webnovel

1. Ayu Bertemu Dengan NPC di Dalam Dunia Game

Dia telah terbaring di rumah sakit selama dua tahun, tubuhnya sudah terlihat sangat kurus, hanya terlihat seperti mayat hidup. Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, sudah pasrah dengan kehidupannya, ia sudah tidak kuat lagi untuk bertahan. Siapa sangka gadis berusia 12 tahun ini mengidap penyakit kanker yang sulit diobati. Awalnya ia hanya merasa lemas hingga berat badannya turun 40 persen menjadi 80 persen.

"Maa, aku mau main GOW boleh?"

"I-iya boleh, Yuu," jawab ibunya dan menangis.

"..." Ayahnya hanya diam bukan karena tidak peduli, dia tidak bisa berbicara lagi.

Orang tua mana yang sanggup melihat semua ini terjadi pada putri mereka yang belum sembuh selama dua tahun, bahkan dokter sudah menyerah dan menyarankan orang tua Ayu, untuk merelakan jika Ayu pergi untuk selamanya. Saat matanya terpejam dengan pemandangan baru tidak seperti kamar rumah sakit sebelumnya yang menyiksa pikirannya, Ayu bisa tersenyum ketika mendapat pilihan untuk memulai permainan atau melanjutkan permainan sebelumnya.

[Load Game...]

[Loading...]

[Please wait...]

[Error data cannot enter the game...]

Jiwa yang terpisah dari jasadnya ketika permainan dimulai tanpa dia sadari orang tuanya sedang menangis tersedu-sedu, tidak ingin membiarkan putri tunggalnya meninggalkan mereka terlebih dahulu, tapi takdir adalah takdir, tidak ada yang bisa mengubah sesuatu yang telah dituliskan untuk manusia. Di ruang gelap gulita, gadis itu menyadari bahwa semuanya sudah berakhir sebelum dia memulai permainan yang menemaninya selama dua tahun, dia memikirkan orang tuanya dan mulai menangis, diam-diam menangis di ruangan kosong itu.

[Game loading successful!]

[Welcome back!]

Ayu menyeka air matanya, dia tidak mengerti kenapa 'jendela pesan' menggunakan bahasa Inggris biasanya dalam bahasa Indonesia. [Automatic translation is loading ... Automatic translation loaded successfully ... Now you can use Indonesian.] Kepalanya terasa sakit dan pusing karena dia tidak mengerti tulisan bahasa Inggris, dia hanya tahu beberapa kata. [Anda sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia, untuk pesan dan bahasa telah diubah ke bahasa Indonesia.]

Ayu hanya kebingungan ketika dia berada di jalan tanah di kawasan hutan, dia melihat kesegala arah karena di mana dia berdiri sangat berbeda dalam game, dan dia merasa lebih tinggi? Biasanya dia memakai tubuh avatar anak gadis kecil berusia 12 tahun, karakter termuda yang diperbolehkan tapi kali ini dia yakin yang dia kenakan bukanlah avatar sebelumnya.

"Kalau ini sama seperti game maka ... Status window!"

Password untuk melihat status tidak bisa dibuka? Dia mencoba cara lain seperti, alabalabum dan abakadabra, simsalabim? "Jendela status!" [Game ini menjadi lebih realistis. Anda tidak dapat melihat jendela status tetapi keterampilan Anda tetap seperti sebelumnya.] "Keluar dari permainan!" [Maaf, permintaan Anda tidak dapat dibuat.]

"Game burik!"

[Pesan terakhir: Anda masih dapat menggunakan kemampuan Anda sebelumnya, level yang Anda miliki adalah level 100 telah mencapai batas level.]

"Level 100! Levelku masih tetap 100?!"

Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, mencoba memanggil jendela Pesan tetapi tidak ada respon ternyata benar-benar menjadi pesan terakhir baginya. Dia mencubit tangan kirinya sendiri untuk memastikan bahwa apa yang dia alami bukanlah mimpi. Kepalanya terasa pusing karena dia tidak mengerti bahwa jika dia di dalam game, dia tidak akan merasakan sakit ketika kulit di tangannya sedang ditarik, dia baru menyadari bahwa tubuhnya tidak 3 dimensi. Sesuatu yang menonjol di dadanya membuatnya takjub dan menyadari bahwa tubuhnya bukanlah tubuh seorang gadis kecil dalam pertumbuhan yang sama. Dia mulai menyentuh lebih banyak bagian tubuhnya.

"Kalau saja aku sehat, tubuhku akan terlihat seperti ini."

Dia melangkah maju menyusuri jalan tanah, gadis ini menganggap dirinya masih bermain game dengan kualitas game yang sangat menjanjikan dalam penampilan mulai menumbuhkan senyum meskipun itu hanya pengalihan dari perasaan sedih. Langkah kakinya semakin cepat saat dia mencoba berlari, dia dikejutkan oleh kecepatan larinya sendiri. "Wooaaah!!" Rasanya sangat berbeda dengan permainan yang dia mainkan, dia ingat bagaimana rasanya berlari. Bug! Dia jatuh saat dia tersandung dan rasa sakit itu nyata tetapi tidak berbahaya, ketika dia bangun dan melihat ke depan ada dua serigala yang setinggi pinggangnya mencoba mendekat.

"Gggrrhhhh!"

"Oke, permainan dimulai! Saatnya melawan Kroco!"

[Slot Keterampilan.]

Terdiri dari berbagai keterampilan yang ia miliki namun, nama skill-nya masih bahasa Inggris! "Game jelek, game burik!" Ketika dia membaca penjelasan skill, dia langsung ingat dengan jelas apa yang harus dia pilih. "Dark fire arrow!" Api hitam menyerupai panah menembak lurus ke arah dua serigala, dengan suara keras ledakan itu menyebabkan lubang besar. Kaget dan ingin muntah melihat daging dan isi organ dalam kedua serigala itu berserakan dimana-mana, bau terbakar menusuk hidungnya.

Tidak seperti game sebelumnya yang akan menjatuhkan segala macam item dan koin, perunggu, perak dan emas yang bisa dia ambil. Game ini benar-benar berubah menjadi kenyataan seperti penjelasan jendela pesan sebelumnya. Gadis itu mulai merasa takut jika ada musuh yang kuat, dia akan menjadi seperti serigala itu hancur berantakan tidak karuan, dia tidak ingin mati sekali lagi, itu bahkan lebih menyedihkan.

"Huaakk! Game ini sangat menjijikkan! Sadis, sadis! Siapa yang mau main game seperti ini!"

Ini bukan G.O.W dia tahu, game ini terlalu menakutkan baginya, semakin nyata sebuah game semakin buruk itu yang dia pikirkan. Dia ingin kembali ke game tercinta yang menemaninya selama dua tahun. "Aku ingin keluar dari game burik ini!" Tentu saja tidak ada yang terjadi, bahkan jendela pesan tidak muncul. Tidak lama kemudian gadis itu mendengar suara seorang pria.

"Semoga aku tidak terlambat lagi, ah! Hei, kamu baik-baik saja! Aku mendengar kamu berteriak!"

Pemuda yang terlihat seperti orang desa dalam game mendekatinya, pemuda berambut hitam dengan mata biru itu terlihat panik namun gadis itu hanya menatap karena terlihat familiar dengan seseorang yang datang padanya.

"Hiro Gordan!"

"Eh, kamu kenal aku?"

Hiro Gordan adalah salah satu NPC di desa pemula. Gadis itu masih ingat dengan baik ketika pertama kali memainkan game itu bahwa dia diminta dalam misi untuk mencari Hiro Gordan yang baik hati, tetapi kata-kata yang selalu muncul dari Hiro Gordan di akhir kalimat, 'jangan takut karena aku akan melindungi semua penduduk desa.'

"Tentu saja aku mengenalmu, kamu adalah NPC termuda di desa pemula, kamu selalu berbicara dengan dialog yang sama di akhir setiap kalimat, tetapi sekarang kamu dapat berbicara lebih banyak, ini luar biasa mantap! Jadi semangat lagi!"

"Mmm, pelan-pelan saat kamu bicara, ada apa denganmu? Apa ada sesuatu yang jatuh di kepalamu menimpa kepalamu? Sampai bicara aneh seperti itu, dan aku bukan NPC lagian apa itu NPC?"

"Kalau tidak salah aku baca dipenjelasan dulu artinya, 'Non-Player Character' singkatnya kamu bukan seorang pemain game, mungkin."

Pemuda itu hanya menggaruk-garuk kepalanya sendiri, dia tidak mengerti dengan perkataan tidak nyambung dari gadis itu, pemuda itu menyimpulkan bahwa gadis itu telah terbentur sesuatu atau mengalami trauma berat.

Next chapter