50 Keliling Kantor NamTech

Berbeda dengan waktu pertama kalinya Ethan masuk kerja, dia sangat bersemangat ketika membaca dokumen-dokumen penting yang harus dia baca sebagai pemimpin NamTech. Tapi saat ini dia tiba-tiba menjadi malas untuk membaca dokumen-dokumen yang berada di depannya.

Dia melirik jam tangannya, tapi jam tersebut masih menunjukkan pukul 10:05. Masih ada sekitar 1 jam baginya untuk menghadiri pertemuan dengan Qi Inc di hotel A.

"Ngapain ya biar seru," pikir Ethan, dia lalu mengeluarkan handphonenya untuk menghubungi Mi Sun, tapi setelah beberapa kali dihubungi, Mi Sun tidak menjawab teleponnya. Dia lalu mulai menscroll nama-nama kontak yang berada di di aplikasi kakao dan line, tapi kontaknya itu hanya berisi nama-nama selebriti yang pernah bekerja sama dengannya, kayaknya tidak pantas untuk menghubungi mereka hanya karena dia sedang bosan.

"Oh iya, aku bisa memanggil anak magang itu kemari," pikir Ethan tiba-tiba. Wanita itu tidak akan mengabaikannya jika berada di ruangannya, kan?

Tapi baru saja Ethan akan memencet tombol interkom untuk menyuruh Agung, dia langsung menarik kembali tangannya.

"Bagaimana jika dia sedang sibuk dan melemparkan tatapan tajamnya lagi jika aku memanggilnya kemari tanpa alasan yang bagus," pikir Ethan lagi.

Dia sudah menyuruh Carolina untuk memeriksa perusahaan-perusahaan yang ingin bekerja sama dengan NamTech, dan tidak ada yang salah dari laporan yang diberikan oleh Carolina. Jika dia memanggilnya hanya untuk mengatakan bahwa wanita itu sudah bekerja dengan baik, bukankah wanita itu kesal karena sudah membuang waktunya?

Tadi dia beruntung karena ada satpam yang membuat tatapan Carolina menjadi seperti semula, bagaimana jika selain hacker, wanita itu sebenarnya juga pembunuh bayaran?

"Bagaimana jika wanita itu membunuhnya karena dia kesal aku memanggilnya tanpa alasan yang bagus dan aku terlambat untuk memanggil bantuan? Waktu itu aku tidak mengenal identitasnya dan tatapannya, aku hanya tahu dia wanita yang jago mengumpat," pikir Ethan lagi yang mulai membayangkan skenario drama dengan genre thriller.

"Tapi aku saat ini sedang tidak mood untuk membaca dokumen-dokumen ini, hmm… oh iya! Aku kan bisa jalan-jalan keliling kantor ini, sekalian menyapa para karyawan," pikir Ethan yang akhirnya menemukan sebuah ide.

Minggu lalu dia sama sekali hanya menghabiskan waktunya di ruangannya tanpa bertemu dengan karyawan lain, mereka bahkan mengetahui identitasnya dari media. Bukankah seorang pemimpin yang baik harus dikenal dan mengenal karyawannya?

Setelah memutuskan hal tersebut, Ethan langsung bangkit berdiri dari kursi kulitnya dan keluar dari ruangannya, Agung yang melihat Ethan keluar dari ruangannya sedikit terkejut.

"Ada apa, pak Ethan?" tanya Agung yang berdiri dari tempat duduknya.

"Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar keliling kantor ini, aku belum pernah melakukannya ketika telah tiba di sini, biar sekalian aku menyapa para karyawan," jawab Ethan.

"Apa pak Ethan perlu ditemani?" tanya Agung menawarkan diri.

���Tidak usah, kamu bisa kembali bekerja, oh ya, para karyawan udah tahu kan aku sekarang jadi pemimpin sementara perusahaan atau mereka mempercayai press release yang kamu lakukan sebelumnya?" tanya Ethan yang tiba-tiba penasaran. Jika mereka sudah mengetahuinya, dia bisa menyapa mereka layaknya seorang pimpinan. Jika belum, dia harus memperkenalkan dirinya lagi.

"Mereka sudah mengetahuinya tapi pak Ethan bisa tenang karena aku sudah membuat seluruh karyawan untuk menandatangani NDA (Non Disclosure Agreement) untuk tidak memberitahu bahwa pak Ethan adalah ceo perusahaan ini sampai pihak perusahaan yang mengumumkan hal tersebut terlebih dahulu," ucap Agung.

Ethan mengangguk puas setelah mendengar hal tersebut. Itu artinya berita tentang dia yang menjadi ceo tidak akan muncul lagi, yah… kecuali dia di foto kembali oleh paparazi. Tapi kesempatan hal itu terjadi kemungkinannya kecil karena orang-orang harus membuat janji temu terlebih dahulu sebelum datang ke NamTech.

Kalaupun sampai dia di foto oleh orang lain, selama namanya dan NamTech ditulis bersamaan, postingan tersebut akan hilang. Oh ya, dia belum menanyakan alasan orang itu melakukan hal tersebut.

"Oh baik, kalau begitu aku jalan-jalan sebentar dulu, ya!" ucap Ethan. Agung hanya mengangguk dan duduk kembali untuk mengerjakan tugasnya.

Setelah sampai di lift, Ethan bingung dia harus pergi ke lantai berapa.

"Oh ya, wanita itu kan ada di lantai 4*," pikir Ethan yang langsung menekan tombol 4.

(Kemarin typo gaes, lantai tempat carol berada itu lantai 4 xD)

Setelah pintu itu kembali terbuka di lantai 4, Ethan keluar dari lift dan menengok ke kiri dan ke kanan, mencoba mengingat ke mana Carolina pergi tadi, tapi karena pintu lift tadi langsung tertutup sebelum dia bisa melihat ke mana Carolina pergi, Ethan memutuskan untuk pergi ke arah kanan, sekalian jalan-jalan melihat apa yang ada di lantai 4.

"Pa-Pagi pak Ethan," sapa seorang karyawan ketika berpapasan dengan Ethan. Ethan yang saat ini memiliki rambut berwarna merah terlihat sangat mencolok, dan karyawan itu sudah melihat foto Ethan sebelumnya.

"Pagi juga, kamu…?" tanya Ethan, mencoba mencari tahu siapa orang itu.

"Namaku Rei pak Ethan, dari tim pengembangan aplikasi mobile," ucap karyawan yang bernama Rei itu memperkenalkan dirinya.

"Semangat kerjanya, ya, pak Rei," ucap Ethan sambil mengepalkan tangannya ke atas.

"Ah iya, makasih pak Ethan," jawab Rei kemudian pergi berlalu.

Ethan kembali melakukan perjalanannya untuk keliling kantor NamTech, dia membuka setiap pintu yang dia temukan dan menjulurkan kepalanya untuk melihat apa yang berada di balik bilik kantor. Dia bertingkah seperti anak kecil yang penuh rasa ingin tahu.

Para manajer yang mendapatkan ruangan khusus hendak memarahi siapa yang berani membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, tapi begitu melihat yang membuka pintu adalah seorang pria berkulit putih dengan rambut merahnya, mereka langsung menyapa orang itu, menelan ocehan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Ethan hanya menyapa mereka, menanyakan nama mereka dan tersenyum memberikan semangat. Hal itu juga dia lakukan kepada karyawan yang dia temui.

""Pak Andi, ini fungsi yang pak Andi suruh buat udah jadi," tiba-tiba Ethan mendengar suara yang familiar. Dia mempercepat langkah kakinya dan akhirnya sampai di sebuah ruangan yang lagi-lagi dipisahkan oleh sebuah bilik. Dia lagi-lagi menjulurkan lehernya dan akhirnya menemukan wanita itu.

"Jadi disini ruangannya," pikir Ethan. Dia kemudian melihat seorang pria yang sepertinya atasan Carolina berbicara padanya, Ethan tidak terlalu mengerti apa yang mereka bicarakan karena mereka menggunakan istilah yang tidak dia ketahui.

"Ah, baik," Ethan kemudian melihat wanita itu kembali sibuk dengan komputer yang berada di depannya.

"Sepertinya dia saat ini lagi sibuk, untung saja aku tidak menyuruh Agung untuk memanggilnya datang ke ruanganku," pikir Ethan yang melihat Carolina mengetikkan sesuatu di keyboard.

"Kyaa!" tiba-tiba terdengar seseorang yang menjerit, Ethan yang tenggelam dalam pikirannya kembali sadar dan menatap seorang wanita yang telah berdiri dari tempat duduknya, menutup mulutnya, dan sedang menatap ke arahnya.

Orang-orang yang tadinya sedang sibuk, kini mulai berdiri dari tempat duduknya setelah melihat siapa yang mendatangi mereka

"Halo," sapa Ethan akhirnya, melambaikan tangannya.

"Ethan op- pak Ethan, aku benar-benar fans sama pak Ethan! Aku gak nyangka suatu hari bisa ketemu sama op- pak Ethan," ucap Desi yang masih menutup mulutnya karena tidak percaya suatu hari bisa bertemu dengan idolanya, tapi karena ini masih berada di kantor, dia mencoba untuk terlihat profesional dengan tidak memanggil bosnya dengan sebutan oppa.

"Iya, makasih," jawab Ethan sambil tersenyum.

"Bo-Boleh foto bareng gak, op- pak Ethan?" tanya Desi, memberanikan dirinya.

"Buat kenang-kenangan aja kok, aku sudah menandatangani NDA, jadi aku tidak akan mengepostnya di sosmed," lanjutnya lagi.

"Boleh," jawab Ethan. Desi kemudian segera keluar dari ruangan itu dan menghampiri Ethan untuk melakukan selca. Karena Ethan adalah bosnya, Desi tidak berani untuk memeluk atau meminta dipeluk oleh Ethan, jadi dia hanya berpose biasa saja sementara Ethan hanya menunjukkan tanda v dengan jarinya sambil tersenyum.

Andi yang melihat bahwa seorang ceo datang berkunjung ke ruangan kerja timnya, langsung berdiri dan menghampiri Ethan. Meski deadline sedang mengejarnya, dia tidak boleh tidak menyapa bos besar yang sedang berkunjung, bukan?

Anggota tim yang lainnya juga melakukan hal yang sama, mengulurkan tangan mereka untuk bersalaman dan memperkenalkan dirinya.

Carolina yang melihat keributan yang ditimbulkan oleh kedatangan Ethan, tidak ikut-ikutan seperti yang lainnya, dia awalnya hanya duduk saja ketika Desi meminta foto bareng Ethan, tapi setelah Andi dan yang lainnya mulai menghampiri Ethan untuk bersalaman, dia akhirnya berdiri juga dari kursinya, tapi tidak menghampiri pria itu.

"Kalau boleh tahu, kenapa pak Ethan datang ke sini?" tanya Andi, setelah tidak ada orang yang bersalaman dengan Ethan lagi.

Yang lainnya menatap Ethan dengan penasaran, kenapa si bos besar sampai datang ke ruangan mereka.

"Aku ingin menemuinya," jawab Ethan polos sambil menunjuk Carolina.

avataravatar
Next chapter