Alih-alih memberikan kado itu Sora memilih mundur. Bahkan menyembunyikan kado kecil di belakang punggungnya.

"Sepertinya aku akan membawa pulang kadonya kembali."

Zaskia mendelik kaget, "Apa? Kenapa dibawa pulang lagi? Ayolah Sora jangan buat kamu malu. Aku tahu kamu sudah bekerja keras membeli hadiah istimewa untuknya. Jangan berkecil hati oke. Kamu harus percaya diri."

Sora menggeleng pelan, "Bagaimana aku mau percaya diri. Lihat saja mereka memberikan hadiah mahal sedangkan aku? Bentuknya saja kecil apalagi isinya."

Zaskia menarik napas dalam. Jika Sora sudah berpikiran seperti itu maka tidak ada jalan lain selain pasrah.

tetap saja Sora harus menyerahkan kado tersebut karena Jerry meminta.

"Dengar kan aku Sora! Apapun hadiah yang kamu berikan. Sangat berarti untukku. Jadi tidak usah berkecil hati aku akan memakai apapun pemberian dari kamu," ucap Jerry menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri Sora.

Pipi Sora bersemu merah bagai tomat masak. jangan ditanya perasaannya bagaimana.

"Terima kasih, tapi hadiahnya tidak mahal." Sora tidak bisa menyembunyikan senyum kebahagiaan bertatap mata dengan pria tampan seperti Jerry.

"Tidak apa-apa Sora," ucap Jerry lantas meremas jemari Sora dengan lembut.

"Ehem! Sepertinya ada yang cemburu nih. Ingat banyak tamu undangan." Zaskia membuyarkan kemesraan pasangan itu.

Tidak bisa melihat adegan dewasa di depan mata akhirnya Yolanda mendekati Jerry kemudian mengelus bahu Jerry dengan jari-jari lentiknya, "Pasti isinya sangat mahal. Kalau begitu mengapa tidak dibuka saja sekarang!"

Yolanda menyeringai kecil melihat Sora kebingungan. Dia tahu hadiah dari wanita miskin tidak akan sebanding dengan hadiah yang dibelinya.

"Apa kamu tidak keberatan Sora?" tanya Jerry sedikit mendekatkan wajahnya.

"Si-sil-lahkan." Sora pasrah jika hadiahnya membuat malu. Karena yakin semua orang akan mengolok-oloknya setelah ini. Ah! sudahlah," batin Sora berkata.

"Baiklah sayang. Jangan kwatir apapun itu aku pasti menerimanya." Jerry memberikan senyum ramah. Tentu saja Sora merasa diberi kekuatan.

Jerry benar-benar membuka kado dari Sora di depan tamu undangan. Dia menarik bibirnya kesamping melihat isinya.

"Bukankah itu jam tangan double signed? Dari Patek Philippe Gobbli Milan? Mengapa bisa?" Batin Yolanda berbicara dalam diam menatap jam pemberian dari Sora yang sudah diterima oleh Jerry.

"Terima kasih sayang. Aku sangat menyukainya?" Jerry memeluk Sora sebagai rasa terima kasih karena Sora telah memberikan kado yang paling berharga.

Sora tidak banyak menunjukan ekspresi. Terlalu bahagia, dia cukup bersyukur karena Jerry menerima hadiahnya walau sebuah jam tangan kecil.

Saat keduanya melepaskan satu sama lain setelah berpelukan. Yolanda merebut jam double signed itu dari tangan Jerry. membolak balikan jam tersebut untuk memastikan keasliannya.

Entah apa yang Yolanda temukan tiba-tiba saja menyeringai dalam diamnya.

"Sudah aku duga jamnya palsu. Pantas saja dia mampu membelinya," gumam Yolanda sendiri.

~~~

Sora senyum-senyum sendiri di depan pantulan kaca toilet. Seharusnya seperti itu, ya dia bahagia karena Jerry mau memakai pemberiannya walau hadiahnya tidak seberapa mahal.

Sora menjadi wanita paling bahagia memiliki kekasih tampan, dan sempurna seperti Jerry. Semoga saja tidak ada dusta diantara mereka. Sora selalu berusaha mengimbangi pacarnya itu sekalipun harus menguras tabungannya yang terkumpul selama dua tahun.

Senyum wanita itu tidak mudah memudar walaupun sudah meninggalkan kamar kecil tersebut. Langkah cerianya terhenti ketika melihat Jerry bersama Yolanda tengah berduaan di lorong sepi.

Awalnya Sora tidak ingin memperdulikan semua itu. Ia bertekad menghampiri mereka tetapi, lagi-lagi kakinya membeku mendengar percakapan keduanya.

"Kau benar-benar menyukai jam imitasi itu? Sekilas saja aku tahu kalau jamnya palsu!" ucap Yolanda sinis.

Sora bersembunyi di balik dinding untuk mengetahui percakapan mereka. Dia berharap Jerry membelanya. Tapi semua itu hanya harapan Sora yang hampa. Pemilik mata hanzel menggeleng tak percaya melihat kenyataan di depan mata.

Jerry melepaskan jam yang tadi melingkar indah di pergelangan tangannya.

"Kau pikir aku bahagia memakai jam tidak berharga ini? Aku tidak bodoh Yolanda, benda ini palsu!" Tanpa ragu Jerry membanting jam pemberian dari Sora sampai hancur. Lelaki itu tidak pernah menghargai pemberian kekasihnya.

Astaga!

Hampir saja sora menjerit, dia terlalu terkejut melihat pemberiannya dibuangi. Siapa sangka masih ada kejutan lain di depan matanya.

Tiba-tiba saja Jerry menangkup pipi Yolanda lantas melumat bibir berkilau dengan gairahnya. gairah itu berlangsung lama sampai punggung Yolanda membentur dinding. bibir mereka saling membelit mencecap dan mengabsen rongga mulut.

akh!

yolanda mendesah, Jerry membuat permainan sederhana itu jadi lebih menarik. jujur saja Yolanda sangat mengharapkan tubuh lelaki tampan ini. bahkan dia rela melakukannya di kamar kecil.

Perbuatan Jerry dan Yolanda telah membuat lutut Sora lemas tak bertenaga. Sora berusaha tegar, ia mundur teratur berpangku tangan pada dinding.

Jadi beginilah rasanya dikhianati? Sora ingin menjerit namun tidak kuasa melepasnya.

"Dasar bajingan busuk! Memalukan."

Bruk!

akhirnya Sora terjatuh, ia berusaha bangkit tetapi tubuhnya lemas tak bertenaga.

Dalam benaknya mengingat kembali sikap Jerry akhir-akhir ini. Pantas saja Jerry selalu sibuk jika Sora memintanya bertemu dengan alasan meeting. Tidak menepati janji, mencari-cari alasan untuk tidak bertemu. Rupanya dia telah bermain di belakang dengan Yolanda__direktur MG grup. Oh tidak. Bukan hanya bermain seperti bocah, permainan mereka sangat keterlaluan.

"Kenapa aku bodoh sekali. bahkan aku tidak curiga. jadi mereka sudah melakukan itu di belakangku? si brengsek itu! Tidak tahu pengorbananku!"

"haruskah aku bunuh mereka?" Sora menggeleng memikirkan ucapannya itu, "Mana mungkin aku membunuh melabraknya saja tidak sanggup. bodohnya kamu, Sora!"

Sora terus menyalahkan diri atas pengkhianatan itu. bersusah payah dia meninggalkan semua kehancuran yang ia tinggalkan di balik dinding kamar kecil.

avataravatar
Next chapter