webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasy
Not enough ratings
147 Chs

7. Cemburu

Hunter peringkat S yang dikabarkan membuat semua orang melihat sosok seorang gadis muda? Beberapa berbisik dan beberapa tidak percaya bahwa kartu Guild yang dibagikan adalah nyata tetapi salah satu Hunter membentak bahwa itu nyata karena kartu Guild tidak dapat dipalsukan. Seorang Guild Master menuruni tangga, seorang pria paruh baya berambut hitam dengan kumis tebal yang mulai memutih menghampiri Ayu. Guild Master bernama Maruc telah menerima kabar dari Anox bahwa nanti peringkat S akan menemuimu, seorang gadis muda yang terlihat manis dan polos namun sangat kuat. Maruc mengajak Ayu dan tiga teman Ayu naik ke lantai dua. Pelayan pribadinya Guild Master membuat teh sambil berbicara tentang misi desa Orc.

"Desa Orc terletak di tengah hutan Nili, aku yakin kamu dan teman-temanmu bisa menyelesaikan misi ini."

"Terima kasih atas penilaian Anda, saya hanya ingin mengatakan jika saya bisa menerima misi yang lebih sulit," kata Ayu mengejutkan semua orang.

"Oh gadis kecil, kamu terlalu percaya diri, jika kamu bisa menyelesaikan tugas ini maka aku menjanjikanmu misi yang sangat memuaskan."

"Oke, aku akan menyelesaikannya secepat mungkin."

Hiro terkejut karena sikap Ayu tiba-tiba berubah. Gadis yang selalu tersenyum itu kini murung setelah kejadian itu, mungkin karena Ayu memikirkan pembunuhan dan masalah mendadak? Hiro berusaha tenang, yang terpenting dia harus membantu Ayu semampunya. Guild Master tersenyum puas karena gadis muda di depannya menatapnya dengan mantap, itu bisa dilihat dari sorot matanya yang menunjukkan tekad seorang Hunter.

Mereka berempat kemudian melakukan perjalanan ke hutan Nili, menempuh waktu 3 jam dengan kereta kuda milik seorang saudagar. Satu orang membayar 10 koin perunggu cukup murah terutama untuk seorang Pemburu, jika orang biasa harus membayar hingga 25 perunggu. Pukul 12 siang mereka sudah berada di hutan Nili. Hiro yang mengulurkan tangannya saat Ayu hendak turun, tiba-tiba Zenku meraih tangan Ayu. "Oh, dewiku, aku akan membantumu!" Wanita berambut merah bernama Argeta itu hanya tersenyum melihat Hiro sedang marah.

Begitu mereka berempat memasuki hutan dalam jarak 100 meter, 10 Orc langsung terlihat dari jarak 50 meter. Ayu dengan cepat melangkah maju diikuti oleh yang lainnya. "Dark Knight, Tryon!" Zenku kaget saat Ayu memanggil Dark Knight, ternyata Ayu adalah seorang Necromancer, Zenku merasakan aura gelap yang kuat menyelimuti makhluk yang dipanggil. "Grrooaaahhh!" Dark Knight Tryon tingginya dua setengah meter, menyerupai seorang Knight berbaju besi gelap tetapi tubuhnya terbuat dari bayangan dengan mata merah menyala seperti api.

Ayu hanya menatap lurus ke depan untuk melihat Dark Knight yang dipanggil untuk membantai 10 Orc tanpa ragu. Pedang sepanjang dua meter itu menebas tubuh Orc seperti tahu. Darah segar membasahi tanah dan rumput. Gadis muda itu tampak gugup tetapi tiba-tiba gadis itu berbalik. "Kita harus cepat menyelesaikan misi kita!"

"Siap!" kata Hiro.

"Oke, tapi jangan egois lagi," kata Argeta.

"O-oke," kata Zenku gugup.

Ayu memberi kesempatan, Hiro, Argeta dan Zenku melawan para Orc. Hiro memegang pedang satu tangan, Zenku pedang pendek dengan dua tangan, mereka berdua sangat gesit melawan para Orc. Argeta dengan sihir hitam tipe gravitasi yang menekan para Orc dan memberikan tekanan pada para Orc sampai mereka hancur. Hiro mulai merasa lelah dia menatap Ayu yang masih tenang dan bahkan tidak terlihat berkeringat sama sekali. Hiro ingin menertawakan dirinya sendiri mereka berdua sangat berbeda, bagaimana dia bisa melindungi gadis manis yang dia cintai di masa depan jika dia masih lemah seperti ini?

"Hiro, di belakangmu!" Ayu berteriak ketika Hiro ditabrak Orc dan menabrak pohon. Dia bertindak bodoh untuk membuktikan bahwa dia kuat meskipun dia dengan mudah dikalahkan oleh para Orc.

"Argeta, Zenku kalian berdua mundur sisanya akan aku urus! Memanggil, Dark Knight, Skeleton Knight!" Dark Knight dan Skeleton Knight berada di level 50 ketika dalam game dan batas level mereka hanya sampai setengah level pengguna, Ayu percaya bahwa level mereka tetap sama.

"Haah, untung ada Ayu," gumam Zenku.

"Begitulah, kalau saja aku bisa mengeluarkan semua kekuatanku."

"Maksudmu?"

"Mm, aku hanya berbicara."

"Hah?"

Zenku tidak mengerti ucapan ambigu Argeta. Zenku menoleh ke arah Ayu yang sedang membantu Hiro untuk bangun. Dark Knight dan Skeleton Knight, menjaga lingkungan mereka jika Orc mendekati mereka berdua segera menebas Orc. Zenku memberikan ramuan penyembuhan kepada Hiro. Ayu kembali tenang ketika Hiro terlihat lebih baik. Zenku bisa melihat dengan jelas bahwa gadis berambut abu-abu ini sangat mencintai Hiro. Zenku berpikir sayang sekali Ayu mencintai Hiro, meskipun Hiro terlihat biasa saja dan lemah, dia tidak mengerti mengapa Ayu bisa menyukai Hiro.

"Biarkan pasanganmu istirahat dulu, Ayu."

"Pasanganmu? Apa yang kamu maksud dengan pasanganmu? Kami bukan pasangan."

"Ah, kukira kalian berdua adalah pasangan."

"Kami adalah pasangan," kata Hiro.

"Hah, jangan bohong..."

Zenku tampak senang saat dia membedah para Orc untuk mengambil kristal ajaib. Hiro memandang Ayu kesal karena tidak diakui sebagai pasangan. Ayu terkejut dengan sikap Hiro yang menunjukkan wajah cemberut tanpa alasan yang jelas. Gadis berambut abu-abu ini hanya memberikan senyuman agar Hiro ikut tersenyum namun tidak berpengaruh. "Seharusnya kamu bilang kita pasangan." Hiro bangkit, dia terlihat sangat kesal dan meninggalkan Ayu yang hanya bisa melihat Hiro pergi. Argeta menghampiri Ayu yang terlihat bingung karena tidak mengerti kenapa Hiro terlihat marah. Argeta mendekati Hiro dan menarik Hiro ke dalam hutan di balik pepohonan, Argeta memelototi Hiro.

"Kenapa kamu marah seperti itu, kamu lupa bahwa Ayu masih gadis kecil?"

"Aku tidak lupa," kata Hiro.

"Lalu kenapa kamu marah?"

"Aku hanya kesal."

"Bodoh, kamu seharusnya tidak menunjukkan kemarahanmu pada Yuu, lihat gadis itu sedih karena apa yang kamu katakan."

"..."

"Yuu memang terlihat seperti gadis remaja tetapi kamu harus ingat bahwa dia sebenarnya hanya seorang gadis kecil berusia 12 tahun atau bahkan lebih muda."

"Aku mengerti, aku salah nanti aku akan meminta maaf pada Ayu."

"Dan juga kita harus menjaga Ayu, dia hanya seorang gadis kecil yang tidak tahu tentang orang dewasa, aku khawatir tentang anggota baru, dia tidak tahu seperti apa Yuu."

"Aku setuju denganmu, kita harus menjaga Ayu."

Hiro menyadari kesalahannya dia benar-benar terlalu bodoh dan terbawa suasana, dia harus berpikir lebih fokus untuk tetap dewasa karena bagaimanapun Ayu hanyalah seorang gadis kecil yang tidak tahu apa-apa tentang cinta.

"Apakah kamu bisa berpikir jernih sekarang?"

"Oke, terima kasih Argeta, kamu membantuku menyadari kebodohanku."

"Sama-sama, kamu juga belajar lebih baik untuk Yuu di masa depan."

"Siap! Aku pasti akan belajar lebih baik!"