1 Chapter 20 : Cinta bulat

Suasana dalam mobil tetap sepi dan hening hanya bunyi deru mesin mobil yang lembut yang terdengar diantara mereka. Tak lama elang mencairkan suasana dengan bertanya sama Naumi

"apa rencana mu setelah lulus?"

"in syaa Allah beasiswa itu akan tetap ku pakai, tapi aku bingung mau ngambil jurusan public relation apa fakultas kedokteran aja ya..?"

"apapun itu... Aku mendukungmu yang penting kamu senang dan bahagia" ujar elang sambil tetap fokus menyetir.

"oh ya kamu sendiri gimana? Apa rencana mu sehabis lulus?" tanya Naumi

"mm aku kalau dibolehkan ingin kuliah difakultas yang sama denganmu biar kita bisa selalu bersama.... Maunya siih" _Kevin

"kalau kamu nggak lulus gimana?" tanya Naumi

"itu takdir hehehe yang paling penting aku harus usaha dulu agar bisa kuliah bersama mu" jawab elang.

Tak terasa mereka sudah sampai di warung baksonya pak somad.

Warung ini biasanya selalu ramai ketika waktu sore sampai malam walau begitu pak somad tetap buka dari jam 11. 00 wib, karena banyak anak sekolah yang suka mampir di warung pak somad.

Saat Naumi dan elang masuk, warung pak somad sedang sepi hanya ada beberapa anak sekolah yang berada disana sedang menikmati baksonya pak somad. Elang langsung memesan 2 porsi bakso lengkap dengan bakso rudalnya. Tak perlu menunggu lama pak somad datang menghampiri dengan 2 mangkok bakso.

Naumi dan elang langsung menikmati makanan kenyal dari bahan terigu dan daging sapi tersebut dengan lahapnya.

Elang mengajak Naumi bicara sambil memakan bakso yang tadi dipesan nya.

"Naumi.. Kapan kita bisa menghabiskan waktu bersama?"

"elaaang bukannya sekarang kita lagi menyiapkan diri untuk menghadapi ujian yaa, kok malah ngomongin cinta sih" Naumi kesal dengan kata-kata elang namun dia tidak memperlihatkan muka masamnya.

"kau tau ndak cintaku itu sempurna bagai bakso bulat yang ada dalam mangkok kita, tak ada lobangnya, semua utuh dan penuh tak ada nodanya dan jika kita nikmati itu bisa membuat kita candu untuk memakannya kembali, lagi dan lagi" waah elang berubah jadi seorang sastrawan nih

"hehehe elang kok tumben sok jadi puitis gitu. Gak juga kali lang jika cinta diibaratkan seperti bakso maka cinta itu tak lebih dari penghilang lapar seseorang dan setelah kenyang orang melupakannya" ujar Naumi

"kan aku cuma berharap Nau kok segitu sewotnya untuk berdalih" elang merasa Naumi sengaja mencari cara halus dalam menolaknya.

"udahlah kita lanjutin makan aja yaaa tar keburu dingin malah nggak enak" ucap Naumi

Ketika mereka lagi asik menikmati enaknya bakso pak somad tiba-tiba soni dan serly datang menghampiri.

"O.. .O.. Kirain gak jadi dateng... Kami hampir aja selesai" sambut Naumi kepada 2 sahabatnya itu.

"Yeee dateng dooong masa nggak kan udah janji" jawab serly

"O ya lang dah diputusin belum mau ngelanjutin kemana?" tanya soni

"mm belum pasti tergantung Naumi tuh" ujar elang sambil menoleh sama Naumi

"lhooo kok aku sih, emang kamu ndak punya cita-cita apa.. Masa ngikutin aku" sergah Naumi

"ia juga sih, aku aja sama soni mau kuliah bareng, jadi kami rencananya mau ke kota bersama untuk mendaftar di universitas negri p*dang, jadi kita nggak cuma selalu bersama tetapi juga bisa saling bantu dalam urusan kuliah" serly menyampaikan pendapat nya

"ku rasa serly benar Naumi, jika kalian selalu bareng mungkin cinta yang dulu pergi bisa muncul lagi dengan lebih sempurna" ungkap soni

Selagi bicara, bakso Mereka pun datang lalu serly dan soni mulai melahap baksonya dengan antusias karena sepertinya mereka sedang kelaparan.

Sewaktu mereka berempat asik ngobrol sesekali mereka tertawa dan tiba-tiba hape Naumi berbunyi

Tutitat-titat

Tutitat-titat

Naumi melihat notifikasi androidnya ada nama Kevin, dengan santai dia mengangkat handphone nya

"assalamu'alaykum hallo" _naumi

"wa'alaykumussalam hai, dah selesai ngebakso nya?" _Kevin

"alhamdulillah udah siiih tapi kita masih asik ngobrol berempat" _Naumi

"berempat?" _Kevin

"ia, ada serly, elang sama soni" _Naumi

"oooh, masih lama pulangnya? _Kevin

" ini udah mau pulang kok tinggal nungguin yang dibungkus "_Naumi

" ya udah take care.. "_Kevin

" in syaa Allah, you too "_Naumi

Sahabat-sahabat Naumi dari tadi nggak ada yang bicara selama Naumi menerima telfon, mereka semua penuh tanda tanya siapa yang barusan menelfon Naumi sebab Naumi sedikitpun tidak menyebut namanya.

" mm dari siapa Nau " tanya elang penasaran

" adaa deeh, kepo yaaaa?" Naumi nggak mau menjawab pertanyaan elang.

Serly merasa ada yang aneh sama Naumi karena dia melihat Naumi seperti nya lagi senang dan senyuman nya tak berhenti sehabis terima telfon tadi.

Akhirnya Naumi pulang dan kembali berkutat dengan buku-buku yang harus dikuasainya agar nilainya diwaktu kelulusan bisa membuat bangga ayah dan ibunya.

Sehabis maghrib Naumi mengajak kak sinta masuk ke kamarnya, dan duduk diatas tempat tidur, dia lalu bercerita tentang seorang Kevin yang baru dikenalnya dengan panjang lebar sampai masalah nomor ujian Naumi yang diambil duluan oleh Kevin dan terus berkarya mengajaknya nikahan, kak sinta lalu tertawa sesaat tetapi sehabis itu dia seperti bingung sambil memijit-mijit pelipisnya.

Akhirnya sinta bicara bahwa laki-laki itu pasti sudah gila tidak ada orang baru bertemu langsung melamar kalau bukan gila apalagi namanya yaaa gila cinta alias cinta buta pandangan pertama. Namun sinta menarik kesimpulan jika Kevin bukan orang sembarangan karena dia dengan gampang mengatur seorang kepala sekolah.

Akhirnya sinta bertanya siapa nama aslinya Kevin dan dimana dia bekerja, Naumi bukannya menjawab tetapi malah beranjak berjalan dan mengambil ransel sekolahnya lalu mengeluarkan sebuah kotak pemberian dari Kevin

"tadi sebelum Kevin kembali balik ke padang dia memberiku hadiah dan dia menyiruhku selalu memakainya tapi aku belum tau apa isi kotak itu kak" terang Naumi

Akhirnya dengan perlahan Naumi membuka kotak itu seketika itu juga mereka berdua menjerit

"aaaaaaa"

Mereka berdua kaget melihat benda yang dipegang sama Naumi saking kerasnya teriakan mereka berdua ibu aisah datang tergesa-gesa masuk ke kamar Naumi dan matanya melotot melihat benda yang dipegang oleh Naumi.

Semua diam dan melongo ke arah benda yang sama yaitu sesuatu yang ada ditangan Naumi.

Ibu berjalan semakin mendekat dan meraih benda yang dipegang sama Naumi

"dari mana kamu mendapatkan ini naaak?" tanya ibu aisah dengan penasaran

"itu hadiah dari tuan Kevin bu" jawab Naumi

"apa tuan? Kok kamu memanggilnya tuan, apa dia udah bapak-bapak?" selidik sinta pada adiknya

"tapi kenapa tuan Kevin memberimu hadiah, apa hubungan mu dengan orang itu?" ibu masih bertanya

"tunggu dulu bu siapa tuan Kevin?" tanya sinta sudah tak sabar

"dia CEO MTL GROUP yang ada di kota padang" jawab ibu

"what??" sinta seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.

avataravatar
Next chapter