1 Wanita berambut Ungu

Saat ini Mutiara baru saja selesai pendaftaran kuliah di kampus sesuai dengan keinginan yaitu Institut Kesenian Indonesia Yogjakarta, beberapa hari lagi ospek akan dilaksanakan sehingga membuat Muti harus segera mempersiapkan keperluan Ospek yang telah di tetapkan oleh kampus.

Tuntunya Mutia tidak sendirian ada beberapa teman baru yang baik kepadanya dan menawan untuk membeli peralatan Ospek bersama, Kedua orang tua Muti memang baru saja pindah Yogyakarta karena kebetulan Ayah Muti berkerja disini dan kebelulan juga Muti sudah lulus SMA dan akan melanjutkan Kuliah ke perguruan tinggi yang diimpikannya sejak lama.

Walaupun Mutiara adalah anak tunggal tapi Mutia jarang bersip manja pada kedua orang tuanya, Muti cukup paham bahwa orang tuanya selama ini terlalu baik bahkan sangat baik kepadanya yang hanyalah anak yatim piatu biasa dan diangkat menjadi anak oleh kedua orang tuanya saat ini yang memang berkecukupan.

Jika perempuan biasa akan tampil anggun dan cantik berbeda dengan Muti yang selalu tampil Tomboy dan memiliki hobi memakai baju yang kebesaran serta celana jins longgar yang sering digunakannya, rambut nya juga selalu berganti-ganti warna sesuai keinginannya dan kedua orangtuanya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut selama Muti bahagia dan tentu disiplin dalam sholat 5 waktu.

Selama ini memang ibunya Muti yaitu Bu Arum sangat menyayangi Muti seperti anak kandungnya karena memang selama pernikahan nya dengan suaminya Muhidin Mereka tidak dikaruniai seorang anak pun, atau lebih tepatnya anak yang selama ini di kandang oleh Arum selalu saja meninggal dunia.

Atas kuasa Allah Muhidin dan Arum yang sedang berduka atas kepergian anak mereka yang sudah 2 kali meninggal dan 1 keguguran, membuat mereka mengadopsi seorang bayi Mungil yang cantik yang pada saat itu mereka temukan di masjid yang kebetulan mereka sedang dalam perjalanan pulang dari kubur memakan anak mereka yang berusaha lahir dan meninggal dihari yang sama.

"Muti.... ganti warna rambut lagi nak?" tanya Muhidin pada anaknya.

"Iya Ayah..., kerena warna rambut Muti?" ucap Muti yang selalu tampil percaya diri dengan warna rambutnya yang sangat mencolok, kali ini berwarna Ungu.

"Bagus nak, sepertianya Ayah akan telat kekantor. Ayah berangkat asalamuaikum...," ucap Muhidin yang langsung pergi terburu-buru setelah sarapan.

"Ayah mu selalu saja seperti itu, dan kalian berdua memang hobi membuat Ibu pusing, lihatlah nak rambut mu itu bisa ditertawakan teman-teman mu nanti saat ospek di kampus." ucap Arum yang merasa sedikit tidak setuju dengan wana rambut anaknya yang saat ini berwarna Ungu terong.

Wajar saja Arum mengeluh pada anak dan suaminya yang memang memiliki kebiasaan yang sangat suka susah sekali bangunkan setelah ketiduran saat selesai sholat subuh, tentunya efek dari membangunkan mereka Arum juga jadi terkadang telat memasak untuk sarapan.

Tidak hanya itu Suami selalu memanjakan Putri kesayangan mereka itu dengan menyetujui apapun yang diinginkan oleh Muti, walaupun dirinya sendiri juga kadang sering bersikap seperti itu tapi Sebenarnya Arum kurang setuju jika Putri ke sayang mereka selalu berpenampilan Tomboy tapi apa boleh buat karena suaminya selalu mendukung keinginan Muti sehingga Muti tumbuh menjadi perempuan yang tumboy saat ini.

"Bu.... Muti udah telat ni... bentar lagi udah mau jam tujuh lagi...," ucap Muti dengan Panik Karena terlalu santai sarapan Tampa memperhatikan jam.

"Minum dulu.... habis makan masak gak minum." ucap Arum yang mengingat Muti yang baru saja ingin pergi setelah bersalaman padanya.

"Hehehehe... lupa," ucap Muti yang kemudian minum dan kembali membenarkan lipstik nya yang tentunya berwarna senada dengan rambutnya yaitu warna ungu terong.

"Ya Allah nak, gak cuma rambut mu yang warnanya kayak terong sekarang malah bibir mu juga warna ungu terong." ucap Arum pada putrinya.

"Iya Bu... ini namanya Gaya anak muda keren jaman sekarang.... Muti berangkat Bu..., asalamuaikum." ucap Muti yang kemudian pergi karena takut telat.

"Waalaikumussalam... hati-hati bawa... motornya jangan ngebut." ucap Arum pada putrinya.

Tentu Arum mempunyai kebiasaan yang selalu mengawasi kepergian putri kesayangannya tersebuat sampai, punggung Muti yang sudah tidak kelihatan lagi karena jarak mereka yang sudah sangat jauh dari pandangan Arum.

Muti mamang mengunakan motor metik yaitu N-max yang telah dimodifikasi berwarna ungu terong lengkap juga dengan helem yang berwarna sama. Untung saja pakaian yang sering digunakan Muti jarang yang berwarna ungu kali tidak saat ini mungkin Muti akan terlihat seperti seseorang yang percintaan ungu banget.

"Ya Allah... putri kesayangannya ku itu sudah besar, tapi tingginya masih seperti bocah saja." ucap Arum yang kemudian memasuki rumah kembali setelah memastikan putrinya telah pergi berangkat kuliah dengan mengunakan Motor metik ke sayannya yang merupakan hadiah Ulangtahun dari Arum dan Muhidin saat Muti berumur 17 tahun atau lebih tepatnya tahun Lalu, dan beberapa Minggu lagi usia Muti akan genap 18 tahun.

Baru saja Muti memasuki kamusnya dan beruntung Muti datang tepat waktu 2 menit sebelum seluruh mahasiswa baru berkumpul untuk Acara ospek dihari pertama yang akan segera dimulai.

"Hay.... cewek yang baru saja datang dengan rambut ungu dan celana jins silahkan maju kedepan." ucap seorang Pria yang merupakan panitia pengurus Ospek dan tentunya juga seorang mahasiswa yang terkenal berprestasi, tegas dan tampan dikampung ini.

Dengan percaya diri serta tanpa rasa ragu Muti langsung maju kedepan sambil menunjuk wajah cuek dan tidak peduli dengan pandangan orang-orang pandanya.

"Kamu terlambat 30 detik." ucap seorang pria yang tadi menyuruh Muti maju kedepan.

"Tapi kan Davin itu cuma 30 detik." ucap seorang pria lainnya yang beda tepat disamping Pria yang bernama Davin.

Muti hanya asik menap kedua seniornya yang tampak berdiskusi tentang hukum yang harus dilakukan olehnya, Muti tidak keberatan sama sekali karena memang dia menyadari kesalahannya yang memang terlambat.

"Walaupun hanya 30 detik dia tetep telat kamu nanti harus Ikut aku untuk mewarnai gambar karya seni dinding sebagai salah satu perwakilan mahasiswi baru yang paling terlihat mencolok dan berani telat diantara yang lainnya." ucap Davin.

Muti hanya bersikap cuek dan tidak berniat untuk menanggapi ucapan seniornya itu, tapi tentunya Muti mendengar apa yang telah dikatakan oleh Pria bernama Davin tersebuat bahkan Muti hapal logat pengucapan dari Pria Dok tegas namun penuh maksud yang saat ini ada dihadapannya.

"Apakah kamu mendengarkan apa yang aku katakan tadi?" ucap Davin yang merasa kesal melihat ekspresi dari perempuan unik yang berani serta tampak terlihat tidak peduli pada sekitarnya.

"Hemmmmm." Muti singkat.

"Siapa namamu....., wanita berambut Ungu?" ucap Davin yang kali ini menahan marahnya Karena merasa diremehkan.

avataravatar
Next chapter