1 Prolog

"Vio, aku gak mau kamu tinggal," rengek seorang gadis yang berusaha di dengarkan oleh gadis satunya.

"Vio. Aku bisa menjelaskan." Violet masih acuh, ia melihat ke arah depan, membelakangi gadis yang tengah merengek padanya. Dipelupuk matanya telah mengalir air mata, Ninda menangis dan terduduk ditanah, ia melihat Violet dari bawah sana.

"Aku tidak bisa Nin. Hati aku udah sakit banget. Kamu tahu, kan?"

"Vi, aku mohon."

"Pergilah,"

"Vi ..."

"Lagipula, aku sudah menyukai oranglain."

"Vi...? Apa kamu yakin?"

Violet mengangguk, membenarkan. Walaupun ia membelakangi, tapi gadis tersebut masih bisa melihat gerakan penolakan itu.

"Kamu jahat, Vi." Ninda kemudian berlari masih dengan sesenggukan dan meninggalkan Violet yang masih berdiri mematung dibelakang gedung sekolahan.

"Maaf, Nin. Tapi aku memang tidak pantas untukmu," gumamnya, wajahnya memanas, air matanya hampir jatuh bersamaan dengan helaan napas.

Violet akhirnya menoleh kebelakang, ia terdiam.

"Kamu ngapain disini?" tanya Violet

"Emangnya gak boleh?" jawab seorang gadis yang sedang membawa tong sampah ditangannya.

"Kamu dengar percakapan kami tadi, kan?" Gadis itu mengangguk santai. Kemudian bilang, "Lesbian?"

"Kamu gak takut?" Pertanyaan malah dijawab balik dengan pertanyaan. Violet mengerutkan alisnya.

"Takut apa?"

"Ketularan."

"Emangnya, nular?"

"Mungkin."

"Kalo nular, ntar palingan aku sukanya sama kamu."

"Dih, gak bakal. Violet." Violet menjulurkan tangannya, bermaksud menyalami gadis yang hanya dua langkah di hadapannya.

"Warda, kelas sebelas. Tanganku kotor."

"Oh, okey. Adik kelas aku berarti,"

"Emm..."

avataravatar
Next chapter