webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasy
Not enough ratings
147 Chs

4. Mengubah Sistem Dunia Yang Kacau

[Tahun 2500 kalender Vanerus - Hutan di belakang Desa Pemula.]

"Hoaaa!"

Takh!

Suara pedang beradu saat Hiro mencoba menyerang Ayu. Gadis penyihir ini memiliki kemampuan luar biasa yang bisa menandingi seorang Swordsman. Mampu bertarung dalam jarak dekat, bisa menggunakan sihir serta memanggil prajurit kerangka.

Dengan hanya tangan kanannya yang memegang pedang kayu, Ayu menyerang Hiro dengan santai. Hiro mencengkeram pedang kayu itu erat-erat dengan kedua tangannya berusaha menahan semua serangan Ayu.

"Kuh, meskipun kamu tidak terlihat serius, kamu sangat kuat."

"Hiro semangat, aku akan membuatmu sangat kuat," kata Ayu.

Argeta hanya melihat dari kejauhan dia tidak menyangka ada penyihir dengan class Necromancer yang bisa bertarung jarak dekat seperti Swordwoman. Argeta menyarankan agar mereka pergi lebih cepat untuk menemui Raja Iblis, masalah Hiro masih bisa diurus nanti. Ayu menoleh ke arah Hiro yang membalas dengan senyum lebar. Ayu bisa melihat bahwa meskipun dia tidak bisa melihat level Hiro, gadis itu percaya level Hiro masih sangat tidak mampu melawan musuh yang kuat, jika saja dia bisa membentuk party dan berbagi EXP.

Mereka pun berkemas dan berpamitan kepada kepala desa dan warga desa. Hiro tetap ingin bersama Ayu meski penduduk desa merasa sangat berat jika Hiro Gordan meninggalkan desa. Saat Argeta ingin berteleportasi langsung ke kerajaan Varkan, Ayu lebih memilih berjalan kaki meski membutuhkan banyak waktu. Gadis ini ingin melihat dunia sekaligus menguji kemampuannya sendiri.

Di padang rumput yang luas mereka mengikuti jalan menuju Uwon kingdom, namun mereka harus melewati desa Uwon terlebih dahulu, disanalah para budak berkumpul bahkan para pedagang budak pun ada disana. Saat bermain game, Ayu sering pergi ke desa Uwon tapi bukan tempat perbudakan. Dia ingat bahwa di sanalah dia membeli peralatan dan ramuan untuk berburu monster. Argeta menjelaskan bahwa ada dua jenis budak, ras manusia dan ras non-manusia. Ayu menghela nafas kaget karena perbudakan itu sangat tidak manusiawi ditambah lagi sama dengan penghancuran diri sebagai manusia.

"Haah, mereka tidak takut dosa, aku bersumpah mereka yang jahat masuk neraka."

"Hahah, kamu benar sekali semoga mereka masuk neraka," kata Argeta setelah tertawa.

"Aku tidak salah menilaimu," gumam Hiro.

"Maksud kamu apa?" Ayu berbalik dan mendekati Hiro.

"Kamu sangat baik, cara berpikirmu sangat tidak biasa, aku suka kamu seperti itu," kata Hiro yang malu.

Ayu tertawa geli saat Hiro menyanjungnya. Toh, itu bukan cara berpikir Ayu yang tidak biasa, hanya saja dunia ini aneh dan kejam, jika di dunia sebelumnya semua manusia harus saling membantu dan ada undang-undang tentang perbudakan, bahkan perbudakan pun tidak. Hiro dan Argeta iri dengan kehidupan gadis itu sebelumnya karena hidup di dunia yang damai tidak seperti kehidupan mereka. Ayu sedikit murung ketika mereka menyebutkan kecemburuan dalam kehidupan nyata ketika dia hanya bisa berbaring di rumah sakit ketika dia berusia 10 tahun.

"Sebenarnya aku hanya bisa terbaring sakit ketika di kehidupan aku sebelumnya," kata Ayu mengejutkan Hiro dan Argeta.

Ayu menceritakan kehidupan sebelumnya sampai ketika dia berusia 12 tahun. Hiro langsung terkesiap, tidak menyangka Ayu benar-benar menderita seperti itu, Hiro merasa malu karena menurutnya Ayu tidak peka padahal sebenarnya gadis ini masih kecil dan sangat polos. Remaja berambut hitam dan bermata biru seindah warna langit cerah ini mungkin harus menunggu Ayu lebih dewasa untuk mengungkapkan cintanya.

***

Desa Uwon terlihat biasa saja dari luar namun saat memasuki desa tersebut terdapat ras non-manusia bahkan manusia yang memakai kalung di lehernya. Pemandangan itu membuat hati gadis muda berambut abu-abu dan bermata abu-abu itu tersentak. Hiro dan Argeta menahan Ayu yang akan bertindak gegabah karena membantu budak akan menjadi masalah besar apalagi jika pemiliknya adalah seorang Hunter. Mereka pertama-tama akan mencari Guild untuk memudahkan mereka melanjutkan perjalanan. Ayu mendengarkan semua penjelasan Argeta tentang Guild dan menjadi Hunter, keuntungannya akan mudah melewati desa bahkan kerajaan yang akan mereka dapatkan. Ayu mencoba untuk tenang dan melupakan sejenak tentang budak, dia menunda suatu hari dia akan mengubah tatanan dunia yang tidak jelas ini.

Pendaftaran sebagai Hunter tidak membutuhkan waktu lama hanya untuk menguji energi sihir dan pertarungan fisik yang harus dilakukan. Wanita pirang itu menjelaskan banyak hal sebagai resepsionis dia terlihat sangat ramah, wanita itu meminta Ayu menyentuh bola kristal untuk mengetahui peringkat apa yang dimiliki Ayu, rank S, A, B, C, D atau E. Bola kristal bersinar, kristal bola diisi dengan cahaya tetapi segera menjadi Kaboom-bola kristal baru saja hancur?

Bukan karena Ayu sengaja memamerkan kekuatannya, dia tidak tahu bagaimana mengatur bola kristal agar tidak pecah, semua orang di sana kaget mengetahui bahwa gadis itu berada di atas rank S. Bahkan rank S hanya bisa membuat kristal itu bersinar sampai menyilaukan seluruh ruangan Guild. Pendaftaran selesai, Ayu dan Hiro mendapatkan kartu Guild. Hiro mendapat rank C. Argeta sendiri sempat menjadi buah bibir ketika seseorang menyadari status Argeta sebagai rank A Hunter.

Sebelum mereka pergi mereka diminta untuk bertemu dengan Guild Master karena ada sesuatu yang penting untuk didiskusikan. Guild Master, Anox Dilpan, meminta Ayu menjadi penyihir utama kerajaan Uwon. Ayu yang sedang dalam misi penting gadis ini lebih memilih untuk menolak permintaan Guild Master Anox Dilpan, sosok kekar dengan kulit hitam dan rambut putih, hanya bisa tersenyum karena rank S berhak menolak misi yang diberikan.

"Terima kasih telah mengizinkan saya untuk menolak, Guild Master Anox."

"Ya, terima kasih atas kesopananmu meskipun kamu rank S, jika kamu berubah pikiran, kamu dapat bertemu denganku kapan saja."

"Oke," kata Ayu.

Ayu, Hiro dan Argeta mencari penginapan terdekat untuk beristirahat hingga keesokan paginya karena hari sudah semakin larut. Selama di ruang makan penginapan mereka hanya mengobrol, Ayu masih memikirkan masalah perbudakan, dia tidak bisa melupakan hal yang tidak manusiawi ini. Hiro bisa memahami kegelisahannya, tidak peduli dari mana Ayu berasal adalah tempat yang damai, pikirannya pasti menentang perbudakan setelah melihatnya dengan kedua matanya sendiri.

"Aku ingin bertanya pada kalian berdua, jika aku ingin mengubah sistem dunia ini, maukah kalian tetap bersamaku dan membantuku mewujudkannya?"

"Aah, ehmm! Aku akan selalu berada di sisimu jika kamu ingin melakukan hal seperti itu aku pasti akan membantumu, Ayu!" kata Hiro tegas.

"Oke, aku juga akan membantumu agar kita selalu bisa bekerja sama," kata Argeta.

Argeta tersenyum bahagia dengan Ayu, gadis ini memiliki cara berpikir yang akan mengubah dunia menjadi lebih baik dan tidak ada salahnya jika ras iblis mengikutinya selama mereka bisa hidup dengan damai. Raja iblis tampak senang mendengar berita dari Agerta saat Argeta berteleportasi untuk melaporkan keberhasilan misinya.

"Jadi wanita itu adalah tipe manusia seperti itu, sangat menarik."

"Rajaku, saya harus kembali ke penginapan," kata Argeta.

"Ya, cepat kembali."