45 Diretas

"Baik, sebentar ya, pak Ethan," ucap Agung yang menaruh handphonenya di atas meja, menekan tombol speaker agar dia bisa mendengar suara Ethan dan memencet nomor lewat interkomnya.

"Halo, pak Agung, ada apa?" tanya seseorang ketika panggilan Agung telah dijawab.

"Halo pak, aku ingin menanyakan sesuatu…" belum sempat Agung melengkapi perkataannya, tiba-tiba orang itu langsung memotong.

"Maaf pak Agung, bisakah mengatakannya secara to the point aja? Saat ini kondisi tim kami sedang darurat," ucap orang itu.

"Apakah pak Nam atau ibu Wang menginstruksikan sesuatu mengenai nama NamTech yang muncul di trending topic suatu sosmed?" Agung langsung mengatakannya secara to the point pertanyaannya.

"Dasar bodoh! Gue gak mau tau ya! Kalian harus berhasil menemukan jejaknya!" Agung bisa mendengar bahwa orang yang menjawab teleponnya sedang marah-marah.

"Ah maaf pak Agung, apa tadi yang bapak tanyakan? Ah instruksi pak Nam atau ibu Wang ya? Tidak ada kok, mereka tidak menginstruksikan apa-apa," jawab orang itu yang kembali berbicara dengan Agung.

"Kalian tidak boleh pulang kalau belum ketemu!" lanjut orang itu lagi yang masih dapat didengar oleh Agung

"Oh begitu," jawab Agung.

"Ada apa? Sepertinya hal gawat sedang terjadi," Ethan yang bisa mendengar pembicaraan mereka karena Agung mengaktifkan speaker di interkomnya juga

"Ah kamu..." orang itu sedikit terkejut ketika mendengar suara yang belum pernah dia dengar sebelumnya.

"Aku Ethan, ceo sementara NamTech," jawab Ethan, memperkenalkan dirinya.

"Jadi, apa yang terjadi?" lanjut Ethan lagi.

"Ah, itu…," orang itu terdengar sedikit ragu-ragu ketika ingin mengatakannya. Jika hanya Agung sendiri yang mendengarnya, itu tidak masalah. Dia bisa memohon kepada Agung untuk tidak mengatakannya kepada bos.

Tapi ternyata si bos telah mendengar ucapan mereka.

"Mati gue mati! Apa gue bakal dipecat ya? Ah, cicilan rumah dan mobil masih banyak juga, belum lagi 3 anak gue yang masih sekolah. Eh bentar, ini kan bukan murni kesalahan di kami, tapi kesalahan departemen IT Security" pikir orang itu yang merupakan manajer tim khusus untuk mencari tahu rahasia-rahasia perusahaan yang ingin bekerja sama dengan NamTech.

Masalah saat ini yang terjadi bukan karena kelalaian mereka.

"Katakan saja!" ucap Ethan lagi, membuat orang itu sedikit takut.

"Sepertinya… server NamTech diretas," ucap orang itu. Dia lalu menjelaskan bahwa manajer cyber security* tiba-tiba menghubunginya untuk meminta tolong untuk menelusuri jejak pengguna lain yang tidak diketahui tiba-tiba masuk ke dalam server mereka. Server mereka sedang diretas!

(* perlindungan sistem yang langsung terhubung ke internet. Namun tidak hanya di dalam jaringan saja, bentuk keamanan ini juga dapat melindungi perangkat keras, perangkat lunak, serta data-data di dalamnya dari serangan cyber)

Sementara orang-orang dari cyber security mencoba untuk mencari tahu apa saja data-data yang di curi dan meningkatkan keamanan mereka, tapi karena mereka kekurangan orang, mereka meminta tim khusus untuk membantu mereka.

"Apa?! Kita diretas lagi?! Kamu tahu ini kondisi yang gawat, kan?!" tiba-tiba Agung menaikan suaranya. Mereka dulu juga pernah diretas, tapi syukurlah tidak ada data yang bocor atau dicuri oleh orang itu, sepertinya orang itu hanya ingin menguji kemampuannya untuk meretas NamTech.

Sejak kejadian itu, keamanan di NamTech lebih ditingkatkan. Mereka bahkan mempekerjakan orang-orang baru dengan kemampuan lebih yang tentunya dibayar lebih agar sistem mereka tidak diretas lagi.

Image perusahaan yang sistemnya diretas atau bahkan data-datanya sampai bocor tentu saja akan menjadi buruk di mata orang-orang, karena data-data tersebut memuat informasi pribadi mereka yang berharga.

Tapi saat ini, NamTech kembali diretas lagi. Ini bahkan kondisi yang lebih gawat daripada nama perusahaan dan ceo mereka yang trending topic di sosmed!

"Agung, tenanglah!" tegur Ethan karena Agung tiba-tiba menjadi panik. Meski tidak terlalu begitu paham, tapi Ethan sedikit-sedikit bisa mengetahui bahwa ini adalah masalah yang serius.

"Jadi? Apa saja yang telah dicuri oleh orang yang meretas NamTech?" tanya Ethan, berusaha untuk tenang dan menunjukkan kewibawaannya.

"Itu… Informasi terakhir, hacker itu hanya menghapus berita di website dan sosial media kita mengenai pak Ethan yang datang ke NamTech, selebihnya, tim cyber security masih mencari tahu," ucap orang itu.

"Apakah tim kamu masih belum berhasil melacak orang tersebut?" tanya Ethan lagi.

"Ah… iya," ucap orang itu dengan nada bicara pelan. "Tapi kami saat ini sedang berusaha keras untuk melacaknya, jadi pak Ethan tenang dulu. Kami pasti akan menemukan orang yang sudah meretas NamTech!" lanjut orang itu. Dia bersumpah akan lembur bersama anak buahnya sampai menemukan identitas orang yang meretas NamTech!

Jika mereka tidak mampu melakukannya, apa yang akan dipikirkan oleh ceo baru mereka? Bisa-bisa nanti mereka semua akan kehilangan pekerjaan mereka!

"Ah tidak apa-apa, kalian tidak perlu melakukannya dan bisa pulang jika sudah waktunya untuk pulang," ucap Ethan lagi. Membuat Agung dan orang itu tertegun.

"Apa si bos baru saja memecat mereka?" pikir Agung.

"Pa-Pak Ethan, tolong pikirkan sekali lagi! Kami pasti! Pasti akan menemukan orang itu, tolong jangan pecat kami!" seperti Agung, orang itu juga memikirkan hal yang sama. Bos baru mereka baru saja memecat mereka.

"Hah? Apa yang kamu bicarakan?" tanya Ethan dengan heran, dia hanya menyuruh mereka untuk tidak perlu mencari orang yang meretas NamTech dan menyuruh mereka untuk pulang. Apa dia salah bicara?

"Ehem, aku tidak memecat kalian, kok! Lupakan saja mencari jejak orang yang meretas perusahaan dan tim kalian bisa pulang jika shift jam kerjanya sudah habis. Oh ya Agung, katakan pada tim cyber security untuk tidak perlu mencari tahu lebih lanjut apakah ada data yang hilang dan tingkatkan aja keamanan sistem perusahaan, mereka juga bisa pulang jika shift jam kerjanya sudah habis!" ucap Ethan, dengan nada bicara yang berwibawa.

"Ah, coba saja noona mengerti apa yang aku katakan! Pasti dia akan memujiku yang terdengar seperti pemimpin," batin Ethan.

"Baik pak Ethan, terima kasih banyak!" orang itu kemudian langsung mematikan sambungan teleponnya, takut jika bos baru mereka berubah pikiran.

"Tapi…," Agung ingin membantah. Apakah si bos tidak tahu bahwa ini masalah yang sangat serius?

"Sudah lakukan saja! Mengenai press release yang kamu keluarkan, tidak usah melakukannya lagi dan tidak perlu mengeluarkan press release lagi mengenai kedatanganku di kantor NamTech," lanjut Ethan lagi.

"Maaf pak Ethan, tapi kalau kami tidak melakukannya lagi, keadaan perusahaan akan menjadi kacau seperti tadi pagi," bantah Agung lagi yang kini mengeluarkan apa yang dia pikirkan.

"Tenang saja! Sepertinya berita tentangku yang datang ke kantor NamTech akan menghilang, mungkin. Jika ada sesuatu yang terjadi, tolong beritahukan kepadaku terlebih dahulu. Oh iya, jika keadaannya darurat, kamu bisa menghubungi manajerku. Aku akan memberikan kontaknya padamu. Apa masih ada keadaan darurat lainnya?" tanya Ethan.

"Tidak ada pak Ethan," jawab Agung akhirnya meski dia masih heran kenapa si bos bersikap seperti itu.

"Kalau begitu, sampai nanti," Ethan kemudian menutup teleponnya.

Setelah mengirimkan kontak Mi Sun ke Agung, Ethan membuka aplikasi emailnya, setelah aplikasi itu terbuka, dia menekan email dari FA.

Saat mendengar postingan tentang dirinya dan NamTech menghilang seperti dihapus, Ethan benar-benar tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi, tapi saat mendengar bahwa ada yang meretas NamTech hanya untuk menghapus berita yang ada di website NamTech tentang dirinya dan informasi terbarunya tidak ada data yang dicuri, ditambah orang-orang dari tim khusus tidak dapat melacaknya.

Pikiran Ethan langsung mengingat wanita itu.

Hacker.

Tak dapat dilacak.

Ethan Nam: "Carolina."

Tulis Ethan lagi, dia lalu kembali ke tempatnya tadi dan mengobrol dengan Mi Sun sebentar, tapi tidak ada balasan dari wanita itu.

Ethan Nam: "Sepertinya tidak masalah jika nilai sikapmu diberi 8."

Tulis Ethan lagi karena merasa Carolina sengaja tidak membalas pesannya.

FA: "Range nilainya 0-100, bodoh! Tidak ada opsi 8! Apaan? Gue udah bilang jangan ganggu gue selama gue mengerjakan tugas dari lo! Gue sibuk!"

Ethan Nam: "Kamu yang melakukannya, kan?"

FA: "Gue gak tahu apa yang lo bicarakan!"

Ethan Nam: "Makasih! Aku berhutang sama kamu! Meskipun aku tidak tahu alasan kamu melakukannya."

Tulis Ethan lagi, feelingnya mengatakan bahwa kejadian ini adalah perbuataan wanita itu, meskipun Ethan sama sekali tidak tahu kenapa wanita itu melakukannya, tapi dia benar-benar berterima kasih, karena sekarang berita tentangnya yang datang ke Indonesia akan menghilang dan tidak akan diketahui oleh agensinya.

Sementara itu, di suatu kamar indekos…

Carolina yang membaca pesan dari Ethan hanya mendengus, "Huh, gue melakukannya bukan karena lo, tahu! Dasar kegeeran!"

Dia tidak membalas pesan itu dan langsung menutup jendela emailnya.

"Postingan-postingannya sudah beres, waktunya mencari dan menghapus foto yang ada wajah guenya! Atau sekalian dengan foto si apel merah itu aja kali ya, biar masalah ini terkubur dalam-dalam dan tidak viral lagi kedepannya," pikir Carolina kemudian meregangkan tubuhnya yang mulai terasa kaku sebelum kembali melakukan aksinya.

avataravatar
Next chapter