webnovel

EP. 049 - Mooi

Kapal Angkatan Laut Eldamanu, Tahun 1350

"BRUUKKK!" Grizelle terjatuh pingsan.

"Lha kok malah pingsan lagi?" kata seorang prajurit berbaju merah.

"Ya sudah, bawa lagi ke kamarnya!" perintah Jenderal Aiden yang kebetulan sedang makan di sana.

Seragam merah adalah seragam milik prajurit Eldamanu. Pemimpin tertinggi dari prajurit Eldamanu adalah Jenderal Aiden. Grizelle ingat bahwa pasukan seragam biru pernah bertempur melawan pasukan merah di dalam mimpinya. Lalu dia pingsan saat mengingatnya.

Seorang anak buah Jenderal Aiden membawa Grizelle kembali ke kamarnya. Grizelle baru bangun pada saat fajar menyingsing. Dia bangun saat merasa bahwa tempat tidurnya bergoyang-goyang. Entah mengapa di pagi ini, rasanya terlalu berat bagi Grizelle untuk membuka kedua matanya.

Grizelle segera mengusap kedua matanya. Eh… ternyata itu belek. Pantas saja matanya susah melek, ternyata ada belek yang jadi lem di matanya. Belek adalah campuran dari lendir, minyak, sel-sel kulit mati, air mata, dan debu yang terkumpul di sudut mata saat tidur. Grizelle segera membersihkan belek dengan jari telunjuknya.

Grizelle mulai membuka mata. Hal pertama yang terlihat olehnya adalah langit-langit kayu. Dia melihat ke kanan dan kiri. Di sana ada dinding kayu yang mengelilinginya. Di samping kirinya ada jendela. Grizelle bangun untuk mengintip kondisi luar jendela. Ternyata masih gelap dan dia berada di tengah lautan.

"Krucuk… krucuk… krucuk… ", perutnya berbunyi.

"Aku sudah lapar. Tapi masih di atas kapal", gumam Grizelle.

Grizelle berbalik badan. Ternyata di seberang ranjangnya ada meja. Di atas meja itu ada sepiring makanan dan segelas air minum. Dia segera mengambil piring dan gelas itu. Isi piring itu adalah nasi yang sudah dingin dan sebuah ikan panggang.

Grizelle kembali duduk di ranjangnya. Dia memilih minum dahulu untuk membersihkan mulutnya. Kemudian Grizelle mulai memakan nasi dinginnya sesuap demi sesuap. Dalam keadaan normal, seseorang akan muntah jika memakannya. Siapa yang mau makan nasi dingin? Namun Grizelle mengabaikanya. Bagi Grizelle yang kelaparan, nasi dingin dan ikan panggang yang hambar terasa sangat lezat dan nikmat.

"Cobalah untuk menerima masa lalumu. Walaupun pahit. Walaupun sakit. Cobalah juga untuk memaafkannya. Masa lalu itu untuk dimaafkan, bukan dilupakan", Grizelle teringat pesan kakek padanya. Kakek Oba dari Desa Springhill, Kerajaan Kepanu.

Sambil makan, Grizelle berusaha mencerna semua hal yang terjadi padanya. Dia amnesia dan lumpuh, lalu dirawat oleh Kakek Nenek, berjualan herbal, ditangkap sebagai warga illegal, jadi budak kapal bajak laut, lalu kapalnya tenggelam. Dia juga bermimpi tentang dirinya yang berseragam biru sedang bertempur dengan pasukan merah.

"Jika pasukan merah adalah orang yang ada di kapal ini. Lalu pasukan biru itu siapa? Apa benar aku adalah Ratu Alatariel Artanis Rin yang hilang ingatan? Apa nanti aku tanya ke orang-orang itu saja?" pikir Grizelle.

Tak terasa sambil melamun, makanan Grizelle cepat habis. Grizelle memandangi jendela. Ternyata matahari mulai terbit. Langit yang hitam berlahan berubah menjadi merah. Grizelle memandangi perubahan langit itu dari jendela yang berada di kamarnya.

"Sudah pagi, ya… Apa sebaiknya aku keluar saja untuk menyaksikan matahari terbit", ucap Grizelle pada dirinya sendiri.

Grizelle bangun lalu berdiri dari ranjangnya. Dia berjalan keluar kamar sambil membawa piring dan gelasnya. Grizelle menengok ke kanan dan ke kiri. Tidak ada orang di lorong depan kamarnya. Berbekal petunjuk yang tertempel di dinding lorong, Grizelle berhasil menemukan dapur dan kamar mandi.

Setelah mencuci piring dan mengembalikan ke tempat asalnya, Grizelle masuk ke kamar mandi. Kalau dipikir-pikir, sudah lebih dari seminggu dia tidak mandi. Yang dia lakukan hanyalah berendam di air laut saat tenggelam beberapa waktu lalu. Grizelle mencium tubuhnya, ternyata bau keringat asin air laut.

Untung di dekat kamar mandi ada sebuah jubah polos warna putih yang bersih. Jubah itu berwarna putih. Grizelle segera mengambil jubah itu dan membawanya ke kamar mandi. Kemudian Grizelle segera keramas, mandi, dan berganti pakaian. Cahaya tipis keluar dari tubuh Grizelle saat dia membuka pintu kamar mandi. Aura seorang ratu memang beda.

Grizelle segera keluar dari ruangan tempat dapur dan kamar mandi berada. Dia berjalan melewati sebuah lorong yang dihiasi lubang jendela berbaris di sisi samping kirinya. Grizelle berjalan sambil memandangi pemandangan di luar jendela. Ternyata langit sudah berubah menjadi jingga kekuningan.

Grizelle segera mempercepat langkahnya. Satu persatu tangga dia naiki. Sampailah Grizelle di dek utama yang tak beratap. Di sana, dia bisa memandangi matahari terbit di sisi kiri kapal. Pemandangan laut pagi yang indah terhampar 360 derajat di sekelilingnya. Grizelle memutar tubuhnya perlahan. Rasanya seakan ini pengalaman pertama melihat pemandangan laut saat surya terbit. Grizelle waktu seakan melambat saat dia berputar 360 derajat di tengah dek.

Grizelle terhipnotis dengan indahnya pemandangan pagi itu. Rasanya hanya ada dia, kapal, dan laut di dunia ini. Tak terasa, badan Grizelle bergerak sendiri ke tepi kapal. Grizelle memandangi matahari terbit sambil berpegangan pada pagar kapal.

"Hari masih terlalu pagi, Nona!" sebuah suara muncul membuyarkan lamunan Grizelle.

Grizelle yang kaget langsung menoleh ke belakang. Dia melihat seorang pria tinggi berjubah merah maroon berdiri di belakangnya. Wajah pria itu bersih tanpa cacat. Proporsi wajahnya sepertinya pas sesuai rasio emas. Grizelle sangat menikmati keindahan yang hakiki di depannya. Canggung, pria itu mencoba tersenyum pada Grizelle. Grizelle langsung salting dan memutar kepalanya ke depan.

Pria itu berjalan mendekat ke arah Grizelle. Suara langkah kaki pria itu terdengar di telinga Grizelle. Semakin dekat, jantungnya semakin berdegup tak karuan. Grizelle bingung harus melihat ke arah mana. Akhirnya dia hanya menarik napas panjang untuk menenangkan diri.

"Langitnya bagus, ya?" kata suara yang kini berada di samping kanannya.

Dunia di sekitar mereka membeku dalam sepersekian detik. Kedekatan mereka terasa luar biasa menggetarkan. Grizelle menghirup aroma parfum wangi pria di sampingnya. Dia bingung pilih yang mana. Pilih menikmati matahari terbit di depannya atau keindahan hakiki yang berdiri di sampingnya.

"Menurutmu, apa kebahagiaan terbesar di dunia ini?" kata pria itu.

"Entahlah. Hanya dengan berada di sini, dengan situasi sekarang, bersama seseorang seperti sekarang, dan di waktu sekarang, saya sudah bahagia. Sangat bahagia. Rasanya ini pengalaman pertama yang mungkin hanya akan ada sekali seumur hidup. Jadi aku benar-benar menikmati momen ini sepenuhnya", jawab Grizelle.

"Itu bagus. Merasa kebercukupan adalah kebahagiaan terbesar di dunia ini. Sama seperti yang kau katakan", jawab pria itu.

"Kamu perempuan yang tadi malam pingsan di ruang makan itu, kan?", tanya pria itu.

Grizelle yang menghadap ke depan kaget dengan pertanyaan itu. Dia segera menoleh ke arah pria itu. Grizelle melihat kembali wajahnya dengan seksama. Benar, pria yang di depannya ini adalah salah satu pria yang berada di ruang makan tadi malam.

"Iyaaa… " jawab Grizelle sambil menutupi wajahnya karena malu.