webnovel

Prolog.

Rimbun pohon di pinggir lapangan menutupi bayangan. Sekejap mata membuat mata terasa berat untuk melihat cahaya, terlalu tenggelam dalam gelap.

" Ra! " Sayup terdengar suara suara yang memanggil nama nya.

'Ada apa sih?' tanya Ra dalam hati

" Ra, lu gapapa kan? Woy yang laki tolongin ini! " Az panik setelah melihat temannya itu tersungkur ketika berlari ke arah lapangan tadi. Dengan bergegas banyak anak laki dan guru datang membantu untuk membawa Ra ke UKS

' Oh, gue pingsan toh.'

Setelah dibawa ke UKS, Sa pun membuka matanya. Melihat sekeliling.. didapatinya penjaga UKS—sekaligus kakak kelasnya.

" Udah sadar lu? Mau es teh manis apa es teh manis tawar?"

" Kalo es teh manis nya gue tawar, jadi berapa? " untuk mencairkan suasana ya.. Ra meladeni jokes kakelnya itu sekalian menghilangkan keheningan juga kejenuhan.

" Ya... 2.500 aja lah gan " hmm, cocok kakaknya jadi tukang cilok

Ra menatap kakak kelasnya itu, tak lama mereka pun tertawa bersama. Terlihat bukan bahwa mereka ini KAMRE ( KAUM RECEH ).

Setelah kejadian es teh itu pun obrolan mereka berlanjut ngalor-ngidul memecah keheningan di ruang UKS.

" Oh ya, nama lu siapa?"

" Nama gue Sagara Pandya. Kalo lu sendiri namanya siapa, kak?" Seketika hening, tak ada jawaban dari anak laki-laki itu..

Yang ada hanyalah tatapan mata lekat yang menatap semakin dekat dengan mata Ra. Kakak kelasnya itu bahkan rela menyesuaikan pendeknya Ra yang tengah duduk di pinggir kasur UKS. Semakin dekat, dekat, dan dekat ke arah Ra! Entah mengapa jantung Ra saat ini tak bisa diajak bekerja sama.

" A-apaan sih kak?" Astaga! Ra yakin sekarang mukanya sudah seperti karpet alas untuk orang penting. Dan seakan tak perduli, ia terus mendekatkan wajahnya pada wajah Ra dengan tatapan yang seakan mengunci tubuh Ra agar tak bergerak. Kini Ra dapat merasakan hembusan nafasnya. Wangi permen karet, permen kesukaan Ra. Kemudian Ra pun menutup matanya perlahan dan akhirnya

" HAHAHA! NGAREP APAAN LU, NENG?"

" Sialan! Gue mikir apaan sih?! Malu – maluin aja!" Ra hanya mampu tertunduk malu dan merutuki dirinya sendiri atas apa yang ia pikirkan. Hancur sudah image-nya. Di satu kubu Ra merasa malu sedangkan di kubu yang lain itu merasa bangga bisa menjahili orang.. terutama adik kelasnya. Bahkan ia tertawa hingga terpingkal – pingkal. Setelah puas tertawa, ia kembali melihat adik kelasnya itu. " Imut." Satu kata itu yang terlintas dibenaknya ketika melihat Ra yang sedikit tertunduk malu.

" Kenalin, nama gue Abraham Pradipta. Panggil aja Dipta."

Ia mengulurkan tangannya ke Ra yang masih terduduk di samping kasur UKS dan hanya dibalas tatapan tajam oleh Ra tanpa ada niat untuk membalas, Ra pun langsung membuang mukanya dengan ekspresi jengkel. Dipta hanya mampu terkekeh melihat tingkah laku adik kelasnya itu, lalu ia pun duduk di sebelah Ra. "Maaf deh gue tadi bersikap kaya gitu. Jangan marah ya.. Nanti gua jajanin Es Bang Gondrong deh sama Takoyaki Budhe deh ya." Dipta pun sedikit merendahkan suaranya dan memasang muka memelas, berharap Ra akan menoleh kearahnya. Namun Ra masih belum mau menengok kearahnya, tapi setela dipikir pikir tawaran Dipta cukup menarik.

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Bila ada yang kurang, mohon kritikan dan sarannya! Terima kasih telah membaca.

dranza_az18creators' thoughts