webnovel

Sekumpulan orang aneh

"Dia sudah bangun, Panggil ketua!"

Kepala Ellina terasa pening, Sekujur tubuhnya mendadak lemas dan mati rasa. Ellina berusaha menormalkan penglihatannya, Hingga kini nampak sekeliling orang dalam balutan pakaian aneh, Melirik kearahnya.

Ellina segera menutup tubuhnya dengan kain dengan tekstur kasar dan berwarna usang. Dia pikir, orang-orang ini akan menelanjanginya, Namun, salah satu dari mereka tiba-tiba saja berucap aneh.

"Dia dewi! Dia dewi!" Ellina mengernyit, tampilannya bahkan berantakan saat ini. Kenapa, mereka berteriak tidak jelas dan mengatakan kalau Ellina adalah seorang dewi.

Ellina memperhatikan sekitar ruangan ini, Ellina yakin, tempat ini mirip seperti rumah pohon. Terbukti, dahan yang kokoh terlihat begitu Ellina menatap keluar jendela.

Perempuan itu sangat sibuk mengamati keadaan sekitar, sampai tidak menyadari kalau seseorang yang mereka panggil sebagai ketua itu datang dari balik kelambu yang teebuat dari serat benang tipis.

"Dia sudah sadar." Ucap salah satu dari mereka, Ellina tampak terganggu dengan ucapan itu.

"Jangan mendekat!" Ellina berucap histeris ketika, Pria yang sama halnya mengenakan pakaian aneh, bahkan lebih aneh dengan sesuatu yang mirip mahkota daun dikepalanya.

Pria itu tampak tak peduli, Wajahnya datar dan tegas. Ellina tidak berani berkutik setelahnya.

"Siapkan malam pernikahan kami." Satu ucapan yang sukses membuat Ellina melongo tak percaya.

"TIDAK!"

6 Jam sebelumnya...

Suara alunan musik yang keras membuat Ellina yang tengah menikmati segelas anggur, ikut menari,   mendengarkan alunan musik yang berdentum keras.

Karirnya tengah melejit, Ellina bisa membuktikan pada semua orang yang pernah mencemoohnya. Ellina sekarang bukan sembarang orang, yang bisa mereka perlakukan seenak jidat.

Ellina Jazzly, Bahkan seluruh negri sudah mengetahui siapa itu Ellina Jazzly. Berkat film yang ia bintangi dan berhasil menduduki peringkat pertama dalam berbagai acara penghargaan, membuat namanya semakin melambung tinggi.

"Hentikan Ellina, Jangan terlalu banyak minum. Kau lupa? Kau itu peminum yang payah!" Ellina mendelik kearah perempuan berambut pendek itu.

"Kau tidak tau apa-apa Yorsa, Kau lupa kalau aku itu wanita tahan banting?" Yorsa, perempuan yang lebih tua 2 tahun darinya. Yang selalu menemani Ellina dikala susah dan senang, Dan sekarang menjabat menjadi manajer Ellina.

"Hentikan, Kau tidak tau berapa pasang mata yang melihatmu sekarang." Yorsa mendekat kearah Ellina, berbisik pelan. Memberikan kode kepada perempuan berdarah tionghoa-barat itu.

"Apalagi?!" Ellina mendengus, seakan anggur menguasai dirinya. Ellina tidak peduli dengan ucapan Yorsa. Kali ini, Yorsa jengah, membiarkan Ellina berdansa seperti orang gila ditengah keramaian sana.

Ellina baru saja pulang dari acara penghargaan film, dan sekarang? Lihat, bagaimana wanita itu kembali berulah dan memberikan Yorsa masalah baru.

Yorsa tampak khawatir, para pria berdatangan berdansa bersama Ellina. Wanita itu sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, Untung saja bar ini tidak memberikan akses bagi wartawan yang ingin masuk.

"Hei nona, Aku ingin berdansa denganmu." Ucap salah satu pria yang menurut Ellina, Jelek.

"Bagaimana denganku? Bukankah aku lebih tampan dari dirinya? Ah, bagaimana kalau setelah berdansa kita minum bersama diruangan VIP?" Yorsa mendecih.

Ellina manyun, "Kalian berdua brengsek! Aku mau berdansa sendiri, lihat, kalian tidak setampan Leonardo Davinci, Ck, sudah berani mengajakku untuk tidur bersama." Jawaban Ellina membuat Yorsa mengurut kepala jengah.

Kedua pria itu tampak tersinggung, "Rasakan itu!" Yorsa mengamati dari kejauhan, terkekeh melihat kedua pria itu yang langsung pergi.

"Ellina memang cocok menjadi pengusir orang." Yorsa menggeleng pelan.

Beberapa jam kemudian, Yorsa menatap Ellina jengkel. Sudah ia duga hal ini bakal terjadi, "Lihat? Bagaimana  dan semabuk apa dirimu sekarang?" Yorsa berdecih.

Ellina terus berjoget ria, bahkan saat didalam mobil. Ia tidak membiarkan Yorsa mengganti lagu yang diputar. Mobil terasa ribut dan bergoyang, ketika Ellina mulai kesetanan.

Yorsa mendelik, "Lantas, bagaimana kamu akan pulang sekarang?"

Ellina menghentikan aksinya, lalu menatap Yorsa sekilas, "Oh, pak tua itu? Tenang saja, dia sudah punya dua selir. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Setelah itu Ellina terkikik.

Yorsa melajukan mobilnya, tiba-tiba saja mobil yang mereka tumpangi berhenti. Bahkan ketika Yorsa mulai menyalakan kembali, mobil itu tidak mau jalan.

Yorsa menghela nafas lelah, untungnya mereka berhenti disebuah minimarket terdekat. Yorsa yang hendak membeli beberapa minum dan makanan, Segera keluar sembari membawa tas selempangnya.

Membiarkan Ellina didalam mobil, Yorsa kira Ellina tidak akan nekat. Tapi ternyata dugaannya salah, Ellina berani melajukan mobilnya, meninggalkan Yorsa yang mengumpat melihat hal itu.

"ELLINA SIALAN!" Teriaknya frustasi, melihat mobil berwarna silver itu menjauh.

Yorsa tidak tinggal diam, ia segera menghubungi Vernon. Mengingat, Ellina membawa mobil dalam keadaan mabuk.

"Oh tuhan! Apa yang akan terjadi setelah ini?"

Sementara itu, Ellina yang tengah membawa mobil dalam kondisi mabuk, malah hilang kendali. Ellina tetap membiarkan musik menyala dengan volume keras.

Tidak peduli berapa truk dan mobil yang membunyikan klakson untuknya. Bahkan salah satu dari mereka adalah seorang wartawan yang berhasil menangkap gambar mobil Ellina. Lihat! Betapa sialnya wanita itu sekarang.

Laju mobil terus dalam kecepatan tinggi, Ellina tidak peduli dimana ia berada saat ini. Terlalu banyak pikiran yang harus ia refund sekarang.

Dari arah yang berlawanan, Truk pengangkut semen membunyikan klakson, membuat Ellina terkejut dan banting stir.

Mobilnya tiba-tiba hilang kendali dan melewati batas jalan. Hingga mobil itu beserta dirinya, terjun kejurang yang dalam dan berkabut.

###

"Ah sial!" Ellina beberapa kali merutuki dirinya. Mengapa dia begitu ceroboh? Dan lagi, Siapa orang-orang aneh yang selalu menyebut namanya Dewi?

Muka mereka bahkan dicoret-coret, Sungguh! Ellina tidak tahan berada ditempat ini.

"Dewi, Kau belum makan apapun hari ini? Bagaimana kalau juru masak terbaik desa kami memasakkanmu makanan?" Ellina mengernyit, saat salah satu pria mencoba menawarkannya makanan.

Ellina memegang perutnya yang terasa kosong. Memang benar, Ellina belum makan. Tapi, Apa yang bisa ia makan saat ini? Haruskah ia mempercayai orang-orang aneh yang menyebutnya Dewi?

"Sebut saja apa yang Dewi inginkan, Babi, Kodok, Atau kelinci." Ellina bergidik mendengar itu.

Seumur hidup dia tidak pernah memakan hal itu selain babi. Bukankah, Perut babi sangat enak?

Ellina menggeleng, "Jangan memanggilku Dewi! Aku bukan dewi kalian, Aku manusia biasa sama seperti kalian." Ucap Ellina tegas.

Kedua pria yang sedang bersama Ellina, Tampak takjub mendengar ucapan perempuan itu.

"Dewi, Suaramu sangat merdu. Haruskah kami mendengarkan nyanyianmu saat pernikahan?"

"Bagaimana dengan lagu hulu hala?"

"Tidak! Aku rasa lagu itu tidak cocok untuk dewi kita, Bagaimana kalau Yorabe-rabe."

Ellina ingin menangis sekarang, Kenapa kedua pria itu mengucapkan sebuah kata aneh. Dan lagi, Apa itu lagu hulu hala dan yorabe-rabe.

Ellina ingin pulang saat ini juga...

"Dewi bagaimana kala--"

"NAMAKU BUKAN DEWI! NAMAKU ELLINA, DASAR ORANG ANEH!"

Next chapter