webnovel

Game と Logic (Indonesia)

Kelompok Gamer berpikir mereka ingin mengubah dunia yang tak pernah sekalipun berubah. Yang seharusnya mustahil untuk dilakukan—itu hanyalah impian yang cuma seorang anak kecil diperbolehkan melihatnya—karena----- 「Akal sehat」itu sendiri—tidak bisa dijatuhkan. «Leader» Shion—Zombist dari masa lalu setelah kehilangan adik perempuannya, dengan gadis manusia 18 tahun—Konokoneko Ruri yang datang dari ‘masa tidak dikenal’—dengan eksistensi teknologi dan sains yang tak seorangpun pernah tahu. Memulai permainan besar untuk membuka pintu menuju masa depan. Menuju ‘janji’ pada adiknya di masa lalu. Mengubah dan menguasai dunia? Bukan. “Menyusun ulang dunia ini!”—Mampukah mereka membangun ulang dunia yang baru? -- “Nah, mari tentukan bagaimana kita melihat endingnya!” --

Karacia_Greynote · Fantasy
Not enough ratings
26 Chs

Chapter 2: x - 2y = 『 Walkthrough 』 Part Selingan I

-- Selingan I --

- Betting Game Zenth Regret – di suatu tempat yang disebut sebagai asrama sekolah.

Seperti bagaimana tempat itu disebutkan, sebuah asrama yang disediakan oleh sekolah—dan pada umumnya akan dikelompokkan menjadi dua bagian.

Mengikuti tradisi tersebut, setting sekolah yang dibuat oleh XeeX – sang Creator juga memiliki pengelompokan yang sama dengan membaginya menjadi asrama laki-laki dan perempuan.

Memikirkan ini, aku menyadari kenyataan mutlak bahwa aku telah membuat perbandingan gender para player menjadi satu banding dua.

Sungguh, aku benar-benar lupa kenapa cuma ada dua pemain utama bergender laki-laki dalam kisah ini. Mengingat sudah berapa lama aku membuatnya, ini benar-benar aneh. Ada kemungkinan alasan kenapa aku baru menyadarinya adalah karena mereka berdua sangat kompak sampai-sampai kupikir aku tidak membutuhkan player lain.

Tapi jika kuingat-ingat lagi, itu lebih seperti mereka memiliki kemesuman yang sangat kompak sampai-sampai aku membuang semua ide tentang karakter pria baru yang bahkan tidak tahu apapun tentang keindahan tubuh wanita yang mampu membawamu ke dalam neraka.

---Seorang gadis berpikir di dalam kamarnya dengan sebuah obat yang dibungkus oleh selembar kertas di telapak tangannya. Perempuan itu memiliki rambut merah muda bergaya China dan sepasang mata yang menunjukkan cahaya merah, dengan sebuah piyama yang ia kenakan.

Meskipun perempuan tersebut mengenakan sebuah piyama, matahari di luar masih cukup tinggi untuk seseorang pergi tidur di kamarnya. Meski begitu, dia menatap obat yang telah diberikan oleh seseorang kepadanya, dan berpikir.

-- Taktikmu sebenarnya sangat bagus tahu, Shion-san....

Pertama, melihat masa depan di mana mereka berenam akan terbang di langit itu saja sudah seperti sesuatu yang mustahil, tapi orang itu—pemuda Zombist itu telah benar-benar menjadikannya kenyataan.

Kedua, membuat situasi di mana Betting Game berskala kecil melawan pemimpin tim musuh dibentuk, kemudian menentukan aturan dan kondisi kemenangannya sebagaimana yang ia inginkan—dan pada akhirnya ia bahkan menetapkan ending dari permainan itu sendiri.

Dengan kemampuan dari rekan satu Alliance-nya—seorang gadis manusia bernama Konokoneko Ruri. Baginya, menentukan koin mana yang akan jatuh dengan hasil tertutup atau terbuka tidak akan sesulit ketika mereka menjebak Emi-V untuk pengundian siapa yang melakukan 'pidato perwakilan peserta didik baru' yang mereka lakukan pagi tadi.

Dan kemudian, pria itu bahkan—secara diam-diam memanfaatkan hadiah kemenangan lawannya untuk meletakkan mereka ke dalam checkmate. Hal-hal seperti kebocoran gas dan obat untuk mengobatinya itu sebenarnya sudah direncanakan dari awal.

Seorang remaja Zombist tidak tahu diri membuat skenario di mana orang-orang akan bermain dalam sebuah pertunjukan boneka di atas telapak tangannya.

Dan bahkan—sesuatu seperti 'hak mengambil satu jawaban dari musuh' yang dia katakan itu sebagai 'main-main' juga telah mengambil peran yang penting di dalam pertunjukan boneka yang ia mainkan bersama dengan para boneka lain.

Saat itu, saat ketika Sendai kira dia telah 'menjawab satu pertanyaan dari musuh', apa yang terjadi justru adalah sebaliknya—adalah hal yang sia-sia.

Apa yang Shion katakan sebelum Sendai memberikan three size tubuhnya—'Aku tidak perlu memberitahumu soal hukumannya.....' dilihat dari manapun bukanlah pertanyaan sama sekali. Yang berarti hadiah kemenangan Shion tentang 'satu jawaban dari musuh' sebenarnya masih 'belum' dia gunakan.

Shion akan menyimpannya sebagai kartu joker dan menggunakannya untuk membalikkan keadaan—untuk saat-saat seperti ini—hak mengambil satu jawaban dari musuh.

---'Ending dari permainan sudah terlihat sebelum Game itu dimulai', peraturan tersebut sekarang berlaku.

Saat semua orang menjadi boneka—bukan, semua orang pada awalnya memanglah boneka. Di tangannya, Shion bermain-main sambil menggerakkan boneka dalam sebuah pertunjukan boneka. Seorang Zombist belaka(prayer) tak tahu diri menggantikan posisi dewa(player) untuk melakukan playing.

Tertulis di atas kertas yang membungkus obat itu adalah—

- 'Nah, bagaimana gambar denah gedung konsermu secara rinci? Tolong berikan jawabannya dalam bentuk kertas yang kau buang di tempat sampah di depan asramamu, Sendai.... Ah, maaf, aku cuma bercanda. Jangan lupa pergi tidur setelah meminum obatmu, oke? Semoga konsermu berjalan lancar. Dan juga... percayalah padaku.'

Ada yang bilang bagian terpenting dari kebohongan adalah kepercayaan. Terlepas dari metode apa yang kau gunakan untuk memperolehnya, tipu, jatuhkan, dan kendalikan. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau.

- Percayalah padaku, itu yang Shion tuliskan di atas kertas tersebut sekaligus apa yang ia katakan sebelumnya di atas langit.

Tetapi jika Sendai menaruh kepercayaan kepadanya dan pergi tidur setelah meminum obat yang pemuda itu berikan, ingatan yang Sendai buat dua sampai tiga jam yang lalu—tentang ketika ia terbang di atas langit bersama Shion, Echo, Akira, Ruri, dan Emi-V—tentang Betting Game dengan Humanless Alliance leader berambut putih, Shion, dan tentang petualangan mereka untuk bersama-sama melihat cakrawala di atas langit yang jauh..... semua itu akan berubah menjadi ingatan yang 'samar-samar'. Tidak salah lagi Karena....

Obat yang Shion berikan untuk menyembuhkan penyakit Sendai, sebenarnya bukanlah obat untuk keracunan ozon.... melainkan obat yang ia siapkan untuk menghapus ingatan Sendai.

Tentu saja, itu tidak akan menghapus sepenuhnya ingatan Sendai dan cuma akan membuatnya menjadi samar-samar. Tapi bagi Shion, untuk memenangkan Game ini------itu sudah cukup.

Kalau dia mau dia bisa menghancurkan konser Sendai sepenuhnya dengan membuat gadis itu menelan lebih banyak ozon atau dengan memberi Sendai sebuah obat yang akan menghapus ingatannya tentang 'konser yang akan dia adakan di dimensi lain'.

----Tidak, Shion tahu betul cara yang kedua tidak akan berhasil. Karena bagaimanapun juga Sendai adalah tipe yang mampu membaca apa yang kemungkinan telah dia lakukan di masa lalu berdasarkan pada keyakinannya terhadap dirinya sendiri.

'Karena aku ada di dimensi lain, sesuatu seperti menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk sebuah live concert semalaman—pasti kami sudah melakukan itu, mengingat aku dan Echo punya cukup waktu saat istirahat....'

Meskipun dia tidak memiliki ingatan mengenai hal tersebut, perempuan itu tetap akan secara alami mempercayainya.

- Itulah yang orang-orang terlepas dari perbedaan waktu dan dunia sebut hal itu sebagai 'romansa'.

Untuk seorang petualang maka adalah sebuah petualangan besar, bertemu dengan rekan-rekan yang dapat ia percayakan hidupnya kepada mereka, dan melakukan sesuatu seperti membunuh naga. Untuk seorang Gamer maka adalah memainkan Game terbesar yang pernah diciptakan dalam sejarah dunia, dan bahkan membawanya pada kemenangan. Lalu untuk seorang idol, apa yang ia—seorang remaja bernama Sendai ini inginkan di dalam hatinya?

Melihat bahwa dia memiliki kesempatan untuk memberikan harapan kepada lebih banyak orang di dimensi lain ini.... apakah sebagai seorang idol Sendai akan diam saja?

Keinginan seperti itu----untuk hampir setiap orang mungkin adalah sesuatu yang tidak berarti apapun tapi.... itulah yang dia—hatinya inginkan—alasan kenapa gadis ini tidak bisa menyingkirkan pikirannya dari sebuah konser di dimensi lain tidak diragukan lagi itu untuk mengejar 'romansa' yang muncul jauh di dalam hatinya.

Tapi jika dia meminum obat tersebut dan pergi tidur sekarang, gadis itu dapat memastikan bahwa konser yang dia inginkan jauh di dalam hatinya akan berakhir dengan dihancurkan.

Dia telah membaca pesan singkat yang Shion tulis di atas kertas itu—sebuah kertas yang Shion gunakan untuk membungkus obat yang ia berikan kepada Sendai.

Dengan kata lain, jika 'hak mengambil satu jawaban' itu masih berlaku, Sendai tidak akan punya pilihan selain untuk memberikan jawaban sebagaimana yang Shion inginkan.

Kemudian Sendai akan tertidur setelah meminum obat di tangannya—tanpa menyadari fakta menggelikan di balik obat tersebut, dan lalu bangun tanpa mengingat kenyataan bahwa gadis itu telah membuatkan gambar denah yang mungkin akan Shion gunakan untuk menghancurkan konsernya—menghancurkan bagian dari romansanya.

Benar-benar, sebuah rencana yang mengesankan. Sendai tidak akan tahu pelaku di balik kehancuran impiannya. Dan dengan begitu dia tidak punya alasan untuk melampiaskan emosinya kepada Shion dan juga yang lain.

Tetapi----Sendai kembali menatap kertas di tangannya dengan mata crimson dan memberinya sebuah pandangan hangat seakan dia melihat jauh ke dalam objek tersebut. Di balik wajah cantik dan senyumannya yang mencerahkan, bibir Sendai bergerak perlahan.

Dia berkata.

"Kamu ternyata imut juga yah, Shion-san."

Apa yang Shion—sang iblis rencanakan.... Sendai juga telah melihat segalanya.