42 Yuk Kita Makan Bareng

"Ethan! Ada yang mencarimu! Katanya dari agensi kamu!" Ethan yang sedang duduk membacakan script naskah untuk adegan nanti siang, menoleh ke arah kru yang memberitahukan hal tersebut.

Lokasi syuting Pria Istriku memang tertutup, tidak bisa sembarang orang untuk masuk ke dalamnya, jika ada yang berkeperluan untuk datang, orang itu harus melapor terlebih dahulu.

Mi Sun yang selalu berada di samping Ethan mengerutkan keningnya, jika seseorang dari agensi mereka membutuhkan sesuatu dari Ethan, mereka bisa saja menghubungi Ethan atau dirinya, yang merupakan manajer dari Ethan.

"Apa orang dari agensi meneleponmu?" tanya Mi Sun ketika Ethan telah meletakkan naskah yang dia pegang dan siap untuk berdiri, menghampiri orang itu.

"Ah," Ethan menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum canggung, "Aku meninggalkan handphoneku di mobil,"

"Sudah berapa kali noona bilang untuk tidak meninggalkan handphone kamu di mobil!" ucap Mi Sun memperingatkannya lagi.

"Iya iya! Aku tidak akan melakukannya lagi! Lagi pula, mereka bisa menghubungi noona jika aku tidak mengangkat telepon mereka," ucap Ethan lagi.

"Sigh… lain kali jangan lupa lagi! Ayo kita pergi menemui orang itu, noona penasaran siapa yang datang menemui kamu," ucap Mi Sun.

Ethan dan Mi Sun akhirnya pergi bersama untuk melihat siapa yang datang menemui Ethan, tapi keduanya terkejut ketika bertemu dengan seorang wanita yang tersenyum kepadanya.

"Oppa," ucap wanita itu sambil melambai-lambaikan tangannya.

Kru keamanan yang menahan wanita itu menengok ke arah lambaian tangan wanita itu, setelah Ethan mengangguk, kru itu meninggalkan mereka.

"Ara, ada apa?" tanya Ethan menghampiri wanita itu.

"Aku kebetulan aja lewat sini dan mengingat lokasi syuting oppa ada di sekitar sini, jadi sekalian aku mampir," jawab Ara.

"Aduh, masih pagi-pagi udah dengar omong kosong," jawab Mi Sun yang mendengar alasan Ara. Mi Sun bisa melihat dengan jelas bahwa wanita itu sengaja datang kemari.

Ara hanya melirik Mi Sun dan mengabaikannya, "Oppa udah makan siang? Yuk kita makan bareng," ajak Ara.

Ethan menatap Mi Sun seakan memberikan peringatan, dia memang memikirkan bahwa Ara hanya basa basi saja ketika mengatakan itu, tapi wanita itu tidak terlihat seperti sedang berbohong, jadi mungkin dia memang kebetulan sedang ada urusan di sini.

"Maaf Ara, tapi aku harus stand by di lokasi syuting sampai malam," tolak Ethan.

Ara menggembungkan pipinya, pura-pura ngambek.

"Kalau begitu, oppa harus menemaniku seharian besok," ucapnya lagi.

Ethan awalnya ingin menolak, karena terakhir kali dia pergi bersama Ara, Ara mengantarnya ke sebuah klub dengan pelayan pria yang hanya memakai celana pendek, dia bahkan menyuruhnya untuk berganti pakaian seperti itu.

Tapi ketika melihat Ara yang sepertinya memohon padanya, Ethan tidak bisa untuk menolaknya.

"Besok Ethan sibuk," jawab Mi Sun tiba-tiba sebelum Ethan membuka mulutnya.

Ara menatap Mi Sun dengan tatapan tidak suka, "Ahjumma*, jangan membohongiku! Aku sudah tahu bahwa besok Ethan oppa tidak memiliki jadwal!"

(*wanita yang sudah menikah, atau wanita paruh baya)

"Ahjumma? Wah, matamu sudah rabun ya? Mau kuantarkan periksa ke dokter mata? Aku masih muda tahu! Lagipula aku tidak berbohong, besok adalah ulang tahun paman Ethan dan Ethan sudah janji untuk menghadirinya, tentu saja acara tersebut untuk ke.lu.ar.ga!" ucap Mi Sun, sengaja menekan kata terakhir.

Ethan menatap Mi Sun, seingatnya besok bukan ulang tahun papanya Mi Sun yang merupakan pamannya juga.

"Apakah Mi Sun noona sengaja berbohong?" pikir Ethan.

"Apakah begitu, oppa?" tanya Ara kepada Ethan.

Lagi-lagi sebelum Ethan bisa membuka mulutnya, suara Mi Sun sudah terdengar lagi.

"Wah! Kamu tidak mempercayaiku? Kamu pikir aku berbohong?! Anak ini tidak tahu sopan, ya!

"Ahjumma! Aku sedang bicara dengan Ethan oppa, tahu! Kamu dari tadi bicara terus, bisa diam, nggak?!" tanya Ara yang mulai kesal karena Mi Sun terus menyela percakapan mereka. Dia kan sengaja kemarin karena ingin ngobrol dengan Ethan oppa, kenapa ahjumma ini terus mengganggu mereka?!

"Kenapa?! Ini bibirku kok! Terserah aku mau berbicara atau tidak! Kalau kamu tidak menyukainya, sana pergi!" semprot Mi Sun. Setelah mengetahui wanita itu terus menempel pada Ethan, dan bahkan alasan kemungkinan Ethan tidak mendapatkan pekerjaan setelah memenangkan penghargaan Best New Actor, tidak ada alasan bagi Mi Sun untuk bersikap baik padanya.

"Ah, di sini kamu rupanya, Ethan, sutradara mencarimu," tiba-tiba seorang pria datang menghampiri mereka. Ethan mengenalnya, dia adalah salah satu kru. Ethan hanya bisa bernafas lega dan memandang kru itu dengan tatapan berterima kasih. Jika perdebatan mereka berlanjut, Ethan tidak tahu apa yang akan terjadi.

Apalagi karakter Mi Sun yang memang terang-terangan, pandai mengumpat dan tidak mau kalah. Dia khawatir Mi Sun akan terlibat masalah jika dia terus berkata kasar pada Ara yang merupakan anak salah satu pemegang saham agensinya.

"Ah, baik. Maaf ya, Ara, tapi hari ini dan besok aku tidak bisa menemani kamu," ucap Ethan dengan tatapan rasa bersalah, tentu saja tatapan itu hanya akting.

"Ara? Wah ternyata benar, kamu Ara," ucap staf yang memanggil Ethan tiba-tiba. Dia datang mendekat untuk melihat wajah wanita itu dari dekat.

"Ethan! Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu mengenalnya!" ucap pria itu.

"Hyung mengenal Ara?" tanya Ethan dengan heran.

"Tentu saja! Dia adalah selebgram dengan jutaan followers! Banyak yang mulai mengikutinya ketika fotonya yang viral dengan caption wanita tercantik di Universitas Eco. Aku gak nyangka aslinya ternyata lebih cantik," ucap pria itu.

"Ehem, apa kita bisa salaman? Ah tidak, foto bareng saja. Bisakah kita foto bareng?" tanya pria itu, mencoba keberuntungannya. Jika Ara mengizinkan, dia akan memamerkan foto itu ke teman-temannya yang lain.

"Ah iya, boleh," ucap Ara sambil tersenyum. Pria itu kemudian meminta Ethan untuk memotret mereka berdua.

"Makasih ya, Dewi Ara, hwaiting*! Saranghae!" ucap pria itu sambil membentuk hati dengan telunjuk dan jempolnya.

(* semangat)

"Oppa juga, hwaiting! Saranghae!" balas Ara menirukan pria itu.

"Ck, dasar palsu!" ucap Mi Sun pelan ketika melihat pemandangan di depannya. Ethan yang mendengar hal tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalau gitu aku pergi dulu ya, sampai nanti," ucap Ara, kemudian berjalan menuju ke arah mobilnya.

"Ayo pergi," ucap pria itu setelah Ara menghilang dari pandangannya.

"Kamu duluan saja, ada sesuatu yang harus kami ambil di mobil dulu," jawab Mi Sun.

"Oh baiklah, cepat ya!" ucap pria itu kemudian langsung pergi, berniat memamerkan kepada kru pria yang lain tentang pertemuannya dengan dewi Ara

Setelah melihat pria itu pergi, Ethan menatap Mi Sun dan bertanya, "Ada apa noona?"

Jika Mi Sun hanya ingin mengambil handphone miliknya, Mi Sun bisa saja pergi sendiri, tidak perlu mereka berdua yang mengambilnya, jadi pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Mi Sun.

"Dasar bodoh! Kamu yang gini aja peka!" ucap Mi Sun sambil memukul lengan Ethan.

"Aw, sakit! Ada apa? Kenapa kamu memukulku!" tanya Ethan setelah berhasil menghindari tangan Mi Sun.

"Karena kamu bodoh! Kalau kamu tidak suka untuk menghabiskan waktu dengan si j*lang itu, ya cari alasan saja untuk tidak menemuinya! Kamu tadi pasti akan mengiyakan untuk bertemu besok jika aku tidak menyela pembicaraan kalian, kan?" tanya Mi Sun, ingin mengkonfirmasi intuisinya.

"Yah… aku pikir tidak ada salahnya untuk menghabiskan waktu dengannya. Lagi pula bukannya dulu noona menyuruhku untuk bertemu dengannya?" tanya Ethan.

"Ya itu sebelum aku tahu bahwa dia adalah j*lang. Pokoknya, kamu harus hati-hati! Jangan berurusan dengan j*lang itu, mengerti? Tidak semua orang sebaik yang kamu kira, kenapa kamu bisa sepolos ini sih? Tidak bisa melihat sifat asli orang lain? Kamu bahkan percaya bahwa j*lang itu kebetulan sedang lewat di sini, kan?" ucap Mi Sun yang mengkhawatirkan Ethan.

Ethan terdiam dan memikirkan perkataan Mi Sun lagi, apa benar dia sepolos itu dan tidak bisa melihat Ara yang bersikap palsu dan ada maunya? Sepertinya Ara tidak begitu deh.

"Sepertinya noona hanya berlebihan, lagipula aku bisa melihat sifat asli seseorang, tahu!" pikir Ethan yang mengingat kembali wanita itu. Wanita yang terasa transparan di matanya, dia bisa mengetahui bahwa ekspresi yang dikenakan wanita itu adalah palsu.

Tapi Ethan memutuskan untuk diam saja, membiarkan Mi Sun untuk terus menasehatinya sampai akhirnya dia berhenti sendiri.

Kalau begitu, apakah akting Carolina buruk? Tentu saja tidak.

Yang sebenarnya terjadi adalah Ethan sudah terlanjur melihat sifat asli Carolina yang berkata kasar waktu itu dan sedikit mirip dengan Mi Sun, sehingga dia menyangkal wanita seperti itu bisa tersenyum manis kepada orang lain seperti Mi Sun.

Tapi Ethan tidak menyadari hal tersebut. Dia hanya mengira, dia pandai membaca sifat seseorang...

avataravatar
Next chapter