webnovel

Game と Logic (Indonesia)

Kelompok Gamer berpikir mereka ingin mengubah dunia yang tak pernah sekalipun berubah. Yang seharusnya mustahil untuk dilakukan—itu hanyalah impian yang cuma seorang anak kecil diperbolehkan melihatnya—karena----- 「Akal sehat」itu sendiri—tidak bisa dijatuhkan. «Leader» Shion—Zombist dari masa lalu setelah kehilangan adik perempuannya, dengan gadis manusia 18 tahun—Konokoneko Ruri yang datang dari ‘masa tidak dikenal’—dengan eksistensi teknologi dan sains yang tak seorangpun pernah tahu. Memulai permainan besar untuk membuka pintu menuju masa depan. Menuju ‘janji’ pada adiknya di masa lalu. Mengubah dan menguasai dunia? Bukan. “Menyusun ulang dunia ini!”—Mampukah mereka membangun ulang dunia yang baru? -- “Nah, mari tentukan bagaimana kita melihat endingnya!” --

Karacia_Greynote · Fantasy
Not enough ratings
26 Chs

Chapter 2: x - 2y = 『 Walkthrough 』 Part 7

-- Part 7 --

- Mengumpulkan semua players dalam satu tempat yang sama selama ujian berlangsung.

Jika itu adalah ujian biasa yang dilakukan secara umum, maka ini dikatakan, akan sangat mustahil seorang murid mengubah susunan bangku murid lain, apalagi mengumpulkan mereka.

Itu benar. Tapi mereka bisa menjatuhkan batasan mutlak yang dikenal sebagai 'mustahil' itu selama kondisinya terpenuhi, itulah kenapa ini disebut Game.

Apa yang Sendai minta adalah menempatkan semua players dalam satu tempat yang sama selama ujian tersebut berlangsung. Bahkan, gadis itu mengatakan sesuatu seperti mereka dapat memastikan kemenangan hanya dengan satu langkah—sesuatu yang memberikan 100% kemenangan mutlak.

Kemudian untuk membuktikannya, Betting Game berskala kecil ini dibuat.

Kedua belah pihak melihat bayangan diri mereka di dalam iris mata lawan satu sama lain seolah mencoba menembus masuk ke pikiran mereka, dan menyerukan.

" "«Contract, open»!" "

«NAMA BETTING GAME»

『 ??? 』

Daftar Peserta:

『 Humanless Alliance Leader, Shion vs Sendai Alliance Leader, Sendai 』

Aturan:

『 Tidak ada aturan khusus. Gunakan semua yang memungkinkan untuk menyelesaikan Game 』

Kondisi kemenangan:

『 Sisi koin yang terbuka menunjukkan hadiah kemenangan Player 』

Kondisi kekalahan:

『 Sisi koin yang terbuka tidak menunjukkan hadiah kemenangan Player 』

Hadiah kemenangan Player:

『 Emas [kepala]: Hak mengambil satu jawaban dari lawan, Emas [ekor]: Memaksa lawan menunjukkan satu hal yang menarik, Perak [kepala]: Memaksa lawan menyetujui permintaan terkait yang telah dinyatakan, Perak [ekor]: Memaksa lawan menunjukkan satu hal yang manarik. 』

Hukuman:

『 Emas [kepala]: Menjawab satu pertanyaan dari lawan, Emas [ekor]: Menunjukkan satu hal yang menarik kepada lawan, Perak [kepala]: Menyetujui permintaan terkait yang telah dinyatakan, Perak [ekor]: Menunjukkan satu hal yang manarik kepada lawan. 』

Game Contract yang terbentuk dari cahaya putih tercipta di hadapan mereka. Dan di saat yang sama, masing-masing Crest mereka dipaksa terlahir seolah menjawab terbentuknya sebuah Betting Game.

------Koin emas mewakili hadiah kemenangan Shion sekaligus hukuman yang harus Sendai terima, dan sebaliknya, koin perak mewakili hadiah kemenangan Sendai sekaligus hukuman yang harus diterima oleh Shion.

Cara bermain dalam permainan ini adalah:

Pertama, ada dua koin emas dan dua koin perak yang akan dilemparkan secara bersamaan, yang mana setiap koin mewakili satu hadiah kemenangan dan satu hukuman.

Dan jika koin yang berwarna sama menunjukkan sisi yang sama juga, pemain yang bersangkutan akan mendapatkan satu hadiah kemenangan dan tidak ada lagi.

Shion bilang dia tidak suka jika hal yang menyenangkan selesai terlalu mudah, itulah kenapa Game ini dibuat. Dan dengan begitu, peluang permintaan Sendai disepakati adalah ¾ atau 75% dari semua kemungkinan.

Oke, ayo mulai permainan seperti itu.

"Well, ngomong-ngomong, Shion-san, kamu bilang kalau hadiah kemenanganmu sebenarnya cuma guyonan untuk memeriahkan suasana tapi... apa yang akan kamu lakukan dengan itu? Maksudku, kamu tahu, hak mendapatkan satu jawaban dari lawan itu terlalu ambiguu~."

Karena tujuan dari permainan tersebut adalah menyetujui permintaan Sendai, Shion berkata bahwa hadiah kemenangan miliknya merupakan sesuatu yang ada untuk main-main. Itulah kenapa Sendai mengikutinya dan membuat hadiah kemenangan kedua miliknya sama dengan milik Shion—untuk memaksa lawan menunjukkan satu hal yang menarik.

Tapi menyampingkan hadiah kemenangan kedua karena itu harus dipikirkan sendiri oleh lawan, Shion membuat hadah kemenangan untuk emas [kepala] adalah sesuatu yang dapat dia sendiri tentukan, di mana hal itu memiliki bahkan lebih dari satu juta arti. Itulah kenapa Sendai menganggapnya sebagai ambigu.

-------Shion melakukan satu kali tos dengan Akira yang ada di sampingnya, dan di saat yang sama wajah mereka menunjukkan wajah seorang penjahat yang telah merencanakan sebuah kejahatan. Kemudian dengan tampang busuk penjahat kelamin tertentu, menjawab.

"Fufu, ini mungkin akan terlihat seperti pelecehan seksual tapi... jika aku mengikuti hobi Akira, mungkin itu adalah sesuatu seperti 'three size' atau semacamnya, jadi siapkan dirimu... tidak, mungkin warna pakaian dalam favorit, atau posisi tidur favoritmu, atau mungkin S atau M.... tidak tidak, three size lebih baik. Three size yang terbaik!"

Mereka menyerukan 'Banzai! Banzai' dan terlihat seperti kehilangan akal sehat mereka, tertawa aneh yang menyebabkan image penjahat kelamin itu menjadi kenyataan.

Jika seseorang melihat dua pria itu dan berpikir mereka adalah pengguna narkoba, mungkin orang lain akan percaya.

"Yah.... jadi, karena ini sudah disepakati kami tidak mau Game Contract-nya dibuat ulang, okee~?"

Akira menekankan hal itu dan menggerakkan jari-jarinya untuk membuat gerakan yang luar biasa. Apa dia Satou Kazuma? Tidak, itu dari series Konosuba. Tunggu dulu, jika seseorang punya skill Steal apa dia bisa melihat warna pakaian dalam orang lain dengan sekali curi...?

Akira mulai berpikir serius apakah dia harus mempelajari skill legendaris itu dari sekarang dan mulai menjadikan Emi-V sebagai bahan percobaannya.

"Entah kenapa orang-orang ini membuatku takut....."

Emi-V menutupi tubuhnya dengan tangan dan menggigil ketakutan sambil memojokkan dirinya di pojokan ekor Echo....

-- Anginnya memang sedikit dingin. Kasihan sekali, dia pasti kedinginan karena itu.

Menyampingkan fatka bahwa Emi-V memakai kostum beruang yang hangat, Akira melebarkan tangannya ke arah Emi-V untuk menawarkan kehangatan tubuh manusia, tapi.... dia berteriak meminta tolong.

Di sisi lain, di samping di belakang mereka. Seseorang yang memakai jaket biru untuk menjaga suhu tubuhnya melihat dua pria tadi dengan tatapan yang sangat dingin sampai gunung everest sendiri akan merasa malu yang disebabkan oleh kekalahan telak. Anehnya, Emi-V merasa suhu udara benar-benar turun sampai atom di sekitarnya menyentuh nol derajat.

----Namun sayang sekali, Shion dan Akira yang menjadi pusat dari tatapan Ruri tidak terpengaruh oleh fenomena jaman es tersebut. Mereka memiliki senyuman yang luar biasanya membara sampai orang Amerika sendiri akan bangga.

Dingin dan panas.... Emi-V masih tidak bisa mempercayai matanya yang melihat bahwa lingkungan di sekitar mereka menguap.

Jika semua senyuman dan tatapan mata mampu memberikan efek, maka seluruh planet pasti akan tertelan chaos.

Untungnya, satu-satunya orang yang terpengaruh adalah seorang gadis dalam pakaian beruang, dan semuanya berakhir tidak terjadi apa-apa.

Tidak, jika seluruh prosesnya berjalan seperti yang Shion dan Akira mau semuanya pasti akan berakhir dengan happy ending-----Sekali lagi BANZAI!!

"Oke okee, tapi kalau cuma sebatas itu, sebenarnyaa~ aku masih bersedia menjawab secara sukarela tanpa terikat oleh Game Contract, kalian tahuu~?"

" "Apa?!!" "

-- Huh?

"Akira dan Leader... sama-sama bodoh."

Posisi kepala, tidak ada yang aneh. Pergerakan mata juga tidak ada yang aneh. Telapak tangan tidak berkeringan. Gerakan yang tidak perlu, tidak ada. Caranya bernapas, oke. Nadanya cenderung rendah, tidak. Titik tumpuan berat badan, baik-baik saja. Bahkan ekspresi mikro dalam bahasa tubuhnya juga---juga sangat baik.

Ketika Shion mulai melanjutkan analisis di kepalanya, wajahnya berubah pucat untuk suatu alasan. Sedangkan di sisi lain seorang pemuda yang ekspresinya tidak jauh berbeda menatapnya seolah menunggu sebuah jawaban.

"Tid, ak ada.... reaksi kebohongannya tidak ada sama sekali OI AKIRA!."

.... Mereka melebarkan mata mereka dengan napas yang tertahan. Setelah mendapatkan kembali sedikit akal sehat mereka yang hilang, keduanya mulai bicara satu sama lain.

".... K-kita telah membuang kesempatan yang mungkin cuma datang satu kali seumur hidup, Shion-san."

"Y-ya, kupikir kita sependapat soal ini, Akira-san."

Itu mungkin benar, tapi...

"Hm~? Kamu bisa mengganti pertanyaannya selain ituu~?"

Sendai yang mood-nya sedang baik memberikan saran yang bahkan orang paling tolol sekalipun akan kepikiran. Karena dalam Game Contract hanya tertulis 'hak mengambil satu jawaban dari musuh', isi(jawaban) dari pertanyaan itu sendirilah yang tidak bisa diubah, di mana pertanyaannya masih bisa diganti sepuas mereka sampai pertanyaan itu sendiri diajukan.

Lagipula tidak ada jaminan kalau akan muncul emas [kepala] jadi..... kenapa mereka sangat berharap?

"Hah?! Apa yang kau bicarakan sih? Mustahil sekali."

Saran itu adalah penyelesaian masalah secara sempurna yang bahkan orang paling tolol sekalipun pasti kepikiran, tapi Shion menolaknya.

Emi-V menatapnya dengan mata yang seperti menatap kuman, dan menanyakan dalam hatinya

-- Apa sih yang orang ini katakan?

Tapi, sebenarnya tidak ada yang aneh dari sikap mereka. Hanya saja orang biasa mungkin tidak paham dengan perasaan mereka, karena orang biasa cenderung akan kehilangan matanya pada sesuatu yang suci seperti ini. Kemudian, dengan sikap yang seperti seorang pemain Game—seorang Gamer sejati, Akihara Karasu menjelaskan.

"Benar. Mustahil sekali.... Inilah yang disebut harga diri seorang Gamer apa kau paham?"

Seperti namanya, itu adalah apa yang ada dalam dada mereka---kebanggaan mereka.

"... Kalian punya harga diri sebagai Gamer tapi tidak sebagi manusia.... kasihan sekali."

"Huh? Aku bukan manusia, aku Zombist."

"Aku juga bukan manusia, aku Humanless."

"Tolong....! Aku mohon padamu dewa... jika kau bukan Cuma delusiku dan adalah kenyataan, aku mohon padamu! Sembuhkanlah kedua orang ini!"

...Itu adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa seorang gadis dalam pakaian beruang berdoa dengan sepenuh hatinya.

"Um~..... jika kalian terus bercanda, aku tidak yakin Betting Game berskala kecil ini bisa selesai sebelum mulai ujiannya, lho~"

"Huh?"

Mereka baru menyadarinya. Di atas ketinggian di mana mereka bisa jatuh mengabaikan kemungkinan bertahan hidup, untuk sesaat, yang bergerak hanyalah waktu.

"Ruri, jam berapa ujiannya dimulai?"

"Tinggal.... 10 menit 46 detik lagi."

"Kenapa kau baru bilang?! Ayo cepat kita mulai saja. «Game, open»!"

"Fiuh~ kukira kalian sengaja mengulur waktu... yang mana saja terserah, sih. «Game, open»!"

Dan, permainan dimulai..

--------------.......

Ruri melihat telapak tangan kanannya. Di atasnya, empat koin diletakkan dengan dua warna yang berbeda. Emas dan perak—koin yang menentukan hasil permainan.

Dan di sebelah kirinya adalah.... dia melihat ke arah itu juga.

Ada dua tangan yang saling menggenggam satu sama lain. Satu adalah miliknya, dan satu lagi....

"Kupikir yang bagian ini kesepian atau semacamnya....."

"....Apa-apaan alasan itu...? Leader, kamu tidak bisa jujur."

"Berisik, lempar saja dan cepat selesaikan!"

Ruri tertawa kecil, begitu juga Shion dan kemudian Akira.

- Ketiga Gamer Humanless.

Mereka tidak akan menggunakan cara yang sah.

Mereka tertawa terhadap hal-hal seperti [alasan].

Mereka mengabaikan konstitusi mutlak yang disebut [akal sehat].

Bahkan berulang kali membelokkan [kebenaran].

Mereka berkata—mereka ingin [Mengubah dunia] yang tidak pernah sekali pun berubah.

Itu seperti mimpi—yang sepenuhnya tidak realistis, mustahil mencapainya tanpa alasan dan akal sehat.

----Tapi bayangan mereka membuat orang-orang berpikir bahwa mereka [Dapat melakukannya].

"Aku sudah siap."

Konfirmasi terdengar. Kemudian, empat koin---secara bersamaan dilemparkan ke udara—menuju langit yang lebih tinggi, seolah mencoba menembus masuk melewati lautan awan.

"Perak, [kepala]."

Konfirmasi terdengar dari seseorang yang berdiri tepat di sebelah kiri Ruri sambil memegangi tangannya—seorang Zombist berambut putih yang memulai Game ini dengan keegoisannya. Shion menangkap koin pertama.

"Koin kedua. Berhasil, Shion! Emas [kepala]!"

"B-benarkah?! A-a-aku sudah menduga kita p-pasti bisa berhasil, Akira!"

Berikutnya datang dari seorang manusia berambut hitam yang muncul dari dunia teknologi dan sains. Bersama dengan Shion, mereka mengungkapkan tujuan konyolnya bahkan tanpa malu. Akihara Karasu menangkap koin kedua.

"Kurasa aku yang ketigaa~ oh? Bukankah ini Perak [ekor]?"

Seorang idol yang bernyanyi di atas panggung, dia bilang kalau dia menangkap koin ketiga. Dan kemudian....

"Aku aku aku! Ini yang keempat kan, fueeh.... Emas [kepala], huh..."

Seorang remaja yang tampil dengan pakaian baruang – penguasa sihir cahaya yang memegang kualifikasi langka memakai spirit magic, Emi-V, menangkap koin terakhir.

Dan dengan begitu, Game ini berakhir dengan tiga hadiah kemenangan terbuka.

"Emas [kepala], Perak [kepala], dan Perak [ekor]. Satu-satunya yang tidak terbuka adalah Emas [ekor]. Yah, lagipula itu dibuat cuma untuk main-main, sih. Dua hadiah utamanya diambil, itu yang terpenting."

Akira menjelaskan situasi mereka. Selama tujuan utamanya terpenuhi, maka tak ada masalah.

Sekarang---untuk bagian terakhirnya.

"Kami menyetujui permintaanmu. Aku, Ruri, Akira dan Emi-V. Sekarang hadiah kemenangan untuk Perak [kepala] sudah diberikan, jadi Sendai...."

Shion dan Akira tersenyum menjijikkan dengan telinga yang terarah langsung menunju Sendai. Dan melanjutkan.

"Jadi Sendai, aku tidak perlu memberitahumu soal hukumannya....."

"Iya iya, itu tujuh-puluh-lima, lima-puluh-dua, dan tujuh-puluh-delapan."

Sambil memelototi lawannya dan membayangkan ukuran tersebut dengan tubuh Sendai, di kepala mereka saat ini sedang terbentuk pemandangan surgawi(R18) yang mengubah seorang pria menjadi mimisan.

-- Level powernya cuma sampai ke awal dari tiga ratus ribu tapi... itu sudah lumayan, setidaknya Emi-V kami masih lebih superior dalam hal ini.

Scanner power di kepala Akira yang menghitung idol paling populer merasakan kemenangan untuk suatu alasan. Sedangkan Emi-V yang duduk di kejauhan merinding ketakutan.

Apa dia mencuri scanner itu dari Goku, aku ingin tahu....

"Leader dan... Akira....kemesuman kalian sebesar 10^6 lux."

"Itu 10 kali matahari?!! Tunggu, apa kita baru saja dihina dengan satuan cahaya?"

"Melihatmu bertingkah mesum mungkin akan membuat matanya sakit. Intinya, dia Cuma cemburu."

"Oh, Ruri, jadi kau cemburu ya~ katakan saja kalau kau cemburu."

"Ya, aku cemburu. Karena semua itu telah terjadi.... bukankah, kamu harusnya sedikit lebih perhatian kepadaku?"

"Eh… ah, iya."

Tanpa tanda-tanda jahil di ekspresinya, Ruri menjawab dengan jujur. Sedangkan, Shionlah satu-satunya orang yang wajahnya merasa panas dengan ekspresi bermasalah.

Apa yang dia maksud dengan 'semua itu' yang mungkin adalah hari itu, di mana Shion telah menjadikan Konokoneko Ruri sebagai Heroine-nya.

Biasanya Ruri tipe orang yang pendiam dan tidak banyak bicara apalagi di depan banyak orang, jadi kenapa sekarang...?

"Aku tidak tahu apakah ini disengaja atau tidak tapii~ fufu, aku akan menerimanya sebagai hadiah kemenangan Perak [ekor] tentang memaksa lawan menunjukkan satu hal yang menarik, oke~"

"Tunggu dulu, ini tidak begitu. Lalu untuk hadiah kemenanganmu, aku dan Akira sudah mempersiapkan itu sendiri."

"Benar, mari kita mulai ke bagian duanya."