1 1

"Pergi kamu dari rumahku!! Jangan harap kamu bisa menginjakan kakimu di rumah ini lagi!!" seru wanita paruh baya dengan nada tinggi.

"Maaf ma.. Freya janji akan nurutin perintah mama.. Jangan usir Freya ma.. Freya mohon.." sambil berlutut memohon kepada wanita itu.

Gadis itu bernama Freya Mislav. Dia baru berumur 18 tahun. Ibunya sudah meninggal saat Freya masih 10 tahun. Ayahnya, Frederic Mislav pun menikah lagi, dari pernikahaan ayahnya yang baru, Freya mendapatkan Ibu dan saudara tiri. Seperti kata orang-orang ibu tiri sangatlah kejam kepada anak tirinya. Ya benar adanya, saat bersama dengan ayahnya, ibu tiri Freya sangatlah baik kepada Freya. Tapi saat ayahnya pergi kerja, Freya disiksa dan sering kali disalahkan walaupun Freya tidak bersalah. Bukan hanya ibu tirinya yang jahat kepada Freya, saudara tirinya pun jahat kepada Freya. Barang-barang hadiah dari ayahnya diambil semua oleh saudara tirinya. Segala milik Freya harus ia relakan di ambil paksa oleh saudara tirinya itu.

Ayah Freya yang baru saja meninggal dan harus meninggalkan Freya sendirian. Ibu tirinya yang tidak pernah suka dengan Freya pun diusirnya pergi. Harta warisan ayahnya pun diambil oleh ibu dan saudara tirinya. Walau perusahaan ayahnya tak terlalu besar tetapi jika bisa dikelolah dengan baik maka perusahaan ayahnya itu akan bisa lebih besar lagi.

"Sudah ma.. Panggil aja satpam buat usir dia." ucap sinis Shura saudara tiri Freya

"Ampun ma tolong jangan ma.. Freya jadi pembantu juga gak apa-apa ma.. Freya mohon jangan usir Freya.." tetap bersujut dan memegang kaki ibu tirinya.

"Jadi pembantu rumah ini?? Huh.. Jangan harap saya mau punya pembantu kaya kamu!! PERGI DARI SINI!!" sambil mendorong Freya hingga terjatuh kelantai

"Hahahahaha.. Sudah sana pergi.. Gak ada yang mau kamu tetap disini.." sambil meninggalkan Freya di depan pintu yang ditutup Shura

"Aku harus pergi kemana sekarang??" dengan sedih dan sakit yang tak terlihat, Freya pergi dari rumah dimana ia di besarkan dulu. Rumah yang penuh kenangan akan Ibu dan Ayahnya dulu.

Tak hentinya air mata Freya turun membasahi pipinya. Freya terus berjalan lurus tak tahu mau kemana. Ia diusir dari rumahnya, tanpa membawa apapun. Bulan pun menampakkan dirinya, Freya kedinginan, dan belum juga makan dari siang tadi. Karena tadi siang Freya disuruh membersihan rumahnya yang luas dan tidak diberikan makanan kepadanya. Tidak ada seorang pun yang dapat membantunya, walaupun para pembantu sangat kasian dengan kondisi Freya, tetap saja mereka tidak bisa membantah Ibu tirinya. Jika mereka berani membantunya maka mereka akan di pecat tanpa ampun oleh ibu tiri.

Freya terhenti di halte, ia duduk sambil memeluk dirinya yang kedinginan. Malam itu cuaca sangatlah dingin, Freya hanya memakai baju kaos dan celana olahraga. Freya tidak memiliki baju yang bagus, semua bajunya telah diambil Shura. Freya hanya baju bekas yang masih layak pakai dari Shura.

Freya yang sudah kelaparan dan kedinginan membuat kondisinya semakin lemah. Freya tidak sadarkan diri di halte tersebut. Tak lama muncullah seorang wanita paruh baya menemukan Freya. Freya dibawa wanita itu kerumahnya.

"Ma.. Aku mohon ma.. Jangan usir Freya ma.." ucap lirih Freya dalam mimpi

"Jadi nama anak ini Freya." batin wanita itu

Freya pun sadar terbangun dari mimpi buruknya. Saat membuka mata Freya terkejut, ia menemukan dirinya terbaring di kamar mewah nan indah. Kamar tersebut dihias dengan warna putih dan ornamen kamar tersebut khusus untuk anak perempuan.

"Kamu sudah bangun nak?" ucap wanita itu sambil memegang tangan Freya

"Maaf nyonya. Saya sudah merepotkan anda." ucap sopan Freya takut ia merepotkan wanita itu

"Tidak perlu sungkan nak. Panggil saja saya tante. Nama tante Danica Marvin."

"Baik tante.. Maaf tante saya Freya Mislav." Freya memperkenalkan diri

"Freya kamu kenapa bisa pingsan di halte nak? Malam-malam kenapa kamu keluar dengan pakaian tipis?" tanya Danica

"Saya diusir tante dari rumah." air matanya pun mulai menetes lagi

"Diusir nak?? Kenapa kamu diusir?"

Freya pun menjelaskan kondisi kenapa ia bisa diusir oleh ibu dan saudara tirinya. Mendengar hal itu membuat Danica terenyuh. Ia sangat kasihan dengan Freya, orang tuanya sudah meninggal dan hartanya pun di rampas oleh ibu tirinya.

"Freya, kamu sekarang tinggal dengan tante ya disini." ajak Danica

Danica pun tinggal dirumah itu sendirian. Ia tidak menikah dan mempunyai anak. Danica hidup sendrian dan hanya bekerja yang ia lakukan sejak masih muda. Danica seorang Direktur perusahaan Marvin's Group. Perusahaan ini terbilang cukup terkenal dan perusahaan ini sudah mempunya banyak cabang di seluruh dunia. Walau Danica termasuk orang paling kaya, sikap Danica yang baik tidak pernah sombong. Banyak karyawan yang bekerja denganya sangat bahagia dan sangat menyukai Danica.

Ajakan Danica ini membuat Freya tidak enak, karena ia bisa saja menyusahkan Danica nantinya. Freya merasa hidupnya hanya menyusahkan orang-orang di sekelilinya. Sikap Freya ini muncul karena bullyan dari ibunya dan Shura.

"Tidak usah tante. Saya akan pergi dari sini. Saya juga gak mau nyusahin tante dengan adanya saya disini." sambil turun dari ranjang

"Memangnya kamu mau kemana Rey? Kamu diusir dari rumahmu sendiri. Ini masih malam, dan kamu perempuan. Mana ada perempuan keluar malam hari?" tegas Danica

Memikirkan ucapan Danica yang ada benarnya, bagaimana bisa seorang perempuan keluar malam-malam kecuali wanita panggilan dan yang ada ia kenapa-napa dan banya pikiran negatif yang muncul di otak Freya.

"Kalau gitu gini aja. Apakah kamu mau jadi anak tante?"

"Aku jadi anak tante?" tanya Freya bingung

"Ya, jadi anak tante. Tante tidak punya siapa-siapa dirumah ini dan lagi pula kamu bisa menemani tante dirumah ini. Kamu mau ya Rey?" pinta Danica

"Baiklah tante. Aku mau jadi anak tante." seru Freya mengangguk setuju

"Panggilnya jangan tante lagi okeh.. Sekarang kamu hanya boleh panggil mama"

"Iya ma. Freya akan nurut sama mama." sambil memeluk Ibu barunya.

Danica sangat senang dengan Freya mau menjadi anaknya. Danica akhirnya bisa mempunyai anak walaupun hanya anak angkat. Keesokan harinya Danica meminta seketarisnya untuk mengurus surat-surat mengangkat anak dan memasukan Freya kedalam kartu keluarganya.

Freya sangatlah bahagia dengan Danica. Freya dapat melanjutkan sekolahnya yang sempat terhenti oleh ibu tirinya. Freya sangatlah pintar, ia dapat juara dan nilai yang melebihi nilai rata-rata sekolahnya. Freya juga mendapatkan beasiswa kuliah di universitas terkenal di kotanya, karena tidak mau menyusahkan Danica mengeluarkan uang untuk kuliahnya. Freya merasa bersyukur bahwa hidupnya yang dulu sangatlah menderita tapi setelah bertemu dengan mama Danica, ia sangat senang.

Walau kehidupannya sudah sangat bahagia tapi tetap saja ada orang yang sirik kepada Freya. Freya tidaklah peduli apa kata orang karena ia dan Tuhanlah yang tau bagaimana masa depannya nanti.

Danica yang kini sudah berumur pun ingin meneruskan perusahaannya kepada Freya. Karena Freya baru masuk untuk tugas akhir kuliahnya atau skripsi akhir, maka Danica pun mengundurkan jadwal pensiunnya. Freya sering diajak keperusahaannya untuk belajar cara mengurus perusahaan. Freya pun bisa menyelesaikan tugas perusahaannya dengan baik, Danica pun merasa lega karena Freya bisa meneruskan perusahaannya.

Akhirnya Freya pun lulus dari kuliahnya, dan sekarang ia bekerja di perusahaan Danica sebagai penerus. Masih banyak yang harus Freya pelajari. Saat ia merasa stuck atau tidak dapat menyelesaikannya maka ia meminta bantuan Danica sebagai guru perusahaan. Danica sangatlah bahagia dengan Freya yang mau belajar dan mau mengembangkan perusahaannya.

Freya telah menjadi Direktur perusahaan Danica di umur 22 tahun. Memang umur Freya masih muda tapi hasil kerjanya yang sangat memberikan keuntungan perusahaan membuat para pemegang saham tidak dapat berkutik didepannya.

Danica ingin melihat Freya memiliki pasangan, pasalnya Freya tidak terlihat memiliki pacar atau membawa teman pria kerumah. Danica khawatir Freya akan menjadi sepertinya yang tidak menikah. Walaupun Danica beruntung dapat memiliki Freya sebagai anaknya, tapi kita tidak tahu bagaimana kedepannya Freya seperti apa jika ia tidak ada lagi didunia ini.

avataravatar
Next chapter