webnovel

Ghazama Kanna

Ghazama adalah seorang remaja yang baik dan cerdas. Saat ini ia duduk dibangku SMA ia memiliki banyak teman masa kecil yang bersekolah digedung tang sama. Salah satu temannya adalah Labib dan juga seorang yang baik dan cerdas. Namun disekolah itu juga ia dipertemukan oleh cinta pertamanya, kata dia. Lalu, ia mencoba dekat pada wanita itu. Ghazama memiliki hal yang sangat ingin ia temukan semacam ingatan yang pernah ada kini menghilang. Dia pernah mengalami jatuh dan terbentur kepalanya, itu membuatnya kehilangan sedikit ingatannya, tidak ada yang sadar akan hal itu sampai sekarang. Bagaimanakah ia akan menemukan hal yang dicari cari selama ini? Dan bagaimanakah kisah cintanya berlanjut disana?

Ghazama · General
Not enough ratings
2 Chs

Bab 2

Kanna tampak sedang berjalan menuju sekolah, pemuda yang melihatnya dengan cepat berlari untuk menyapa "Kanna, selamat pagi!" tersenyum mendekatinya. Kanna sedikit pangling dengan pemuda itu "Pagi, maaf kamu siapa?" lalu wajah pemuda itu tampak gusar "Ini aku tahu! Budi" ia mulai mengingat sesuatu "Ternyata kau, tak ku sangka kau sudah tumbuh secepat ini semakin tinggi dan besar ya!" Budi terlihat sedikit malu "Omong – omong ada keperluan apa kau datang kemari?" tambahnya, "Kau akan segera mengetahuinya Kanna, sampai nanti dikelas. Aku keruang tu dulu ya" pergi meninggalkannya begitu saja. Kanna tak terlalu mengerti dengan ucapannya barusan "Eh!!! Tunggu! Dikelas? Apa maksudmu Budi?"

Bel berbunyi dan semua siswa masuk kelas mereka memulai pelajaran. Kanna kembali ketempat duduknya, guru mulai pelajaran Matematika untuk jam pertama "Hasil penjabaran angka angka ini adalah c = b – 3a" namun dipertengahan penjelasannya, Pak Jima memberikan pengumuman "Oh iya! Anak – anak bapak punya pemberitahuan untuk kalian, bapak akan mengenalkan anak pindahan, Budi! Sudah saatnya, masuklah!" murid – murid mulai bergumam "Padahal kan sebentar lagi ujian akhir semester tapi kenapa baru sekarang?" muncul seorang pemuda besar dan tinggi yang tampan dari balik pintu, Kanna terkejut melihatnya dan mulai mengerti dengan yang dikatakan Budi tadi pagi "Nah, sekarang dia sudah disini. Nak! Cobalah untuk mengenalkan dirimu" sambil menariknya kedepan kelas "Salam kenal semuanya! Aku Budi, keluargaku baru saja pindah dari kediamannya dibali dan sekarang aku juga bersekolah di Jakarta, senang bisa bertemu dengan kalian semua!" lantang sambil tersenyum menatap semua teman sekelasnya "Budi, duduklah ditengah tempat yang kosong itu" Pak Jami menunjuk kearah tempat duduk disebelah kanan tempat duduk Kanna "Baiklah!"

Kanna langsung mencegatnya "Mengapa kau ikut bersekolah kesini Budi?" ucapnya gusar. Budi tersenyum "Bukankah aku sudah bilang, aku kesini untuk menemuimu" Kanna terkejut "Eh!!! Untuk apa kau kemari jika hanya untuk itu, bukankah jurusan sekolahmu sudah sangat cocok denganmu dan akan memudahkanmu saat kuliah nanti"

"Kau memang benar, Kanna. Tapi aku sudah memutuskan untuk mengambil bersamamu disini. Lagipula ini tidak terlalu berpengaruh untuk jurusan yang akan kuambil saat keperguruan tinggi nanti. Jangan khawatir! Kanna aku sudah memutuskannya" meyakinkan Kanna bahwa dia baik – baik saja. Kanna sedikit kecewa "Eh, apa kau bodoh? Ah yasudah terserah kau saja Budi. Sepertinya kau belum berubah, jalan pikirmu itu. Aku hanya akan menyemangatimu saja" dan tidak terlalu mempermasalahkannya. Budi senang "Terima kasih! Inilah yang aku inginkan darimu, Kanna" pelajaran kembali dimulai "Sudahlah Budi kembali ketempat duduk barumu itu, pelajaran akan segera dimulai"

Tiba saat jam istirahat makan siang, Kanna tampak membawa sesuatu dan pergi meninggalkan kelas. Budi mengejarnya "Kanna, apa yang kau bawa dan ingin kemana kau?" Kanna menegaskan "Aku ingin memakan bekalku diatap, kau jangan mengikuti aku terus Budi!" seperti mengerti sesuatu "Oh begitu" Budi kembali kekelas mengambil sesuatu. Kanna heran tapi tetap berjalan keatap menemui Ghazama.

"Ghazama, sekarang kau sudah mendahuluiku sampai disini" menuju kearah Ghazama yang sedang menunggunya. Ghazama menengok kearahnya "Tidak, Kanna sebenarnya kau yang sedikit lebih lambat datangnya. Apa ada sesuatu yang menghambatmu?" tanyanya. Kanna seperti ingin menyembunyikan sesuatu "Tidak, Ghazama tadi aku hanya bertemu dengan teman semasa kecilku. Dan saat ini ia berada dikelas yang sama denganku"

Tiba – tiba pintu dekat atap terbuka, mata keduanya menatap pintu tersebut "Siapa itu?" ucap Ghazama. Budilah yang keluar dari pintu yang tiba – tiba terbuka itu terlihat membawa sesuatu "Sedang apa kau disini Budi?" tanya Kanna "Kau mengenalnya, Kanna?" ucap Ghazama bingung "Iya, dialah orang yang kautanyakan tadi" jelasnya.

"Hehe, begini Kanna tadi kau bilang akan kemari jadi aku kembali mengambil bekalku dan mengikutimu kesini. Kupikir kau akan sendiri, tapi siapa dia?" mendekat kearah Kanna. Ghazama menyampirinya "Salam kenal, aku Ghazama" Budi berhenti dan membalas sapaannya "Aku Budi, senang mengenalmu" menjabat tangannya.

Langsung pergi kearahnya "Aku kesini berniat untuk menemanimu, Kanna" jelasnya. Kanna menatap Ghazama "Budi, maaf bukannya aku tidak mau kau temani. Untuk saat ini aku hanya akan berdua dengannya disini" Ghazama terlihat semangat lagi. Budi melihat Ghazama sebentar "Oh jadi begitu, tapi bukan berarti kau melarangku untuk datang kemari kan, Kanna? Yah, aku tidak akan datang setiap hari. Jadi aku akan datang kapan saja aku mau" jelasnya pada Kanna. Ia tidak tersinggung "Aku tidak keberatan sih, tapi... Yasudah terserah kau saja, Budi" Ghazama menyela pembicaraan mereka "Hei, mengapa kalian mengabaikan aku, yang dari tadi sudah berada disini? Cepatlah kalian makan sebelum bekal kalian menjadi dingin!" mereka memulainya dan saling bertukar makanan "Ghazama, sudah berapa lama kau mengenalnya?" Ghazama langsung menatap Budi "Kami kenal sudah sekitar 1 pekan ini, tapi aku sudah sering melihatnya lalu aku berniat untuk mengenalnya dan sudah sampai seperti ini" bisiknya "Bagaimana jika aku menyatakan cintaku padanya?" Ghazama dibuatnya terkejut "Eh!!! Oh jadi begitu, mengapa kau tidak ikut saja setiap harinya disini menghabiskan bekal bersama kami?" sedikit teriak lalu mencoba untuk tetap tenang kembali. Kanna curiga "Sedang apa kalian bisik – bisik disana? Ghazama! Budi!" mereka kembali "Tidak kami sedang tidak melakukan apapun, kok"

"Ternyata dia adalah orang yang baik, aku jadi tidak terlalu khawatir lagi" batin Budi "Kanna, begini aku ingin kita bertiga selalu menghabiskan bekal bersama disini setiap harinya, bolehkan?" apa yang dikatakannya membuat Kanna kesal "Eh! Kau boleh bertanya pada Ghazama" ucapnya gusar "Bolehkan Ghazama?" menepuk bahu Ghazama "Eh, aku sih tidak apa – apa"

"Dasar bodoh kau Ghazama! Tidak peka sekali kau terhadapku" batin Kanna, mempercepat menghabiskan bekalnya. Ghazama heran "Kanna kau baik saja kan? Kau bisa tersedak jika seperti itu terus, cepat minumlah air milikku!" mengulurkan tangan memberikan sebotol air minum miliknya. Kanna memalingkan wajahnya "Hm!" dan mengambil air itu setelah selesai menghabiskan bekalnya "Terima kasih makanan dan minumannya! Aku pergi dulu sekarang" lalu pergi begitu saja meninggalkan kotak bekalnya "Kanna, kau melupakan kotak makanmu!" ucap Ghazama, dia kembali mengambilnya "Terima kasih, selamat tinggal!"

"Hei Budi! Apa kau tahu mengapa tiba tiba ia bersikap aneh seperti itu" tanyanya kepada Budi "Hhha! Tidak, dalam hal ini aku tidak akan membantumu Ghazama lakukan dan cari tahu sendiri" sedikit mentertawainya. Ghazama sedikit kesal "Sial! Apa sih yang sebenarnya terjadi disini? Ah sudahlah, itu sebaiknya aku kesampingkan dulu. Hari ini aku harus berhasil mengajak mereka belajar bersama, hari sabtu dirumahku" batin Ghazama.

Begitu mereka selesai dengan makanannya "Budi, hari sabtu apa kau sibuk? Aku ingin mengajakmu datang kerumahku, untuk belajar bersama. Aku ingin menjadi nomor 1 lagi dikelas, tentu saja aku akan mengajak sainganku. Ini akan menjadi adil!" ucap Ghazama mengajaknya. Budi terdiam sebentar "Baiklah, aku akan ikut. Apa kau juga mengajak Kanna?" tanya Budi padanya "Tentu saja, setelah ini aku akan kekelas kalian. Lagipula ini belum waktunya pelajaran dimulai" jelas Ghazama, "Bagaimana kalau hari ini aku akan mampir kerumahmu?" ucapnya bertujuan untuk mengetahui lokasi rumah Ghazama "Untuk apa Budi?" tanya Ghazama lagi, "Tentu saja, agar besok aku bisa datang kerumahmu dengan mudah kalu sudah mengetahui lokasinya" jelasnya "Oh jadi begitu maksudmu, pulang sekolah aku tunggu kau digerbang sekolah! Sampai nanti, aku akan ketempat Kanna berada!"

Ghazama pergi meninggalkannya, lalu datang kekelas dimana Kanna berada "Aku harus cepat, sebelum pelajaran dimulai. Aku ingin mengajaknya sendiri, tanpa mengandalkan Budi" batinnya. Kanna melihat seorang yang bukan dari kelasnya masuk keruang kelasnya "Ghazama?" Lia bingung dengan reaksi Kanna "Apa kau mengenalnya, Kanna?" tanya Lia. Ghazama sudah berada diantara mereka "Lia, laki – laki ini adalah teman baruku yang pernah aku ceritakan kepadamu, Ghazama" Ghazama terkejut setelah mendengar nama "Lia? Apa dialah gadis yang waktu itu dibicarakan Labib ya?" batinnya "Aku Ghazama senang bertemu denganmu!" sapanya "Aku Lia, senang juga bertemu denganmu. Aku sering mendengar banyak tentangmu dari Kanna. Tetapi tidak mengira akan mengenalmu secara langsung" sapanya juga "Ghazama, dari kelas sebelah? Berarti dia adalah sahabatnya Labib, yang pernah ia ceritakan. Mungkin aku akan mulai mendekati Labib melaluinya" batin Lia.

"Kanna, begini apa kau sudah baik saja? Maaf soal tadi, walau aku tidak terlalu mengerti masalahnya sih" ucapnya merasa sudah membuat Kanna kesal "Iya aku sudah lebih baik. Aku juga tidak ingin kesal seperti tadi. Kau tidak perlu meminta maaf, akulah yang salah pergi begitu saja. Maaf ya, omong omong kau kesini ada keperluan apa? Tidak mungkin kan kau hanya ingin bilang begitu saja" tegas Kanna "Oh jadi kalian pacaran" ucap Lia meledek mereka "Tidak kok, hubungan kami bukan seperti itu. Yasudah begini saja, besok aku ingin mengajakmu belajar bersama dirumahku. Aku juga mengajak Budi, dan nanti dia akan kerumahku dahulu agar mengetahui lokasi rumahku untuk memudahkanmu besok" jelas Ghazama "Untuk memastikannya aku juga mengajak Lia" batinnya "Oh iya, Lia! Aku juga akan mengajakmu, apa kau sibuk?" ajaknya serius "Eh, kau mengajakku? Besok sih aku tidak sibuk" ucap Lia padanya "Ikutlah, kumohon!" Kanna cemburu melihatnya "Yasudah jika kau bersikeras mengajakku" ucap Lia menerimanya "Yes! Sepertinya lancar" batin Ghazama.

"Bodoh, apa apaan sih Ghazama padahal dia sudah mengajakku. Apa dia menyukai Lia?" batin Kanna "Baiklah, Ghazama aku juga akan ikut. Hm!" ucapnya gusar. Ghazama malah tidak menyadarinya "Yasudah, jam 10 pagi datanglah kerumahku!" langsung kembali kekelasnya.

Setelah sampai dia langsung ketempat Labib berada ia terlihat sedikit murung "Labib, sedang apa kau terlihat tidak bersemangat seperti itu?" tanyanya "Ah, tidak aku tidak apa apa. Aku hanya sedang tidak ingin berdebat denganmu Zama" jawabnya begitu dingin bagi Ghazama "Aku memang penasaran dengan sikap anehmu ini Labib. Aku ingin kau ikut belajar bersama lagi dirumahku, kau tidak keberatan bukan? Oh iya, kau bisa menceritakan masalah yang sedang kau alami saat ini juga. Aku akan mendengarkanmu" tegasnya pada Labib "Tenang saja Ghazama, aku akan memberitahukanmu kalau terjadi sesuatu. Kau tidak perlu khawatir, aku juga akan ikut belajar bersama denganmu seperti biasanya. Tetapi ingat kali ini akulah yang akan berada diperingkat teratas" Labib kembali semangat dan terus saja seperti biasa mencoba untuk selalu bersaing dengannya. Bel berbunyi tanda pelajaran dimulai "Yasudah, bel sudah berbunyi ayo kita selesaikan dulu pelajaran hari ini"

Mereka kembali ketempat duduknya masing masing dan pelajaran dimulai.

Sabtu siang, mereka khususnya Kanna, Lia dan Budi sudah sampai Ghazama.

"Oh kalian rupanya, tunggulah sebentar aku akan menyiapkan tempatnya dulu" Ghazama membuka pintu lalu menunjukkan ruang tamu.

Setelah beberapa menit ia keluar dari kamarnya "Silahkan masuk kita akan belajar dikamarku" menyilakan semua tamunya masuk, "Kita mulai saja belajarnya, dimulai dari membaca buku selama 20 menit saja sambil menunggu temanku dia mungkin akan segera datang" terus Ghazama membuat Lia terlihat sedikit kaget. Mungkin, Lia memikirkan bahwa yang akan datang adalah Labib.

Tidak lama kemudian, ada yang mengetuk pintu.

"Iya sebentar" Ibunya Ghazama menuju pintu untuk membukakannya.

"Permisi ibu, maaf mengganggu saya juga ingin ikut belajar disini" senyum lelaki itu sopan

"Oh dik Labib, silahkan masuk mereka ada dikamarnya" menunjukkan kamar Ghazama, "Dik Labib sudah datang cepat bukakan pintunya" sambil mengetuk pintu, "Iya bu sebentar" membukakan pintu.

"Masuklah, lihat sudah ramai bukan"

Labib sedikit bingung dengan orang orang yang datang tapi dia berkomitmen untuk tidak memikirkan apapun saat itu kecuali belajar.

Tiba tiba suasananya menjadi sedikit canggung dan sunyi. Kanna menyadarinya dan memulai pembicaraan, "Kalian membosankan, bukankah kita kesini untuk belajar bersama tapi kalau begini sama saja belajar sendiri"

"Bukankah tadi kita akan membaca buku selama 20 menit, bahkan sekarang baru 13 menit kita membaca" saut Budi serentak mereka tertawa sedangkan itu membuat Kanna tersipu malu, "Eh, apakah benar begitu?" Labib bertanya.

"Tentu saja kau baru tahu karena kau baru saja datang" ucap Ghazama,"Yasudah, aku akan membuatkan cemilan dan minuman kalian mengobrolah dan lanjutkan saja membacanya" tambahnya dan keluar dari kamar.

"Mau apa kau?" tanya ibunya melihat ia keluar kamar.

"Aku ingin mengambilkan beberapa cemilan dan minuman untuk teman temanku bu"

Lalu ia segera kembali ke kamarnya.

Mereka terlalu serius belajarnya itu bagus dan itu membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.

"Kita akhiri ya untuk hari ini, sudah malam. Makan malamlah disini, kabarkan orang tua kalian dulu" tawar Ghazama

Labib dan Lia "Maaf, aku akan ada urusan dirumah dan harus segera pulang" ucapnya bersamaan

"Oh baiklah, hati hati dijalan"

Sedangkan Budi dan Kanna yang masih tinggal ikut makan malam disana.

"Terima kasih kalian sudah datang, sabtu depan datang lagi ya seperti tadi" ucap Ghazama

"Kamilah yang seharusnya berterima kasih" ucap Kanna

Ghazama mengantar mereka sampai depan rumah dan mereka kembali kerumahnya masing masing.