webnovel

Prologue

"RIIIING!!" suara dari alarm HP-ku.

Aku lalu bangun dan seperti hari biasa aku berangkat ke sekolah. Aku berangkat dengan berjalan kaki dan bus seperti biasa.

"Sungguh hari yang normal seperti biasa," kataku dalam hati. Namaku Alexi Wulandari, aku hanyalah seorang siswi SMA yang normal.

Hari ini adalah hari senin, aku harus sampai sekolah sebelum upacara berlangsung. Sampai di sekolah, aku berjalan ke kelasku dan langsung menyiapkan diri untuk upacara bendera. Setelah sejam upacara, aku langsung kembali ke kelasku bersama teman sekelasku.

"TEEET!!" suara bel kelas masuk.

Guru tiba di kelas dan kelas dimulai dengan normal seperti biasanya. Aku memperhatikan dengan seksama guru yang sedang menerangkan. Semuanya berjalan seperti biasa dan tidak ada yang menarik.

"Hari lain yang membosankan dan monoton lagi," keluhku.

Aku tidak sadar jika yang aku katakan bisa terdengar sampai paling depan, kukira hanya di dalam pikiranku saja. Guru pun menanggapi apa yang kukatakan dan memanggil namaku.

"Alexi! Jangan bicara saat ada yang menjelaskan!" kata guru perempuan itu.

Dia itu adalah guru matematika kelas 11 sekaligus wali kelas 11 A-5. Namanya adalah Bu Ria Naniwati yang sangat terkenal akan ketidakbecusannya dalam mengajar siswa yang dipandangnya jelek.

Semua mata orang orang tertuju padaku yang kena tegur guru. Aku hanya diam, jika aku menjawab maka akan tambah kacau suasananya. Situasi seperti ini sudah sering terjadi karena itu aku dan semua orang di kelas juga kelas lain sudah terbiasa akan hal ini. Setelah mengoceh berjam-jam dia pun berhenti karena kelelahan.

"Oleh karena itu-" kata Bu Ria.

Sebelum Bu Ria menyelesaikan omongannya, terjadi sebuah gempa. Semua orang akan tenang jika gempa biasa. Namun, yang kali ini sungguh kuat dasyatnya. Semua orang berlari ke tempat terbuka supaya tidak terkena dinding dan atap yang ambruk. Di luar, orang orang memandangi ke atas. Aku pun juga memandangi ke atas, langit berubah menjadi gelap dan banyak pesawat dan helikopter militer beterbangan.

"Apakah ada invasi dari negara lain?!" teriak orang dari pojok lapangan.

"L-Lihat itu disana!" kata seseorang dari tengah lapangan.

Semua mata orang yang berkumpul di lapangan sekolah memandangi ke arah yang di tunjukkan.

"I-itu... Naga?!" teriak salah seorang dengan kaget dan tak percaya.

Aku melihat makhluk yang ia sebut naga itu. Mungkin orang awam akan memanggilnya naga, namun itu bukanlah seekor naga melainkan seekor wyvern. Wyvern yang biasanya muncul di mitologi muncul di dunia nyata!

"Lihatlah berita yang ada di Dutube ini!" kata seseorang di sebelahku.

"Berita kali ini datang dari mancanegara. Diketahui banyak monster yang tiba tiba bermunculan di seluruh dunia. Pemerintah di setiap negara telah mengerahkan angkatan bersenjata mereka untuk mengatasi masalah ini, namun tak ada satupun yang berhasil. Presiden Amerika Serikat Michael James Gunbarvech pagi hari ini tanggal 28 Februari 20XX mengatakan bahwa militer Amerika telah terdampak parah oleh serangan monster," kata reporter itu.

"Serangan monster? Memang dunia ini novel fantasi atau apalah itu? Hal hal seperti ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata!" kata orang di depanku.

"Beralih ke berita dalam negeri. Presiden Indonesia Bambang Budiyadi pada konferensi hari ini mengatakan untuk warga tidak panik dan berdoa supaya aman dan selamat. Dia menambahkan bahwa negara dan TNI akan berjuang sekeras mungkin untuk melindungi keamanan dan kenyamanan warga. Sekian berita kilat hari ini, saya Clara Matrirejo mengundurkan diri," lanjut reporter itu.

Pada situasi seperti ini yang dimana negara adidaya sampai kuwalahan tak berdaya dan negara kita yang militernya tidak seberapa menyuruh tenang dan berdoa untuk keamanan? Tentu saja kita mungkin akan terbunuh jika TNI dan negara tidak bisa membendung invasi para monster ini! Namun pemikiran orang tidak semuanya sama denganku dan banyak orang yang awalnya tak peduli agama mulai berdoa memohon keselamatan, sungguh aneh rasanya melihat pemandangan seperti itu.

"Kau tak berdoa?" tanya temanku.

Tentu saja temanku akan berdoa di saat seperti ini karena dia adalah seorang yang agamis. berbeda 180 derajat denganku yang seorang ateis terselubung.

"Aku sudah berdoa," jawabku.

Ya, itu hanyalah kebohongan. Di negara ini diwajibkan untuk memilih agama yang tertera dan menjalankannya sesuai sila pertama. Tidak mungkin aku bisa tidak beragama walaupun itu keinginanku.

Walaupun situasi tenang para moster masih beterbangan dan berkeliaran dan juga terdengar suara tembakan dan pertempuran di mana mana. Oleh karena itu, sekolah pun dibubarkan dan para murid diperintahkan untuk tetap di rumah.

Di rumah aku hanya seorang diri, kedua orang tuaku telah meninggal dalam waktu yang lama. Aku menyalakan TV dan menonton berita hari ini. Dikatakan bahwa penyerangan monster disebabkan oleh gate breake dan situasi tak membaik sedikitpun malah tambah kacau seperti yang sudah ku prediksi. Banyak kota besar di Indonesia hancur lebur seperti di Jakarta, Surabaya dan Semarang karena serangan monster naga laut.

Untungnya saat ini aku berada di rumah yaitu sebuah apartemen di kota Yogya, dimana gate muncul di pedesaan dan beberapa monster darat belum sampai ke kota. Aku memandangi keluar dari jendela apartemen. Aku melihat ada orang yang mati tergeletak dan di makan oleh para wyvern itu. Aku kemudian mencari beberapa alat yang berguna untuk melindungi diriku sendiri. Ku lihat di pojok kamar tidurku.

"Itu adalah pedang asli yang ayah belikan kepadaku saat aku SMP dulu!" kataku.

Ku ambil pedang itu dan beberapa pakaian trainee dan ku pakai. Aku mempersiapkan beberapa cadangan makan kalengan kedalam tas jika saja apartemen ini diserang dan sudah tidak aman lagi untuk tetap tinggal disini. Dan benar saja! Apartemen ini diserang oleh beberapa wyvern. Aku langsung berlari ke arah pintu sambil ku ambil foto keluargaku yang tidak sengaja kulihat.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius

ein_6creators' thoughts