237 Ulah Adam

"Emiya Kiritsugu!" Saber marah ketika dia mendengar suara Kiritsugu yang menyuruhnya membunuh Adam.

Kemudian Kiritsugu muncul dan menampilkan segel di punggung tangannya, "Bunuh dia, Saber!" Cahaya menyala, dan satu lagi segel mantra menghilang dari punggung tangannya.

Dia sudah menghabiskan dua mantra pada Adam, tapi itu layak menurutnya. Itu karena Adam terlalu berbahaya!

Selama ada mantra dia akan tetap menjadi Master Saber. Dia memiliki banyak cara untuk membiarkan Saber melewati duri dan api dalam menuju impiannya, selama Saber masih tertarik pada Holy Grail, maka dia yakin dapat berhasil mempertahankan ini semua!

Bahkan kehendak Saber tidak akan sepenuhnya terkekang, jadi dia berteriak: "... Pergi dari sini, Adam!" Saber mengertakkan gigi dan mencoba menggunakan kemauannya untuk melawan segel mantra.

Dia audah berjanji pada Lancer atas namanya sendiri dan bahkan pedang sucinya. Dia tidak bisa melanggar ini, jika tidak maka dia tidak punya muka untuk berhadapan dengan Lancer nantinya! Perusakan kehormatan ini telah membuat Saber marah dan lebih membenci Kiritsugu lebih dalam!

"Iris! sembuhkan Saber!" Kiritsugu menyuruh Irisviel dengan dingin.

"Ini....ini... " Irsiviel mundur selangkah, dia panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Iris...?" Suara Kiritsugu bahkan lebih dalam.

"Ah, ya, ya!" Irisviel masih menggunakan sihir penyembuhan pada Saber sambil menahan air matanya.

Melihat ini Saber semeakin marah!

Luka yang disebabkan oleh Lancer sebelumnya terlalu dalam dan akan butuh waktu untuk pulih sepenuhnya.

Adam yang melihat pertunjukkan ini merasa sangat terhibur. Terutama melihat ketekunan Saber yang masih menahan kekuatan mantra.

'Hey, berapa tahun sudah ada orang yang memandang rendah diriku ini? Ahh,...ini, perasaan ini....sungguh....sudah lama...'

Tapi segera Adam mengambil kendali atas dirinya sendiri. Kenapa? karena dia tiba-tiba punya ide lain!

Balas dendam terbaik untuk Kiritsugu bukanlah membunuhnya, tetapi untuk memberinya keputus-asaan, jenis keputusasaan yang lebih baik mati daripada hidup! Biarkan dia jatuh dalam keputusasaan yang lebih dalam dari keputusasaan dan penyesalan yang lebih dalam dari penyesalan!

Saber akhirnya sembuh dari kekuatan kutukan, segera dia mengangkat pedangnya. Tapi tangan yang memegang pedang suci itu gemetar karena Saber masih menahan dirinya!

Kiritsugu yang melihat ini mengerutkan kening. Hasil seperti ini berbeda dari yang dia inginkan. Dalam pemikirannya, Saber hanyalah Alat!

Bisa dilihat bahwa Kiritsugu saat ini sepertinya benar-benar bingung dengan konsep Servant dan Heroic Spirit. Terlalu sedikit yang dia ketahui tentang hal ini....

Adam bukan Penyelamat dan bukan Mitra Keadilan, ia tidak memiliki cita-cita sesat Kiritsugu dan tidak memiliki pemikiran "bodoh" Shiro yang menjadi mitra keadilan. Ia hidup hanya untuk dirinya sendiri, untuk mencintai dirinya sendiri dan orang-orang yang ia cintai.

Dia tahu bahwa Irisviel akan mati, dia merasa baik tentang Alice Phil, bahkan dia bisa menyelamatkannya jika dia mau, tetapi bagaimana dengan itu? Hey, hey, Irisviel masihlah berguna untuknya. Bukan sebagai vas bunga harum, tapi untuk sementara menjadi tikus percobaannya. Untuk sekarang berikan dia "manis" dulu, lalu "pahit". Saat dia tidak kuat, gunakan waktu yang tepat dan muncul di depannya lagi untuk memberinya "manis" lagi!

Satu-satunya hal yang benar-benar pedulikan di dunia ini adalah Sakura dan Sophia! Adapun Saber...dia hanya kasihan dengannya! dibandingkan dengan Artoria, dia lebih memilih Jeanne!

Yo! Bagaimanapun Jeanne lebih cocok sebagai sekretarisnya! Tapi bukan berarti dia tidak suka Saber, hanya saja...dia punya firasat, dan ini akan menguntungkan mungkin di masa depan...Jadi...

Saat ini pemikiran ini terus melayang di pikirannya dan dia tidak sadar bahwa Saber sudah menyerangnya!

Tebasan biasa dari Heroic Spirit sangat kuat bahkan bagi dua belas penyihir agung di menara Big Bang! Tapi bagi Adam?....

*Clang*

Adam melirik serangan Saber dan menangkap pedangnya hanya dengan dua jari!

Hal ini membuat semua orang terkejut, tapi Adam hanya tersenyum pada Saber dan meletakkan pedangnya tepat ke arah dadanya!

Saber melihat ini dan wajahnya pucat: "Tidak...Jangan lakukan Adam...!"

Sayangnya Adam hanya tersenyum dan membiarkan pedang suci Saber menembus tubuhnya dengan suara yang tidak enak!

Seluruh tubuh Saber gemetar dan air mata keluar dari matanya! Irisviel langsung duduk di tanah dengan lemah! dan Kiritsugu dengan senyum kemenangan tersenyum!

Sayang bagi Kiritsugu, ada Grim Reaper di belakangannya yang menyerempetkan sedikit bilahnya ke lehernya!

"Hiss!" Kiritsugu menghirup udara dingin dan bingung mengapa dia meraskaan rasa sakit yang kuat di lehernya!

Anehnya tidak ada jejak luka disana! Tapi beberapa detik setelahnya dia merasakan bahwa tubuhnya ditebas lagi!

"...Apakah kau pikir kau telah menang? Emiya, Kiritsugu?" Dengan sangat dingin, sepertinya seluruh dunia membeku dan wajah tampan Adam masihlah tersenyum bahkan di bawah tusukan pedang Saber!

"Ah !!" Teriakan kesakitan Kiritsugu menggema di langit dan Adam menikmati melodi ini!

Lalu Adam melihat Saber yang menangis dan segera menyentuh pipinya dengan lembut...

"Aria...kenapa menangis?"

Saber mengangkat wajahnya dan tidak bersuara. Adam tersenyum lembut dan memeluknya dengan lembut.

"Gadis kecil yang bermimpi...berapa beban yang kau pegang di pundakmu itu? untuk saat ini...biarkan aku melepas semua beban ini...Aria yang manis dan suci, hanya cocok untuk tersenyum di mataku...."

Saber di pelukan Adam bergetar dan air mata semakin banyak yang keluar!

Hanya beberapa detik kemudian, Adam menjauh dari Saber beserta dengan pedang itu yang membuat Adam mau tidak mau meludahkan beberapa suap darah!

"Adam!!!" Saber dengan cepat mendukung Adam, dia mengabaikan Kiritsugu yang berteriak dan hanya ada Adam di matanya.

Irisviel menutupi mulutnya dan air matanya mengalir keluar. Penampilan tragis dari Adam membuatnya sangat terguncang. jeritan sumainya membuatnya sakit, tapi dibandingkan dengan Adam...kesakitan yang dirasakan Irisviel lebih kuat!

Saber mengepalkan tangannya dan berkata dengan jelas bahwa dia berjanji akan melindunginya, tetapi orang yang secara pribadi dilindunginya terluka seperti ini dibawah tangannya!

Namun, Saber masih punya beberapa harapan dan dengan cepat memandang Irisviel. Irisviel dan Saber sudah memiliki pemahaman diam-diam. Dia mengerti maknanya dan ingin melakukan sihir penyembuhan, tetapi luka semacam ini, bahkan Irisviel tidak berani menjamin bahwa itu akan berhasil....

"Adam....!" Irisviel memandang Adam yang jatuh di tanah di bawah pangkuan Saber dan mulai menyembuhkannya.

Tapi Adam tetap sama, hanya tersenyum dan berkata: "Cedera ringan semacam ini bukan apa-apa....."

"Adam, tubuhmu!" Saber berkata dengan penuh semangat.

Adam menggelengkan kepalanya hening, "Jangan pikirkan...kalian pergilah. Orang gila itu...lebih penting...."

Lalu Adam menoleh ke Irisviel dan menyuruhnya untuk menunduk ke Adam. Tanpa ragu Irisviel melakukan apa yang diperantahkan!

Adam tersenyum lemah dan mencium bibir Irisviel dengan ringan dan lembut, beberapa detik kemudian Adam berkata dengan lirih: "Jujur Iris, aku menyukaimu...tapi...waktuku sudah habis bukan?...."

"Perpisahan...peri salju cantikku...." menutup matanya dan nafas serta semua organ Adam berhenti!

Saber dan Irisviel menangis melihat ini dan menjerit kesakitan! Jeritan kesedihan mereka bahkan membuat Rider dan Gilgamesh yang merupakan Raja merasakan ini! Ini adalah keahlihan pasif mereka sebagai Raja yang menjawab perasaan rakyatnya!

Rider mengerutkan keningnya dan menghela nafas, "Prajurit yang mengesankan...apakah kau sudah berpulang?... Huh, sayang sekali, sayang sekali...."

Adapun Gilgamesh, rebahan di sofa dan tanpa sadar gerakan memutar anggurnya berhenti.

"Apa ini? Air mata? Kenapa?.... Apakah....aku memanggapnya sebanding dengan Enkidu?....Itu..." Air mata terus mengalir dan Gilgamesh tidak tahu harus berbuat apa!

...

Kembali ke tempat Adam, Saber dan Irisviel akhirnya tenang. Membaringkan Adam yang dingin, keduanya pergi sambil Saber mengambil Kiritsugu yang masih kesakitan dengan kasar!

"Iris..."

"Tidak apa-apa Saber...hanya saja, aku...."

Keduanya menoleh kebelakang dan masih melihat Adam. Tapi ada perasaan khidmat disana yang membuat Saber dan Irisviel tersenyum dan melepas kesedihan mereka.

"Sampai ketemu, di Tahta Pahlawan...Adam yang kucintai...." (Saber)

"Meskipun aku bukan Heroic Spirit...aku adalah tubuu asli Holy Grail....jadi, aku akan menemukanmu nanti....Adam..." (Irisviel)

dan mereka pergi dengan Mercedes tanpa rasa penyesalam lagi.

----------------

Beberapa jam kemudian, di tempat pertempuran Lancer dan Saber. Terlihat dua sosok Loli lucu yang menusuk-nusuk tubuh Adam.

"Halo...tidak mau bangun?" tanya salah satu loli disana.

"Lima menit lagi?"

Jawaban ini membuat dua loli itu tersenyum dan Adam dengan santai membuka matanya.

Kedua loli itu tersenyum sangat indah dan berkata dengan senang, "Akhirnya kau bangun, Yang Mulia."

avataravatar
Next chapter