21 Siapa?

Tapi, siapa Leandra sebenarnya?

jika masa kecilnya di gambarkan abu-abu gelap, maka masa dewasanya berubah drastis luar biasa. Dia bukan lagi si pendiam yang kalau ditanya guru fisika, pemotong kuku berdasarkan titik tumpu merupakan jenis pesawat sederhana golongan ke berapa? dia akan sibuk mencari ingatan tentang yang mana benda yang disebut pemotong kuku, alih-alih mencari tahu golongan keberapa dalam pesawat sederhana.

Atau kalau diminta menuliskan tanggal kelahiran pada selembar formulir, dia bakal menyambar handphone dan bertanya pada pak didin. seorang sopir yang ternyata selama masa sekolah menengah atas berjaga menunggunya di depan gerbang sekolah.

mobilnya terparkir agak jauh tapi pak didin selalu setia menunggui pemuda itu di warung-warung yang berjejer rapi depan sekolah. lebih dari itu dia kadang ikut bantu-bantu di sana saking bosannya menunggu anak majikannya selesai mendapatkan pelajaran sekolah.

Jauh melintasi detik, menit, hari menjadi tahun. Leandra dewasa berubah total kala dia menjadi anak sekolah menengah atas.

dan lebih parah ketika memasuki masa kuliah, Martin dan Nana tidak ingat kapan mulainya, yang pasti sejak dia mulai mengingat semua benda dia menjadi sangat hobi membaca dan cerdas. tapi tiba-tiba dia memilih menjadi bodoh dengan malas bersekolah kabur-kaburan lalu memacari banyak gadis yang suka dengan wajah tampannya. tentu saja termasuk suka dengan isi dompetnya.

lalu semua itu belum usai sampai akhirnya dia kabur sungguhan dari rumahnya. bukan sekedar kabur dari jam mata pelajaran seperti masa Sekolah Menengah Atas atau masa kuliahnya. '

Dalam sekali waktu pemuda dengan paras campuran indonesia yang berasal dari sang kakek, bos Baz si nyentrik tajir melintir itu dan neneknya yang konon sudah meninggal sejak lama.

jangankan neneknya, ibu Leandra juga telah berpulang, entah sejak kapan, Leandra tak bisa bahkan tak ingat kapan ibunya meninggal, karena apa? dan saat dia berumur berapa?.

Dia mengenal ibunya lewat foto, perempuan cantik dengan bulu mata lentik mirip Leandra.

***

"kamu mau aku gantikan?" sekali lagi Martin bertanya pada Leandra, dan pemuda itu konsisten menggelengkan kepalanya. dia tidak mau digantikan sebab Leandra tahu Martin ialah seseorang yang memiliki integritas tinggi dalam hal mematuhi aturan.

andai sewaktu-waktu kumpulan mobil hitam yang memburunya itu kembali datang, mustahil martin akan melabas lampu merah apa lagi melintas dengan kecepatan tinggi.

jalan raya A yani yang terkenal akan ukuran lebarnya, dan tentu saja keasrian khas Surabaya telah mereka lalui. Sejalan kemudian mobil berbelok ke kanan selepas deretan mall yang menjulang, Toyota Rush menuju salah satu kawasan perumahan tak jauh dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan perguruan tinggi unggulan bidang sains dan teknologi di Indonesia. Dan salah satu saudara Martin dosen di sana.

satu-satunya keluarga martin yang tidak bekerja di bidang kedokteran adalah kakak nomor dua. martin ialah anak bungsu dari empat saudara di mana dua dari mereka telah menyandang status dokter dan satu ialah dosen di sebuah perguruan tinggi bergengsi.

untuk itu standar kesuksesan martin sangat tinggi, lebih tinggi dari siapa pun dalam lingkaran pertemanan mereka.

Dia harus menjadi dokter, atau gagal. Bukan sekedar dokter biasa, saat nanti dia bekerja dirinya juga perlu memiliki popularitas setara kakak-kakaknya. hidupnya sudah penuh beban sejak dia menghirup nafas.

Hidup dalam buku-buku tebal sejak kecil dan menjaga nilai diri sejak belia dan perlu diketahui dia begitu anti melanggar aturan apa pun sebab pemuda ini takut nilai dirinya akan turun sekian persen. pribadi spektakuler sekaligus menyedihkan secara bersamaan.

Sedangkan nana? gadis ini kabarnya keturunan seorang habib dengan panggilan habibah. Dalam keseharian dia memiliki banyak aturan tak tertulis, dia tidak akan tertawa keras sebab itu dilarang. tidak menyentuh lawan jenis sebab hal itu juga tak diperkenankan.

sayangnya semua itu hanya terjadi di luar pertemanan inti. dalam lingkaran yang lebih erat nana akan menjelma menjadi gadis cerewet keras kepala dan tentu saja jika dia merasa terzolimi dia bisa bergulat hebat bahkan main fisik.

pernah, suatu ketika Leandra tanpa sengaja merusak benda kesayangannya. lepak pensilnya pecak sebab leandra meminjam isinya tapi mengembalikan dengan sembarangan hingga benda itu jatuh.

berawal dari perang mulut, nana yang pada akhirnya kalah berdebat dengan leandra yang selalu enggan minta maaf berakhir dengan meninju wajahnya lalu mereka berdua bergulat dalam artian sesungguhnya.

hari itu adalah musim awal sekolah menengah atas dan sejak itulah permusuhan mereka mengakar hingga sekarang. untuk itu sedekat apa pun leandra dan nana, martin tahu keduanya bisa adu jotos kapan saja andai terjadi perselisihan yang tak bisa diselesaikan dengan kata-kata.

***

kini mobil sudah melintasi bundaran yang salah satu sisinya bertuliskan ITS dan tak jauh dari situ jejeran rumah berukuran besar berbaris.

Martin menepuk pundak leandra, memberi kode untuk memelankan laju mobilnya. Tak lama dia meminta leandra menghentikan mobil dan lelaki berkulit bersih itu turun. Dia mendekati bel pintu. Akan tetapi sebelum sempat di pencet petugas yang berjaga membuka lebar pintu gerbang dan memberi akses leandra untuk melajukan mobil memasuki pelataran rumah yang di jaga dua satpam.

Prof. Manuel Samin Wicaksono, M.Eng., Ph.D. Konstruksi Perkapalan.

Fotonya terpajang di ruang tamu, bijaksana dan elegan kesannya. Tapi di mata Leandra dia agaknya cukup narsis.

Martin masih di luar, dia bernegosiasi dengan salah satu penjaga rumah kakaknya sepertinya salah satu dari mereka harus mengantar Nana sampai kampung Arab yang letaknya dekat dengan masjid ternama sunan Ampel, agak jauh memang.

"Sudah. Masuk aja dulu!" Ini suara martin meminta Nana.

"Nggak, ah, aku udah di tanya sama umi, nyampai mana, dari pada nanti dia uring-uringan, aku naik go car aja," gadis itu berbicara cepat dengan tempo dan logat khas, ceriwis yang sering kali bikin gemas sebab di barengi dengan keras kepala luar biasa.

"Terserah lho!" Martin kesal juga akhirnya. Membiarkan gadis itu menunggu di depan pintu gerbang, go car yang entah kapan bakal datang menjemputnya itu.

"Sudah datang rupanya," pria berwajah serupa dengan foto yang terpajang di atas kursi kulit Itali ini muncul di hadapan Leandra.

Tak lama dia mendekat dan menyalami Leandra.

Dia lebih tua dari gambar yang terpampang besar itu.

"Mana Martin?"

Leandra menoleh ke arah luar memberi tahu adik lelaki ini masih di halaman.

"Ada yang menunggumu di dalam, masuklah, seseorang sangat ingin berjumpa dengan mu?"

'siapa?' batin Leandra bingung.

_______________________

Hello sahabat, bantu saya dengan memberi komentar terbaik anda

Masukan pada perpustakaan

Peringatan! Jika buku ini berhenti update DM saya di Instagram

Sampai jumpa di hari yang indah

Nama Pena: dewisetyaningrat

IG & FB: @bluehadyan

Discord: bluehadyan#7481

avataravatar
Next chapter