webnovel

Bab 7. : Petuah Papa.

Disekolah..

Dita menuju perpustakaan sekolah nya akan mencari bahan untuk tugas SenBud nya ( Seni Budaya ) mencari cari sample tugas milik kakak kakak kelas sebelum angkatan mereka yang memang disimpan rapih diPerpus sebagai arsip.

Guru SenBud nya merekomendasikan pada semua murid dikelas Dita, saat pelajaran SenBud tadi. Karena bisa menjadi salah satu referensi tugas mereka.

Dita termasuk tipe anak yang gercep ( gerak cepat ) kalau soal tugas. Memang sih tugas nya dikumpulkan minggu depan dan Dita masih punya banyak waktu.

Namun agar tidak banyak tugas yang menumpuk, jika dikerjakan nya nanti nanti pasti terasa malas dan akan tambah banyak tugas yang datang setelah nya.

Mumpung lagi jamkos ( Jam Kosong ) setelah selesai pelajaran SenBud berakhir lanjut matpel bahasa Indonesia, berhubung ibu Ningsih guru pengajar bahasa nya tidak masuk karena lagi cuti hamil.

Dan guru pengganti sedang sakit, jadilah hanya memberikan tugas kepada seisi kelas Dita. dan harus dikumpulkan diketua kelas, kemudian simpan diruang guru.

Setelah Dita selesai mengerjakan tugas bahasa Indonesia, Selagi ada waktu pelajaran yang lumayan lama tersisa.

Akhirnya Dita ijin keperpus untuk mencari bahan tugas SenBud.

Meski Dita bukan juara pertama dikelas nya, setidak nya Dita termasuk tiga besar dikelas nya.

Tapi Dita tak perduli akan peringkat pintar dikelas bahkan disekolah nya.

Sudah sering kali Dita mendengar, banyak yang bilang sekolah itu tempat untuk berlomba lomba mendapat peringkat dan prestasi akademis.

Namun tetap Dita tak terlalu ambil pusing dan mempedulikan soal peringkat akademis nya.

Karena itu semua hanya nilai dan angka, orang tua Dita tidak mendidik anak anak nya ( David dan Dita ) untuk selalu terpaut pada nilai akademis.

Nyata nya dikehidupan Real tak selama nya nilai akademis itu menjanjikan seseorang untuk sukses.

Sukses tidak selalu diukur dari seberapa tinggi dan bagus nilai akademismu, tapi dari kualitas dirimu dan sejauh apa usaha yang kau upayakan.

Yang penting kemauan kita, bakat dan minat yang kita sukai.

Seperti pepatah yang kebanyakan orang bilang " where there is a will, there is a way " Dimana ada kemauan, disana ada jalan..

Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk sebagian orang, ada yang sukses karena nilai dan prestasi akademis nya itu adalah berkat dan bonus dari Tuhan.

" Fokuslah dengan hal hal yang membuatmu suka dan menyenangkan mu, membuat mu terpacu menjadi semangat yang berapi api mengerjakan nya.

Temukan jalanmu dan duniamu sendiri, Sukses itu kamu sendiri yang dapat menciptakan nya.

Setiap orang itu berhak sukses, tanpa melihat siapa kamu dan dari mana kamu? Sukses itu mutlak milik semua orang.

Tergantung bagaimana cara nya kita memulai dan mencari jalan menuju tangga sukses itu. Karena takaran kesuksesan setiap orang berbeda, tak ada pembatas yang dapat mendeskriminasikan kata sukses bagi mereka yang yakin dan mampu berusaha.

Percayalah setiap manusia itu bisa sukses dengan caranya. Semua manusia itu unik dengan versinya masing masing dalam meraih kata sukses untuk hidup nya. "

"Ada dua aturan untuk menjadi sukses. Pertama, cari tahu hal yang ingin kamu lakukan. Kedua, lakukan hal tersebut." – Mario Cuomo.

"Anda tidak akan pernah mencapai sukses kecuali jika Anda menyukai apa yang Anda lakukan." – Dale Carnige.

" Kamu tidak harus hebat untuk memulai, tapi Kamu harus memulai untuk menjadi orang hebat." – Zig Ziglar.

kurang lebih seperti itu petuah dari papa mama nya Dita.

Sekolah memang penting, nilai akademis juga penting karena mencakup pendidikan seseorang.

Namun sering nya tanpa kita sadari ada banyak hal diluar sana yang jauh lebih penting, yaitu

" Bagaimana caramu bersikap "

ya bersikap dalam artian yang luas =

Bersikap terhadap bagaimana caramu bertanggung jawab? bersikap bagaimana caramu menghargai orang lain? bersikap bagaimana caramu memperlakukan orang lain? juga bersikap bagaimana caramu menjalani kehidupan? dan bersikap bagaimana caramu berterima kasih kepada Tuhan.

Banyak yang pintar diluar sana dengan pangkat, jabatan, gelar, pendidikan tinggi tapi terkadang mereka lupa bersikap.

Mereka lupa bahwa pintar saja tidak cukup, seolah mereka cerdas.

Seolah mereka paham atau mengerti, namun sebenarnya tidak. Dan mereka pun lupa arti dari kata mengerti yang sebenarnya itu apa?

" Orang yang pintar itu belum tentu mengerti..

sedangkan orang yang mengerti itu sudah pasti dia pintar.

Orang yang pintar belum tentu berilmu..

Sedangkan orang yang berilmu sudah pasti dia pintar.

kebanyakan orang berkata..

betapa menyenangkan dan hebatnya menjadi orang pintar ,

Namun orang cerdas akan berkata..

betapa pintarnya menjadi orang Hebat yang menyenangkan. "

Jadilah pribadi yang berkualitas.

Kelak kau akan temukan makna yang tersimpan di dalamnya.

Bagai " Imposible Triangel "

segitiga tak mungkin ,

dimana dimensi-dimensinya sulit diterjemahkan dan sudut-sudutnya mengandung anomali.

begitu kata Andrea Hirata salah satu penulis favoritku.

Menurutku dibalik kata ini berdiri megah sebuah misteri dan juga realita hidup sebenarnya.

Dimana potongan-potongan mozaik hidup, akan terhubung satu sama lainnya.

Disinilah impian tergambar laksana Imposible Triangel.

Percayalah dengan hidupmu maka hidup akan mengikutimu.

"Selalu jadilah versi terbaik dari diri Anda, daripada menjadi versi kedua terbaik dari orang lain." – Judy Garland.

Ternyata jika hati kita terus berada di dekat orang berilmu kita akan disinari pancaran pencerahan, karena seperti halnya kebodohan, kepintaran pun sesungguhnya demikian mudah menjalar. - Andrea Hirata ( Laskar Pelangi )

Inti dari ini semua adalah ilmu itu sendiri. Bagaimana bersikap - bagaimana mengerti - menjadi pintar - cerdas.

Jangan lah malu bila miskin harta,

Namun malu lah bila miskin ilmu.

Karena harta tanpa ilmu akan sia sia

Harta tanpa pondasi ilmu dan iman akan binasa

Ilmu itu kuncinya iman ,

Ilmu itu pengendali nya harta.

Karena dengan Ilmu kita dapat mengelola harta.

Begitupun dengan Ilmu kita mampu mengelola waktu.

Ketika Dita mengingat petuah petuah dari Papa nya. Dengan senyuman mengembang dibibir manisnya saat Dita mulai mencari cari bahan tugas SenBud dari rak rak buku yang berjejer rapih diPerpus sekolah nya.

Saat Dita menemukan buku yang ia cari, dan hendak mengambil nya ternyata ada tangan seseorang yang hendak mengambil nya juga. mereka berdua pun berhenti disatu titik, mata mereka saling beradu pandang sekilas. tatapan kaget dan menyenangkan menyatu didalam nya.

Seseorang itu segera mengalihkan pandangan nya, begitu juga Dita. Sejenak mereka berdua saling terhenti, hening dalam kebisuan satu sama lain.

Seseorang itu membuka suara nya lebih dulu, " lu mau buku itu? ambil aja buat lu, gua bisa cari sample yang lain " ucap nya pada Dita.

Jangan.. buat lu aja timpal Dita, meraih buku didepan nya dan memberikan nya pada orang itu.

Biar gua cari bahan yang lain aja, lalu mereka berdua saling pandang dan tertawa.

"Seni Budaya kan? "

mengucapkan bersama dengan kompak. Orang itupun bertanya, kelas lu juga tugas SenBud? iya ucap Dita.

Gimana kalau kita cari referensi bareng? ajak nya pada Dita.

Akhirnya mereka bersama sama mencari buku buku sample tugas SenBud.

Dirak buku Perpus khusus seputar Seni Budaya.

Setelah menemukan beberapa buku yang mereka cari, mereka berdua duduk dimeja baca Perpus.

" Lagi pelajaran sekul kePerpus pasti jamkos ya? " tanya orang itu.

Dita hanya mengangguk karena sedang fokus memilah milih buku yang menurut nya bisa menjadi sample.

Padahal dalam hati nya Dita sedang mengatur irama nada jantung nya yang tiba tiba berdebar kencang karena secara kebetulan dia didepan Dita dekat dengan nya kini, duduk berhadapan dimeja baca Perpus. Orang itu tidak lain adalah Rio.

Lu juga lagi jamkos ya? tanya Dita balik pada Rio. Dengan santai Rio menjawab,

" nggak gua lagi bolos matpel. "

Dita memandang Rio keherenan, Rio menatap Dita dan berkata canda.

Gua habis dispensasi nih tanding basket tadi, mau langsung masuk kelas mager masih belajar. Kan sayang tuh jatah Dispensasi gua, balik kerumah nggak boleh. Jadinya anak tim basket yang tadi tanding pada istirahat sebagian di Auditorium, ada juga yang diruang klub basket. Mau kegedung basket lagi dirapihin buat besok lusa tanding disekolah kita jadwal nya, terus mau berkeliaran disekolah juga kan nggak boleh. Begitu ucap Rio.

Gua keinget ada tugas SenBud kemarin buat minggu depan, makanya gua kePerpus. Mumpung Sepi juga kan kalau jam segini. eh nggak tahu nya ketemu lu juga dengan senyum dibibir Rio dan lesung pipi itu begitu terlihat jelas dimata Dita.

Sama sama cari referensi tugas. Dita pun membalas senyuman manis Rio.

Dengan senyuman nya yang tak kalah manis terukir dibibir nya. Sesaat Rio terpana melihat senyum indah itu tergambar jelas dihadapan nya. Untuk mengalihkan keterpanaan nya Rio kembali membuka suara nya,

Btw.. lu gadis yang dikantin itukan? tanya Rio.

Eh, iya hehe. jawab Dita. ( sebenar nya tanpa Rio bilang seperti itu pada Dita, Rio pun sudah tahu bahwa gadis dikantin yang Rio bilang cantik itu Dita. Rio hanya berbasa basi mencari topik saja, seolah dia lupa pada Dita. padahal sebenar nya tidak. ) dan bla..bla..bla.. Mereka berdua pun asik mengobrol.

Kedua nya terlihat dengan mudah nya mengakrabkan diri, karena kedua nya memang tipekal orang orang yang mudah membaur. Dari pembahasan yang sekedar basa basi hingga membahas tugas SenBud bersama.

🌹🌹🌹

Hallo readers tersayang..

terimakasih sudah membaca

" Galih dan Dita, Bukan Galih dan Ratna "

jangan lupa support terus author ya,

karena support dari kalian semua adalah moodboster bagi author.

follow juga ig author ya

@titawiradisastra

Mari kita berteman :)

dan jangan lupa mampir ya di BLOG author

https://titawiradisastra.blogspot.com

Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya!

#PleaseDontPLATGIARIZE

#BeOriginal

#MyKarya.

Love you Readers :)

Tita_Nurlailacreators' thoughts
Next chapter